Anda di halaman 1dari 9

 Latar Belakang :

1. Agresi Militer Belanda II.


2. Propaganda Belanda Atas Keberadaan TNI.
3. Tekanan dari Luar (Amerika Serikat)

 Tujuan :
Menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan
indonesia sebelum KMB.
 Perjanjian ini dimulai pada tanggal 14 April 1948, yang
diselenggarakan di Jakarta.
 Pihak Indonesia diwakili oleh Muhammad Roem dengan
anggotanya : Ali Sastro Amijoyo, Dr. Leimena, Ir. Juanda,
Prof. Supomo, dan Latuharhary.
 Pihak Belanda diwakili oleh Dr. J. Herman van Royen
dengan anggotanya : Blom, Jacob, dr. Van, dr. Gede, Dr. P.
J. Koets, Van Hoogstratendan dan Dr. Gieben.
 Pihak Penengah adalah UNCI (United Nations Comission
for Indonesia) yang diketuai oleh
Merle Cochran dari Amerika Serikat.
1. Angkatan bersenjata Republik Indonesia harus menghentikan
semua aktivitas gerilya.
2. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag.
3. Kembalinya pemerintahan Republik Indonesia ke kota Yogyakarta.
4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi
militer dan membebaskan semua tahanan perang dan politik.
5. Belanda menyetujui Republik Indonesia sebagian dari Negara
Indonesia Serikat.
6. Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan
tanpa syarat.
7. Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan
dasar sukarela dan persamaan hak.
8. Belanda memberikan semua hak, kekuasaan dan kewajiban kepada
Indonesia.
 Pada 6 Juli, Soekarno dan Hatta kembali dari
pengasingan ke Yogyakarta.
 Pada 13 Juli kabinet Hatta mengesahkan perjanjian
Roem-van Roijen dan Sjafruddin Prawiranegara
yang menjabat presiden Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia (PDRI).
 Pada 22 Desember Kabinet Hatta menyerahkan
kembali mandatnya kepada Soekarno dan secara resmi
mengakhiri keberadaan PDRI pada tanggal 13 Juli.
 Mengangkat Sri Sultan Hamengkobuwono IX menjadi
Menteri Pertahanan merangkap Ketua Koordinator
Keamanan.
 Sejak awal 1949 ada 3 kelompok pimpinan RI
yang ditunggu kembali ke Yogyakarta, yaitu:
1. Kelompok Bangka
2. Kelompok PDRI
3. Angkatan perang dibawah pimpinan Panglima
Besar Jenderal Soedirman
1) Kelompok Bangka
Pada tanggal 6 Juli 1949, Kelompok Bangka yang
terdiri dari Sukarno, Hatta, dan rombongan kembali ke
Yogyakarta, kecuali Mr. Roem yang harus menyelesaikan
urusannya sebagai ketua delegasi di UNCI, masih tetap
tinggal di Jakarta.

2) Kelompok PDRI
Pada tanggal 10 Juli 1949, kelompok ini mendarat
di Maguwo. Mereka disambut oleh Sri Sultan
Hamangkubuwono IX, Moh. Hatta, Mr.Roem, Ki Hajar
Dewantara, Mr. Tadjuddin dan pembesar RI lainnya.
Sementara, rombongan Panglima Besar Jenderal
Soedirman memasuki Wonosari.
3) Rombongan Jenderal Soedirman
Pada tanggal 10 Juli 1949, robongan Panglima
Besar Jenderal Soedirman menuju Yogyakarta, tapi
Soedirman berpamitan dengan masyarakat Sobo dan
keluarga Pak Karso yang rumahnya telah digunakan
olehnya. Kemudian mereka berangkat dan memasuki
Desa Wonosari.
Sesampainya di Yogyakarta, Rombongan ini
disambut oleh Sultan Hamengkubuwono IX dan
disertai dua orang wartawan, yaitu Rosihan Anwar dari
Pedoman dan Frans Sumardjo dari Ipphos.
Pada esok harinya rombongan Panglima Besar
Jenderal Soedirman dibawa kembali ke Yogyakarta. Saat
itu kondisi beliau sedang sakit. Dalam kondisi letih dan
sakit beliau mengikuti upacara penyambutan resmi
dengan baju khasnya yaitu pakaian gerilya.
Upacara penyambutan resmi para pemimpin RI di
Ibukota dilaksanakan pada 10 Juli dengan pimpinan
inspektur upacara adalah Syafruddin Prawiranegara
didampingi oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai