Anda di halaman 1dari 33

TANDA DAN GEJALA KHAS PADA

SISTEM KARDIOVASKULER

Disusun oleh:
Ns. Devi Listiana, S.Kep., M.Kep
Anamnesis Sistem Kardiovaskular
• Banyak gejala dapat bersumber dari kelainan kardiovaskular
tetapi gejala yang umumnya berkaitan dengan KV adalah
nyeri dada, sesak napas yang dipicu oleh aktivitas fisik,
ortopnue, paroxysmal nocturnal dyspneu (PND), kaki
bengkak, palpitasi, sinkop, klaudikasio intermitten dan fatique
(kelelahan) (Setiati, 2013).
Untuk setiap keluhan dan gejala yang
ditemukan selalu ditanyakan informasi dasar:

1. Bagaimana timbulnya gejala


2. Beratnya gejala
3. Lama gejala, termasuk kapan mulai timbul gejala,
kapan gejala dan faktor apa yang dapat
menguranginya.
4. Adakah keluhan atau gejala yang sama sebelumnya.
5. Berapa besar pengaruh gejala terhadap aktivitas
sehari-hari.
Contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk
sistem kardiovaskular adalah:
1. Adakah rasa nyeri/tetekan/tertindih di daerah dada? (infark
miokard)
2. Adakah terbangun malam hari karena sesak? (gagal jantung)
3. Adakah sesak saat beraktivitas? Seberapa berat aktivitas
yang menimbulkan rasa sesak? (kelas fungsional gagal
jantung)
4. Apakah dapat tidur terlentang tanpa merasa sesak?
(ortopnue)
5. Apakah ada bengkak di pergelangan kaki? (gagal jantung)
6. Apakah ada rasa berdebar atau berdegup tidak teratur?
(aritmia)
Lanjutan...
7. Apakah pernah mengalami pingsan/gelap mata tanpa ada
gejala pendahulu (tiba-tiba)? (serangan stokes adam)
8. Apakah pernah mengalami serangan pingsan/gelap mata
saat aktivitas? (stenosis aorta berat/kardiomiopati
hipertropi)
9. Adakah nyeri di daerah tungkai bawah saat beraktivitas?
(klaudikasio)
10. Pernahkah tangan dan kaki terasa dingin atau biru?
(sianosis)
11. Pernah dikatakan demam reumatik, serangan jantung,
tekanan darah tinggi?
Nyeri Dada

• Gejala nyeri dada yang disebut dengan istilah


“angina” sebenarnya lebih tepat disebut rasa
tidak nyaman di dada (chest discomfort),
karena tidak selalu dipersepsikan sebagai
nyeri oleh pasien.
Manifestasi Nyeri Dada Tipikal

1. Kualitas
2. Durasi
3. Lokasi
4. Pemicu
Lanjutan,,,
1. Kualitas
Nyeri seperti diremas, menahan beban berat,
mencekik atau adanya rasa tidak nyaman di
dada. Angina biasanya tidak bersifat tajam
seperti ditusuk dan tidak berubah kualitasnya
bila ada perubahan posisi atau respirasi.
Lanjutan...
2. Durasi
Episode angina biasanya hilang timbul,
berlangsung selama beberapa menit. Nyeri yang
konstan dan berlangsung terus-menerus selama
beberapa jam biasanya bukan angina.
Lanjutan...
3. Lokasi
• Biasanya substernal, namun sering disertai
penjalaran ke leher, rahang, epigastrium, atau
lengan. Nyeri yang berlokasi di atas mandibula,
bawah epigastrium atau pada daerah lateral dinding
dada biasanya bukan angina.
Lanjutan,,,,
4. Pemicu
• Angina biasanya dicetuskan oleh aktivitas fisik
atau stress emosional dan nyeri akan
berkurang dengan istirahat. Nitrat sublingual
juga akan mengurangi nyeri pada angina
dalam 30 detik sampai beberapa menit.
Sesak Napas

• Sesak napas dapat disebabkan oleh penyakit jantung


atau penyakit lainnya. Gejala sesak napas yang
berkaitan dengan penyakit jantung biasanya dipicu
oleh aktivitas fisik karena kegagalan pompa jantung
untuk mengkompensasi kebutuhan yang meningkat
dan dikenal dengan istilah dyspneu d’effort.
Edema
• Edema atau pembengkakaan adalah berlebihnya
akumulasi cairan di dalam jaringan.
• Edema unilateral biasanya disebabkan oleh
trombosis vena dalam, selulitis atau distensi limfe
pada ekstremitas.
• Edema karena penyakit jantung adalah simetris.
Dimulai dari kaki atau pergelangan kaki kemudian
naik ke paha, genetalia, dan abdomen.
• Pada klien yang berbaring di tempat tidur, edema
akan terakumulasi di daerah sakrum.
Lanjutan...
• Edema yang difus atau meluas (anasarka) biasanya
berhubungan dengan sindrom nefrotik, gagal
jantung berat, atau sirosis hepatika.
• Edema yang terletak di mata dan wajah merupakan
karakteristik sindrom nefrotik, miksedema, dan
angioneurotik edema, glomerulonefritis kronis atau
hipoproteinemia.
• Edema yang terjadi pada malam hari sedangkan pagi
hari tidak terjadi disebabkan oleh gagal jantung atau
insufisiensi vena (Black & Hawks, 2014).
Berikut adalah petunjuk gejala dan tanda
penyerta edema:
1. Edema yang berkaitan dengan gagal jantung
– Adanya riwayat kelainan atau penyakit jantung
– Adanya gejala gagal jantung
– Peningkatan Jugular Venous Pressure (JVP)
2. Edema yang berkaitan dengan hipoproteinemia
– JVP normal
– Edema non-pitting atau berbalik dengan cepat bila ditekan
3. Edema yang berkaitan dengan trombosis vena dalam atau
selulitis
– Edema unilateral
– Adanya eritema pada kulit
– Nyeri pada tungkai
Lanjutan...
4. Edema yang berkaitan dengan obat (drug-induced edema)
– Adanya riwayat pemakaian obat antagonis kalsium seperti
amlodipin
5. Edema yang berkaitan dengan sistem limfatik (lifedema)
– Edema non-pitting
– Edema tidak memberat pada sore atau malam hari setelah
aktivitas
6. Edema yang berkaitan dengan deposisi lemak (lipodema)
– Edema non-pitting
– Kaki bengkak
– Obesitas/kegemukan
Palpitasi
• Palpitasi berasal dari bahasa latin palpitare yang
berarti “berdebar”. Palpitasi adalah sensasi tidak
nyaman di dada yang berhubungan dengan disritmia.
• Disebabkan oleh ventrikel atau atrial ekstrasistol dan
bukan karena penyakit jantung yang serius. Palpitasi
adalah sensasi denyut jantung yang cepat, ireguler,
berdebar, atau berdentam, dan dapat disertai
kecemasan. Onset dan akhir palpitasi sering kali tidak
terdeteksi.
Lanjutan...
• Penting ditanyakan pada pasien tentang deskripsi
palpitasi apakah cepat atau lambat, teratur atau
tidak teratur, serta onsetnya mendadak atau
perlahan-lahan.
– Aritmia jantung biasanya timbul mendadak,
sedangkan sinus takikardia timbulnya bertahap.
– Bila palpitasi tidak teratur menunjukkan fibrilasi
atrial.
– Bila palpitasi diikuti oleh penurunan kesadaran
kemungkinan adalah suatu takikardia ventrikel.
Sinkop
• Sinkop adalah penurunan kesadaran sementara
akibat anoksia serebral, biasanya karena aliran darah
ke otak yang tidak cukup.
• Harus dijelaskan kapan sinkop muncul:
– Apakah setelah berdiri lama,
– Timbul mendadak dari posisi duduk ke berdiri
(postural syncope),
– Saat buang air kecil (micturition syncope),
– Saat batuk (tussive syncope), atau saat emosi
mendadak (vassovagal syncope).
Beberapa hal yang dapat membantu menentukan
penyebab sinkop yang terjadi, yaitu:

1. Sinkop vasovagal
– Onset pada usia remaja atau sekitar usia 20 tahun
– Timbul sebagai reaksi stres emosional
– Berhubungan dengan gejala muntah
– Kehilangan kesadaran yang sangat singkat
– Tidak ada gejala sisa neurologis ketika tersadar
dari sinkop
Lanjutan,,,
2. Sinkop ortostatik
– Timbul saat mendadak berdiri dari posisi duduk
atau berbaring
– Durasi sinkop sangat singkat
– Biasa timbul pada pasien yang sedang puasa atau
dehidrasi
– Tekanan darah rendah
– Riwayat minum obat anti hipertensi
Lanjutan...
3. Sinkop situasional
– Timbul pada kondisi tertentu seperti
berkemih atau batuk-batuk
– Sinkop yang berkaitan dengan ejeksi
ventrikel kiri yang rendah misalnya pada
stenosis aorta atau kardiomiopati
obstruktif.
– Timbul pada saat aktivitas yang memberat
Lanjutan,,,
4. Sinkop berkaitan dengan aritmia
– Adanya riwayat keluarga meninggal mendadak
– Konsumsi obat-obat anti aritmia
– Adanya riwayat sakit jantung terutama aritmia
ventrikel
– Adanya riwayat palpitasi
– Kejadian sinkop tanpa gejala pendahuluan
sebelumnya
Lanjutan...
5. Sinkop yang berkaitan dengan vertigo
– Biasanya tidak ada riwayat penurunan kesadaran
– Sinkop makin parah bila kepala berputar
– Pusing berputar

