lindasari
Muhammad fahmi idris
Rulli septiani
Siti nurhidayah
Yobi andriandi
Anak usia sekolah
3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya
merupakan faktor terpenting dalam perilakunya pada
masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah
bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat
temperamental sering muncul sehingga peran orang tua
dan guru sangat besar untuk mengendalikannya.
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap
operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan
verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai
meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi, dan
pengalaman yang dijumpainya.
5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan
moralnya dikategorikan oleh Kohlberg berada
dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak
mulai belajar tentang peraturan-peraturan yang
berlaku, menerima peraturan, dan merasa
bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang
telah diterimanya.
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya
adalah konkret atau nyata daripada belajar tentang
“God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan
neraka sehingga cenderung melakukan atau
mematuhi peraturan, karena takut bila masuk
neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum
yang berasal dari berbagai pelajaran di sekolah,
bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan
pengucapan mengalami penurunan karena selama
mencari pengalaman anak telah mendengar
pengucapan yang benar sehingga mampu
mengucapkannya dengan benar
8. Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia
berkelompok, yang ditandai dengan adanya
minat terhadap aktivitas teman-teman dan
meningkatnya keinginan yang kuat untuk
diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan Seksual
Masa ini Anak mulai berupaya menyesuaikan
penampilan, pakaian, dan bahkan gerak-gerik
sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan
pada usia ini, anak mengembangkan minat-
minat yang sesuai dengan dirinya.
10. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh
mutu hubungan dengan orang tua, saudara, dan
sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak
membentuk konsep diri ideal, seperti dalam tokoh-
tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh
nasional atau dunia yang dikagumi, untuk
membangun ego ideal yang menurut Van den Daele
berfungsi sebagai standar perilaku umum yang
diinternalisasi.
Mensosialisasikan anak-anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya yang sehat.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan.
Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga
Bahaya fisik Bahaya psikologis
a. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit
Tujuan :
Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan
dukungan yang adekuat
Intervensi :
Diskusikan tentang tugas keluarga
Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat
anggota keluarga sakit
Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap
upaya pertolongan yang telah dilakukan
Ajarkan cara merawat anak dirumah
Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
b. Risiko/risiko tinggi