Anda di halaman 1dari 11

TINDAKAN MANDIRI KEPERAWATAN RELAKSASI NAFAS

DALAM PADA SDR. D DENGAN NYERI AKUT POST ORIF


TIBIA FIBULA SINESTRA DI BANGSAL TERATAI 2 RSUD
KABUPATEN
KARANGNYAR

Disusun Oleh :
yogi sasminto
20161516
LATAR BELAKANG

• fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang ditentukan
sesuai jenis dan luasnya. (smeltzer & bare, 2015:2)
• nyeri pascabedah merupaan satu dari masalah-masalah keluhan pasien tersering
dirumah sakit. teknik relaksasi nafas dalam mengatasi nyeri post operasi. (Agung s, dkk.
2013)
• penelitian untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dapat disimpulkan
yaitui yang pertama adalah sebelum dilakukan pemberian teknik relaksasi nafas dalam,
sebagian besar pasien mengalami nyeri dengan skala 6 atau nyeri sedang. kedua,
setelah dilakukan pemberian teknik relaksasi nafas dalam, sebagian besar pasien
mengalami nyeri dengan skala intensitas 3 atau nyeri ringan.
TUJUAN

A. TUJUAN UMUM :
mengetahui dan memberikan gambaran tindakan mandiri keperawatan relaksasi nafas
dalam pada Sdr. D dengan nyeri post orif tibia fibula sinestra di bangsal teratai 2 RSUD
kabupaten karanganyar.

A. TUJUAN KHUSUS :
1. mendiskripsikan gambaran asuhan keperawatan
2. menjelaskan tentang tindakan relaksasi nafas dalam
3. mengimplementasikan tindakan mandiri keperawatan relaksasi nafas dalam pada Sdr.
D dengan nyeri post op orif tibia fibula sinestra di bangsal teratai 2 RSUD karanganyar
TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
• 2 jurnal membuktikan terapi relaksasi nafas dalam sangat efektif digunakan untuk
menurunkan intensitas nyeri, jika dilakukan sesuai dengan aturan, teknik relaksasi nafas
dalam juga sangat mudah dilakukan pada siapapun dan dilakukan kapanpun.

• jurnal refrensi yg digunakan :

• 1. AGUNG S, DKK.2018. TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI


NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASOEN POST OPERASI DENGAN
ANESTESI UMUM DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA.

• 2. RESKITA, AINI. 2018. PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP


PENURUNAN NYERI PADA PASIEN FRAKTUR.

• dari hasil penelitian kedua jurnal tersebut sangat efektif, di lakukan teknik relaksasi nafas
dalam pada pasien yang mengalami nyeri.
TINJAUAN PUSTAKA

• menurut penelitian yang dilakukan reskita, aini . 2018. pada jurnal penelitian pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur, yang telah
dilakukan di RSI Siti Khadijah Palembang pada tanggal 15 juni-14 juli didapatkan bahwa:
• 1. nilai rata-rata intensitas nyeri pada pasien fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam adalah 4,21 dan median 4 dengan standar deviasi 1,074
• 2. nilai rata-rata intensitas nyeri pada pasien fraktur sesudah dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam adalah 2,80 dan median 3 dengan standar deviasi 1,218.
• maka didapatkan perbedaan yang signifikan antara pengukuran intensitas nyeri seblemu
dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam,sehingga disimpulkan bahwa teknik
relaksasi nafas dalam yang dilakukan dengan aturan dapat menurunlkan nyeri pada
pasien fraktur.
RESUME KASUS
A. Pengkajian dilakukan pada An. D tanggal 7 februari 2019 jam 09.00 WIB, di ruang teratai 2
RSUD Karanganyar. Asuhan keperawatan dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 7 sampai
10 februari 2019 dengan diagnosa medis Post op orif tibia fibula sinestra,dan diberikan terapi
relaksasi nafas dalam, guna untuk menurunkan nyeri post op.

