Proposal Skripsi
NIM: G1A117028
UNIVERSITAS JAMBI
2020
GAMBARAN STATUS GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN
ANAK USIA 2-5 TAHUN : STUDI LITERATUR
PROPOSAL SKRIPSI
Proposal Skripsi
NIM: G1A117028
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PERSETUJUAN SKRIPSI
Disusun Oleh :
LESTARI EKA PUTRI WANTI
G1A117028
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Rita Halim, M.Gizi dr. Nyimas Natasha Ayu Shafira, M.Pd.Ked
NIP 19840725 200912 2 005 NIP. 19800630 200604 2 002
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
skripsi yang berjudul “Gambaran Status Gizi terhadap Perkembangan Anak Usia 2-
5 Tahun: Studi Literatur ”. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Program Studi Kedokteran Universitas
Jambi.
Terwujudnya proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak, maka sebagai ungkapan hormat dan penghargaan penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. dr. Humaryanto,Sp.OT., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi.
2. dr. Rita Halim, M.Gizi selaku pembimbing substansi dan dr. Nyimas Natasha Ayu
Shafira, M.Pd.Ked selaku pembimbing metodologi yang telah membimbing
dengan sabar dan telah berkenan meluangkan waktu dalam segala kesibukan
aktivitas beliau untuk berdiskusi, memberi saran dan motivasi kepada peneliti
selama melakukan penulisan proposal skripsi ini.
3. Keluarga saya tercinta, Ayah Erwan Djunanto dan Ibu Martinawati, Adik Dimas
Adi Saputra serta sahabat seperjuangan PSPD Angkatan 2017 lainnya yang penuh
semangat serta selalu mendo’akan sekaligus memberikan dorongan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan hingga saat ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun diharapkan oleh penulis untuk
kesempurnaan penelitian selanjutnya dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jambi, Oktober 2020
i
DAFTAR ISI
ii
2.1.1.6 Data Status Gizi Baduta Dan Balita Di Kota Jambi Tahun 2018...20
2.1.2 Perkembangan Psikomotorik Anak........................................................21
2.1.2.1 Definisi ...........................................................................................21
2.1.2.2 Ciri Perkembangan Anak ...............................................................22
2.1.2.3 Prinsip Perkembangan Anak ..........................................................23
2.1.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak ........................24
2.1.2.5 Aspek Perkembangan Anak ...........................................................26
2.1.2.6 Tahap Perkembangan Normal Anak Menurut Usia .......................26
2.1.2.7 Penilaian Perkembangan Anak .......................................................31
2.1.3 Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Psikomotorik Anak ......35
2.2 Kerangka Teori ........................................................................................38
2.3 Kerangka Konsep ......................................................................................39
2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan penelitian ...............................................................................41
3.2 Tempat dan waktu penelitian ....................................................................41
3.2.1 Tempat penelitian ................................................................................41
3.2.2 Waktu penelitian ..................................................................................41
3.3 Subjek penelitian .......................................................................................41
3.3.1 Populasi ...............................................................................................41
3.3.2 Sampel penelitian dan besar sampel ...................................................41
3.3.3 Kriteria inklusi dan ekslusi .................................................................42
3.3.4 Cara pengambilan sampel ...................................................................42
3.4 Definisi operasional variable ....................................................................43
3.4.1 Variabel penelitian ..............................................................................43
3.4.2 Definisi Operasional Variabel ............................................................43
3.5 Instrumen penelitian..................................................................................47
3.6 Teknik pengumpulan data .........................................................................48
3.6.1 Sumber data .......................................................................................50
iii
3.7 Pengolahan dan analisis data.....................................................................51
3.7.1 Pengolahan Data ..................................................................................51
3.8 Analisis Data .............................................................................................52
3.8.1 Analisis Univariat ...............................................................................52
3.8.2 Analisis Bivariat ..................................................................................52
3.9 Etika Penelitian .........................................................................................53
3.10 Alur penelitian ........................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................55
iv
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Kategori Status Gizi Balita Menurut Kemenkes RI 2020 dengan indeks
Kurva WHO 2005 usia 0-5 tahun ………………………………………………….8
Tabel 2.2 Nilai Presentil Lingkar Kepala Menurut Umur…………………………10
Tabel 2.3 Klasifikasi LIKA/U usia 0-59 bulan menurut kurva WHO 2005…...…11
Tabel 2.4 Klasifikasi IMT/U usia 0-5 tahun menurut peraturan kemenkes 2020…11
Tabel 2.5 Status Gizi Baduta dan Balita di Kota Jambi tahun 2018………………20
Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………………………37
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis timbangan detecto, timbangan injak manual dan timbangan injak
digital. .................................................................................................................. 7
Gambar 2.2 Pengukuran tinggi badan anak dengan microtoise ...................................... 8
Gambar 2.3 Pengukuran lingkar kepala anak ................................................................ 10
Gambar 2.4 Kurva pertumbuhan BB/U WHO 2005 untuk anak laki-laki dan
perempuan usia 2-5 tahun.............................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.5 Kurva pertumbuhan TB/U WHO 2005 untuk anak laki-laki dan
perempuan usia 2-5 tahun.............................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.6 Kurva pertumbuhan BB/U WHO 2005 untuk anak laki-laki dan
perempuan usia 2-5 tahun.............................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.7 Kurva pertumbuhan LIKA/U WHO 2005 untuk anak laki-laki dan
perempuan usia -5 tahun...........................................................................................20
vi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori……………………………………………………………33
Bagan 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………………………34
Bagan 3.1 Alur Penelitian…………………………………………………………….48
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Status gizi merupakan gambaran individu akibat asupan gizi sehari-hari yang
menunjukkan pertumbuhan seseorang. Pada anak usia 0-5 th status gizi dapat dinilai
dengan BB/TB,TB/U,BB/U,dan LIKA/U yang selanjutnya dimasukan ke kurva WHO
2005 untuk menentukan pertumbuhan1. Di Indonesia, salah satu masalah status gizi
yang marak terjadi saat ini adalah malnutrisi yang dapat berarti gizi kurang (stunting,
wasting, dan underweight) atau gizi lebih (overweight, obesity).1,2 WHO mencatat
tahun 2018, terdapat 49 juta anak dibawah usia 5 tahun mengalami wasting, 149 juta
mengalami stunting, dan 40 juta anak mengalami overweight.2 Lingkar kepala juga
merupakan salah satu indikator dalam pengukuran antropometri status gizi yang
menunjukan petumbuhan anak.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 pada balita di Indonesia
menyebutkan bahwa prevalensi balita underweight 17,7%, wasting 10,2%, stunting
30,8%, dan overweight 8%.3 Sementara itu di Provinsi Jambi tahun 2018, proporsi
status gizi underweight mencapai 15%, stunting 30%, wasting 11% dan overweight
