Anda di halaman 1dari 38

Pajak

Penghasilan
Pajak Perusahaan
Dipotong
PPh 23 atas Badan
penghasilan jasa
Memotong
PPh 21
atas gaji

PPN atas
PBB penyerahan
Penghasilan Meterai barang/jasa
BPHTB
Beban yang dapat dikurangkan Pajak Daerah
Penghasilan kena pajak
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal Lapor
Kredit pajak KPP
• Angsuran pajak (PPh25)
• Dipotong pihak lain (22,23) Setor
• Pajak luar negeri (24) Kas negara
Pajak kurang/lebih bayar (29/28
2
PAJAK dalam Perusahaan
 Pajak atas Penghasilan Perusahaan
 Dibayar langsung oleh perusahaan :
• Angsuran pajak (PPh 25)
• Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
 Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
 Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca  utang
pajak / pajak dibayar dimuka
 Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
 Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26)
 PPN  pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak
 Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak
dibayar dimuka
 Pajak Lainnya
 PBB, pajak daerah, PPnBM  beban
 Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
 Pajak Daerah
 Bea Materai

3
SUBYEK DAN OBJEK
PPh
Subjek PPh :
╬ Orang pribadi
╬ Warisan yang belum terbagi
╬ Badan
╬ Bentuk Usaha Tetap

Objek PPh = Penghasilan


UU PAJAK PENGHASILAN (UU 36/2008)
Perubahan keempat dari UU 7/1983

Subyek Pajak

Obyek Pajak
• Obyek; bukan obyek; pengurang dan bukan pengurang

Cara Menghitung Pajak


• Tarif, struktur modal, harga transaksi, revaluasi

Pelunasan pajak dalam Tahun Berjalan


• PPh 21; 22; 23; 24; 25

Perhitungan pajak akhir tahun


• PPh 28; PPh 29
5
Subjek Pajak
Pasal 2 Ayat (1 dan 1a)

Orang Pribadi (OP)

Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,


bersifat menggantikan yang berhak.

Badan
Bentuk usaha tetap (BUT), merupakan subyek pajak
yang perlakuan pajaknya dipersamakan dengan
subyek pajak badan.
6
Definisi Penghasilan
Pasal 4 Ayat (1)

Merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis


yang:
- Diterima atau diperoleh wajib pajak.
- Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia.
- Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak.

Dengan nama dan dalam bentuk apapun

7
Rekonsiliasi Fiskal

- Wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan

- KUP pasal 28 ayat (1), wajib pajak orang pribadi


yang melakukan usaha atau pekerjaan bebas dan
semua wajib pajak badan wajib menyelenggarakan
pembukuan,

- Kecuali wajib pajak orang pribadi tersebut


diperbolehkan menghitung penghasilan neto
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto (NPPN). omzetnya tidak melebihi Rp4,8 milyar
setahun (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
pasal 14 ayat 2
Bagan PPh Badan
Luar Pembayaran dari LN Pembayaran ke LN
Negeri Pasal 24 Pasal 26
Indonesia
Biaya Penghasilan
WAJIB PAJAK
BADAN

Laporan Laba / Rugi


Penghasilan xxx Pasal 4
Ps 6 & 9 Biaya (xxx)
Laba xxx
Pasal 4(2) Final Koreksi Fiskal xxx Pasal 9
& 4(3) Non Objek
Penghasilan Kena Pajak xxx
Pajak Terutang xxx
Pasal 22, Pasal 17
Kredit Pajak (xxx)
23, 24, 25
PPh KB/LB/N xxx Ps 29/28A
Penyebab Perbedaan

a. Penghasilan yang bukan objek pajak

b. Penghasilan yang sudah dikenakan pajak bersifat


final

c. Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan untuk


tujuan perpajakan
Koreksi Fiskal

Koreksi fiskal positif adalah koreksi fiskal yang


menambah besarnya penghasilan neto fiskal.

Koreksi fiskal negatif adalah koreksi fiskal yang


mengurangi besarnya penghasilan neto fiskal

Koreksi fiskal beda tetap adalah koreksi fiskal yang


menyebabkan perbedaan besarnya laba (rugi) komersial
dan laba (rugi) fiskal secara permanen

Koreksi fiskal beda waktu adalah koreksi fiskal yang


menyebabkan perbedaan besarnya laba (rugi) komersial
dan laba (rugi) fiskal untuk sementara waktu saja
CONTOH

PENYUSUNAN SPT PT BAYU ELECTRONIC

Pada kolom koreksi fiskal terdapat kode angka dan huruf.


Kode tersebut mengacu Lampiran I SPT 1771, karena
koreksi fiskal tersebut akan dilaporkan pada SPT.
Sebagai contoh, retur penjualan dilakukan koreksi fiskal
positif sebesar Rp750.000.000 dengan kode 5b, yaitu
pembentukan atau pemupukan dana cadangan
CONTOH
CONTOH
CONTOH
CONTOH
CONTOH
PENYUSUTAN
PENYUSUTAN
CONTOH
CONTOH
CONTOH
CONTOH
Ringkasan Rekonsiliasi Fiskal
Landasan Hukum:
Pasal 25 UU PPh
PMK No. 208/ PMK.03/ 2009
Keputusan Dirjen Pajak No. KEP.537/ PJ./ 2000

LOGO
Definisi

Angsuran PPh yang harus dibayar sendiri oleh WP


untuk setiap bulan pada tahun berjalan.

Angsuran PPh 25 dapat dijadikan kredit pajak


terhadap pajak terutang atas seluruh penghasilan WP
di akhir tahun pajak yang diaporkan dalam SPT
Tahunan PPh.

Merupakan salah satu penentu nilai pajak kurang


(lebih) bayar.
27
Cara Penghitungan
Pajak terutang
sesuai SPT.

Kredit pajak • Kredit PPh 21, 22, 23 (Bagi OP)


• Dikurangi dalam negeri. • Kredit PPh 22, 23 (Bagi Badan)

Kredit pajak luar


• Dikurangi negeri (PPh 24).

• Sama Angsuran PPh


Dengan 25 per tahun.

Angsuran PPh
• Dibagi 12 25 per bulan.

28
Ilustrasi
SPT PPh tahun 2011 milik Yudhistira menunjukkan bahwa pajak
penghasilan yang terutang sebesar Rp 75.000.000,00. Pajak penghasilan
Yudhistira telah dipotong oleh pemberi kerja (PPh 21) sebesar Rp
25.000.000,00, dipungut oleh pihak lain (PPh 22 dan 23) sebesar Rp
37.500.000,00, dan pajak LN yang dapat dia kreditkan sebesar Rp
2.500.000,00.
a. Berapakah besar angsuran PPh 25 yang harus dibayarkan Yudhistira
tiap bulan?
Pajak terutang 75,000,000.00
Kredit PPhjika
b. Bagaimana 21 nilai pajak di atas hanya berkaitan dengan
(25,000,000.00)
penghasilan
6 bulan? Kredit PPh 22 dan 23 (37,500,000.00)
Kredit PPh 24 (2,500,000.00)
Total angsuran PPh 25 selama 2011 10,000,000.00
Jawaban : PPh 25 per bulan
Angsuran 833,333.33
a.
10.000.000
6

b. Angsuran PPh 25 per bulan =


29
Pencatatan Transaksi PPh
25
 Pencatatan angsuran pajak periode berjalan dapat
dilakukan dengan dua pendekatan:
 Pembebanan akhir tahun  Dicatat sebagai
pembayaran pajak di muka.
 Pembebanan langsung  Dicatat sebagai beban pajak
kini.
 Kedua pendekatan akan mempengaruhi jurnal pada
akhir periode.

30
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Angsuran Pajak)

Fa. Ekacakra senantiasa melaporkan SPT pada pertengahan Maret setiap


tahun dan melakukan pembayaran angsuran PPh 25 berdasar pelaporan
tersebut. Di bulan Desember tahun lalu Fa. Ekacakra membayarkan angsuran
pajak sebesar Rp 13.200.000,00, sedangkan berdasar SPT tahun ini Fa.
Ekacakra akan membayarkan angsuran sebesar Rp 15.750.000,00 per bulan.
Bagaimanakah Fa. Ekacakra melakukan penjurnalan di setiap bulannya,
dengan menggunakan pendekatan pembebanan akhir tahun atau pendekatan
pembebanan langsung?
Jawaban :
Pendekatan pembebanan akhir tahun Pendekatan pembebanan langsung
Bulan Januari dan Februari Bulan Januari dan Februari
Pajak dibayar di muka PPh 25 13,200,000 Beban pajak kini 13,200,000
Kas 13,200,000 Kas 13,200,000
Bulan Maret - Desember Bulan Maret - Desember
Pajak dibayar di muka PPh 25 15,750,000 Beban pajak kini 15,750,000
Kas 15,750,000 Kas 15,750,000

31
Ketentuan PPh Pasal 25 …..

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak memberi kewenangan kepada


wajib pajak untuk menetapkan penghitungan besarnya angsuran
pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian;
b. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur;
c. SPT Tahunan PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat
batas waktu yang ditentukan;
d. WP diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT
Tahunan PPh;
e. Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh yang
mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran
bulanan sebelum pembetulan;
f. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan WP.
Contoh
 Penghasilan PT Darumurti th 2016 Rp. 250.000.000. Sisa kerugian
yg belum dikompensasikan sebesar Rp. 50.000.000.
 Pada th 2016 PPh yg dipotong/dipungut pihak lain Rp. 8.000.000
dan tdk ada pajak yg dibayar/terutang di Luar Negeri.

Penghitungan PPh Ps 25 th 2016 :


 Penghasilan yg dipakai sbg dasar penghitungan angsuran PPh Ps
25 adalah Rp 250.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp 200.000.000.
 PPh Terutang :

25% x Rp. 200.000.000 = Rp 50.000.000


PPh dipungut/potong Rp.
8.000.000 -
Rp 42.000.000
 Besarnya angsuran pajak bulanan PT. Darumurti tahun 2016 adalah

1/12 x Rp. 42.000.000 = Rp.3. 500.000


Contoh

 Pada th. 2016 Tn. Abbuna memperoleh penghasilan


teratur Rp 12.000.000, sedangkan penghasilan tidak
teratur Rp 8.000.000.

 Penghasilan yg dipakai sbg dasar penghitungan PPh


Pasal 25 pada tahun 2017 Abbuna adalah hanya dari PPh
teratur saja, yaitu Rp. 12.000.000.
Contoh

PT Berdikari Yogyakarta yg bergerak di bidang konveksi


pada tahun 2016 membayar angsuran bulanan sebesar
Rp 18.000.000.
Pada Juli 2016 pabrik milik PT Berdikari terbakar.

Oleh karena itu, berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak


mulai bulan Agustus 2016 dapat disesuaikan menjadi
lebih kecil daripada Rp. 18.000.000.
Ilustrasi 1

Jumlah Pajak Terhutang (SPT Tahunan PPh 2016)


Rp. 30.000.000
PPh dipotong/dipungut pihak
ketiga selama thn 2016 :
PPh pasal 21 Rp. 5.000.000
PPh Pasal 22 Rp. 4.000.000
PPh Pasal 23 Rp. 3.000.000
PPh pasal 24 Rp. 6.000.000+
Rp. 18.000.000
Dasar perhitungan PPh Pasal 25
Tahun 2016 = Rp. 12.000.000

Besarnya PPh psl 25 Tahun 2016 =


1/12 X Rp. 12.000.000 = Rp. 1.000.000
PERHITUNGAN BESARNYA PPH PSL 25
DALAM HAL-HAL TERTENTU :

a. Sebelum Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan


Berdasarkan angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak
yang lalu

Ilustrasi 2
PT. Dakron menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun 2016 pada
Maret 2017 dan berdasarkan perhitungan besarnya PPh Ps. 25
tahun 2016 adalah sebesar Rp. 3.000.000. SPT Tahunan PPh pasal
25 Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 2.500.000

Besarnya PPh Psl 25 Januari 2017 dan Februari 2017 masing-


masing sebesar Rp.2.500.000
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai