Anda di halaman 1dari 26

PENGANTAR

METODOLOGI STUDI ISLAM


STUDI ISLAM
Studi Islam berkaitan dengan beberapa hal:
 Islam : bentuk masdar dari kata salam,
berarti kepatuhan, ketundukan dan
berserah
 Syari’ah : berasal dari kata syara’a, berarti
sumber air yang dituju atau membuat
peraturan
 Wahyu : berasal dari kata wahaa, berarti
memberi isyarat atau petunjuk
ISLAM NORMATIF DAN
ISLAM HISTORIS
Islam dapat digolongkan pada 2 level:
 Islam Normatif adalah Islam sebagai wahyu
 Islam Historis adalah Islam yang dipahami dan
Islam yang dipraktekan kaum muslimin di penjuru
dunia, dari mulai masa Nabi Muhammad saw
sampai sekarang
Beberapa ulama membagi islam pada 3 level:
 Islam level original teks (al-Qur’an dan Hadis)
 Islam level pemahaman dan penafsiran terhadap
teks asli (hasil ijtihad)
 Islam level praktek dalam kehidupan nyata
OBJEK & PEMBIDANGAN
KAJIAN ISLAM
Para ulama berbeda pendapat mengenai pembidangan
kajian Islam, diantaranya:
 Ulama Salaf: 1) Aqidah; 2) Syari’ah; dan 3) Akhlak
Tasawuf.
 Nasr Hamid Abu Zaid: 1) Hukum; 2) Teologi; 3) Filsafat;
dan 4) Tasawuf/Mistik.
 Charles Adams: 1) Nama/istilah dan pengertian islam;
2) Masyarakat Arab pra-Islam; 3) Kehidupan Nabi; 4) al-
Qur’an; 5) Hadis; 6) Kalam; 7) Falsafah; 8) Institusi
Islam; 9) Syi’ah; 10) Sufi; dan 11) Periode Modern.
 Harun Nasution: 1) Ibadah; 2) Politik; 3) Hukum; 4)
Teologi; 5) Falsafah; 6) Mistisisme; dan 7) Pembaharuan
dalam Islam.
MODEL BERPIKIR
 Model berfikir (epistemologi) umum :
a. Rasional (abstrak-logis)
b. Empirik (empirik-positivistik)
c. Intuitif (abstrak-mistik)
 Model berfikir (epistemologi) Islam :
a. Bayani (lingusitik/tekstual)
b. Burhani (demonstratif)
c. ‘Irfani (gnostik/intuitif/kasyf)
 Letak perbedaaan antara epistemlogi umum
dan Islam adalah pada ada atau tidak adanya
nash.
PRODUK PEMIKIRAN
HUKUM ISLAM
 Fikih : al-fahmu / kumpulan hukum yang bersifat praktis dan
rinci yang bersumber pada dalil yang rinci.
 Fatwa : pendapat ulama tentang suatu masalah tertentu,
yang prosedurnya diwali dengan pertanyaan.
 Jurisprudensi : kumpulan putusan hakim di pengadilan yang
dapat digunakan oleh para hakim sebagai dasar putusan,
khusus terhadap kasus yang dasar hukumnya belum tertulis
dalam kitab hukum.
 Kompilasi : mengumpulkan bahan-bahan yang tersedia ke
dalam yang bentuk yang teratur dan baik, seperti dalam
sebuah buku dapat pula berarti mengumpulkan berbagai
macam data.
 Undang-undang : kesepakatan antara para ilmuan dalam
berbagai bidang dan pemimpin umat (ru’asa).
PERKEMBANGAN STUDI
ISLAM
 Perkembangan studi Islam berkembang dari
sorogan dan halaqah di rumah-rumah para ‘alim
ke sistem kuttab, kemudian ke masjid-masjid-
khan, dan kemudian berlanjut ke sistem
madrasah (perguruan tinggi).
 Beberapa ilmuan muslim menyebutkan bahwa
awal studi islam berasal dari al-Jami’ah, dari
lembaga Masjid Jami’.
 Prestasi perkembangan manusia di bidang ilmu
pengetahuan menurut George Stanton adalah: 1)
Zaman Palton (450-700 SM); 2) Zaman Cina (600-
700 M); dan 3) Zaman Kejayaan Muslim (750-
1258 M).
PERKEMBANGAN STUDI
ISLAM DI DUNIA MUSLIM
 Pada zaman Nabi – 4 H; pendidikan Islam
dilaksanakan di Masjid dan rumah-rumah.
 Sejak kekuasaan Abbasiyah (5 H) pendidikan Islam
bergeser ke sekolah-sekolah dengan gedung
besar, dan mata kuliah yang diajarkan bukan
hanya bersifat spiritual, tetapi juga intelektual.
 Beberapa pusat kajian Islam:
a. Universitas Nizhamiyah di Nisyapur
b. Universitas Nizhamiyah di Baghdad
c. Universitas al-Azhar di Kairo
d. Universitas Cordova di Cordova
e. Universitas Kairwan di Fez (Maroko)
PERKEMBANGAN STUDI
ISLAM DI DUNIA BARAT
Perkembangan studi Islam di Barat dibagi dalam dua fase:
 Fase Kejayaan Islam: saat Islam mengalami masa
kejayaan, banyak masyarakat Barat menimba ilmu di
berbagai Universitas Islam, kemudian karya-karya ulama
Islam mulai diterjemahan ke dalam bahasa Latin.
 Fase Runtuhnya Islam: sejak Rainansanse di Barat
perkembangan studi Islam dimulai dari sumber–sumber
bacaan para orientalis, namun seiring banyaknya sarjana
muslim yang sekolah di Barat dan menerbitkan buku
dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dll studi Studi
Islam mulai berkembang menjadi studi mayor dan minor
dengan nama Islamic Studies, Middle East Studie,
Religious Studies, dll.
PERKEMBANGAN STUDI
ISLAM DI INDONESIA
Perkembangan studi Islam di Indonesia:
 Langgar, Surau, Masjid atau rumah guru.
 Pesantren: Kiyai mengajar santri dengan sarana masjid
sebagai tempat pengajaran/pendidikan, dan didukung oleh
pondok sebagai tempat tinggal santri.
 Pendidikan Kerajaan: lembaga pendidikan yang dibiayai oleh
kerajaan, diantaranya di Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan
Aceh Darussalam, Kerajaan Demak, dll
 Sekolah/Madrasah: sejak abad ke-20 muncul
madrasah/sekolah model belanda oleh organisasi Islam,
seperti Muhammadiyah, NU, Jama’at al-Khair, dll.
 Universitas: dimulai dari didirikannya Sekolah Tinggi Islam
(STI) di Jakarta, kemudian berubah menjadi Universitas Islam
Indonesia (UII) di Yogjakarta, didirikannya IAIN al-Jami’ah al-
Islamiyah al-Hukumiyah pada 1960 yang diikuti dengan
berdirinya 14 IAIN dan 36 PTAI, dan pada 2002 berdiri 6 UIN.
KAJIAN SUMBER ISLAM
Salah satu sumber pokok kajian Islam adalah al-
Qur’an. Studi al-Qur’an meliputi:
 Wilayah kajian al-Qur’an: 1) sejarah ilmu al-
Qur’an; 2) ilmu asbab al-nuzul; 3) ilmu makki wa
al-madani; 4) fawatihu al-suwwar; 5) ilmu qira’ati;
6) ilmu nasikh wa al-mansukh; 7) ilmu rasmi al-
Qur’an; 8) ilmu muhkam wa mutasyabih; 9) ilmu
amthal al-Qur’an; 10) ilmu aqsam al-Qur’an; 11)
kisah dalam al-Qur’an; 12) ilmu jadal al-Qur’an;
13) ilmu tafsir; 14) metode yang digunakan
muffasir; dan 15) ilmu tentang kemukjizatan al-
Qur’an.
Lanjutan
 Metode/model tafsir meliputi:
1. Metode Tafsir Tahlili. Menganalisis secara kronologis dan
memaparkan berbagai aspek yang terkadung sesuai urutan surat.
2. Metode Tafsir Muqaran. Metode tafsir yang membandingakan
satu masalah dalam suatu ayat dengan ayat lain atau dengan
hadist Nabi.
3. Metode Tafsir Ijmali (global). Menafsirkan secara singkat dan
global.
4. Metode Tafsir Maudu’i (tematik). Menafsirkan kan al-Qur’an
berdasarkan tema tertentu, berdasarkan subjek atau surah al-
Qur’an.
5. Metode Tafsir Kulli (holistik). Menekankan pada pemahaman al-
Qur’an dengan metode silang (cross-referential), atau induktif.
6. Penggabungan Metode Tafsir Maudu’I dan Metode Tafsir Kulli.
STUDI AL-SUNNAH
 Selain al-Qur’an, kajian sumber Islam lainnya
adalah al-Sunnah. Studi al-Sunnah meliputi:
 Wilayah kajian al-Sunnah: 1) pengertian hadis,
sunnah, khabar, athar, dan hadis kudsi; 2) sejarah
dan perkembangan pembukuan hadis; 3) macam-
macam kitab hadis dan derajatnya; 4) cabang-
cabang ilmu hadis; 5) ilmu mustolah hadis; dan 6)
unsur-unsur dalam menerima hadis.
 Memahami al-Sunnah dapat dilakukan dengan
kritik matan hadis, jarul periwayatan,
membandingkan dengan hadis lain, dll.
PENDEKATAN STUDI ISLAM
 Pendekatan studi Islam mengalami
perkembangan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan.
 Beberapa istilah yang mempunyai arti sama atau
hampir sama dengan pendekatan adalah:
theoritical framework, conceptual framework,
aprroach, perspective, point of view, paradigm,
episteme, dan wacana. Kesemua istilah itu dapat
diartikan sebagai cara memandang dan cara
menjelaskan sesuatu.
 Teori adalah prinsip-prinsip dasar yang terwujud
dalam bentuk rumus atas aturan yang berlaku
umum.
PENDEKATAN NORMATIF
 Pendekatan normatif adalah studi islam yang
memandang masalah dari sudut pandangan legal-
formal dan/atau normatifnya.
 Secara umum ada 2 teori yang digunakan dalam
pendekatan normatif-teologis: 1) hal-hal yang
untuk mengetahui kebenarannya dapat dibuktkan
secara empirik dan eksperimental (ra’yi); dan 2)
hal-hal yang sulit dibuktikan secara empirik dan
eksperimental (ghaib).
 Beberapa teori populer dalam pendekatan
normatif lainnya adalah: teori teologis-filosofis
dan teori normatif-sosiologis atau sosio-teologis.
PENDEKATAN YURIDIS
 Beberapa teori yang dapat digunakan dengan kajian pendekatan
yuridis/hukum dan sosiologi hukum: 1) Teori hegenomi; 2) Teori
Stigma; 3) Teori pengakuan (anerkennungs theorie); 4) Teori
kekuatan (matchs theorie); 5) Teori konflik; 6) Teori harfiah (the
literer approach); 7) Teori emas (the golden rule); 8) Kaedah
menghilangkan kemudharatan (the mischief rule); dan 9) Teori
tujuan (the purposive approach).
 Aspek yang dikaji untuk menganalisis hukum sebagai sistem:
materi hukum (content of law), struktur hukum (structure of law),
dan budaya hukum (culture of law).
 Peran hukum: hukum sebagai alat pengontrol (law as a tool of
social control) dan hukum sebagai alat perubahan sosial (law as a
tool of social engeneering).
 Aliran sarjana hukum: legal sentralism dan socio legal studies.
PENDEKATAN ILMU SOSIAL-
HUMANIORA
Pendekatan ilmu sosial-humaniora meliputi:
 Pendekatan sosiologi, mencakup berbagai teori-teori sosial,
diantaranya teori fungsional, interaksional, konflik, peranan
dan kepentingan, dll. Lebih menekankan pada sosiologi
agama yang belakangan mempelajari bagaimana agama
mempengaruhi masyarakat dan masyarakat mempengaruhi
konsep agama.
 Pendekatan antropologogi, yang mempelajari masyarakat
dan kebudayaan.
 Pendekatan jender, yakni memberi makna, konsepsi, asumsi,
ideologi dan praktek hubungan baru antara kaum laki-laki
dan perempuan serta implikasinya.
 Pendekatan sejarah. Meliputi beberapa teori, diantaranya
teori idealist approach, reductionalist approach, diakronik,
sinkronik, dan sistem nilai.
Lanjutan
 Pendekatan semantik, yakni kajian yang menekankan
pada aspek bahasa, sehingga diartikan sebagai studi
tentang Islam yang menekankan pada unsur bahasa
(lughawi)
 Pendekatan filologi. Filologi berarti pengetahuan sastra-
sastra dalam arti luas yang mencakup sastra bahasa dan
kebudayaan, maka pendekatan filologi berguna untuk
meneliti bahasa, meneliti kajian lnguistik, makna kata-
kata, dan penilaian terhadap ungkapan karya sastra.
 Pendekatan hermeneutik
 Pendekatan wacana atau lebih umum disebut analisis
wacana. Analisis ini digunakan untuk melacak dan
menganalisis historisitas konsep lengkap dengan latar
belakangnya.
PENDEKATAN INTEGRATIF
 Pendekatan integratif adalah kajian yang
menggunakan cara pandang dan/atau
cara analisis yang menyatu dan terpadu.
 Analisis intergratif dikelompokan menjadi:
a. Intergratif antar seluruh nash yang
terkait dengan masalah yang sedang
dikupas atau dibahas;
b. Intergratif antara nash dengan ilmu
lain yang terkait dengan masalah yang
sedang di bahas.
PENDEKATAN INDISIPLINER
 Pendekatan indisipliner adalah kajian
dengan mengguanakan sejumlah
pendekatan atau sudut pandang
(pespektif).
 Menggunakan berbagai pendekatan
tersebut guna mampu memahami ajaran
Islam lebih lengkap (komprehensif sesuai
dengan kebutuhan dan tuntunan
STUDI ISLAM DAN ISU
JENDER
 Jender berasal dari kata gender yang diartikan penafsiran
yg bersifat mental dan budaya terhadap perbedaan
kelamin laki-laki dan perempuan.
 Sedangkan sex diartikan sebagai perbedaan secara
biologis yang bersifat permanen (kudrati), tidak dapat
ditukar.
 Jender dalam Islam berarti berbicara hubungan pria dan
wanita, yang memiliki kesejajaran di hadapan Allah.
 Terdapat 8 kelompok nash tentang hubungan pria-wanita:
1) statmen umum kesetaraan; 2) asal usul; 3) ‘amal; 4)
saling kasih dan mencintai; 5) keadilan dan persamaan;
6) keadilan sosial; 7) saling tolong menolong; dan 8)
kesempatan mendapatkan pendidikan.
Lanjutan
Sebab lahirnya konsep bias jender:
 Studi Islam yang parsial,
 Belum ada kesadaran pentingnya pembedaan nash menjadi
normatif-universal dengan praktis-temporal,
 Kesan sejumlah nash memarginalkan perempuan karena
pengetahuan yang parsial,
 Budaya-budaya yang merasuk pada ajaran,
 Dominasi teologi laki-laki dalam memahami nash,
 Kajian islam dengan pendekatan agama murni,
 Generalisasi dari kasus khusus,
 Mengambil hukum sebagai produk hukum dari penetapan
hukum berdasarkan Siyasah al-Syar’iyah,
 Kajian islam yang litelaris dan ahistoris,
 Peran kekuasaan (penguasa).
STUDI ISLAM DAN ISU
ABORSI
 Aborsi adalah pengguguran kandungan atau
penghentian kehamilan dengan cara pelenyapan atau
merusak janin pada tahap fetus sebelum kelahiran.
 Dalam Islam, aborsi dilarang karena sama dengan
membunuh manusia, seperti disebutkan dalam al-
Qur’an, diantaranya al-Isra: 31; al-An’am: 31.
 Penciptaan manusia disebutkan sedikitnya dalam
surat al-Hajj: 55; as-Sajdah: 7-9; al-Qiyamah: 37-40;
al-Mu’minun: 12-14; dan hadis Bukhari-Muslim.
 Pemaduan teori al-Qur’an dan ilmu kedokteran
tentang penciptaan manusia menemukan kata nafkhi
al-ruh, yang menentukan batas awal disebut sebagai
manusia. Sebagian ulama berpendapat ruh ditiupkan
sejak 40 hari kehamilan.
STUDI ISLAM DAN ISU
DEMOKRASI
 Demokrasi berasal dari demos: rakyat dan cratos:
kekuasaan. Kekuasaan berada di tangan rakyat.
 Polibyos menyatakan bahwa sistem pemerintahan
Monarchie, Oligarchie dan Demokratie, merupakan 3
sistem yang telah dan akan berjalan mengikuti
perjalanan hidup manusia secara cyclus.
 Yunani Kuno (masa klasik), Inggris, Perancis, Amerika
Serikat (masa modern) mempunyai peranan masing-
masing dalam perkembangan demokrasi.
 Sistem pemerintahan dalam Islam harus dibedakan
antara teori (al-Qur’an dan Sunnah) dan praktek.
 Prinsip umum kenegaraan Islam secara teoritis:
Musyawarah (Syura); Keadilan (al-adl); dan
Egalitarianisme (Musawah)
STUDI ISLAM DAN ISU
PLURALISME
 Agama turun menjadi pegangan bagi
penganutnya, manusia yang sarat dengan
konteks; konteks waktu, tempat, masalah,
kebutuhan, dll.
 Konsekuensinya, agama pun penuh dengan
konteks, sesuai konteks umat penerima agama,
baik dari sisi ajaran, sarana, cara, dll, sehingga
lahir lah berbagai madzhab dalam berbagai
bidang agama.
 Karenanya kadang menimbulkan ketegangan
akibat mis antar pemeluk agama. Masalah
pluralitas ini bisa dicari jalan keluarnya melalui
dialog (lisan ataupun dengan tulisan).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai