Anda di halaman 1dari 28

dr. Ave Olivia Rahman, MSc.

Bagian Farmakologi
FKIK UNJA
DEFINISI

Diuretik adalah obat yg bekerja langsung pd ginjal


u/ meningkatkan produksi/ekskresi urin dan zat
yang terlarut dalam urin terutama natrium.

Digunakan pada terapi edema, hipertensi, gagal


jantung, penyakit ginjal.
MEKANISME PEAN PRODUKSI URINE
1.Kan Aliran Darah Ginjal & Kecepatan Filtrasi Glomeruli
Der. Xanthine
Glikosida Jantung
Dopamin

2.Kan Tek. Osmotik Tubuli Ginjal


Osmotik Diuretik

3.Menghambat Reabsorbsi Aktif Tubuler


Diuretika Tiazid
Diuretika Loop
Diuretika Hemat Kalium
Inhibitor Karbonik Anhidrase
 Antagonis Aldosteron
Der. Xanthine
Thiazide & Thiazide-like diuretics
 Thiazide diuretics :
 Bendroflumethiazide
 Chlorothiazide
 Hydrochlorothiazide (HCT)
 Hydroflumethiazide
 Methyclothiazide
 polythiazide.

 Thiazide-like diuretics :
 Chlorthalidone
 Indapamide
 Metolazon
Mekanisme kerja
 Menghambat reabsopsi natrium di tubulus distal
ginjal  meningkatkan ekskresi natrium, air,
klorida, potasium dan bikarbonat .
 Penggunaan jangka panjang thiazide 
vasodilatasi arteriolar  menurunkan tekanan
darah
 Efek samping : penurunan volume darah,
hipotensi orthostatic, hiponatremia,
hipokalemia, hiperglikemia,
Indikasi
 Hipertensi
 Eedema yang disebabkan penyakit hepar dan
ginjal, gagal jantung ringan dan sedang.
 Menyebabkan kadar kalsium dalam urin turun
 menghambat pembentukan dan rekurensi
kalkulus renal.
Interaksi obat

• Menurunkan sekresi lithium


• NSAIDs dapat menurunkan efek antihipertensi
obat diuretika thiazide
• Penggunaan dengan obat yang menyebabkan
hipokalemia dan digoksin dapat meningkatkan
risiko toksisitas digoksin
• Meningkatkan respon obat skeletal muscle
relaxants
• Tambahan efek hipotensi jika digunakan dengan
antihipertensi lainnya.
Loop diuretics
• Diuretika yang sangat poten  produksi urin paling
banyak.
– Bumetanide
– Ethacrynic acid
– Furosemide.
• Bumetanide lebih poten 40x dibanding furosemide tapi
durasi kerja paling singkat.
• Bumetanide dan furosemide mengandung gugus sulfa
 hati-hati pada pasien yang alergi sulfa
Mekanisme Kerja
• Bekerja pada loop henle pars ascending 
meningkatkan sekresi natrium, klorida dan air
• Pada tubulus proksimal  menghambat
reabsorpsi natrium, klorida dan air.
Indikasi
• Edema akibat penyakit ginjal, sirosis hepatik,
gagal jantung,
• Hipertensi (biasanya digunakan dengan
potassium-sparing diuretic atau suplement
potassium)
• Furosemid dengan manitol untuk edema
serebral
• Ethacrynic acid untuk short term acites akibat
malignancy, idiopathic edema, lymphedema.
Efek Samping
• Imbalance cairan dan elektrolit, (alkalosis metabolik,
hipovolemia, hipokloremia, hipokloremia alkalosis,
hiperglikemia, hiperuresemia, dehidrasi, hiponatremia,
hipokalemia, hipomagnesia)
• Gangguan pendengaran transien
• Gangguan saluran cerna
• Gangguan toleransi glukosa
• Dermatitis
• Paresthesia
• Disfungsi hepar
• Fotosensitivitas
• Hipotensi orthostatic
• Kategori C pada wanita hamil, dapat menurunkan laktasi
Posologi

• Furosemide tablet 20, 40 dan 80 mg.


• Diuresis : Initial dose 20-80 mg Single dose,
dapat ditambah setelah 6-8 jam kemudian 20-
40 mg Bisa diberikan 1-2 kali sehari
• Hipertensi : 2 x 40mg
Interaksi obat
• Aminoglikosida dan cisplatin digunakan
bersama dengan diuretika loop (terutama
furosemid dosisi tinggi)  risiko ototoksik
• Menurunkan efek hipoglikemik ADO
• Meningkatkan risiko toksisitas lithium
• Glikosida jantung dan diuretika loop
digunakan bersama bisa mencetuskan aritmia,
peningkatan toksisitas digoksin
Potassium Sparing Diuretic

• Diuretika yang tidak menyebabkan sekresi


potassium
• Spironolactone
• Eplerenone
• Amiloride
• Triamteren.
Mekanisme Kerja
• Bekerja di tubulus distal  ekskresi natrium, air,
bikarbonat dan kalsium
• Menurunkan ekskresi kalium dan ion hidrogen
• Menurunkan tekanan darah dan meningkatkan
kadar kalium serum.

1. Antagonis aldosteron (spironolakton,


eplerenon)
2. Block sodium channel (amiloride, triamteren)
Indikasi
 Edema
 Diuretic- induced hypokalemia pada pasien
gagal jantung
 Sirosis
 Sindroma nefrotik
 Gagal jantung
 Hipertensi.
 Spironolakton untuk terapi hiperaldosteronism
dan hirsustisme
Interaksi
• Penggunaan dengan suplemen kalium dan
ACEI meningkatkan risiko hiperkalemia
• Penggunaan bersama dengan digoksin
meningkatkan risiko toksisitas digoksin
Diuretik Osmotik
• Menyebabkan diuresis melalui osmosis
• Manitol
• Urea
• ESO : hiponatremia, dehidrasi, overload
sirkulasi, tromboplebitis dan lokal irirtasi pada
tempat infus
Mekanisme kerja
• Obat di darah  menarik cairan dari
intraseluler menuju intravaskular
• Obat di ginjal  Osmotik gradient di filtrasi
glomerular  Meningkatkan tekanan osmotik
filtrasi glomerulur  mencegah reabsorpsi
natrium dan air.
Indikasi

• Terapi gagal ginjal akut (Manitol menyebabkan


diuresis pada gagal ginjal akut dan ekskresi zat
toksik)
• Edema serebal
• Menurunkan tekanan intrakranial
• Menurunkan tekanan intraokular
Kontraindikasi
• Manitol jangan diberikan pada pasien gagal jantung
karena volume darah yang beredar ↑ shg memperberat
kerja jantung.

• Penyakit ginjal anuria

• Odem paru berat

• Dehidrasi berat

• Perdarahan intrakranial aktif kec akan dilakukan


kraniotomi

• Urea tidak boleh pada gagal hati


Inhibitor Carbonic anhydrase
• Acetazolamide dan methazolamide
• Mekanisme kerja :
Menghambat enzim carbonic anhidrase.
Enzim karbonik anhidrase a/ enzim yg
mengkatalis reaksi : CO2  H2O  H2CO3
• Di ginjal : menurunkan avaibilitas ion hidrogen
 menghambat mekanisme sodium-hydrogen
exchange  ekskresi natrium, kalium dan
bikarbonat dan air meningkat.
Indikasi
• Diuresis
• Terapi glukoma (Obat di mata menurunkan
produksi humour aqueous  menurunkan
tekanan intraokuler)
• Asetazolamid juga untuk terapi epilepsi dan
acute mountain sickness.
Efek Samping
• Hipokalemia
• Metabolic acidosis
• Imbalance elektrolit
Interaksi Obat
• Salisilat meningkatkan toksisitas carbonic
anhydrase inhibitor depresi SSP, asidosis
metabolik
• Diflunisal meningkatkan TIO jika diberikan
bersama carbonic anhydrase inhibitor
• Acetazolamide digunakan bersama siklosporin
dapat meningkatkan kadar siklosporin dan
risiko neurotoksik
Tulis Resep
• Tn Y, 50 tahun menderita gagal ginjal kronis
grade I datang dengan keluhan edema di
kedua kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
edema pretibial minimal. Pemeriksaan lain
dalam batas normal. Berikan resep untuk
mengurangi edema tersebut!

Anda mungkin juga menyukai