MALFORMASI
ANOREKTAL
KELOMPOK 5
KELOMPOK 5
LULU LUTHFIAH
Gangguan
organogenesis Kelainan
dalam bawaan
kandungan
Putusnya saluran
pencernaan dari atas
dengan dubur
1. Tipe Bawah
Rektum mempunyai jalur desenden normal melalui
Klasifikasi
otot puboorektalis. Terdapat sfingter internal dan
eksternal yang berkembang baik dengan fungsi
normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran
genitourinaius.
2. Tipe Intermediet
Rectum berada pada atau dibawah tingkat otot
puborektalis, lesung anal dan sfingter eksternal berada
pada posisi yang normal.
3. Tipe tinggi
Ujung rectum diatas otot puborektalis dan sfingter
internal tidak ada. Hal ini biasanya berhubungan
dengfan fistula genitourinarius rektouretal (pria) atau
rektovaginal (wanita).
KETERANGAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Fistula
perineum
(kutaneus)
Fistula
vestibular
Fistula Fistula
rektrouretra rektovesika
Kloaka persisten,
rektum, vagina, dan
saluran kecing
Atresia Anus
rektum imperforata
FATOFISIOLOGI
pathway
Mekonium tidak Tidak dapat
keluar dalam 24 jam dilakukan
pertama setelah pengukuran suhu
kelahiran rektal pada bayi
Mekonium keluar
melalui sebuah
fistula atau anus Perut kembung
yang terletak tidak
pada tempatnya
Bayi muntah-
muntah pada umur
MANIFESTASI
24-48 jam KLINIS
P
E
M
E Prone cross-table
Pemeriksaan lain
R lateral view
I
K
S
A
A Invertogram
N MRI atau CT-scan (knee chest
position)
P
E
N
U
N USG
J Urinalisis
(Ultrasonography)
A
N
G
PENATALAKSANAAN
Transversokolostomi (kolostomi
Kolostomi
di kolon transversum)
C
O
L Mengangkat
O
Alat Drainase
S
T
O
M
I
Perawatan PSARP Perawatan Pasca Operasi PSARP
merupakan operasi pembuatan
1. Antibiotik intra vena diberikan
anus yang
memberikan keuntungan dalam
selama 3 hari ,salep antibiotik
operasi fistula rektourinaria diberikan selama 8- 10 hari.
maupun 2. Minggu pasca operasi dilakukan
rektovaginal dengan cara anal dilatasi dengan heger
membelah otot dasar dilatation, 2 kali sehari dan tiap
pelvis, sling dan sfingter. PSARP minggu dilakukan anal dilatasi
dibagi menjadi tiga yaitu: dengan anal dilator yang
minimal, limited dan full dinaikan sampai mencapai
definitif dapat dilakukan pada
ukuran yang sesuai dengan
usia 3 bulan.
umurnya. Businasi dihentikan bila
busi nomor 13-14 mudah masuk.
• Respirasi Anestesi Pada
Frekuensi pernafasan pada bayi dan anak lebih cepat Anak dengan
dibandingkan dengan orang dewasa. Tipe pernafasan pada
pada bayi adalah abdominal, lewat hidung, sehingga
Malformasi
gangguan pada kedua bagian ini memudahkan timbulnya Anorektal
kegawatan pernafasan.
Tes: foto toraks, supine-duduk/ volume loops (berguna untuk
evaluasi lokasi dan tandatandaobstruksi jalan nafas). AGD,
pulse oxymetri, jika simptomatis, CT/MRI dada.
Pre operatif
• Kardiovaskuler
Frekuensi jantung/ nadi bayi dan anak berkisar antara 100-
120 kali per menit. Hipoksia menimbulkan bradikardi, karena
parasimpatis yang lebih dominan.
Tes: ekokardiografi, EKG, jika simptomatis.
• Premedikasi Anestesi Pada
maksud dan tujuan premedikasi adalah : Anak dengan
1. untuk menghilangkan atau mengurangi rasa takut, cemas, Malformasi
dan gelisah, sehingga anakmenjadi tenang ketika masuk Anorektal
kamar operasi.
2. memudahkan dan melancarkan induksi anestesi.
3. mencegah terjadinya perubahan psikologis atau perilaku Pre operatif
pasca anestesi/bedah.
4. mengurang sekret pada saluran nafas dan rongga mulut.
5. sebagai vagolitik. Mencegah timbulnya refleks vagal
akibat obat anestesi, rangsanganfisik, atau manipulasi
pembedahan.
Infeksi saluran Kerusakan uretra
Asidosis
kemih yang bisa (akibat prosedur
hiperkloremia
berkepanjangan bedah).
KOMPLIKASI
MAR
Masalah atau Inkontinensia
Komplikasi jangka
kelambatan (akibat stenosis
panjang yaitu
yang awal atau
eversi mukosa
berhubungan impaksi).
anal, stenosis
(akibat konstriksi dengan toilet
jaringan perut training.
dianastomosis).
Fistula (karena
ketegangan
abdomen,
Prolaps mukosa diare,
anorektal. pembedahan
dan infeksi).
Hospitalisasi