11,2%. Berdasarkan data tersebut menujukkan masih tingginya masalah gizi yang
terjadi di Provinsi Jambi. Sementara itu, proporsi ukuran lingkar kepala anak usia 0-59
bulan di Indonesia menunjukan prevalensi kasus mikrosefalus 40,6%, normal 58,4%
dan makrosefalus 1%, sedangkan prevalensi kasus untuk Provinsi Jambi mikrosefalus
32%, normal 64%, makrosefalus 5%.3
Berdasarkan data tahun 2018 dari dinas kesehatan Kota Jambi dari 20 puskesmas
yang ada di kota Jambi tahun 2018 prevalensi gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih
tersebar paling rata di Puskemas Simpang Kawat yang teradapat di Kecamatan Jelutung
yaitu sebanyak 4,1% gizi kurang, 1,2% gizi buruk, dan 2,8% gizi lebih. Sementara itu,
puskesmas yang memiliki prevalensi gizi baik paling banyak adalah Puskesmas Aur
Duri yang terletak di Kecamatan Telanaipura sebanyak 99,7 %.4
1
2
Studi sebelumnya yang dilakukan oleh Berhanu Nigussie dkk yang melakukan
penelitian di Ethiophia menyatakan adanya hubungan status gizi BB/TB,BB/U dan
TB/U dengan perkembangan anak.12 Penelitian di Kota Danish, Denmark oleh
Kristinaa dkk menyatakan adanya hubungan lingkar kepala terhadap perkembangan
otak anak.6 Sementara itu penelitian di negara Indonesia oleh Gladys di Kota Bandung
menunjukan tidak adanya hubungan antara status gizi dengan perkembangan
psikomotorik anak.13 Penelitian di Manado oleh Dennis dkk mendapatkan hasil bahwa
tidak terdapatnya hubungan lingkar kepada dan perkembangan anak. 14 Beberapa hasil
penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten tentang hubungan
status gizi anak dengan perkembangan psikomotorik anak pada penelitian yang
dilakukan diluar negeri dan di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka
2.1.1 Status Gizi Anak
2.1.1.1 Definisi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat – zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi status gizi buruk,
gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.15,16 Definisi lain menyebutkan bahwa
status gizi adalah keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan antara
konsumsi, penyerapan zat gizi, penggunaannya didalam tubuh serta keadaan
fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.17.18
2.1.1.2 Masalah Gizi pada Anak di Indonesia
Indonesia saat ini menghadapi masalah gizi ganda yaitu masalah gizi
kurang dan masalah gizi lebih yang terjadi secara bersamaan. Malnutrisi
menjadi salah satu masalah gizi yang sekarang ini marak terjadi di Indonesia. 1
Malnutrisi secara bahasa berarti “gizi salah” yang dapat berarti gizi
kurang dan dapat pula berarti gizi lebih.1 Gizi kurang pada anak disebabkan
oleh kurangnya asupan, pola asuh anak yang tidak memadai, dan kurangnya
sanitasi, dan rendahnya faktor ekonomi. Sementara itu gizi lebih pada anak
cenderung disebabkan kondisi lingkungan misalnya orang tua merasa anaknya
tidak aman bermain di luar rumah sehingga anak menghabiskan waktu dengan
menonton tv atau bermain gadget sehingga aktivitas anak menjadi terbatas.1
Malnutrisi pada anak dicirikan oleh 4 keadaan yaitu stunting yang
berarti tinggi badan kurang menurut umur (TB/U), wasting yang berarti berat
badan kurang menurut tinggi badan (BB/TB), underweight berarti berat badan
kurang menurut umur (BB/U) dan overweight berarti berat badan lebih menurut
tinggi badan (BB/TB).19
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 status gizi
balita di Indonesia yang dipantau sejak tahun 2013 sampai tahun 2018
5
6
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin maka berat
badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam
keadaan yang abnormal terdapat dua kemungkinan perkembangan berat
badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.
Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current nutritional status).
Penilaian BB/U mengindikasikan terjadinya masalah gizi yang bersifat akut.
Beberapa jenis alat timbang yang biasa digunakan untuk mengukur berat
badan adalah timbangan detecto, timbangan injak manual atau timbangan
injak digital.1,11,17
Gambar 2.1 Jenis timbangan detecto, timbangan injak manual dan timbangan
injak digital1
2. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal.Tinggi badan diukur pada anak yang sudah bisa berdiri
(usia >2 tahun) dengan alat microtoise. Pada keadaan normal, tinggi badan
tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak
seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi
dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan
akan tampak dalam waktu yang relatif lama.Berdasarkan karakteristik
tersebut, maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu yang sifatnya
kronis.1,11,17
8
Normal -2 SD s/d +3 SD
Tinggi > +3 SD
otak dan lapisan tulang kepala dapat bervariasi sesuai dengan status gizi.
Melalui pengukuran LIKA/U ini dapat diperoleh beberapa hal, yaitu 1:
a. Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran untuk
memeriksa keadaan patologi besarnya kepala atau peningkatan ukuran
kepala,misalnya pada kasus hidrosefalus dan makrosefalus.
b. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.
c. Ukuran otak mengalami peningkatan pesat pada tahun pertama
kehidupan.
Bayi laki-laki yang baru lahir ukuran ideal lingkar kepalanya adalah
36 cm, dan pada usia 3 bulan menjadi 41 cm. Sedangkan pada bayi perempuan
ukuran ideal lingkar kepalanya adalah 35 cm, dan akan bertambah menjadi 40
cm pada usia 3 bulan. Pada anak usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm perbulan,
dan pada usia 6-12 bulan pertambahan 0,5 cm perbulan.1, 17
Cara mengukur lingkar kepala dilakukan dengan melingkarkan pita
pengukur melalui bagian paling menonjol di bagian kepala belakang
(protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella). Saat pengukuran, sisi pita yang
menunjukkan sentimeter berada di sisi dalam agar tidak meningkatkan
kemungkinan subjektivitas pengukur.1
Tabel 2.3 Klasifikasi LIKA/U usia 0-59 bulan menurut kurva WHO
20051
Klasifikasi LIKA/U Z-Score
Mikrosefalus <-2 SD
Normal -2 SD s/d +2SD
Makrosefalus >+2 SD
B. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan biokimia merupakan salah satu metode untuk menilai status
gizi secara keseluruhan dan dianggap sebagai metode adjuvant untuk penilaian
klinis, pengukuran antropometri, dan asupan makanan. Akan tetapi, penilaian
secara laboratorium tidak rutin digunakan karena peralatan yang dibutuhkan
dalam penilaiannya sulit untuk didapat didaerah yang umumnya mengalami
malnutrisi. Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan adalah teknik
pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substasi kimia lain dalam darah dan
urin. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar normal yang telah
ditetapkan. Misalnya pada penilaian status besi, beberapa indikator laboratorium
untuk menentukan status zat besi yaitu Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit. 1,17,21
C. Pemeriksaan Klinis
13
lebih cenderung memberikan makanan cepat saji pada anak yang kemudian
menyebabkan status gizi anak overweight.1,16
4) Higienitas dan Sanitasi Lingkungan
Higienitas bergantung pada kebersihan lingkungan. Lingkungan yang
bersih akan menyebabkan anak terlindungi dari penyakit. Higienitas makanan
adalah tindakan nyata dari ibu dalam menjaga kebersihan saat mengelola
bahan makanan, menyimpanan sampai menyajian makanan balita. Sementara
itu, sanitasi lingkungan sangat terkait dengan ketersediaan air bersih,
ketersediaan jamban, jenis lantai rumah serta kebersihan peralatan makan
pada setiap keluarga. Semakin tersedia air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,
maka akan semakin kecil risiko anak terkena penyakit kurang gizi.1,16
2.1.1.5 Kurva Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan merupakan proses perubahan sel tubuh yang terjadi dalam
dua bentuk, yaitu pertambahan ukuran sel dan atau pertambahan jumlah sel.
Secara akumulasi perubahan sel ini akan menghasilkan perubahan ukuran
tubuh, yang ditunjukkan dengan pertambahan ukuran fisik, baik dalam
bentuk berat badan, tinggi badan atau tampilan fisik. 1 Pengamatan
pertumbuhan anak sangat penting dilakukan sejak lahir karena pertumbuhan
pada masa balita dimulai dari janin dalam kandungan sampai sekitar usia 5
tahun. Pada masa ini tubuh sangat cepat pertumbuhannya, semua jaringan
tubuh tumbuh dan bertambah besar atau panjang, pada masa ini sedang
terjadi pertumbuhan jaringan tubuh yang sangat vital.10 Pengamatan
pertumbuhan ini dapat dilakukan menggunakan kurva pertumbuhan.
Kurva pertumbuhan merupakan alat untuk menilai atau mengevaluasi
pertumbuhan anak sesuai dengan usianya. Kurva pertumbuhan ada 2 jenis
yaitu kurva pertumbuhan CDC 2000 dan WHO 2005 .9 Kurva CDC 2000
lebih akurat digunakan untuk mengukur pertumbuhan anak laki-laki dan
perempuan pada usia lebih 5 tahun sampai usia 20 tahun22, sedangkan kurva
18
Gambar 2.4 Kurva pertumbuhan BB/TB WHO 2005 untuk anak laki-laki dan
perempuan usia 2-5 tahun23
19
Gambar 2.5 Kurva pertumbuhan TB/U WHO 2005 untuk anak laki-laki dan
perempuan usia 2-5 tahun23
20
Gambar 2.6 Kurva pertumbuhan BB/U WHO 2005 untuk anak laki-laki dan
perempuan usia 2-5 tahun23
21
Gambar 2.7 Kurva pertumbuhan LIKA/U WHO 2005 untuk anak laki-laki dan
perempuan usia 0-5 tahun23
2.1.1.6 Data Status Gizi Baduta dan Balita di Kota Jambi Tahun 2018
Tabel 2.4 Status Gizi Baduta dan Balita di Kota Jambi tahun 2018 4
No Puskesmas D Status Gizi (BB/U)
Baduta
Gizi % Gizi % Gizi % Gizi %
dan
Balita Lebih Baik Kurang Buruk
1. P.Ayu 3.666 3 0,1 3.633 99,1 26 0,7 4 0,1
2. Aur Duri 1.233 1 0,1 1.225 99,7 7 0,6 0 0,0
3. S.IV Sipin 2.144 0 0,0 2.120 98,9 22 1,0 2 0,1
4. T.Pinang 1.539 0 0,0 1.528 99,3 11 0,7 0 0,0
5. T.Banjar 832 6 0,7 817 98,2 6 0,7 3 0,4
6. P.Selincah 2.591 0 0,0 2.579 99,5 12 0,5 0 0,0
7. Pk.Baru 2.274 3 0,1 2.268 99,6 2 0,1 1 0,0
8. Tl.Bakung 1.177 5 0,4 1.166 99,1 6 0,5 0 0,0
9. Kebun Kopi 818 19 2,3 777 95,0 21 2,6 1 0,1
10. P.Merah I 975 3 0,3 963 98,8 7 0,7 2 0,2
11. P. Merah II 574 2 0,3 556 96,9 6 1,0 10 1,7
12. Olak 568 2 0,4 538 94,7 27 4,8 1 0,2
Kemang
13. Tahtul 820 6 0,7 805 98,2 8 1,0 1 0,1
Yaman
14. Koni 766 0 0,0 743 97,0 23 3,0 0 0,0
22
waktu 10-15 menit. Jika dengan KPSP dicurigai ada gangguan perkembangan,
anak tersebut dirujuk untuk dilakukan skrining dengan Denver II yang lebih
rumit, lama dan harus dilakukan oleh tenaga terlatih. Kuesioner ini sampai
sekarang masih dianjurkan oleh Depkes untuk digunakan di tingkat pelayanan
kesehatan primer (dokter keluarga Puskesmas). Kuesioner ini memiliki
sensitifitas 95% dan spesifisitas sebesar 63%.
Cara menggunakan KPSP :
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih
kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan.
Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah
KPSP 9 bulan.
a. Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.Bila umur anak
lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur
bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
b. Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
c. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
1. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah
bayi makan kue sendiri?”
2. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan
tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda
terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-
lahan ke posisi duduk”
d. Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas
atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.
e. Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
f. Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK.
g. Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.
33
2. Penilaian Keseluruhan
Hasil interpretasi untuk keseluruhan tes dikategorikan menjadi 3 bagian.
Bagian-bagian tersebut antara lain adalah:
a. Normal Bila tidak ada skor “Terlambat” (0 D) dan ≤ 1 “Peringatan” (1
C). Jika hasil ini di dapat, lakukan pemeriksaan ulang pada kunjungan
berikutnya.
b. Suspek/diduga ada keterlambatan Bila terdapat ≥ 1 skor “Terlambat” (1
D) dan/atau ≥ 2 “Peringatan” (2 C). Catatan, D dan C harus disebabkan
Gagal (F), bukan disebabkan penolakan (R). Jika hasil ini di dapat,
lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu mendatang untuk menghilangkan
faktor-faktor sesaat, seperti rasa takut, sakit atau kelelahan.
35
Status Gizi
BB/TB
Status Gizi
TB/U
Status Gizi
LIKA/U
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
3.1 Rancangan Strategi Pencarian Studi Literatur
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain studi scoping
review yaitu suatu metode yang menggunakan review, telaah, evaluasi terstruktur,
pengklasifikasian, dan pengkategorian dari evidance based dari artikel penelitian yang
telah dihasilkan sebelumnya. Scoping review yaitu studi penelitian yang memiliki topik
yang lebih luas, rentang desain studi yang relevan dan tidak ada penilaian kualitas.
Tujuan scoping review ini antara lain untuk menjawab pertanyaan secara spesifik,
relevan serta terfokus pada topik yang ditelaah sehingga peneliti lebih memahami latar
belakang dari penelitian yang menjadi subjek topik tersebut dan dapat memahami
tentang kenapa dan bagaimana hasil dari penelitian tersebut sehingga dapat menjadi
acuan untuk penelitian baru.
a) Artikel nasional maupun internasional yang mengandung kata kunci yang sama
dengan topik penelitian
b) Artikel dengan rentang waktu penerbitan jurnal maksimal 5 tahun (2015-2020)
c) Artikel merupakan full text (dapat diakses secara penuh)
3.2.1.2 Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan keadaan yang menyebabkan subyek yang
memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikutsertakan. Adapun kriteria eksklusi pada
penelitian ini adalah:
1. Jurnal yang memakai bahasa selain Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
2. Jurnal merupakan riview journal bukan original journal
Berdasarkan tabel PECOC mengenai fokus review artikel yang akan ditelaah,
maka didapatkan research question sesuai dengan tinjauan pustaka adalah sebagai
berikut:
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini hasil penelitian diuraikan serta analisa data jurnal yang telah
dikumpulkan peneliti melalui website portal jurnal, yaitu Google Scholar, Springer Link,
ScienceDirect, CambridgeCore dan PubMed dengan metode penelitian yang digunakan
yaitu literatur review. Dari hasil penelaahan jurnal atau artikel tersebut, peneliti dapat
mengetahui bagaimana gambaran status gizi dengan perkembangan psikomotorik pada
anak.
4.1 Hasil Kajian Studi Literatur dan Analisa Data
4.1.1 Hasil Kajian Studi Literatur
Berdasarkan hasil pencarian artikel yang dikumpulkan dari database yang
digunakan, yaitu Google Scholar, Springer Link, ScienceDirect, CambridgeCore dan
PubMed mendapatkan sebanyak 20.198 artikel, yang mana pencarian artikel dilakukan
dengan menggunakan kata kunci yang telah ditetapkan peneliti. Pencarian dengan kata
kunci ini dilakukan agar artikel yang didapatkan sesuai dengan topik dan pembahasan
yang diinginkan oleh peneliti serta membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan
yang ada pada rumusan masalah dan tujuan penelitian ini. Berdasarkan pencarian ini,
kemudian peneliti menyeleksi kembali artikel tersebut yang telah diuraikan pada
diagram prisma, kemudian didapatkan hasil akhir artikel atau jurnal yang digunakan
sebanyak 10 artikel yang telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan sesuai dengan
topik pembahasan pada penelitian ini. Hasil pencarian literatur ini dirangkum dengan
bagan PRISMA dan screening artikel adalah sebagai berikut.
