GERONTIK
By ;
La Syam Abidin, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,sp>kep.Kom
TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN
GERONTIK
1. Pengkajian
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
PENGKAJIAN
Tujuan Pengkajian
Data dasar
Pola kebiasaan sehari-hari
Status kesehatan
Data lingkungan
Pengkajian khusus
Data Dasar
1. Identitas diri klien (nama, tempat/tgl lahir, JK, status perkawinan, suku, pendidikan terakhir,
alamat, diagnosis medis (jika ada))
2. Genogram (3 generasi)
3. Keluarga/orang dekat yang dapat dihubungi (nama, alamat, no tlp, hubungan dengan
klien)
4. Riwayat pekerjaan (pekerjaan saat ini dan sebelumnya) dan Status ekonomi (sumber dan
kecukupan)
5. Aktivitas dan rekreasi (hobi, bepergian/wisata, organisasi, rutinitas/aktivitas sehari-hari)
6. Riwayat keluarga (saudara kandung ; nama dan status kesehatan, riwayat kematian
dalam keluarga (1 thn terakhir) ; nama, umur, penyebab kemarian dan kunjungan
keluarga)
Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
2. Eliminasi (BAK & BAB)
3. Personal higiene (mandi, oral higiene, cuci rambut, tangan dan kaki)
4. Istirahat dan tidur
5. Kebiasaan mengisi waktu luang (olahraga, nonton tv, berkebun, memasak, dll),
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (merokok, alkohol, ketergantungan obat),
uraian kronologi kegiatan sehari-hari
Status kesehatan
1. Status kesehatan saat ini (keluhan utama, riwayat keluhan utama, faktor pencetus,
timbulnya keluhan (mendadak/bertahap), waktu mulai timbulnya keluhan, upaya
mengatasi
2. Riwayat kesehatan masa lalu (penyakit yang pernah diderita,riwayat alergi, riwayat
kecelakaan, riwayat dirawat d RS, riwayat pemakaian obat-obatan
3. Pemeriksaan fisik (keadaan umum (tingkat kesadaran, TTV), BB/TB dan pemeriksaan head
to toe)
Lingkungan tempat tinggal
Terlampir
Status Kognitif
Adalah pemeriksaan status mental untuk dapat memberikan gambaran perilaku dan
kemampuan mental dan fungsi intelektual
Pengkajian status mental biasa digunakan untuk klien yang berisiko delirium
Jenis pengkajian ; Short Port Mental Status Questionnaire (SPMSQ), Mini-Mental State Exam
(MMSE) Terlampir
Status Fungsional
Merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan actual atau potensial
Ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian
keperawatan klien
Tediri dari masalah aktual, risiko dan potensial
Komponen Diagnosis Keperawatan
Kalori pada lansia : laki-laki (2100 kalori), perempuan (1700 kalori), dapat dimodifikasi
tergantung keadaan lansia missal gemuk/kurus, demam
Karbohidrat : 60% dari jumlah kalori
Lemak : 15-20% dari jumlah kalori, tetapi tidak dianjurkan hambatan pencernaan dan
terjadi penyakit
Protein : 20-25% dari jumlah kalori
Vitamin dan mineral kebutuhan sama dengan usia muda
Air : 6-8 gelas per hari
Intervensi pemenuhan kebutuhan nutrisi
Masalah konstipasi :
Kurang gerak, kurang asupan cairan
Kurang diet serat
Masalah inkontinensia urine : perubahan organ karena proses menua
Melemahnya otot dasar panggul menyangga kandung kemih dan sfinkter/pintu
saluran kemih
Timbul kontraksi-kontraski abnormal pada kandung kemih
Pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna meninggalkan residu
Hipertrofi prostat
Intervensi pemenuhan kebutuhan
eliminasi
Penyakit/masalah imobilisasi
Intervensi utama pencegahan imobilisasi
Intervensi kebutuhan aktivitas
Kaji riwayat penyakit atau masalah imobilisasi dan lakukan pemeriksaan fisik yang seksama
Koreksi adanya malnutrisi, anemia, gangguan cairan dan elektrolit dan evaluasi semua obat
yang diminum
Penyuluhan untuk pasien dan keluarganya tentang bahaya imobilisasi lama serta pentingnya
latihan ambulasi dini dan latihan jasmani
Ketergantungan pasien harus dimotivasi untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari
Jika kondisi tirah baring maka beberapa aktivitas fisik ringan harus tetap dikerjakan sambil
berbaring
Berikan terapi fisik sedini mungkin meliputi latihan lingkup sendi, penguatan otot, mobilisasi
ditempat tidur, penggunaan alat bantu
Latih untuk melakukan ADL dan pencegahan terhadap luka tekan
Terapi rekreasi terutama untuk pasien diruang rawat kronik
Permasalahan kebutuhan cairan-
elektrolit
Dehidrasi
Penyebab dehidrasi pada lansia :
1) Pengeluaran yang berlebih ; kondisi infeksi akut, pengeluaran urine yang berlebihan,
penggunaan diuretic, muntah dan diare)
2) Asupan yang kurang karena sering ngompol
3) Penyakit kronik yang menyertasi
Intervensi untuk kebutuhan cairan-
elektrolit
Gaya hidup yang mempengaruhi fungsi paru ; olahraga, kebiasaan merokok, pola tidur
dan kegemukan
Olahraga meningkatkan kekuatan kontraksi otot pernapasan
Merokok kerusakan paru
Kebiasaan tidur lama meningkatkan risiko aspirasi dan destruksi oksigen selama tidur
Kegemukan penurunan Gerakan dinding dada dan membuat reduksi fungsi paru,
pernapasan berat dan lambat
Intervensi kebutuhan oksigenasi
Terus memperhatikan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan
Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan
EVALUASI
Komponen Evaluasi
1. Lanjutkan : Diagnosis masih berlaku, tujuan dan kriteria standar masih relevan
2. Direvisi : Diagnosis masih berlaku, tetapi tujuan dan tindakan keperawatan memerlukan
perbaikan
3. Teratasi : Tujuan keperawatan telah tercapai dan rencana perawatan tidak dilanjutkan
4. Diapakai lagi : Diagnosis yang telah teratasi terjadi lagi
Format evaluasi (SOAP atau SOAPIER)
S adalah hal-hal yang dikemukan oleh klien secara subjektif setelah dilakukan intervensi
O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi
A adalah analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan
keperawatan dan kriteria hasil terkait dengan diagnosis
P adalah perencanaan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisis respon klien
I adalah implementasi dari perencanaan dengan mencatat waktu tindakan dan
kegiatan tindakan keperawatan
E adalah evaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan dengan mencatat
waktu dan hasil kemajuan yang telah dicapai klien
Banyak baca banyak tahu
Banyak baca laporan askep gerontic
Banyak menambah wawasan
proses keperawatan gerontik