PENDEKATAN PROSES
KEPERAWATAN
Evaluasi
Diag- Inter-
nosis vensi
Diagnosis Keperawatan
merupakan bagian vital dalam
menentukan asuhan Imple
keperawatan yang sesuai untuk mentasi
membantu klien mencapai
kesehatan yang optimal
I. DOKUMENTASI
PENGKAJIAN
Tujuan Dokumentasi Pengkajian
• Mengidentifikasi kebutuhan dan respon pasien.
4. Pengkajian Kembali
• Memeriksa kembali data pengkajian yang
sebelumnya sebagai petunjuk baru dalam
menemukan masalah pasien.
Prioritas Pengkajian
• Masalah pasien.
• Risiko cedera pada pasien: jatuh, pencegahan
luka dekubitus, kecenderungan bunuh diri dan
melakukan kekerasan, penganiayaan dan
penyalahgunaan obat.
• Potensial untuk perawatan diri setelah
pemulangan.
• Kebutuhan penyuluhan pasien dan keluarga.
Bentuk Format Pengkajian
Isian Checklist
Pertanyaan
Terbuka dan Skala
Tertutup
Pengelompokan Data Pengkajian
• Data Subjektif
• Data Objektif
Contoh Dokumentasi Pengkajian
• Data Subjektif:
Pasien mengatakan sesak saat bernafas.
• Data Objektif:
RR= 30 kali/menit
Pernafasan cuping hidung.
Penggunaan otot bantu pernafasan.
II. DOKUMENTASI
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan
NANDA:
North American Nursing Diagnosis Association
SDKI PPNI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
• Memuat 149
Diagnosis
Keperawatan yang disusun
dari berbagai sumber rujukan
berupa textbook, standar diagnosis
dari lembaga/Negara lain dan
jurnal-jurnal ilmiah dan telah
ditelaah oleh para praktisi dan
akademisi keperawatan.
• Struktur Buku SDKI:
▫ Sambutan-sambutan
▫ Kata Pengantar
▫ Daftar Isi
▫ Bab I Pendahuluan
▫ Bab II Ketentuan Umum
▫ Bab III Ketentuan Khusus
▫ Bab IV Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
▫ Proses Penyusunan SDKI
▫ Tim Penyusun dan Tim Kontributor
▫ Daftar Pustaka
Buku SDKI
Tujuan Dokumentasi Diagnosis
Keperawatan
Menyampaikan masalah pasien dalam istilah-
istilah yang dapat dimengerti oleh semua
perawat.
Pengkajian
SLKI
Implementasi Perencanaan
SIKI
Proses Diagnostik (Lanjutan…)
Diagnosis Keperawatan
Aktivitas dan
Istirahat
Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International
Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994);
Reproduksi dan Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis
Seksualitas (Doenges et al, 2013).
Proses Diagnostik (Lanjutan…)
1 Analisis Data
2 Identifikasi
Masalah
3 Perumusan
Diagnosis
Jenis Diagnosis Keperawatan
Aktual
Risiko
Promosi Kesehatan
Komponen Diagnosis Keperawatan
1.Masalah/Problem
2.Indikator Diagnostik:
a. Penyebab/etiology.
b.Tanda/sign dan gejala/symptom.
c. Faktor risiko.
KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDIKATOR DIAGNOSTIK
Pada diagnosis aktual
dan promkes
1) Bio-fisio-psikologis
2) Efek
terapi/Tindakan
3) Situasional Indikator
4) Maturasional
Diagnostik
KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDIKATOR DIAGNOSTIK
• Ditemukan
Mayor sebanyak 80-
100% untuk
validasi diagnosis
• Tidak harus ditemukan
Minor • Jika ditemukan dapat
mendukung penegakan
diagnosis
Faktor risiko
• Merupakan kondisi atau situasi yang dapat
meningkatkan kerentanan pasien mengalami
masalah kesehatan.
Penjelasan
• Diagnosis aktual: indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab
dan tanda/gejala.
Nomor Kode
Label/Masalah
Definisi
Peyebab
Nomor Kode
Label/Masalah
Definisi
Faktor Risiko
Nomor Kode
Label/Masalah
Definisi
Aktivitas dan
Istirahat
Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International
Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994);
Reproduksi dan Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis
Seksualitas (Doenges et al, 2013).
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)
5 kategori
1. Fisiologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi fisik dan
regulasi homeostatik
2. Psikologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi mental,
proses mental dan perilaku.
3. Perilaku
• Intervensi Keperawatan untuk mendukung perubahan perilaku
atau gaya hidup
4. Relasional
• Intervensi keperawatan untuk mendukung hubungan
interpersonal atau interaksi sosial
5. Lingkungan
• Intervensi keperawatan untuk mendukung keamanan
lingkungan dan menurunkan risiko gangguan kesehatan
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)
14 subkategori
1. Respirasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pernapasan dan oksigenasi
2. Sirkulasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi jantung dan pembuluh darah
14 subkategori (Lanjutan)
8. Nyeri dan Kenyamanan
• Kelompok intervensi yang memulihkan nyeri dan kenyamanan
9. Integritas Ego
• Kelompok intervensi yang memulihkan kesejahteraan dengan diri sendiri secara
emosional
10. Pertumbuhan dan Perkembangan
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pertumbuhan dan perkembangan
Realible Time
Lanjutan:
• Contoh:
Menunjukkan pola nafas efektif dalam waktu….dengan
kriteria hasil:
-Status ventilasi dan pernafasan tdk terganggu.
-Jalan nafas paten.
-TTV normal (sebutkan)
-Kemudahan bernafas.
-Tidak menggunakan pernafasan cuping hidung.
-Tidak menggunakan otot bantu pernafasan.
• Pelajari Buku SLKI
Label Intervensi
Definisi Intervensi
Tindakan (Activity)
Referensi
Lanjutan:
• Rasional adalah alasan ilmiah tentang intervensi
yang ditetapkan.
Evaluasi formatif:
Evaluasi setelah tindakan keperawatan.
Evaluasi sumatif:
Evaluasi sesuai kriteria waktu di tujuan.
Lanjutan:
• Contoh:
Senin, 13 September 2017 jam 14.00
No. Diagnosis: 1
S: Pasien mengatakan sudah tidak sesak.
O: RR: 18 kali/menit.
Posisi pasien semifowler.
Tidak ada pernafasan cuping hidung
Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Pasien sudah tidak menggunakan oksigen
• A: Pola nafas efektif
• P: Intervensi dihentikan.
TUGAS BACA
• Buku SDKI
(Standar Dokumentasi Keperawatan Indonesia)
• Buku SIKI
(Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
• Buku SLKI
(Standar Luaran Keperawatan Indonesia)