Anda di halaman 1dari 19

ADENOMIOSIS

PIZZA DWI ANTIKA S


20110310193

PEMBIMBING
dr. Suprihatiningsih, Sp.OG M.Kes
Presentasi Kasus
 Nama : Ny. T
 Usia : 43 tahun
 Alamat : Pasekan lor rt 01/03 balecatur gamping
sleman
 Status Perkawinan: Kawin
 Pekerjaan : Buruh
 Tanggal masuk : 30 Desember 2016
ANAMNESIS
Keluhan utama : nyeri haid
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke poli kandungan
dengan keluhan kalau haid nyeri sekali, darah haid banyak
prongkol-prongkol,
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak pernah mengalami
penyakit serupa sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga : Riwayat asma(-), DM (-), penyakit
jantung (-), Hipertensi (-)
Riwayat obstetri : P 1 A1
Anak I : laki-laki, 19 tahun, BBL 3000 gr, spontan
 HPMT : 17 Desember 2016
 Riwayat haid : siklus haid pasien teratur 28 hari, durasi 4
hari, nyeri perut saat menstruasi
 Riwayat perkawinan : satu kali
 Riwayat KB : pil 2 bulan
Pemeriksaan Fisik
 Kondisi Umum : baik, composmentis,
 Vital Sign :TD : 123/87 mmHg RR : 20 x/menit
HR : 86 x/menit T : 36⁰C
 Status Generalisata : Kepala : mesocephal
 Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera icteric (-/-)
 Hidung : simetris, tidak ada deformitas, sekret (-/-)
 Mulut : bibir tidak tampak sianosis
 Leher : pembesaran limfonodi (-)
 Thorax : simetris, ketinggalan gerak (-/-),retraksi (-)sonor (+/+)
normal, vocal fremitus (+/+) normal, vesikular (+/+) normal, ST(-),
COR S1-S2 regular
 Abdomen :supel, peristaltik (+) normal, nyeri tekan (+)
 Extremitas : akral hangat, nadi cukup, edema (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium : (Darah Lengkap)
 Hb : 13.7
 AL : 8,1
 AT : 290
 HMT : 40
 Golongan Darah : B
 PPT : 12,8
 APTT : 18.7
 HbsAg : (-)
 GDS : 103
 USG : ada massa ukuran 7,22x6,19 cm
Diagnosis dan Terapi
DIAGNOSIS KERJA
Adenomiosis , P1A1

RENCANA TERAPI
Histerektomi supracervical
PENDAHULUAN
 Adenomiosis dikenal pula dengan nama endometriosis
interna
 Istilah adenomiosis diperkenalkan pertama kali oleh Frankl
(1925) dua tahun sebelum istilah endometriosis
diperkenalkan oleh Sampson (1927).
Anatomi Uterus
 Lapisan otot rahim
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
 Adenomiosis  penyakit jinak uterus dengan adanya kelenjar
dan stroma endometrium ektopik dalam myometrium.

 Terjadi akibat rusaknya batas antara stratum basalis


endometrium dengan miometrium  kelenjar endometrium
dapat menembus miometrium  terbentuklah kelenjar
intramiometrium ektopik yang dapat menyebabkan hipertrofi
dan hiperplasia miometrium (difus atau lokal).
Gambar: perbedaan adenomiosis dengan uterus normal
ETIOLOGI FAKTOR RESIKO
Penyebab tidak diketahui
 40-50 tahun
pasti, ada beberapa teori
diduga sebagai penyebabnya:  multipara

 Jaringan endometrium yang  riwayat hiperplasia


menyusup ke dinding rahim endometrium
 Teori Pertumbuhan.  riwayat abortus spontan

 Peradangan rahim akibat  polimenore.


proses persalinan.
Patofisiologi
Belum diketahui
secara pasti

Perubahan proliferasi seperti aktivitas mitosis menyebabkan peningkatan secara signifikan


dari sintesis DNA & siliogenesis di lapisan fungsional endometrium daripada di lapisan
basalis. Lapisan fungsional sebagai tempat implantasi blastocyst, sedangkan lapisan basalis
sebagai sumber produksi untuk regenerasi endometrium akibat degenerasi dari lapisan
fungsional saat menstruasi. Pada saat proses regenerasi, sel-sel epitel dari kelenjar basalis
berhubungan langsung dengan sel-sel stroma endometrium yang membentuk sistem
mikrofilamentosa/trabekula intraselular dan gambaran sitoplasma pseudopodia. Beberapa
perubahan morfologi pada epitel kelenjar endometrium adenomiosis tidak dapat
digambarkan. Namun dalam studi invitro menunjukkan sel-sel endometrium memiliki
potensial invasif dimana potensial invasif ini bisa memfasilitasi perluasan lapisan basalis
endometrium ke dalam miometrium.
GAMBARAN KLINIS
Gejala Klinis Adenomiosis
Asimtomatis
Ditemukan tidak sengaja (pemeriksaan abdomen atau pelvis; USG transvaginal
atau MRI; bersama dengan patologi yg lain)
Perdarahan uterus abnormal
Dikeluhkan perdarahan banyak, berhubungan dengan beratnya proses
adenomiosis (pada 23-82% wanita dengan penyakit ringan – berat)
Perdarahan ireguler relatif jarang, hanya terjadi pada 10% wanita dengan
adenomiosis
Dismenorea >50% wanita dengan adenomiosis
Gejala penekanan pada vesica urinaria & usus dari uterus bulky (jarang)
Komplikasi infertilitas, keguguran, hamil (jarang)
DIAGNOSIS
 Adanya riwayat menorragia dan dismenorea pada wanita
multipara dengan pembesaran uterus yang difus seperti hamil
dengan usia kehamilan 12 minggu
 Diagnosis klinis adenomiosis seringkali tidak ditegakkan
(75%) atau overdiagnosis.
 Dilanjutkan dengan pemeriksaan pencitraan berupa USG
transvaginal dan MRI.
PENATALAKSANAAN
 Terapi hormonal
Obat hormonal yang paling klasik adalah gonadotrophin releasing
hormone agonist (GnRHa), yang dapat dikombinasikan dengan
terapi operatif.
 Terapi operatif
 Sampai saat ini histerektomi merupakan terapi
 Indikasi operasi antara lain ukuran adenomioma lebih dari 8 cm,
gejala yang progresif seperti perdarahan yang semakin banyak
dan infertilitas lebih dari 1 tahun walaupun telah mendapat
terapi hormonal konvensional.
Ada beberapa histerektomi
 Histerektomi parsial (subtotal)  rahim diangkat tetapi
serviks (mulut rahim) tetap dibiarkan.
 Histerektomi total  rahim dan mulut rahim di angkat
secara keseluruhannya.
 Histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral 
mengangkat uterus, serviks, kedua tuba fallopii, dan kedua
ovarium. Pengangkatan ini menyebabkan penderita seperti
menopouse meskipun usia masih muda.
 Histerektomi radikal  mengangkat bagian atas vagina,
jaringan dan kelenjar limfe disekitar uterus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai