Anda di halaman 1dari 19

AB/hal1

BESAR SAMPEL, tergantung:


 Jenis penelitian
 Eksplorasi awal: 1 percontoh mungkin cukup
 Generalisasi - harus representative
 Skala-ukur variabel dependen
 Kategorikal/proporsional
 Kontinyu (interval)
 Derajat ketepatan perkiraan yang diinginkan
 Semakin tinggi ~ semakin besar sample
PENENTUAN BESAR SAMPEL
(SAMPLE SIZE)

PENENTUAN BESAR SAMPEL DALAM SUATU PENELITIAN TERGANTUNG


KEPADA DUA HAL, YAITU :
- ADANYA SUMBER-SUMBER YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENENTUKAN BATAS MAKSIMAL DARI BESARNYA SAMPEL.
MISALNYA; KETERBATASAN JUMLAH PEWAWANCARA/
PENGUMPUL DATA DAN KETERBATASAN SUMBER DAYA PENDUKUNG.
- KEBUTUHAN DARI RENCANA ANALISIS YANG MENENTUKAN BATAS
MINIMAL DARI BESARNYA SAMPEL. MISALNYA; KETEPATAN HASIL
DARI ANALISIS TABEL SILANG, UJI KEMAKNAAN.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PENENTUAN BESAR SAMPEL (SAMPLE
SIZE)
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK MENGHITUNG MINIMUM BESARNYA
SAMPEL YANG DIBUTUHKAN BAGI KETEPATAN (ACCURACY), ADALAH :
- ANGKA PERKIRAAN YANG MASUK AKAL DARI PROPORSI-PROPORSI YANG
AKAN DIUKUR DALAM PENELITIAN. CARA YANG PALING AMAN ADALAH
DENGAN MENGGUNAKAN PERKIRAAN 50%. DENGAN ANGKA INI AKAN
DIPEROLEH VARIANS YANG MAKSIMAL SEHINGGA SAMPEL YANG
DIPILIH CUKUP MEWAKILI.
- TINGKAT KEMAKNAAN (LEVEL OF SIGNIFICANCE) YANG DINGINKAN DALAM
PENELITIAN ATAU PENYIMPANGAN ESTIMASI SAMPEL. BIASANYA DIGUNAKAN
ANGKA 0,01 ATAU 0,05.
- DERAJAT KEPERCAYAAN (CONFIDENCE LEVEL) YANG AKAN DIGUNAKAN, AGAR
SUPAYA ESTIMASI SAMPEL AKURAT. PADA UMUMNYA DIGUNAKAN 99% ATAU 95%
DERAJAT KEMAKNAAN.
Lanjutan

NILAI PRESISI; UKURAN DARI SEBERAPA KONSISTENSI ALAT UKUR


KETIKA MELAKUKAN PENGUKURAN TERHADAP SAMPEL.
SAMPEL YANG LEBIH BESAR AKAN MEMBERIKAN HASIL YANG LEBIH
AKURAT, TETAPI MEMERLUKAN LEBIH BANYAK WAKTU, TENAGA, BIAYA
DAN FASILITAS-FASILITAS LAIN.
PENGAMBILAN SAMPEL ACAK MEMBERIKAN DATA KUANTITATIF YANG
LEBIH REPRESENTATIF DARI POPULASI YANG BESAR DARIPADA
SAMPEL NON RANDOM. TETAPI SAMPEL NON RANDOM DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK MEMAKSIMALKAN DATA KUALITATIF DARI SAMPEL
YANG RELATIF KECIL.
AB/hal5

Rumus Slovin

N
n=
1  N (e) 2

 n= Jumlah sampel dibutuhkan


 N= Jumlah populasi
 d= Batas toleransi kesalahan
AB/hal6

Cross Sectional
Populasi Tidak Diketahui:

2
z1-a/2 * p * q
n= 2
d
 n= Jumlah sampel dibutuhkan
 Z= Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu
 p= Proporsi sesuatu; q=1-p
 d= Derajat akurasi (presisi) yang diinginkan
AB/hal7

CONTOH
Seorang peneliti ingin melakukan survey kepuasan
pasien rawat inap di RS X. Berapakah besar
sampel yang dibutuhkan jika presisi=5% dan
derajat kepercayaan=95%?
AB/hal8

Cross Sectional
Populasi Diketahui:

1-a/2 p (1  p ) N
2
n= 2 z
d ( N  1)  z1-a/2 p (1  p )
2

 n= Jumlah sampel dibutuhkan


 Z= Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu
 p= Proporsi sesuatu; q=1-p
 d= Derajat akurasi (presisi) yang diinginkan
 N= Besar populasi
AB/hal9

CONTOH
Seorang peneliti mencari sampel minimal untuk suatu
penelitian tentang faktor determinan pemberian ASI
secara eksklusif pada 305. Untuk mendapatkan nilai p,
kita harus melihat dari penelitian yang telah ada atau
literatur. Dari hasil hasil penelitian Suyatno (2001) di
daerah Demak-Jawa Tengah, proporsi bayi (p) yang
diberi makanan ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti
nilai p = 0,172 dan nilai q = 1 – p. Dengan nilai presisi
(d) ditetapkan 0,05 dan nilai Alfa = 0,05.
AB/hal10

Case Control
AB/hal11
AB/hal12
AB/hal13
AB/hal14

LATIHAN

3. Seorang peneliti ingin melakukan penelitian


tentang hubungan pemberian ASI Eksklusif
dengan status gizi baduta di Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro. Berapakah besar sampel
yang dibutuhkan jika presisi=5% dan derajat
kepercayaan=95%?
AB/hal15

LATIHAN

4. Seorang peneliti ingin melakukan penelitian


tentang hubungan dukungan suami dengan
penggunaan AKDR oleh akspetor KB di Wilayah
Kerja Puskesmas Mamboro. Diketahui jumlah
akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas
Mamboro sejumlah 325 orang. Berapakah besar
sampel yang dibutuhkan jika presisi=5% dan
derajat kepercayaan=95%?
AB/hal16

VARIABEL DEPENDEN: KONTINYU


 F SATU POPULASI:

2
 2(
z1-a + z1-  )
n=
( 0 -  a ) 2

 n= Jumlah sampel dibutuhkan


 Z= Nilai Baku distribusi normal pada a /  tertentu
= Standar deviasi (simpang baku)
= Rerata
AB/hal17

CONTOH
 Angka keberhasilan rata-2 pelatihan Universal
Precaution (UP) bagi para pelaksana anestesi di
kamar bedah dalam skor peningkatan pengetahuan
dan sikap terhadap pentingnya UP adalah 61
dengan simpang baku 9,6. Seorang mahasiswa
PS-IKM mengajukan model pelatihan baru dan
ingin diuji coba model tersebut. Harapan nya
adalah angka keberhasilan naik sebesar 20%.
Berapa sample dibutuhkan bila derajat
kepercayaan 95% dan kekuatan uji statistik 80%
AB/hal18

VARIABEL DEPENDEN: KONTINYU


 F DUA POPULASI:

2
2 2(
z1-a + z1-  )
n=
( 1 -  2 ) 2

 n= Jumlah sampel dibutuhkan


 Z= Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu
 2=Varians Gabungan (Pooled Variance)
= (S12 + S22 )/2
1= Rerata kelompok I; 2= Rerata kelompok II;
AB/hal19

CONTOH
 Seorang peneliti PS-IKM ingin mengetahui dampak
akreditasi dibandingkan dengan sertifikasi ISO
terhadap kepuasan karyawan dan pelanggan. Pada
penelitian awal terbukti bahwa rata-2 kenaikan
kepuasan karyawan pada kelompok akreditasi
adalah 20% (Sd=4%), sedangkan pada kelompok
ISO 50% (Sd=9%). Kepuasan pasien meningkat
rata-2 berturut-turut 10% (Sd=3%) dan 30%
(Sd=6%) pada kelompok akreditasi dan ISO.
Berapa jumlah sampel karyawan dan pelanggan
dibutuhkan bila derajat kepercayaan 95% dan
kekuatan uji statistik 90%

Anda mungkin juga menyukai