perlindungan terhadap alam yang dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan. 1. Perlindungan 2. Pengawetan sistem dan pemeliharaan penyangga keanekaragaman kehidupan jenis baik flora dan fauna beserta ekosistemnya 3. Pengawetan dan pemeliharaan keanekaragaman jenis baik flora dan fauna beserta ekosistemnya 1. Pelestarian tanah dan 1. Mutu kehidupan yang air. lebih baik. 2. Stabilitas iklim. 2. Tanggung jawab moral. 3. Konservasi sumberdaya 3. Sebagai warisan anak alam hayati yang dapat cucu dan kebanggaan diperbaharui. bangsa. 4. Perlindungan plasma nuftah. 5. Ekowisata. o UU Nomor 5 tahun 1990 tentang o UU Nomor 41 tahun 1999 tentang konservasi sumberdaya alam hayati Kehutanan dan ekosistemnya. o UU Nomor 21 tahun 2004 tentang o PP No. 68/1998 tentang Kawasan keamanan hayati atas konvensi Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam: Sebagai tentang keanekaragman hayati. pelaksanaan UU No. 5/1990. o UU No. 32/2004 tentang o PP No. 7/1999 tentang Pengawetan kewenangan Pemerintah Daerah Jenis Tumbuhan dan Satwa: o UU No.27/2007 Tentang o Pasal-1:8 : Pelaksanaan Pengawetan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Jenis Tumbuhan dan Satwa Pulau-pulau Kecil merupakan tanggungjawab menteri o UU Nomor 16 tahun 1992 tentang yang bertanggungjawab dibidang kehutanan. karantina hewan, ikan, dan tumbuhan. Kawasan konservasi adalah bagian dari wilayah daratan atau lautan yang perlu dan secara sengaja disisihkan dari segala bentuk eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati sehingga terjamin keberadaannya secara lestari. 2. Kawasan Pelestarian Alam (KPA) 1. Kawasan Suaka Alam (KSA) Kawasan pelestarian alam Kawasan suaka alam adalah adalah kawasan dengan ciri khas kawasan dengan ciri khas tertentu tertentu baik didarat maupun baik didarat dan diperairan yang diperairan yang mempunyai fungsi mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kawasan pengawetan kehidupan, pengawetan keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman jenis tumbuhan satwa, dan ekosistemnya yang juga dan satwa, serta pemanfaatannya berfungsi sebagai wilayah secara lestari sumber daya alam penyangga kehidupan. Kawasan hayati dan ekosistemnya. Kawasan Suakan Alam terbagi atas Cagar Pelestarian Alam terbagi atas Alam (CA) dan Suaka Margasatwa Taman Nasional (TN), Taman (SM). Hutan Raya (Tahura) dan Taman Wisata Alam . a. Cagar Alam (CA) Cagar alam, adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alam yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Cagar alam mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistem di dalamnya. Contoh : Cagar Alam Gebugan (Ungaran), Cagar Alam Pulau Sembu (Malang) Cagar Alam Pulau Sembu, Kabupaten Malang Jawa Timur b. Suaka Margasatwa (SM) Suaka margasatwa mempunyai ciri khas keanekaragaman dan keunikan jenis satwa, dimana untuk kelangsungan hidupnya dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Contoh : Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta SM Muara Angke Utara a. Taman Nasional (TN) Kawasan yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Sistem zonasi terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan dan zona lain sesuai keperluan. Taman Nasional Kabupaten Jepara, Jawa Contoh : Tengah TN Laut Karimunjawa b. Taman Hutan Raya (Tahura) Kawasan pelestarian alam untuk koleksi tumbuhan, dan/ atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Hutan Raya Ngargoyoso Contoh : Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah Tahura Ngargoyoso Karanganyar c. Taman Wisata Alam Taman wisata alam adalah kawasan hutan konservasi yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi. Selain untuk kegiatan pariwisata, taman wisata alam mempunyai fungsi melindungi sistem penyangga kehidupan bagi daerah sekitarnya. Bisa juga menjadi tempat pendidikan alam dan pengembangan ilmu pengetahuan. Segala pemanfaatan sumber daya hayati di areal ini harus dimanfaatkan secara lestari. Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Contoh: Perahu, Bandung Jawa Barat Taman wisata alam gunung tangkuban perahu 1. Tekanan penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan sumber daya alam meningkat.
2. Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal
ini dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum memadai. Sebagai contoh beberapa kawasan konservasi yang telah ditetapkan banyak mengalami kerusakan akibat perladangan liar / berpindah-pindah.
3. Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap
kekayaan (eksploitasi sumber daya alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta terbatasnya sarana prasarana. 1. Penetapan Kawasan Konservasi 5. Pengembangan ekonomi alternatif
2. Penetapan peraturan perundangan
6. Menghindari introduksi spesies yang berhubungan dengan eksotik konservasi
3. Keterlibatan masyarakat dalam 7. Penetapan kawasan lindung
konservasi dengan pendekatan spesies
4. Pengendalian perburuan dan
8. Pemanfaatan sains dan teknologi perdagangan satwa • Intensifikasi pengelolaan kawasan konservasi. • Peningkatan dan perluasan kawasan konservasi sehingga mewakili tipe-tipe ekosistem yang ada. • Recruitment dan peningkatan ketrampilan personel melalui pendidikan dan latihan. • Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai. • Peningkatan kerjasama dengan isntansi lain didalam dan luar negeri. • Penyempurnaan peraturan perundang-undanagn dibidang konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. • Peningkatan pengamanan dan pengawasan terhadap kawasan konservasi (dengan pemberian pal-pal batas) peradaran flora dan fauna. • Memasyarakatkan konservasi ke seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat berperan serta dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan.