Anda di halaman 1dari 15

Pemeriksaan dan Tatalaksana Setelah Diagnosis

HIV Ditegakkan

• Setelah dinyatakan terinfeksi HIV maka pasien


perlu dirujuk ke layanan PDP untuk menjalankan
serangkaian layanan yang meliputi :
1. penilaian stadium klinis
2. penilaian imunologis dan
3. penilaian virologi.
• Hal tersebut dilakukan untuk :
- menentukan apakah pasien sudah memenuhi
syarat untuk terapi antiretroviral;
- menilai status supresi imun pasien;
- menentukan infeksi oportunistik yang pernah dan
sedang terjadi; dan
- menentukan paduan obat ARV yang sesuai.
Terapi Antiretroviral

• ARV atau antiretroviral adalah obat anti HIV yang


dapat menekan perkembangan HIV dalam tubuh.

• Terapi antiretroviral berarti mengobati infeksi HIV


dengan beberapa obat. ARV tidak membunuh
virus itu. Namun, ARV dapat melambatkan
pertumbuhan virus dan penyakit HIV.
Jenis- jenis Obat Antiretroviral
• Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)

menghambat terjadinya infeksi akut sel yang


rentan, tapi hanya sedikit berefek pada sel yang
telah terinfeksi HIV
• Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)

Bekerja pada HIV RT dan HBV RT dengan cara


menghentikan pembentukan rantai DNA virus.
• Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI)

menghambat aktivasi enzim reverse transcriptase


dengan cara berikatan di tempat yang dekat
dengan tempat aktif enzim dan menginduksi
perubahan konformasi pada situs aktif ini.
• Protease inhibitor (PI)

Menghambat penglepasan polipeptida prekursor


virus oleh enzim protease sehingga menghambat
maturasi virus, maka sel akan menghasilkan
partikel virus yang imatur dan tidak virulen.
• Viral entri inhibitor

mencegah pengikatan dan pemasukan HIV


dengan menghambat fusi virus ke sel.
Tujuan Terapi Antiretroviral

1) Menghentikan replikasi HIV


2) Memulihkan sistem imun dan
mengurangi terjadinya infeksi
oportunistik
3) Memperbaiki kualitas hidup
4) Menurunkan morbiditas dan mortalitas
karena infeksi HIV.
Cara Kerja Antiretroviral Terhadap Penyakit HIV
• Entry (Saat Masuk), HIV harus masuk ke dalam sel
T untuk dapat memulai kerjanya yang merusak.
• Early Replication : Sifat HIV adalah mengambil alih
mesin genetic sel T. Setelah bergabung dengan
sebuah sel, HIV menaburkan bahan-bahan
genetiknya ke dalam sel.
• Late Replication : HIV harus menggunting sel DNA
untuk kemudian memasukkan DNA nya sendiri ke
dalam guntingan tersebut dan menyambung
kembali helaian DNA.
• Assembly (Perakitan/Penyatuan) : Begitu HIV
mengambil alih bahan-bahan genetik sel, maka sel
akan diatur untuk membuat berbagai potongan
sebagai bahan untuk membuat virus baru.
Tatalaksana Pemberian Antiretroviral

• Setelah menentukan stadium klinis, pemeriksaan


jumlah CD4 adalah cara untuk menilai status
imunitas ODHA (orang dengan HIVAIDS).
Pemeriksaan CD4 melengkapi pemeriksaan klinis
untuk menentukan pasien yang memerlukan
pengobatan profilaksis infeksi opurtunistik dan
terapi antiretroviral.
Efek Samping Pemberian Obat Antiretroviral
Resistensi Antiretroviral
• HIV juga dapat menjadi resisten terhadap sejenis
obat bila tingkat darah obat tersebut terlalu
rendah untuk menghentikan reproduksi virus.
• Resistensi HIV terjadi apabila terjadi mutasi atau
perubahan pada struktur genetic HIV, sehingga HIV
menjadi kuat melawan obat antiretroviral (ARV).
• Perubahan kecil di dalam komposisi genetic sel
disebut “mutasi”. Mutasi sering terjadi pada HIV
karena cepatnya proses replikasi sel berlangsung
dan ketidak hadirannya mekanisme untuk
memperbaiki kesalahan.
• Mutasi menyebabkan HIV menjadi mampu
melawan obat ARV. Dengan kata lain, telah terjadi
resistensi HIV. Biasanya, mutasi terjadi di dalam sel
apabila terjadi kondisi tertentu atau disebabkan
oleh faktor tertentu.
• Ada dua macam tes resistensi yang tersedia, yaitu :
1. Genotypic Testing
2. Pheonotypic Testing
Keberhasilan Terapi Antiretroviral
• Keberhasilan terapi dapat dilihat dari tanda-tanda
klinis pasien yang membaik setelah terapi, salah
satunya infeksi oppurtunistik tidak terjadi.
• Pengobatan dikatakan sukses secara virulogik jika
tingkat RNA plasma HIV-1 berada di bawah 400
kopi/ml atau 50 kopi/ml setelah 6 bulan terapi. Jika
gagal, maka dapat dipertimbangkan untuk
mengganti regimen atau masuk ke terapi lini
kedua.

Anda mungkin juga menyukai