NO TANGGAL DATA PROBLEM ETIOLOGI


1 7 februari Ds : Nyeri akut Agen cidera fisik
2019 pasien mengatakan nyeri pada kaki kiri.
P : Saat digerakan
Q : teriris-iris
R : kaki kiri
S : 5 (1-10)
T : Hilang timbul
Do :
-pasien meringis menahan nyeri
-luka post op terbalut balutan
Dx 1 : nyeri akut b.d agen cidera fisik
• Intervensi :- observasi ttv
• - observasi skala nyeri
• - anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
• -kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
• Implementasi : - observasi ttv
• td : 120/80 mmhg, n : 86x/menit, rr : 20x/menit, s : 36 c
• - observasi skala nyeri
• P : saat digerakan, Q : teriris-iris, R : kaki kiri, S : 3, T : hilang timbul.
• Evaluasi : S: pasien mengatakan nyeri berkurang .
• O: P: saat digerakan, Q: teriris-iris, R: kaki kiri, S: 3, T: hilang timbul
• Td:120mmhg, N:86x/menit, RR: 20x/menit, S: 36 c .
• A: nyeri akut belum teratasi.
• P: intervensi dilanjutkan : - monitor skala nyeri
• - anjurkan melakukan teknik relaksasi nafas dalam
• - kolaborasi pemberia analgetik
kerangka teori,kerangka konsep,definisi
operasional
• pasien mengeluh nyeri pada kaki kiri setelah dilakukan operasi orif tibia fibula, di ruang
teratai 2 RSUD karanganyar. P:kaki kiri, Q:saat digerakan, R:teriris-iris, S: 5, T:hilang
timbul.
• setelah dilakukan tindakan keperawatan terapi relaksasi nafas dalam selama 3x24 jam
pada pasien, didapatkan hasil pengkajian skala nyeri: P:kaki kiri, Q: saat digerakan,
R:teriris-iris, S:3, T: hilang timbul. sehingga disimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas
dalam yang dilakukan sesuai dengan aturan dapat menurunlkan skala nyeri pada pasien
pasca bedah.
• kerangka konsep: fraktur tibia fibula -> nyeri akut->terapi relaksasi nafas dalam.
• definisi operasional: sangat efektif untuk mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
kepada pasien yang mengalami nyeri,dengan teknik relaksasi nafas dalam dapat
membuat seseorang lebih rileks, sehingga dapat mengurangi kuantitas nyeri.
pathway
metodology study kasus
• A. Rencana study kasus
• mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada keperawatan pada pasien dengan
post orif tibia fibula sinestra dalam pemberian tindakan teknik relaksasi nafas dalam.
• B. subjek study kasus
• Sdr. D dengan nyeri akut post orif tibia fibula sinesrtra ,pemberian teknik relaksasi
nafas dalam di ruang teratai 2 RSUD karanganyar.
• C. Definisi operasional
• Fraktur adalah setiap retak atau patah tulang yang disebabkan oleh trauma,tenaga
fisik,kekuatan sudut,keadaan tulang dan jaringan lunak sekitar tulang yang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap atau tidak lengkap. Gangguan
kesehatan yang banyak dijumpai dan menjadi salah satu masalah dipusat pelayanan
kesehatan di seluruh dunia salah satunya adalah fraktur (aini leila, 2013).
• Teknikrelaksasi dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan keteganggan otot yang
menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan
nyaman.(smeltzer et al., 2010)
kESIMPULAN DAN SARAN

• kesimpulan : berdasarkan hasil tindakan terapi relaksasi nafas dalam pada pasien post op orif tibia
fibula yang dilakukan di bangsal teratai 2 RSUD kabupaten karanganyar 7-10 februari 2019, di
dapatkan bahwa:
• -skala nyeri pada pasien sebelum dilakukan tindakan teknik relaksasi nafas dalam, dengan skala
nnyeri 5
• -sesudah dilakukan tindakan relaksasi nafas dalam,

Anda mungkin juga menyukai