6. Sinkop yang berkaitan dengan gangguan metabolik


– Kadar gula rendah
– Riwayat konsumsi obat anti hipoglikemik
Lanjutan,,,
7. Sinkop yang berkaitan dengan kejang
– Ada gejala predromal atau aura
– Adanya gejala lidah tergigit
– Gejala kejang
– Kepala bergerak pada waktu sinkop
– Dipicu oleh stres emosi
– Sianosis
– Nyeri otot setelah kejadian sinkop
Klaudikasio Intermiten dan Penyakit
Vascular Perifer

• Klaudiokasio adalah gejala nyeri pada tungkai bawah


yang timbul jika berjalan melebihi jarak tertentu dan
jarak ini disebut “jarak klaudikasio”. Jarak klaudikasio
dapat berubah dan menjadi lebih pendek bila
menaikki tangga atau bukit. Gejala klaudikasio
menunjukkan adanya penyakit vaskular perifer yang
menyebabkan kurangnya suplai darah ke otot yang
bersangkutan.
Lanjutan...
• Faktor-faktor risiko: merokok, diabetes, hipertensi
dan adanya riwayat penyakit vaskular di organ tubuh
yang lain seperti strok atau penyakit jantung koroner
(PJK).
• Pada keadaan lanjut dapat ditemukan gejala
ekstremitas dingin, kebas, dan nyeri bahkan pada
saat tidak bergerak atau keadaan diam.
• Perlu dievaluasi nyeri, pucat, denyut yang berkurang
atau tidak ada, parestesia, dingin, dan lemah.
Fatique
• Fatique atau kelelahan dapat disebabkan
berkurangnya curah jantung seperti pada gagal
jantung dan berkurangnya suplai aliran darah ke otot
skeletal yang menyebabkan gejala lemah.
• Mudah lelah saat melakukan aktivitas ringan
merupakan manifestasi dari penurunan curah
jantung.
• Progresitivitas keterbatasan toleransi aktivitas
berasal dari ketidakmampuan jantung untuk
memompa dengan efektif volume darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Sianosis
• Sianosis adalah diskolorisasi kebiruan pada membran
mukosa atau kulit yang disebabkan oleh penurunan
kadar hemoglobin atau penurunan perfusi darah.
• Dua bentuk sianosis, yaitu:
1. Sianosis sentral merupakan hasil dari penurunan
saturasi oksigen akibat gangguan fungsi paru.
2. Sianosis perifer merupakan hasil dari penurunan
aliran darah ke ekstremitas yang disebabkan oleh
vasokontriksi kutaneus atau penurunan curah
jantung.
Murmur Jantung
1. Perhatikan waktu/fase timbulnya murmur
a. Murmur sistolik terjadi pada fase sistolik atau
kontraksi ventrikel jantung. Murmur sistolik
dapat terjadi pada seluruh fase sistolik yaitu
murmur pansistolik, saat ejeksi sistolik atau akhir
fase sistolik.
b. Murmur diastolik terjadi pada fase diastolik atau
pengisian ventrikel jantung. Murmur diastolik
biasanya lebih sulit didengar dibandingkan
dengan murmur sistolik karena bernada rendah
dan suaranya lebih lembut daripada murmur
sistolik.
b. Perhatikan intensitas kerasnya suara murmur

– Grade (derajat) 1/6 Sangat lemah dan sulit untuk


didengar pertama kali.
– Grade (derajat) 2/6 Lemah, tapi dapat diidentifikasi
oleh dokter yang berpengalaman.
– Grade (derajat) 3/6 Moderat, tapi tidak ada thrill.
– Grade (derajat) 4/6 Keras
– Grade (derajat) 5/6 Sangat keras, thrill dapat dipalpasi
dengan mudah.
– Grade (derajat) 6/6 Dapat didengar walaupun tanpa
stetoskop.
Lanjutan...
c. Perhatikan area dengan intensitas paling tinggi
– Beberapa katup memiliki ciri khas daerah dengan
intensitas tertinggi dan area penjalarannya.
d. Perhatikan perubahan akibat manuver hemodinamik
– Pernapasan
– Ekspirasi dalam
– Manuver Valsava
– Posisi berdiri-jongkok
– Latihan isometrik
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai