Anda di halaman 1dari 11

Analisis laporan

keuangan Syariah
BY : AGUS TRIYANI, SE., M.AK
Dasar Akuntansi Syariah
SAK SYARIAH NO 101
 Standar Akuntansi Keuangan Syariah
Pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi keuangan ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standart
Akuntansi Syariah ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator
pasar modal untuk entitas yang berrada d bawah pengawasannya

 Entitas Syariah
 Entitas yang melaksanakan Transaksi Syariah sebagai kegiatan usaha
berdasarkan prinsip Syariah yang dinyatakan dalam anggaran
dasarnya.
Laporan keuangan

 Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi


keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Syariah

 Tujuan laporan keuangan


 untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas Syariah yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna aporan keuangan serta membuat
keputusan ekonomi
Informasi laporan keuangan di
Entitas Syariah
 Asset
 Liabilitas
 Dana Syirkah temporer
 Ekuitas
 Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
 Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik da kapasitasnta
menjadi pemilik
 Arus kas
 Dana zakat
 Dana kebijakan
Komponen laporan keuangan
syariah
 Laporan posisi keuangan pada akhi periode
 Laporan labarugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode
 Laporan perubahan ekuitas selama periode
 Laporan arus kas selama periode
 Laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode
 Laporan sumber dan penggunaan dana kebijakan
 Catatan atas laporan keuangan
Karakteristik umum laporan
keuangan Syariah
1. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
“ Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur
dampak dari peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan defisi dan kriteria
pengakuan aset, liabilitas, dana syirkah temporer, ekuitas,
penghasilan, dan beban yang diatur dalam kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan Syariah.
 2. Kelangsungan Usaha
“ Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat
penilaian tentang kemampuan entitas Syariah untuk
mempertahankan kelangsungan usaha.”

3. Dasar Akrual
Entitas Syariah mengakui pos sebagai aset, liabilitas, dana syirkah
temporer, ekuitas, penghasilan dan beban kecuali laporan arus kas
dan peghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha.
Dalam penghitungan hasil usaha didasarkan pada pendapatan yang
telah direalisasikan menjadi kas ( dasar kas)
 4. Materialitas dan Penggabungan

“Entitas Syariah menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos


serupa yang material, entitas Syariah menyajikan secara terpisah pos
yang memiliki sifat atu fungsiyang tidak serupa kecuali pos tersebut
tidak material.”
 5. SALING HAPUS

“ Saling hapus dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif


lain atau laporan posisi keuangan mengurangi kemampuan
pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi
peristiwa dan kondisi lain yang telah terjadi maupun untuk menilai
arus kas dimasa depan.”
 6. frekuensi Laporan
“Entitas Syariah menyajikan laporan keuangan lengkap setidaknya
secara tahunan. Untuk alasan praktis beberapa entitas Syariah lebih
memilih untuk melaporkan.”
7. Informasi Komparatif
“ entitas Syariah menyajilan, minimal dua laporan posisi keuangan
dua laporan laba rugi dan penghasilankomprehensif lain, dua
laporan arus kas, du alaporan perubahan ekuitas, dua laporan sumber
dari penyaluran dana zakat dua laporan sumber dan penggunaan
dana kebicakan seta catatan laporan keuangan yang terkait
 8. Konsistensi Penyajian

“ penyajian dan klasifikasi pos dalam laporan keuangan antar


periode dilakukan secara konsisten”
Namun perubahan penyajian dapat dilaksanakan jika perubahan
tersebut memberikan informasi yang handal dan lebih relevan bagi
pengguna laporan keuangan sehingga keterbandingannya tidak
terganggu.

Anda mungkin juga menyukai