Anda di halaman 1dari 16

PROTEIN SERUM

KELOMPOK 6
TRIGGER
Seorang ibu datang ke klinik dengan mengeluh mengenai pola makan putrinya
yang berusia 16 tahun. Putrinya enggan makan, terobsesi dengan olahraga dan
menurunkan berat badan. ia menarik diri dari teman dan keluarga
Anamnesa : Khawatir teman-teman mengatainya gemuk jika ia makan lebih
banyak, riwayat sering pesta/makan makan
Pemeriksaan fisik : Tampak depresi, TB 155 cm, BB 39 kg, N, Kulit kering, rambut
halus pada extrimitas
Lab : anemia, albumin turun, magnesium turun, SGOT/SGPT N, T3 dan T4 N
- Apa diagnosanya ?
- Jelaskan
Anamnesa Lab
Khawatir teman-teman • anemia ( + )
mengatainya gemuk jika • albumin turun
ia makan lebih banyak, • magnesium turun
riwayat sering • SGOT/SGPT Normal
pesta/makan makan • T3 dan T4 Normal

Pemeriksaan Fisik
• Tampak depresi
• TB 155 cm
• BB 39 kg
• Normal
• Kulit kering
• rambut halus pada extrimitas
menghitung BMI sangat penting untuk menjadi
BMI penilaian standar untuk menentukan apakah berat
badan seseorang tergolong normal, kurang,
berlebih, atau obesitas. apakah orang itu
kelebihan berat badan, ideal, ataupun kekurangan

pada ibu ini berat badan beliau adalah 39 Kg


dan tinggi badannya 155 cm apabila dihitung

155
BMI = 15.0
362

sesuai perhitungan BMI Status Berat Badan


ibu ini termasuk kedalam kekurangan berat
badan
Teori
• Menurut kami
Mekanisme diagnosis
• Pasien melakukan diet yang sangat ketat sehingga asupan nutrisi yang
dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi dan membuat status berat badan beliau
berada dibawah normal (kekurangan) berdasarkan perhitungan BMI
• Nutrisi - nutrisi dari makanan, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan
mineral tentu saja kurang
• hal tersebut menyebabkan hasil tes seperti albumin turun magnesium turun
• pada pemeriksaan fisik juga terdapat keadaan umum pasien tampak depresi
(psikologis), Kulit kering, rambut halus pada extrimitas yang merupakan gejala
dari beberapa penyakit
• dari mekanisme diatas kami mendapatkan beberapa deferensial diagnosis,
sehingga dari beberapa deferensial diagnosis dan akan kami pilih yang paling
mendekati dengan keadaan pasien
Diagnosis Difference
• Anoreksia Nervosa
• Bulimia Nervosa
• Hipoalbuminemia
• Kekurangan Energi Protein
• Hipomagnesemia
Anoreksia Nervosa
Bulimia Nervosa
Hipoalbuminemia
Khususnya protein , protein dari makanan maupun protein lain yang
diproduksi oleh hati berfungsi dalam proses sintesis albumin.
Kekurangan Energi Protein ( KEP )

Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang di sebabkan rendahnya konsumsi energy dan
protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG).
Gejala KEP
KEP dibagi menjadi 3 :
1. Marasmus
1. sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit
2. wajah seperti orang tua
3. cengeng dan rewel
4. kulit keriput dan kering
5. jaringan lemak sumkutan minimal/tidak ada sering disertai diare kronik dan
penyakit kronik ,tekanan darah dan jantung serta pernafasan kurang.
2. Kwashiorkor
1. Edema yang dapat terjadi di seluruh tubuh,
2. wajah sembab dan membulat
3. mata sayu
4. rambut tipis dan halus, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan
rontok
5. cengeng, rewel dan apatis
6. pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di
kulit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis) sering disertai
penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia.
7. penurunan imunitas

3. Marasmus-Kwashiorkor
Gabungan dari marasmus dan kwashiorkor
Dari gejala KEP diatas, didapatkan gejala gejala yang sama dengan pasien
• Anemia
Fe Kurang -> zat zat makanan dlm tubuh pasien tidak berjalan dgn baik -> kekurangan asupan gizi.
Dengan adanya defisiensi protein yang parah, pasien yang mengalami kwashiorkor tidak dapat
membentuk globin yang cukup, yang merupakan moietas protein dari hemoglobin.
• Sangat kurus (di ukur dari BMI )
Yang bisa menyebabkan pertumbuhan terhambat (yang merupakan ciri dari KEP)
• Tampak depresi, apatis, keterlambatan perkembangan, dan menarik diri dari lingkungan.
Karena kekurangan gizi dapat mempengaruhi secara psikologis si pasien.
• Kulit kering dan rambut halus
Rambut kering dan halus merupakan ciri dari kurangnya asupan protein dan kulit kering juga
menandakan kurangnya asupan vitamin dll.

Jadi KEP bukan merupakan diagnosis pasien.


Hipomagnesemia
Hipomagnesemia terjadi apabila kadar magnesium dalam darah kurang dari
normal, yaitu di bawah 1.8mg/dL (<0.70 mmol/L).
Gejala
• Mual
• Muntah
• Kelelahan
• Nafsu makan menurun
• Kram otot
• Kekurangan magnesium yang parah dapat menyebabkan mati rasa,
kesemutan, kram otot, kejang, perubahan kepribadian, dan irama jantung
yang tidak normal.
Penyebab
Menurunnya kemampuan usus dalam menyerap magnesium merupakan penyebab umum
hipomagnesemia. Namun, kadar magnesium yang rendah juga dapat disebabkan oleh
gangguan pembuangan di ginjal.
Ada pula faktor risiko lain yang dapat menyebabkan menurunnya kadar magnesium dalam
tubuh. Faktor tersebut meliputi:
• Mengonsumsi alkohol.
• Diare kronis.
• Frekuensi buang air kecil berlebih (poliuria).
• Hiperaldosteronisme atau tingginya kadar hormon aldosterone yang dapat
menyebabkan gejala berupa tekanan darah tinggi, mati rasa, dan lelah sepanjang waktu.
• Hiperkalsemia (kadar kalsium dalam darah tinggi).
• Sindrom malabsorbsi, misalnya penyakit celiac dan peradangan usus.
• Diabetes tipe 2.
• Malnutrisi.
• Efek penggunaan obat-obatan, seperti amphotericin B, cisplatin, ciclosporin, diuretik,
penghambat pompa proton, dan antibiotik aminoglikosid.
Malnutrisi bisa menyebabkan turunnya magnesium, akibat kurangnya
asupan makanan yang didapatkan selain . Selain itu tanda tanda dari
malnutrisi sendiri adalah penurunsan badan drastis, kulit dan rambut
menjadi kering. Rendahnya kadar magnesium dalam tubuh dapat
terjadi karena rendahnya asupan magnesium maupun tingginya
magnesium yang dikeluarkan lewat urine dan bisa saja terjadi kelaianan
di usus.

Jadi Hipomagnesemia bukan merupakan diagnosis pasien.

Anda mungkin juga menyukai