Anda di halaman 1dari 59

TRANSFORMATOR

FADILLAH ACHMAD RAMADANSYAH


201711176
Materi yang akan di bahas :
1 .Definisi Trafo & Prinsip kerjanya 8.Polaritas Transformator
2. Konstruksi Transformator 9. Syarat Hubungan Parallel Trafo
3. Mencari rugi-rugi Trafo 10. Hubungan Transformator 3
4. Pengujian Trafo (open sirkuit fasa
&short sirkuit) 11 Sistem kerja jam transformator
5. Rangkaian ekivalen Trafo 12.Pendinginan dan isolasi pada
6. Jenis jenis transformator trafo
7. Regulasi & efisiensi
Transformato
Definisi Transformator
• Transformator adalah Suatu alat yang digunakan untuk
mengubah suatu tingkat tegangan dari tingkat yang satu ke
tingkat tegangan yang lain, yang dimaksud adalah misalnya
penurunan tegangan(Step down) dan kenaikan tegangan
(Step up).
Percobaan Faraday
HK.Faraday 1:
Setiap perubahan medan magnet pada
kumparan akan menyebabkan gaya gerak
listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan Keterangan :
tersebut.
ɛ = GGL induksi (volt)
HK.Faraday 2:
N = Jumlah lilitan kumparan
Tegangan GGL induksi di dalam rangkaian
tertutup adalah sebanding dengan ΔΦ = Perubahan fluks magnetik (weber)
kecepatan perubahan fluks terhadap ∆t = selang waktu (s)
waktu.
Tanda negatif menandakan arah gaya gerak
Catatan : Galvometer adalah alat uji listrik (ggl) induksi.
yang digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya arus listrik yang mengalir.
Prinsip kerja&Konstruksi Transformator
Transformer memiliki prinsip kerja yang berdasar pada induksi elektromagnetik, dimana apabila
suatu penghantar dialiri arus bolak balik, maka akan menyebabkan medan listrik yang kemudian
akan menghasikan tegangan induksi (GGL). Transformator memiliki lilitan primer (NP) dan lilitan
sekunder (NS) yang terpisah secara elektris namun tetap berhubungan secara magnetis. Kedua
lilitan tersebut dihubungkan secara magnetis oleh inti besi.
Ketika sumber tegangan (VP) dihubungkan dengan lilitan primer (NP), maka akan mengalir arus
primer (IP) yang menimbulkan fluks magnetik (Φ). Fluks magnetik yang diakibatkan oleh lilitan
primer kemudian menginduksi lilitan sekunder sehingga menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). GGL
inilah yang kemudian menghasilkan arus dan tegangan. Arus dan tegangan yang dihasilkan bisa
lebih rendah atau lebih tinggi bergantung dari trafo yang digunakan (step up atau step down).
Rugi-rugi pada transformator
Terdapat rugi-rugi yang muncul
pada transformator yang secara
umum dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok rugi-rugi
utama yaitu rugi-rugi tembaga dan
rugi-rugi besi.
Rugi-rugi besi terdiri atas rugi
histerisis dan rugi arus eddy.
Rugi Tembaga
• Rugi-rugi tembaga terjadi karena resistansi dalam belitan. Rugi-rugi ini akan
berbanding lurus dengan besarnya beban sehingga meningkatkan arus beban
akan meningkatkan rugi-rugi tembaga. Rugi yang disebabkan arus beban mengalir
pada kawat tembaga dapat ditulis sbb :
Pcu= I2.R
I = Arus Primer & Sekunder(Ampere)
R= Tahanan Primer & Sekunder (Ohm)
• Karena arus beban berubah ubah, rugi tembaga juga tidak
konstan bergantung pada beban
Rugi Histeris
Besarnya rugi-rugi histerisis
bergantung pada jenis besi yang
digunakan untuk inti transformator.
adi, arus yang digunakan untuk
membangkitkan fluks inti akan
berubah terus menerus dari nilai
positif ke nilai negatif. Setiap saat
terjadinya pembalikan arus akan
terjadi pula pembalikan fluks
magnetik. Akibat dari terjadinya fluks
yang dibangkitkan dan kemudian
runtuh secara berulang-ulang di
dalam inti transformator inilah yang
akan menimbulkan rugi-rugi
histerisis.
Rugi Eddy
Arus eddy ialah arus yang bersirkulasi di dalam inti transformator yang
diakibatkan oleh terjadinya perubahan fluks magnetik. Arus eddy ini
dapat dikurangi dengan jalan membuat inti dari lembaran besi yang
terlaminasi dimana masing-masing laminasi inti diisolasi satu sama
lainnya. Rugi-rugi besi merupakan rugi-rugi yang sifatnya konstan dan
tidak bergantung pada besarnya beban. Dalam kondisi tanpa beban
ataupun berbeban penuh, transformator akan memiliki rugi-rugi besi
yang sama.
Jenis jenis trafo berdasarkan pemakaian

• 1. Transformator Daya (Power Transformator)


• 2. Trafo Distribusi
• 3. Transformator Pengukuran (CT&PT)
• 4. Transformator Proteksi
• 5. Transformator Khusus/ Istimewa
Trafo Daya Trafo Distribusi
• Transformator Daya adalah jenis • Trafo Distribusi atau Distribusi
trafo yang besar dan digunakan Transformer digunakan untuk
untuk aplikasi transfer daya tinggi mendistribusikan energi listrik
yang mencapai hingga 33 Kilo Volt. Pada dasarnya, Trafo Distribusi
Trafo daya ini sering digunakan di ini mengalirkan energi pada
stasiun pembangkit listrik dan tegangan rendah yang kurang
gardu transmisi. Trafo Daya dari 33 kilo Volt untuk keperluan
Biasanya memiliki tingkat isolasi rumah tangga atau industri yang
yang tinggi. membutuhkan tegangan 220 V
hingga 440V.
Trafo Pengukuran Trafo Proteksi
• Trafo Pengukuran atau dalam • Trafo Proteksi ini digunakan
bahasa Inggris disebut dengan untuk melindungi komponen
Pengukuran Transformer atau listrik. Perbedaan utama antara
Transformer Instrumen yang trafo proteksi dan trafo
digunakan untuk mengukur pengukuran adalah pada
tegangan, arus listrik dan daya akurasinya. Dimana trafo
yang diperlukan untuk proteksi harus lebih akurat jika
mengubah tegangan lalu lintas dibandingkan dengan trafo
dan trafo arus listrik dan lain- pengukuran.
lain.
Regulasi & Efesiensi Transformator
Trafo yang memiliki 100% efisiensi yaitu trafo yang tidak terjadi kehilangan daya
sama sekali. Namun Trafo yang ideal atau yang sempurna ini hampir dapat
dikatakan tidak mungkin akan tercapai, hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor
yang menyebabkan terjadi kerugian atau kehilangan daya. aktor yang disebabkan
oleh Inti Besi yang biasanya disebut dengan Core Loss atau Iron Loss dan faktor
yang disebabkan oleh Kumparan atau lilitan pada Trafo itu sendiri yang biasanya
disebut dengan Copper loss.
Rumus Umum Transformator
Kerja Parallel pada Trafo

Penambahan beban pada suatu saat mengkhendaki adanya kerja parallel diantara
transformator.tujuan utama kerja parallel ialah supaya beban yang dipikul
sebanding dengan kemampuan KVA masing masing transformator,sehingga tidak
terjadi pembebanan yang berlebihan. Untuk kerja parallel transformator ini di
perlukan beberapa syarat:
1. Kumparan primer dari trafo harus sesuai dengan tegangan dan frekuensi sistem
suplai (jala-jala)
2. Polaritas atau jam trafo harus sama
3. Perbandingan tegangan harus sama
4. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama
5. Perbandingan reaktansi terhadap resistansi sebaiknya sama
Pendingin Trafo
1.Tipe Kering
A. AA : Pendingin udara natural
B. AFA:Pendingin udara Terpompa
2. Tipe Basah
A. A. ONAN : Oil Natural Air Natural
Pada tipe ini udara dan minyak trafo akan bersikulasi
dengan alami. Aliran Perputaran minyak trafo hanya
dipengaruhi oleh suhu dari minyak trafo tersebut.
B. ONAF : Oil Natural Air Forced
Pada tipe ini minyak trafo akan bersikulasi
dengan alami namun saat minyak trafo
melalui radiator akan didinginkan dibantu
dengan kipas/fan.

C. OFAF : Oil Forced Air Forced


• Pada tipe ini Minyak Trafo akan
disirkulasikan dengan bantuan pompa
untuk mempercepat Sirkulasi minyak dan
serta dibantu kipas/fan pada radiatornya
untuk efektifitas dari sistim
pendinginannya.
Analisis Mesin Induksi
• Sebuah motor induksi adalah motor listrik AC di mana arus listrik di rotor
yang dibutuhkan untuk menghasilkan torsi diperoleh dengan induksi
elektromagnetik dari medan magnet dari stator berliku. (Ns>Nr)
• Motor sinkron merupakan motor yg memiliki output kecepatan putaran
motornya yg sinkron/sebanding dengan frekwensi listrik yg masuk ke
statornya. karakteristik dari motor ini adalah putarannya konstan meskipun
beban motor beruba-ubah dimana kecepatan motornya sesuai dengan
persamaan (Ns=Nr)
• Generator adalah sebuah mesin yang dapat mengubah energi gerak
(mekanik) menjadi energi listrik (elektrik).(Ns<Nr)
Analisis dasar konversi energi elektromagnetik
1. Suatu konduktor yang mengalirkan aliran arus listrik akan menghasilkan
medan magnet di sekitar
2. Medan magnet yang berubah terhadap waktu akan menginduksikan
tegangan pada suatu belitan kumparan (Prinsip Kerja Transformator)
3. Suatu konduktor yang di Gerakan memotong medan magnetakan
membangkitkan tegangan induksi pada konduktor tsb(Prinsip Kerja
Generator
4. Suatu Konduktor beraliran listrik bila berada dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya pada motor tersebut (Prinsip Kerja Motor)
Konstruksi motor tiga fasa
Sama seperti mesin-mesin listrik pada umumnya, motor 3 fasa memiliki
2 komponen penting, yaitu: stator dan rotor.
Stator merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada
komponen ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini
dihubungkan dengan suplai 3 fasa untuk memutar rotor. Stator sendiri
memiliki 3 bagian penting: Frame, Inti dan Winding
1. Frame, Frame merupakan bagian terluar dari stator. Berfungsi sebagai tempat
untuk memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi keseluruhan
komponen dari gangguan benda benda dari luar (seperti batu yang dilemparkan
ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat dari besi agar frame
menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada motor haruslah
sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan mencegah induksi yang tidak
merata. Air gap yang dimaksud disini ialah celah yang mungkin terbentuk pada
permukaan frame bukan lingkaran besar seperti pada gambar, karena lingkaran
tersebut akan diisi oleh inti stator dan rotor.
2. Inti
Inti stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti stator bertugas
untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh kumparan pada stator winding
dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3 fasa. Untuk mencegah arus eddy yang besar
pada stator winding umumnya inti stator dilapisi oleh lamina. Lamina sendiri
terbuat oleh campuran besi silikon untuk mencegah rugi-rugi histerisis. Pada inti
stator juga dipasang kutub-kutub magnet untuk menghasilkan fluks
3. Winding
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya
dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana metode
untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis rotor yang digunakan. Untuk rotor
jenis sarang tupai umumnya menggunakan rangkaian delta sedangkan rotor jenis
slip ring bisa menggunakan salah satu dari keduanya. Stator winding dipasang pada
sela-sela inti stator dan berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator winding juga
dikenal sebagai kumparan medan.
Rotor terbagi menjadi 2 tipe
1. Rotor Sangkar 2. Rotor Belit
1. Rotor Sangkar : Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis
rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas
batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini
terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium. Ujung-ujung batang penghantar dihubung
singkat oleh
cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang
menggunakan rotor ini disebut Motor Induksi Rotor Sangkar.
Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan
tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-
alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.
2. Rotor Belit : Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam
alur-alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan selalu dihubungkan
secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan ke terminal-terminal sikat /
cincin seret yang terletak pada poros rotor. Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur
kecepatan motor dengan cara mengatur tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja
normal sikat karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor
induksi rotor lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor Induksi Rotor
Lilit.
Slip Motor Induksi
Slip timbul karena adanya perbedaan antara kecepatan medan putar
(synchronous speed) dan kecepatan rotor (rotor speed). Slip dapat dihitung
dengan persamaan berikut :

Slip dapat pula dinyatakan dalam persen, dan dinyatakan oleh persamaan :
Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa
Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki sumber AC 3 fasa yang
terhubung dengan stator pada motor. Karena stator terhubung dengan sumber AC maka arus
dapat masuk ke stator melalui kumparan stator. Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan
stator saja. Sesuai hukum faraday bahwa apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu
kabel maka arus itu dapat menghasilkan fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya
mengikuti kaidah tangan kanan.

Arus pada Kabel menghasilkan Fluks


Prinsip Kerja
Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena setiap fasa dialiri
arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap waktu. Hal ini disebabkan
besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap waktunya. Misalkan fasa-fasa ini
diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga menghasilkan
fluks maksimum dan arus fasa b tidak mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa
b maksimal sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai
maksimum. Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana
yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa
medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring waktu. Kecepatan putaran
medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.

Berputarnya Medan Magnet akibat arus 3


Fasa pada rangkaian
RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR INDUKSI
Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip
induksi elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung pada tegangan dan arus
induksi pada rangkaian rotor dari rangkaian stator. rangkaian ekivalen motor
induksi mirip dengan rangkaian ekivalen trafo.rangkaian tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
Keterangan Gambar :

X 2 : Reaktansi kumparan rotor dalam ohm


Rc : Tahanan inti besi
Xm : Reaktansi rangkaian penguat dalam ohm perphasa
I : Arus yang mengalir pada kumparan stator bila motor tidak berbeban ( beban
nol dalam Amper perphasa )
I 2 : Arus rotor yang berpatokan pada stator

E1 : Tegangan induksi pada kumparan stator dalam Volt perphasa


Torka Mesin Induksi
P  T  3E I cos  '
1 2

3 Sa 2 R2
T V2


1
a R 
2
2
2
 S a X2
2
 2

2

E1  4.44 f1 N1 p K1 dT
0
dS
E2  4.44 f1 N 2 p K 2
R2 3V12
I 2' 
E1 S  TMaks  
a 2
R2 / S   a
2 2
X2 
2 X2 2a 2 X 2
a 2 R2 / S
cos  
a 2
R2 / S   a
2 2
X2 
2
Daya Motor Induksi
• Daya Masuk Stator : P1  3V1I1 cos 

• Daya Masuk Rotor : P2  3 I  


' 2
2
 R2 
a  
2

 S 
• Daya keluar rotor ( P mekanis ) : P  3 I ' 2 a 2 R  1  S 
 
m 2 2
 S 
• Rugi-rugi Daya :
Pr  3I ' 2
2 aR 2
2
Diagram Heyland
Diagram lingkaran adalah representasi grafis dari kinerja mesin listrik. Biasanya
digunakan untuk menggambarkan kinerja transformator , alternator , motor sinkron ,
dan motor induksi . Sangat berguna untuk mempelajari kinerja mesin listrik di bawah
berbagai macam kondisi operasi. Representasi diagram dari diagram lingkaran
membuatnya lebih mudah untuk dipahami dan diingat dibandingkan dengan deskripsi
teoritis dan matematika. Diagram menyediakan informasi yang tidak disediakan oleh
diagram fasor biasa. Diagram fasor memberikan hubungan antara arus dan tegangan
hanya pada kondisi rangkaian tunggal. Jika kondisinya berubah, kita perlu menggambar
diagram fasor lagi. Tetapi diagram lingkaran dapat disebut sebagai diagram fasor yang
digambar dalam satu bidang untuk lebih dari satu kondisi rangkaian. Pada konteks
motor induksi, yang merupakan minat utama kami, kami dapat memperoleh informasi
tentang output daya , faktor daya , torsi, selip, kecepatan, kehilangan tembaga,
efisiensi dll. Dalam grafik atau dalam representasi diagram.
Diagram Lingkaran dari Motor Induksi
Diagram Heyland
Bagian-bagian diagram lingkaran meliputi:
• Daya output maksimum
Ketika garis singgung ke lingkaran sejajar dengan garis maka daya output akan maksimal.
Titik M diperoleh dengan menggambar garis tegak lurus dari pusat ke garis keluaran dan
memperluasnya untuk memotong pada M.
• Torsi maksimum
Ketika garis singgung ke lingkaran sejajar dengan garis torsi, itu memberikan torsi
maksimum. Ini diperoleh dengan menggambar garis dari tengah tegak lurus terhadap
garis torsi AD dan memperluasnya untuk memotong pada lingkaran. Titik itu ditandai
sebagai N.
• Daya Input Maksimum
Ini terjadi ketika bersinggungan dengan lingkaran tegak lurus dengan garis horizontal.
Titik adalah titik tertinggi dalam diagram lingkaran dan ditarik ke tengah dan memanjang
hingga S. Titik itu ditandai sebagai R.
Merubah Kecepatan Putar Motor
1. Mengubah Pasangan Kutub
2. Mengatur Frekuensi
3. Mengubah Tegangan
4. Mengubah tahanan rotor
5. Menyisipkan tegangan dengan frekuensi yang sesuai dengan
rangkaian rotor
Pengaturan Motor Induksi
Mengubah frekuensi jala-jala dan jumlah kutup :

120 f
ns 
p
Pengaturan Motor Induksi
Mengatur tegangan jala – jala :
3 Sa 2 R2
T V12
 a R 
2
2
2

 S a X2
2 2

2
Pengaturan Motor Induksi
Pengaturan tahanan luar

Kurva T terhadap speed ( n ) dengan mengubah-ubah R2

Anda mungkin juga menyukai