45
Identification
kriteria inklusi
kelayakan artikel
Gambar 4.1 Diagram PRISMA: Tahapan Studi Literatur dengan Search Engine
Google Scholar
47
Gambar 4.2 Diagram PRISMA: Tahapan Studi Literatur dengan Search Engine
SpringerLink
48
kelayakan artikel
Gambar 4.3 Diagram PRISMA: Tahapan Studi Literatur dengan Search Engine
Science Direct
49
350 artikel didapatkan setelah 6820 artikel dikeluarkan karena tidak sesuai
direview berdasarkan judul dengan tujuan penelitian
dan abstrak
kelayakan artikel
7 artikel dikeluarkan karena artikel tidak
3 artikel yang akan dianalisis terakreditasi
Gambar 4.4 Diagram PRISMA: Tahapan Studi Literatur dengan Search Engine
Cambridge Core
135 artikel didapatkan setelah 851 artikel dikeluarkan karena tidak sesuai
direview berdasarkan judul dengan tujuan penelitian
dan abstrak
7 artikel yang sesuai dengan 128 artikel dikeluarkan karena tidak memenuhi
Screening
kelayakan artikel
4 artikel dikeluarkan karena artikel tidak
3 artikel yang akan dianalisis terakreditasi
Gambar 4.5 Diagram PRISMA: Tahapan Studi Literatur dengan Search Engine
Pubmed
Jumlah 9303 10
Research-Coast, KEMRI/
Wellcome Trust Research
Programme, Kenya. Tilburg
University, University of
London.
Artikel 10 The association between Anita E. Pienaar. 2019.
under-nutrition, school Faculty of Health Science,
performance and North-West University,
perceptual motor Potchefstroom, South
functioning in first-grade Africa.
South African learners:
The North-West Child
Health Integrated with
Learning and
Development study.
under-five Negerian imunisasi perkembangan pada perkemb pendekatan dipilih dari b. Berdasarkan analisis data penelitian ini mendapatkan hasil bahwa dari
children anak di anak usia <5 tahun. angan cross- PAUD 415 anak, terdapat 268 (65.6%) anak dengan perkembangan normal
Kota anak sectional (preschool) dan 147 (35.4%) anak lainnya mengalami hambatan perkembangan,
Zaria, , b. Instrument dan pusat salah satunya terjadi pada domain perkembangan manipulative yang
Nigeria, penelitian imunisasi tercatat prevalensi perkembangan terhambatnya paling tinggi (16.6%
Negara Nigeria Afrika yang dengan untuk tingkat tinggi-sedang dan 9.2% untuk tingkat berat).
(Afrika Barat). Barat digunakan teknik Selanjutnya diikuti oleh domain perkembangan visual yang prevalensi
adalah multiple perkembangan terhambatnya 11.6% untuk tingkat tinggi-sedang dan
Schedule of random 5.5% untuk tingkat berat). Tidak ada anak yang perkembangannya
Growing Skills sampling. terhambat pada domain postural aktif, dan 1 anak yang mengalami
II, kurva perkembangannya terhambat pada domain postural pasif.
pertumbuhan c. Prevalensi kejadian wasting 3.8%, stunting 9.1%, underweight 3.8%
WHO, dan 2.2% mengalami overweight.
stadiometer d. Adanya hubungan yg signifikan diantara status gizi underweight
atau dengann dengan kemampuan bahasa dan mendengarkan (p=0.036) dan
infanometer, kemampuan interaktif (p=0.001). Tetapi tidak ada hubungan antara
electrical status nutrisi dengan parameter kemampuan bahasa dan bicara, visual,
weight scale manipulative dan kognitif.
atau baby
weight scale.
c. Uji statistik
menggunakan
uji chi-square
Artikel 3 Hubungan status gizi Posyandu Untuk menentukan Status a. Merupakan 106 anak a. Bedasarkan tabel distribusi frekuensi status gizi, status gizi yang
dengan perkembangan wilayah hubungan status gizi gizi dan penelitian dengan usia paling banyak adalah adalah normal sebanyak 89 anak (84%)
psikomotorik balita di kerja dengan perkemb dengan 0-5 tahun sedangkan untuk status gizi gemuk 4 anak (3.8%), kurus 12 anak
wilayah kerja Puskesmas perkembangan angan pendekatan dipilih (11.3%), sangat kurus 1 (0.9%).
puskesmas Lapai Lapai psikomotorik balita psikomot cross- secara acak b. Menurut table distribusi frekuensi penilaian perkembangan
Padang tahun 2014. Pandang di wilayah kerja orik anak sectional dengan psikomotorik dengan hasil sesuai merupakan perkembangan
Puskesmas Lapai. b. Instrument teknik psikomotorik terbanyak, yaitu 87 anak (82.1%),sedangkan untuk
penelitan yang multiple perkembangan psikomotorik meragukan 19 anak (17.9%), dan tidak
digunakan random ada yang mengalami penyimpangan perkembangan psikomotorik.
Negara Indonesia adalah KPSP, sampling. c. Berdasarkan table distribusi frekuensi gangguan aspek perkembangan
kurva psikomotorik yang terbanyak terjadi adalah gangguan motorik kasar
59
Artikel 4 Impact of Overweight Sekolah di Untuk menentukan Overwei a. Merupakan 70 anak usia a. Ada hubungan peningkatan BMI dengan kemampuan psikomotorik
On Cognition and daerah dampak overweight ght, penelitian 9-15 tahun dan kognitif pada anak (p<0.01),
Psychomotor Skills Kumool dengan perkemb dengan dengan b. Overweight dan presentase lemak tubuh sedikit berdampak positif
Among Children With dan perkembangan angan pendekatan teknik pada perkembangan psikomotorik dan kognitif yang ditunjukan
Overweight. Nellore psikomotorik dan psikomot cross- consecutive dengan buzz wire test score (r=0.48,p=0.01) body fat percentage
dari Andra kognitif, serta untuk orik dan sectional sampling (r=0.26, p=0.21) and stroop test (r=0.27, p= 0.24), sementara itu VRT
Prdesh menentukan apakah kognitif. b. Instrument memiliki dampak negative lemah terhadapa perkembangan (r=-
peningkatan BMI yang 0.31,p=0.13)
dapat mempengaruhi digunakan c. Keterampilan motorik kasar berdampak pada overweight
perkembangan anak. dalam dibandingkan dengan kemampuan motorik halus karena berhubungan
Negara India di daerah Kumool penelitian ini langsung dengan bobot tubuh.
dan Nellore dari adalah
Andra Prdesh stadiometer,
timbangan
digital,
perlengkapan
untuk
Modified 100
pin dexterity
test (PDS),
perlengkapan
untuk visual
60
reaction time
(VRT) and
Auditory
Reaction Time
(ART),
perlengkapan
untuk Buzz
wire test
(BWT),
perlengkapan
untuk Stroop
Test,
perlengkapan
untuk Digits
forward test
(DFT).
c. Normalitas
data digunakan
uji
Kolmogrov-
Smirnov,
untuk
menentukan
hubungan
diantara
variable
digunkaan uji
Spearman.
Artikel 5 Nutritional And Desa Menilai hubungan Status a. Merupakan 512 pasang a. Berdasarkan table distribusi frekuensi status gizi didapatkan bahwa
Developmental Status Kabale status gizi dan gizi, penelitian ibu-anak prevalensi stunting 49.2%, underweight 23.8%, wasting 9.4%,
Among 6-To 8- dan Kisoro perkembangan anak faktor dengan berusia 6-8 mikrosefali 6.5% .
Month-Old Children usia 6-8 bulan yang pendekatan bulan b. Berdasarkan table distribusi frekuensi perkembangan anak dengan
In Southwestern beserta faktor yang memeng cross- dengan penilaian menggunakan BSID III yaitu anak dengan perkembangan
mempengaruhinya di aruhi sectional teknik kognitif terhambat sebanyak 2.6%, perkembangan bahasa terhambat
61
Uganda : A Cross- desa Kabale dan status b. Instrument proportionat sebanyak 2.6%, perkembangan motorik terhambat sebanyak 3.6%.
Sectional Study. Kisoro, barat daya gizi dan penelitian e simple Sedangkan penilaian perkembangan dengan ASQ didapatkan hasil
Uganda. perkemb yang random kemampuan komunikasi terhambat sebanyak 7.5%, kemampuan
Negara Uganda, angan digunakan sampling motorik halus sebanyak 4.4%, kemampuan motoric kasar 7.1%,
Afrika Timur anak, adalah baby terhambatnya kemampuan memecahkan masalah sebanyak 5.8%, dan
weight scale, kemampuan personal social terhambat sebanyak 1.7%.
length c. Hasil analisis studi bivariat chi-square factor yang memengaruhi
board,pita kejadian underweight yaitu jumlah keluarga yang banyak dan ekonomi
pengukur, keluarga di bawah garis kemiskinan dengan (p<0,05), kepala keluarga
kuesioner, yang mengenyam pendidikan selama 7 tahun memiliki anak yang
Bayley Scales stunting (p<0,01), anak dengan sedikit konsumsi makanan yang
of Infant and beragam cenderung mengalami stunting (p<0,05).
Toddler d. Hasil analisis hubungan status gizi dengan perkembangan psikomotorik
Development anak menunjukan bahwa sebagian besar indikator status gizi
(BSID III), berhubungan dengan perkembangan bahasa, motorik dan kognitif
Ages and dengan p<0,05.
Stages e. Multiple regresi menunjukan bahwa perkembangan kognitif
questionnaires dipengaruhi oleh jenis kelamin (laki-laki), pendidikan kepala keluarga,
(ASQ) dan BB/U (R2=0.104), perkembangan bahasa dipengaruhi oleh
c. Analisis data BB/U,TB/U (R2=0.068),dan perkembangan motoric dipengaruhi oleh
yang jenis kelamin (laki-laki), BB/U, TB/U dan perekonomian dibawah garis
digunakan kemiskinan. (R2=0.086).
adalah Uji
Chi-square dan
Pearson.
Artikel 6 Head Circumference Kota Untuk mengetahui Lingkar a. Merupakan 801.564 a. Berdasarkan table distribusi frekuensi lingkar kepala didapatkan
At Birth And Danish, hubungan antara kepala penelitian anak yang sebanyak 16.243 (2.02%) anak diklasifikasi sebagai mikrosefali,
Intellectual Disability: Negara lingkar kepala anak dan dengan lahir di 766.187 (95.5%) sebagai normocephalic, 19.134 (2.39%) sebagai
A Nationwide Cohort Denmark dengan gangguan ganggua pendekatan Denmark macrocephalic. Jumlah anak yang didiagnosis gangguan perkembangan
Study. perkembangan n cohort study pada tahun intelektual dari populasi adalah 3028 (0.38%)
intelektual pada intelektu b. Instrument 1997-2013 b. Hasil analisis hubungan lingkar kepala dan gangguan intelektual
anak. al pada penelitan yang dengan menunjukan bahwa mikrosefali dikaitkan dengan peningkatan risiko
anak digunakan teknik gangguan perkembangan intelektual (hazard ratio (HR) 1.41, 95%
Negara Denmark adalah pita pengambila confidence interval (CI) 1.15–1.74; makrocephali tidak berhubungan
pengukur, n sampel dengan penurunan risiko terjadinya gangguan intelektual (HR 0.87,
62
Artikel 8 Prevalence Of 47 negara Untuk mengetahui Status a. Merupakan 161.188 a. Berdasarkan table distribusi frekuensi status gizi, prevalensi
Underweight, berpengha hubungan status gizi gizi, penelitian anak usia 3- underweight (21,6%), wasting (5,7%), stunting (40.1%) pada negara
Wasting, And Stunting silan dengan tingkat dengan 4 tahun berpenghasilan rendah lebih banyak terjadi dibandingkan dengan
Among Young menengah perkembangan penghasi pendekatan yang negara berpenghasilan menengah kebawah dan menengah keatas.
Children With A kebawah kognitif anak pada lan cross- diambil b. Berdasarkan table distribusi frekuensi delay cognitive developmental
Significant Cognitive menurut negara dengan negara, sectional dengan didapatkan hasil bahwa anak yang mengalami delay cognitive
Delay In 47 Low- survei tingkat penghasilan dan b. Instrument teknik development paling banyak terjadi pada negara dengan tingkat
Income Countries indikator ekonomi rendah. perkemb yang cluster pendapatan rendah yaitu 19.8%, sedangkan pada negara berpenghasilan
multipel angan digunakan sampling menengah kebawah yaitu 12.6% dan menengah keatas 2.9%.
klaster kognitif yaitu, c. Berdasarkan table distribusi frekuensi hubungan status gizi dengan atau
Negara Australia UNICEF anak. stadiometer, tanpa delay cognitive development menunjukan bahwa undernutrition
timbangan memengaruhi status gizi anak (p<0.001)
digital, kurva d. Berdasarkan analasis multivariat yang menganalisis hubungan faktor
pertumbuhan keluarga dan anak dengan status gizi pada anak yang mengalami delay
WHO, cognitive development yaitu kekayaan keluarga relative (p<0.001)
kuesioner adalah faktor terkuat dan paling konsisten terpapar undernutrition.
Early Child
Developmenta
lndex (ECDI),
survey
multiple
cluster
indicator dari
UNICEF
c. Analisis data
yang
digunakan
adalah analisis
bivariat
deskriptif dan
multivariat
64
Artikel 9 Socioeconomic Status, Desa Kilifi Untuk menentukan Status a. Merupakan 204 anak a. Sebanyak 49% anak mengalami stunting, 19.6% mengalami
Anthropometric dan hubungan status gizi gizi, penelitian usia 24-35 underweight. Anak di daerah desa tingkat stuntinnya lebih tinggi (57%)
Status, And Kisauni dengan status status dengan bulan daibandingkan di kota (41.3%). Menurut uji pearson chi-square
Psychomotor ekonomi dan sosial pendekatan dengan perbedaan ini terjadi signifikan (χ 2 (1, N=204)=4.99, p=0.03).
Development Of perkembangan ekonomi cross- teknik Sementara itu, anak dengan status gizi underweight tidak terjadi
Kenyan Children psikomotorik anak. dan sectional pengambila perbedaan signifikan antara daerah rural: 23%, urban: 16.3%; χ 2 (1, N
From Resource- perkemb b. Instrument n sampel = 204) = 1.43, p=0.23). Lingkar kepala tidak terjadi perbedaan yang
Limited Settings: A angan penelitian dilakukan signifikan antara daerah urban 9.6% ,rural 6% (χ 2 (1, N=204)=0.92,
Path-Analytic Study psikomot yang dengan p=0.34). Lingkar lengan atas tidak terjadi perbedaan yang signifikan
orik anak digunakan stratified antara daerah rural: 16.2%, urban: 9.1%; χ 2 (1, N=204)=2.31, p=0.13.
yaitu random b. Anak dengan hambatan pertumbuhan pada TB/U, BB/U,LIKA/U,
Negara Kenya, Afrika timbangan sampling LILA/U menunjukkan hubungan yg signifikan dengan perkembangan
Timur digital, baby psikomotorik yg rendah.
weight c. Analisis hubungan status sosial ekonomi dengan perkembangan
scale,stadiome psikomotorik tidak menunjukan hubungan yg signifikan (p=0.26),
ter, pita pendidikan ibu tidak berhubungan dengan perkembangan psikomotorik
pengukur, (p=0.97),
kurva TB/U berhubungan positif dengan status social ekonomi (β = 0.31,
pertumbuhan p<0.001), yang juga berhubungan positif dengan perkembangan
WHO, psikomotorik (β=0.29, p<0.001)
kuesioner kifli BB/U berhubungan positif dengan status social ekonomi (β = 0.25,
developmental p<0.001), yang juga berhubungan positif dengan perkembangan
inventory, dan psikomotorik (β=0.21, p<0.001)
kuesioner LIKA/U tidak berhubungan dengan status social ekonomi tetapi
Kenya berhubungan secara positif dengan perkembangan
Demographic psikomotorik(β=0.18, p<0.001).
Health Survey LILA/U berhubungan dengan SES (β=0.19, p<0.001) tapi LILA/U
SES. berhubungan dengan perkembangan psikomotorik (β=0.14, p<0.051)
c. Analisis data d. Analisis hubungan status gizi dengan perkembangan psikomotorik
yang berdasarkan indeks BB/U (p=0.0000), TB/U (p=0.0000), LIKA/U
digunakan (p=0.0000), LILA/U (p=0.0001).
adalah uji T
tidak
berpasangan,
65
Artikel The Association Sekolah Untuk menentukan Status a. Merupakan 816 anak a. Berdasarkan table distribusi frekuensi status gizi didapatkan sebanyak
10 Between Under- dasar di hubungan gizi, penelitian yang ada di 4.29% anak mengalami stunting, 4.29% anak mengalami
Nutrition, School provinsi undernutrition perkemb dengan sekolah wasting,7.35% mengalami underweight.
Performance And North- dengan angan pendekatan dasar kelas b. Berdasarkan table distribusi frekuensi hubungan status gizi dengan
Perceptual Motor West perkembangan psikomot cross sectional 1 (usia 6-7 perkembangan psikomotorik memiliki hubungan yang signifikan yaitu
Functioning In Afrika motorik dan prestasi oril, b. Instrument tahun) stunting dengan persepsi visual (p=0.0042), stunting dengan koordinasi
First-Grade South Utara anak. academic yang dengan motoric (p=0.0281), stunting dengan koordinasi integrasi motoric
African Learners: performa digunakan teknik visual (p=0.0088), wasting dengan dengan koordinasi motoric
The North-West nce adalah pengambila (p=0.1342),da persepsi visual (p=0.0158).Sedangkan yang tidak
Child Health stadiometer, n data yaitu memiliki hubungan yg signifikan adalah wasting dengan dengan
Integrated With timbangan stratified koordinasi motoric (p=0.1342), wasting dengan koordinasi motoric
Learning And digital, kurva random visual (p=0.0631, underweight dengan integrasi visual motorik
Development pertumbuhan sampling. (p=0.1378), persepsi visual ((p=0.5716) dan koordinasi motoric
Study. WHO, form (p=0.2978), dan underweight dengan persepsi visual (0.5716).
The c. Status gizi juga berhubungan dengan perkembangan akademik menulis,
Negara Afrika Utara Bruininks– membaca dan berhitung pada anak sekolah dasar. Hubungan yang
Oseretsky Test bermakna tersebut adalah adanya hubungan stunting dengan
of Motor- kemampuan berhitung (p=0.0446), wasting dengan kemampuan
Proficiency berhitung (p=0.0000), membaca (p=0.0029) dan menulis (p=0.0003).
(BOTMP), Sedangkan hubungan yang tidak bermakna ditunjukan oleh stunting
form untuk dengan kemampuan membaca (p=0.2498) dan menulis (p=0.0689,
visual motor underweight dengan kemampuan berhitung (p=0.3391), membaca
integration (p=0.4422) dan menulis (p=0.6771)
test.
c. Analisis data
yang
digunakan
adalah Chi-
66
square,
cramer’s V,
dan uji T
independent.
Berdasarkan tabel 4.2 telah dijelaskan data mengenai jurnal yang diteliti terkait status gizi dan perkembangan psikomotorik. Dari sepuluh artikel yang di review, peneliti membuat
ringkasan dari jurnal terkait status gizi dan perkembangan psikomotorik serta hubungan kedua variabel tersebut dalam artikel penelitian yang digunakan. Hasil tersebut kemudian peneliti
rangkum dalam tabel sebagai berikut.
Table 4.3 Gambaran Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Psikomotorik Pada Anak.
Status gizi Perkembangan anak
No. Coding artikel Stunting Underweight Wasting Overweight Mikrosefali Makrosefali Tidak Normal Nilai
normal p(α=0.05)
1. Artikel 1 39.7% 16.5% 3.3% - - - - - p=0.001
2. Artikel 2 9.1% 3.8% 3.8% 2.2% - - 35.4% 65.6% p<0.05
3. Artikel 3 - - 12.2% 3.8% - - 17.9% 82.1% p=0.002
4. Artikel 4 - - - 100% - - - - p=0.01
5. Artikel 5 49.2% 23.8% 9.4% - 6.5% - 35,3% 64.7% p<0.05
6. Artikel 6 - - - - 2.02% 2.39% - - p<0.05
7. Artikel 7 36.6% - - - - - - - p=0.006
8. Artikel 8 40.1% 21.6% 5.7% - - - 19.8% 80.2% p<0.001
9. Artikel 9 49% 19.6% - - 15.6% - - - p=0.0000
10. Artikel 10 4.29% 7.35% 4.29% - - - - - p<0.05
67
4.2 Pembahasan
Pada 10 jenis artikel yang didapatkan, metode penelitian artikel yang dianalisis
merupakan metode dengan penelitian cross-sectional dan cohort. Tempat penelitian
dalam artikel dilakukan di beberapa negara berkembang di dunia, misalnya
Indonesia,Ethiopia, Negeria, India, Uganda, Kenya, dan beberapa negara maju seperti
Denmark dan Australia.
4.2.1 Gambaran Status Gizi pada Anak
Status gizi anak merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk status
kesehatan. Pentingnya status gizi ini menjadi salah satu dari 17 tujuan dalam program
pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dalam tujuan nomor 2
yaitu mengakhiri kelaparan yang salah satu targetnya adalah pada tahun 2030,
mengakhiri segala macam bentuk malnutrisi, termasuk pada tahun 2025 mencapai
target-target yang sudah disepakati secara internasional tentang gizi buruk dan
penelantaran pada anak balita, dan mengatasi kebutuhan nutrisi untuk para remaja
putri, ibu hamil dan menyusui dan manula. 27
Status gizi anak dilihat dari 10 artikel yang ditelaah terdapat 7 artikel (artikel
1,2,3,5,7,8,10) yang melampirkan tabel distribusi frekuensi mengenai status gizi,
sementara itu 4 artikel (artikel 4,5,9,10) yang melampirkan tabel nilai mean (rata-rata)
status gizi. Dari 10 artikel tersebut, terdapat 5 artikel yang menyebutkan bahwa status
gizi yang paling banyak terjadi adalah stunting dan yang paling rendah adalah wasting,
terdapat 3 artikel yang membahas tentang lingkar kepala. Stunting juga merupakan
salah satu masalah besar yang masih dihadapai terutama di negara berkembang seperti
Indoneisa ini. Hal ini terjadi karena asupan zat gizi yang kurang dalam kondisi lama
yang berkaitan dengan tingkat ekonomi yang rendah.12
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi, diantaranya adalah faktor
infeksi, asupan makan yang kurang, pendidikan ibu, tingkat ekonomi, higienitas dan
sanitasi lingkungan. Faktor pertama yaitu infeksi, terjadinya infeksi dapat
menyebabkan rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tubuh tidak dapat
menyerap zat makanan dengan baik serta infeksi juga menyebabkan anak tidak
mempunyai nafsu makan yang cukup sehingga anak mengalami kekurangan gizi dan
jatuh pada kedaaan gizi kurang. Selain itu infeksi juga menyebabkan anak tidak
12
memiliki daya tahan tubuh yang cukup kuat sehingga mudah terserang penyakit.
Faktor selanjutnya adalah asupan makanan yang kurang yang disebabkan oleh
terbatasnya jumlah asupan makanan yang dikonsumsi atau makanan yang tidak
memenuhi unsur zat gizi yang diperlukan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Grace K. M. Muhoozi (2016) tentang nutrisi dan perkembangan anak usia
6-8 bulan di Uganda yang mengatakan bahwa beragamnya asupan makanan akan
mempengaruhi status gizi BB/U dan TB/U. 28
68
Berdasarkan table 4.2 telah dijelaskan data mengenai artikel yang diteliti terkait
indikator tentang perkembangan anak. Selanjutnya, pada subbab ini peneliti membahas
ringkasan dari jurnal terkait indikator perkembangan anak dalam artikel penelitian
yang digunakan. Perkembangan yang dibahas dalam artikel yang dianalisis berupa
perkembangan anak yang dinilai dengan berbagai kuesioner penilaian perkembangan
anak di negara, misalnya KPSP (Kuesioner Praskrining Perkembangan Anak) di
gunakan di Indonesia, Denver II-Jimma di Ethiopia, Schedule of Growing Skills II di
Negeria, Bayley Scales of Infant and Toddler Development (BSID III) dan Ages and
Stages questionnaires (ASQ) di Uganda, Early Child Developmentalndex (ECDI) dari
UNICEF di Australia, dan kuesioner The Bruininks–Oseretsky Test of Motor-
Proficiency (BOTMP) di Afrika Utara untuk menilai berbagai indikator perkembangan
anak dalam penelitian ini. Pembahasan mengenai pekembangan anak terdapat dalam
10 artikel yang ditelaah. Dari 10 artikel tersebut terdapat 5 artikel (artikel 1,2,3,5,8)
yang melampirkan tabel distribusi frekuensi mengenai perkembangan anak, sementara
itu 5 artikel (artikel 2,4,5,9,10) yang melampirkan tabel nilai mean (rata-rata)
perkembangan anak. Berdasarkan hasil penelitian dalam artikel yang ditelaah, artikel
membahas tentang distribusi frekuensi perkembangan terhambat (delay development)
paling banyak adalah indikator motorik kasar.12,32,33,34,35 Hal ini sejalan dengan
penelitian Gunawan (2015) yang mendapatkan hasil bahwa perkembangan motorik
adalah indikator yang mengalami gangguan perkembangan terbanyak. 13
Perkembangan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor pertama yaitu
genetik yang lebih menekankan pada aspek fisiologis dan psikologis yang dibawa
melalui alian darah dalam kromosom sehingga faktor ini bersifat statis, misalnya
bentuk fisik, kesehatan, sifat, kepribadian, minat, bakat, kecerdasan. 10 Hal ini sejalan
dengan penelitian oleh Eric J. Connolly,dkk (2019) yang membahas tentang hubungan
kesulitan anak dengan kenakalan dalam perkembangan yang dipertimbangkan karena
pengaruh lingkungan atau pengaruh genetik. Dari penelitian ini yang melibatkan 2534
orang saudara kandung didapatkan hasil bahwa adanya hubungan antara genetic
dengan anak yang selanjutnya dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan.36
Selanjutnya stimulai ibu-anak juga mempengaruhi perkembangan karena
stimulasi dapat memicu perkembangan anak menjadi lebih optimal. Saat usia 2-5 tahun
merupakan tahap golden age yaitu masa ketika perkembangan saraf di otak anak terjadi
sangat pesat sehingga perlu diberikan banyak stimulasi pada anak dengan tujuan
memaksimalkan potensi perkembangan otak anak. 10 Hal ini sejalan dengan penelitian
Inggar Ratna Kusuma dkk (2017) yang menyebutkan semakin banyak stimulasi yang
diberikan maka akan semakin baik perkembang anak. Dalam penelitian ini responden
peneltian memberikan stimulai paling banyak 5x perhari yaitu sebanyak 22.5%.
Berdasarkan analisis multivariat didapatkan hubungan yang signifikan antara
pemberian stimulasi dengan perkembangan motoric anak (nilai p=0.005). 37
70
Interaksi anak dengan teman sebayanya dapat memicu perkembangan anak. Hal
ini disebabkan karena anak bersosialisasi dengan dengan teman-temannya sehingga
anak akan mempelajari apa yang tidak didapatkan dikeluarga misalnya tentang
persaingan, kerjasama, saling menghormati dan menghargai teman.10 Menurut
penelitian Berhanu Nigussie Woku (2018) faktor psikososial yang memengaruhi
perkembangan anak meliputi tidak adanya interaksi antar anak sebanyak 50.4%, tidak
adanya interaksi ibu dan anak 64.1%, dan tidak tersedianya mainan anak 79.6%, tidak
tersedianya playground 67.6%.12
Faktor selanjutnya, status gizi juga terlibat dalam perkembangan anak. Status
gizi yang normal dapat memberikan informasi tentang kualitas diet karena
pertumbuhan seorang anak yang normal tidak mungkin terjadi tanpa asupan yang
adekuat. Status gizi normal terjadi karena keseimbangan antara konsumsi, penyerapan
zat gizi, dan penggunaan zat gizi yang baik. Keadaan patologis akibat kekurangan atau
kelebihan zat gizi untuk periode tertentu dapat berdampak pada status gizi.32 Anak yang
masa balitanya kekurangan makanan bergizi biasanya akan mengalami keterlambatan
pertumbuhan. Anak yang kurang gizi akan cenderung menjadi anak yang lemah,kurang
minat, dan tidak aktif terhadap kegiatan di sekelilingnya sehingga perkembangan
motorik terganggu. Anak yang kurang gizi cenderung mudah tersinggung, pemurung,
tidak dapat diduga dan sangat gugup (bicara dan bahasa serta sosial dan
kemandirian).10,32
Faktor yang terkahir yaitu komplikasi persalinan seperti trauma kepala misalnya
fraktur tengkorak dapat menyebabkan robeknya bagian otak seperti tentorium serebelli,
atau asfiksia yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang akan
mempengaruhi perkembangan anak.32
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti genetic, stimulasi ibu-anak, interaksi anak dengan teman
sebayanya, status gizi, serta komplikasi pada persalinan.
4.2.3 Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Psikomotorik Anak
Berdasarkan hasil review dari 10 artikel didapatkan 9 artikel mengatakan bahwa
terdapat hubungan antara status gizi dengan perkembangan anak dilihat dari nilai p
value yang selalu <0.05 dengan nilai p terendah terdapat artikel 9 dengan p=0.0000 dan
nilai p tertinggi terdapat pada artikel 4 dengan nilai p =0.01 sedangkan 1 artikel , yaitu
artikel 7 mengatakan tidak ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan anak
dengan nilai p=0.006.
Status gizi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
psikomotorik anak. Seribu hari pertama kehidupan merupakan masa keemasan (golden
period) atau masa kritis (critical period) yang dimulai saat kehamilan sampai usia anak
mencapai 2 tahun ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan otak anak yang
sangat pesat, maturasi sistem organ dan terbentuknya pola metabolisme tubuh. 38 Pada
71
1000 hari pertama kehidupan ini terjadi pertumbuhan neural (plastisitas otak) yang
berhubungan dengan pesatnya perkembangan. Menurut penelitian yang dilakukan
Joshua K Hartshorne (2018) yang mengatakan bahwa pada masa golden period
melibatkan hubungan antara promotor neurokimia dan epigenetik untuk memendekan
sinapsis dan jumlahnya bertambah banyak. Pada saat itu, perkembangan otak menjadi
lebih tajam, sehingga setiap pengalaman yang dirasakan anak akan membentuk sinaps.
Oleh karena itu, perkembangan otak anak akan disesuaikan dengan lingkungan anak.
Jika anak merasakan pengalaman negative, maka otak akan membentuk trauma dan
ingatan negative akibat sinaps yang terbentuk. 39
Selama kehamilan, otak manusia berkembang dengan kecepatan yang sangat
pesat. Dimulai dengan terbentuknya tabung saraf pada usia 16 hari setelah pembuahan
dan pada 7 bulan otak anak memiliki bentuk yang menyerupai orang dewasa. Pada
minggu ke-4 kehamilan, otak diperkirakan memiliki 10.000 sel saraf, sedangkan pada
minggu ke-24 otak mengandung 10 miliar sel saraf. Pada minggu ke-24 dan 44 setelah
konsepsi tepatnya pada trisemester pertama otak manusia membentuk sulcus dan gyrus
dan mulai terbentuk seperti otak dewasa. 38 Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
Courtney E.Yaeger dkk (2019) yang menyatakan bahwa kompleksnya peningkatan
pertumbuhan otak ini sebagian besar mencerminkan pertumbuhan saraf kortikal,
diferensiasi dan koneksi sinaptik. Selama golden period ini juga terjadi mielinisasi sel
saraf dan pembentukan sinapsis di sel saraf otak.40 Pesatnya pertumbuhan otak ini dapat
dipantau dengan melakukan pengukuran terhadap lingkar kepala anak karena
pengukuran ini akan memberikan hasil berupa pertumbuhan global pada otak anak. 1
Pertumbuhan awal otak ini sangat dipengaruhi oleh asupan makanan yang
optimal.41 Asupan makanan ini akan memberikan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhan otak anak. Penelitian oleh Sean Deonni (2017) menyebutkan bahwa
Nutrisi awal yang diberikan pada anak usia 0-2 tahun akan mempengaruhi
neurodevelopmental awal, mielinisasi sistem saraf akan membantu memberikan dasar
untuk membuat konektivitas munculnya fungsi kognitif dan perilaku.42 Nutrisi ini
selanjutnya akan diperlukan untuk pembentukan neuron baru yang membentuk
jaringan saraf untuk mentransmisikan dan menerima impuls saraf, dan untuk
membentuk lapisan mielin pada otak untuk mempercepat proses sinapsis terjadi.43
Nutrisi yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak terdiri dari
makronutrisi berupa protein, asam lemak tak jenuh ganda dan mikronutrisi berupa zat
besi, zinc,iodin, asam folat, vitamin A,D,C,B6,B12. 41 Contoh bahan makanan yang
bisa dikonsumsi untuk penunjang pertumbuhan dan perkembangan otak adalah daging
41,43
sapi, daging ayam, ikan laut segar, buah-buahan, sayur-mayur, susu, dan telur.
Semakin beragamnya asupan makanan anak maka akan semakin tercukupi pula
kebutuhan zat gizinya. Apabila kebutuhan zat gizi anak tidak tercukupi maka proses
perkembangan saraf yang vital ini dapat terganggu sehingga berakibat terganggunya
72
fungsi otak secara permanen yang menyebabkan kemampuan berpikir anak menjadi
berkurang, sehingga ketika memasuki usia dewasa memiliki kecerdasan yang kurang
optimal untuk dijadikan sebagai generasi penerus bangsa.1,44
Berdasarkan hasil analisis dari 10 artikel yang ditemukan didapatkan bahwa
status gizi paling banyak berhubungan dengan perkembangan motorik anak. Penelitian
Mariniel Rothman (2017) yang juga mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
perkembangan motorik dengan status gizi anak. Hal ini terjadi karena status gizi yang
baik akan membuat anak memiliki cukup energi untuk melakukan aktivitas yang
melibatkan otot besar dan otot kecil tubuh, misalnya protein yang berperan dalam
pembentukan otot sehingga akan berperan dalam perkembangan motorik anak,
terutama motorik kasar.45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari literatur review pada 10 artikel tentang hubungan status gizi
dengan perkembangan psikomotorik anak didapatkan kesimpulan bahwa status gizi pada
anak dipengaruhi oleh infeksi, asupan makan yang kurang, pendidikan ibu, tingkat
ekonomi, higienitas dan sanitasi lingkungan. Selain itu, perkembangan anak dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti genetic, stimulasi ibu-anak, interaksi anak dengan teman
sebayanya, status gizi, serta komplikasi pada persalinan.
Berdasarkan hasil review dari 10 artikel didapatkan bahwa 9 artikel mengatakan
terdapat hubungan antara status gizi baik dengan indicator BB/U,BB/TB, TB/U maupun
LIKA/U dengan perkembangan psikomotorik anak dilihat dari nilai p value yang selalu
<0.05 dengan nilai p terendah terdapat artikel 9 dengan p=0.0000 dan nilai p tertinggi
terdapat pada artikel 4 dengan nilai p =0.01 sedangkan 1 artikel , yaitu artikel 7
mengatakan tidak ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan anak dengan
nilai p=0.006.
5.2 Saran
Rekomendasi dari peneliti adalah perlunya dilakukan deteksi dini terkait dengan
petumbuhan dan perkembangan anak sedini mungkin agar bisa dilakukan intervensi
lebih lanjut jika diketahui terjadi masalah. Selain itu, pentingnya asupan makanan dan
gizi yang seimbang untuk anak agar pertumbuhan anak bisa optimal sesuai dengan
usianya serta perlunya diberikan banyak stimulasi pada anak usia golden periode agar
perkembangannya anak lebih optimal.
74
DAFTAR PUSTAKA
1. Thamaria N. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia; 2017.
2. WHO. What is Malnutrition (online).2016. Diunduh dari: World Health
Organization Website. URL: https://www.who.int/features/qa/malnutrition/en/
2016. (diakses 15 Februari 2020)
3. Kementerian Kesehatan RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
Jakarta: Kemenkes RI; 2018.
4. Dinas Kesehatan Kota Jambi. Status Gizi Balita BB/U se-Kota Jambi. Jambi:
Dinas Kesehatan Kota Jambi; 2018.
5. Jenson HB, Marcdante KJ, Kliegman RM D. Nelson : Ilmu Kesehatan Anak
Esensial. Jakarta: EGC; 2018.
6. Aagaard K, Matthiesen NB, Bach CC, Larsen RT, Henriksen TB. Head
Circumference At Birth And Intellectual Disability : A Nation Wide Cohort Study.
Pediatric Research. 2 Oktober 2019;21(4): 1–7.
7. Aagaard K, Matthiesen NB, Bach CC, Larsen RT, Henriksen TB. Head
Circumference At Birth And Intellectual Disability : A Nation Wide Cohort Study.
Pediatric Research. 2 Oktober 2019;21(4): 1–7.
8. Bappenas. SUN Indonesia Annual Meeting 2019: Turunkan Angka Stunting,
Bappenas Upayakan Kolaborasi Multisektor Dan Multipihak (online). 2020.
Diunduh dari: https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/sun-
indonesia-annual-meeting-2019-turunkan-angka-stunting-bappenas-upayakan-
kolaborasi-multisektor-dan-multipihak/. Kementerian PPN/Bappenas; 2019.
(diakses 15 Februari 2020).
9. Schwarzenberg SJ, Georgieff MK. Advocacy For Improving Nutrition In The First
1000 Days To Support Childhood Development And Adult Health. American
Academy of Pediatrics. 2018; 141(2):1-12.
10. Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, Dan Intervensi Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: Depkes RI; 2016.
11. Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC; 2008.
12. Worku BN, Abessa TG, Wondafrash M, Vanvuchelen M et al. The Relationship
Of Undernutrition/Psychosocial Factors And Developmental Outcomes Of
Children In Extreme Poverty In Ethiopia. BMC Pediatric.2018;18(45): 1–9.
13. Gunawan G, Fadlyana E, Rusmil K. Hubungan Status Gizi dan Perkembangan
Anak Usia 1 - 2 Tahun. Sari Pediatri.2016;13(2):142-146.
14. Thezar D, Masloman N, Mandei JM. Hubungan Lingkar Kepala dan
Perkembangan Bayi Di Poli Bayi & Tumbuh Kembang RSUP PROF. DR. R. D.
Kandou. E-Journal Unsrat. 2017. Hal 1-6.
15. Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku Pemantauan Status Gizi . Jakarta:
75