Anda di halaman 1dari 23

LEARNING ISSUES

MILA DIANA L N
30901602081
1. ASKEP
Pengkajian
Bio-psiko-sosio-spiritual-kultural
Diagnosa
Ds  pasien mengatakan tidak nafsu makan
Do  BB turun 10%, mata cekung, mukosa kering
Dx kep  kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorpsi nutrient di tandai dengan bb turun 10% mata
cekung mukosa kering
Kriteria hasil  setelah di lakukan tindakan
1. Nafsu makan meningkat
2. Mukosa lembab
Intervensi :
1. Diet TKTP
2. Pantau input dan output cairan pasien
Diagnosa
DS  klien mengatakan nyeri saat BAB
DO  BAB berdarah
Dx Kep  Nyeri berhubungan dengan proses
penyakit di tandai dengan BAB berdarah
Kriteria hasil  setelah dilakukan tindakan :
1. Nyeri berkurang
Intervensi 
1. Teknik pengalihan nyeri
2. Relaksasi
3. Massase
2. Tindakan keperawatan paliatif
• Pemeriksaan tinja, meliputi:
1. Fecal occult blood test (FOBT) atau tes darah samar. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
darah yang tak terlihat pada feses melalui mikroskop. FOBT disarankan untuk dilakukan sekali dalam
setahun. Tes ini terdiri dari 2 jenis, yaitu:
– Guaiac FOBT. Sampel feses ditempatkan pada kartu khusus, kemudian diberi bahan kimia. Kartu
tersebut akan berubah warna bila feses positif mengandung darah.
– Fetal immunochemical test (FIT). Sampel feses dicampur dengan cairan khusus, kemudian
dimasukkan ke mesin yang mengandung antibodi untuk memeriksa darah pada feses.
FIT-DNA test, yaitu tes FIT yang digabungkan dengan tes untuk mendeteksi perubahan DNA pada feses.
Pemeriksaan ini dilakukan tiap 1-3 tahun sekali.
2. Sigmoidoskopi. Prosedur ini memasukkan selang tipis yang dilengkapi lampu dan kamera (sigmoidoskop)
dari anus ke bagian bawah kolon, untuk melihat apakah terdapat polip atau kanker.
3. Kolonoskopi. Prosedur ini sama seperti sigmoidoskopi, namun menggunakan selang yang lebih panjang
untuk memeriksa bagian dalam rektum dan seluruh bagian usus besar.
4. CT kolonografi (kolonoskopi virtual). Pemeriksaan ini menggunakan mesin CT scan untuk menampilkan
gambar usus besar secara keseluruhan
3. Patofisiologi ca colon
Kanker kolorektal timbul melalui interaksi
yang kompleks antara faktor genetik dan
faktor lingkungan  kanker kolorektal yang
sporadik muncul setelah melewati rentang
masa yang lebih panjang sebagai akibat
faktor lingkungan yang menimbulkan berbagai
perubahan genetik yang berkembang menjadi
kanker. Kedua jenis kanker kolorektal
(herediter dan sporadic) tidak muncul secara
mendadak melainkan melalui proses yang
diidentifikasikan pada mukosa kolon  kanker
kolon terjadi sebagai akibat dari kerusakan
genetik pada lokus yang mengontrol
pertumbuhan sel.
4. Pathway ca colon
5. Pengkajian paliatif pada
kasus
Pada dasarnya konsep keparawatan paliatif pada
pasien ca colorectal ialah memberikan perawatan
yang dilakukan untuk membantu meringankan dari
penderitaan fisik sampai psikologis pada pasien yang
tidak dapat di sembuhkan atau dalam tahap terminal.
Seperti pemenuhan kebutuhan fisik, mental, emosi,
social, spiritual dan kultural dengan pendekatan tim
konseling dan kenyamanan yang berpusat pada pasien
dan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup.
Serta meyakinkan bahwa setiap orang mempunyai
hak di obati, hak meninggal secara bermartabat.
6. Prosedur dan cara perawatan
ca colon
Persiapan pasien
• Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan
tindakan, dll
• Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
• Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien
(menutup gorden jendela, pintu, memasang
penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan
keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika
diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien
Persiapan alat
• Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas,
kain berlubang, dan kain persegi empat
• Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
• Kapas kering atau tissue
• Satu pasang sarung tangan bersih
• Kantong untuk balutan kotor
• Baju ruangan / celemek
• Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
• Zink salep
• Perlak dan alasnya
• Plester dan gunting
• Bila perlu obat desinfektan
• Bengkok
• Set ganti balut
Prosedur kerja
• Cuci tangan
• Gunakan sarung tangan
• Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
• Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
• Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
• Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri
menekan kulit pasien
• Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
• Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
• Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas
hangat (air hangat)/ NaCl
• Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril
• Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
• Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
• Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai
kebutuhan pasien
• Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostom
• Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
• Merapikan klien dan lingkungannya
• Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
• Melepas sarung tangan
• Mencuci tangan
• Membuat laporan
7. Tindakan keperawatan
paliatif pada keluarga
Kanker merupakan penyakit yang dianggap sulit untuk disembuhkan.
Pengobatannya yang cukup menyiksa pun membuat mereka yang terkena
kanker mungkin menyerah sebelum menyelesaikannya. Oleh sebab itulah,
dukungan keluarga ternyata sangat dibutuhkan penderita untuk turut menjaga
kesehatan mental, sehingga berpengaruh juga pada proses penyembuhan.
1. Memberikan semangat dan dukungan penuh  Keluarga dapat membantu
menjaga pola pikir pasien tetap positif bahwa ia dapat sembuh. Selain itu,
dukungan keluarga untuk selalu memberikan semangat selama penderita
juga sangat diperlukan.
2. Sabar dan pengertian mendampingi penderita  Setiap orang yang
didiagnosa kanker pasti akan melewati berbagai fase seperti depresi, putus
asa, emosi dan marah. Semua ini harus dihadapi keluarga dengan sabar dan
penuh pengertian.
8. Bagaimana cara pendekatan antara
perawat dengan pasien
1) Beri kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya
2) Dengarkan dengan baik dan empati
3) Gunakan strategi komunikasi therapeutic saat berbicara
dengan pasien
4) Perhatikan suku,budaya,kepercayaan dan nilai-nilai
pada individu dan keluarga saat mereka
mengekspresikan kesedihannya
5) Anjurkan pasien membangun hubungan dengan orang
lain
6) Hubungkan pasien dengan grup support

Diposting 5th October 2011 oleh Ia_Fitriani


9. Pengkajian bio, psiko, sosio,
spiritual, kultural
Aspek biologis/fisiologis  memenuhi kebutuhan dasar
hidup manusia seperti : oksigen, cairan, nutrisi,
temperature, eliminasi, seks.
Aspek psikologis  rasa aman, kebutuhan cinta dan
memiliki, harga diri, aktualisasi diri.
Aspek social  lingkungan social (interaksi dengan
orang lain)
Aspek spiritual  keyakinan agama (bagaimana dia
menjalankan kewajibannya dalam agama tersebut)
Aspek kultural  adakah kebudayaan khusus yang
berhubungan dengan kesehatan seperti, cara
pnyembuhan atau tradisi di keluarga.
10. Klasifikasi ca colon
Stadium 0: Sel-sel abnormal ditemukan di lapisan terdalam di usus besar.
Stadium I: Kanker telah terbentuk dan menyebar dari lapisan jaringan terdalam di dinding usus
besar lapisan tengah.
Stadium II: Kanker usus besar dibagi mejnadi stadium IIA, stadium IIB, dan stadium IIC.
 Stadium IIA: Kanker telah menyebar menembus lapisan otot ke serosa (lapisan terluar)
dinding usus besar
 Stadium IIB: Kanker telah menyebar menembus serosa (lapisan terluar) dinding usus besar
tetapi belum menyebar ke organ terdekat.
 Stadium IIC: Kanker telah menyebar menembus serosa (lapisan terluar) dinding usus besar ke
organ terdekat.
Stadium III: Kanker usus besar dibagi menjadi stadium IIIA, stadium IIIB, dan stadium IIIC.
 Stadium IIIA: Kanker telah menyebar dari lapisan jaringan terdalam di dinding usus besar ke
lapisan tengah dan menjalar ke sebanyak 3 kelenjar getah bening.
 Stadium IIIB: Kanker telah menyebar ke sebanyak 3 kelenjar getah bening terdekat dan telah
menjalar:
Keluar lapisan jaringan tengah di dinding usus besar, atau
Ke jaringan terdekat di sekitar usus besar atau rektum, atau
Keluar dinding usus besar ke dalam organ terdekat dan/atau menembus peritoneum
 Stadium IIIC: Kanker telah menyebar ke 4 atau lebih kelenjar
getah bening dan telah menjalar:
Ke atau menembus lapisan jaringan tengah di dinding usus besar,
atau
Ke jaringan terdekat di sekitar usus besar atau rektum

Stadium IV: Dalam tahap IV, kanker mungkin telah menyebar ke


kelenjar getah bening terdekat dan menjalar ke bagian tubuh
lainnya, seperti hati atau paru-paru.
11. Manajemen nyeri
1. Terapi obat analgesik 90% pasien
• Peroral
• Sesuai tingkat nyeri
• Prosedur invasive hanya jika terapi obat gagal
12. Kebutuhan nutrisi ca colon
• Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan. Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air
besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat
yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel
kanker.
• Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
• Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan
kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
• Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik,
karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel
kanker.
• Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
• Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
13. Pemeriksaan penunjang
1. Prosedur operasi  Operasi merupakan penanganan utama untuk kanker
kolorektal. Dokter akan melakukan reseksi, yaitu memotong bagian kolon atau
rektum yang ditumbuhi kanker. Jaringan dan kelenjar getah bening di sekitar
bagian yang terkena kanker juga akan diangkat. Setelah itu, reseksi akan disertai
dengan anastomosis, yaitu penyatuan masing-masing ujung saluran cerna yang
sudah dipotong dengan cara dijahit
2. Ablasi radiofrekuensi  Terapi ini menggunakan gelombang radio untuk
memanaskan dan menghancurkan sel kanker.
3. Cryosurgery  prosedur untuk membekukan dan menghancurkan sel kanker
menggunakan nitrogen cair.
4. Kemoterapi dan radioterapi  terapi yang betujuan membunuh sel kanker dan
menghentikan perkembangbiakannya. Kemoterapi bisa diberikan dalam bentuk
obat tablet (misalnya capecitabine) atau bentuk suntik (5-fluorouracil, irinotecan,
oxaliplatin). Sedangkan radioterapi adalah terapi yang menggunakan radiasi
berkekuatan tinggi.
14. Komunikasi terapeutik ca colon
1. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang penyakit yang mereka
alami serta pengetahuan tentang proses berduka dan kehilangan.
2. Dalam berkomunikasi perawat menggunakan konsep komunikasi
terapeutik
3. Membangun hubungan saling percaya dan caring dengan klien dan
keluarga melalui pengunaan komunikasi terapeutik membentuk
dasar bagi intervensi pelayanan paliatif
4. Dalam berkomunikasi, gunakan komunikasi terbuka dan jujur,
tunjukkan rasa empati.
5. Ketika klien ingin membicarakan tentang sesuatu, susun kontrak
waktu dan tempat yang tepat.
15. Peran dan fungsi perawat
paliatif
1) Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2) Meningkatkan kenyamanan
3) Mempertahankan fungsi fisiologis optimall
4) Mencegah komplikasi
5) Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan

• Evelyn CP, 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. Gramedia
16. Kebutuhan psikologis pasien ca
colon
1) Memberikan dukungan pada klien pada fase penolakan. Akan
tetapi, budaya yang terjadi diindonesia pada kondisi
terminal ini, klien dianggap membutuhkan asupan religi.
2) Memberikan arahan pada klien bahwa marah adalah respon
normal. Sekarang ini, perawat lebih memberikan arahan
tersebut kepada keluarga klien agar keluarga klienpun tidak
cemas melihat klien mengalami keadaan seperti ini.
3) Membantu klien mengekspresikan apa yang dirasakannya.
4) perawat hanya mengutarakan empatinya terhadap keluarga
klien dan ikut serta membantu memotivasi keluarga klien
17. Indikasi dilakukan colostomi
1) Atresia Ani : tdk terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian
entoderm, kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi
anus, rektum atau keduanya

2) Hischprung (kongenital aganglionosis) : tidak adanya sel ganglion dalam rectum


dan sebagian tidak ada dalam colon

3) Malforasi Anorektum :merujuk pada suatu spektrum cacat. Perhatian utama


ditujukan pada pengendalian usus selanjutnya, fungsi seksual dan saluran
kencing.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24516/;jsessionid=E
01C850F26A885ABF41C2F94A502D2A4?sequence=4
18. Anatomi fisiologis sistem digestif

Anda mungkin juga menyukai