Anda di halaman 1dari 10

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kalimat

merupakan satuan terkecil bahasa yang


mengungkapkan pikiran secara utuh secara
kebahasaan, definisi tersebut diambil dari Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Untuk memaknainya
secara tepat, ketika mengucapkan suatu kalimat
digunakan suara yang naik – turun, lemah – lembut,
disela dengan jeda, serta intonasi di akhir kalimat.
Sedang untuk memaknai kalimat tertulis, digunakan
tanda baca yang mewakili cara pengucapan atau
intonasi.
Para ahli juga mengemukakan pendapatnya tentang
definisi dari kalimat, salah satunya Kridalaksana.
Kridalaksana mengungkapkan jika kalimat
merupakan satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunya pola intinasi final, serta
secara actual dan potensial terdiri dari klausa.
Selanjutnya, Hal senada juga dikemukakan oleh
kokt Cook, Cook mendefinisikan sebagai suatu
satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri
sendiri – sendiri, yang mempunyai pola intonasi
akhir dan terdir dari klausa. Sumber lain
menyebutkan jika kalimat merupakan gabungan
dari dua kata atau lebih yang menghasilkan
sebuah pengertian dan pola intonasi akhir.
 Unsur – Unsur Kalimat
 Kalimat memiliki unsur unsur yang membangunnya,
secara luas kita mengenal konstituen dasar pembentuk
kalimat yang meliputi kata; frasa; dan klausa. Kata
merupakan satuan terkecil dalam kalimat secara
gramatikal. Kata dapat berdiri sendiri, maupun
bergabung dengan kata – kata lain membangun
struktur kalimat. Kridalakana mengungkapkan jika
kata terjadi dari morfem tunggal, seperti makan, jalan,
Tuhan, pergi, kembali, buah, dan lain sebagainya.
 Pembentuk kalimat lain adalah frasa. Frasa sering
didefinisikan sebagai kumpulan dua kata atau lebih
yang tidak berciri klausa, atau tidak memiliki ciri
predikat di dalamnya. Seperti halnya dengan kata,
frasa juga dapat berdiri sendiri dengan kondisi sebagai
jawaban dari sebuah pertanyaan. Misal
 Konstituen dasar pembentuk kalimat yang
selanjutnya adalah klausa. Menurut Cook, klausa
merupakan kelompok kata yang hanya
mengandung satu predikat. Selain itu, Dola
mendefinisikan klausa sebagai satuan gramatikal
yang disusun oleh kata atau frasa yang sedikitnya
minimal satu predikat. Pengertian lain
menjelaskan jika kalimat merupakan kumpulan
kata yang memiliki sekurang – kurangnya
memiliki satu subjek dan predikat.

Contoh pembentukan kalimat :


 Ayam (kata)
 Ayam goreng (frasa)
 Saya makan ayam goreng (kalimat)
 Sebelumnya beberapa kali disebutkan istilah ‘subjek’
dan ‘predikat’. Subjek dan predikat merupakan
beberapa unsur dari suatu kalimat, bila menilik lebih
dalam unsur – unsur lain penyusun kalimat yang lain
adalah objek dan keterangan. Agar lebih memahami
apa sajakan unsur – unsur yang terdapat dalam suatu
kalimat, berikut penjelasannya,
 Subjek
 Subjek merupakan bagian yang menunjukkan pelaku
atau masalah dari suatu kalimat. Subjek pada
umumnya berupa kata benda maupun frasa yang
merujuk pada benda. Selain itu subjek dapat
merupakan kata atau nama yang merujuk pada
seseorang maupun kelompok, misal ‘aku’, ‘dia’,
‘mereka’, ‘Diana’, dan lain – lain. Selain itu, subjek
akan menjawab pertanyaan tentang : ‘apa’ dan ‘siapa’.
Contoh :
Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika
Serikat tahun ini.
(menjawab, “Siapa presiden terpilih Amerika Serikat
tahun ini?”)
Sebuah bus AKDP menabrak dua motor di
depannya.
(menjawab. “Apa yan menabrak dua motor tadi”)
Saipah yang melakukan aksi pencurian tadi pagi,
tidak lain mantan satpam di rumah itu sendiri.
(menjawab, “Siapa yang melakukan aksi pencurian
tadi pagi?”)
Predikat
Predikat merupakaan bagian dasri suatu kalimat
yang menyatakan suatu tindakan atau keadaan
dari subjek yang dapat berupa kata maupun
frasa. Predikat digunakan untuk menjawab
pertanyaan: mengapa dan bagaimana.
Contoh :
Ayah sakit
(menjawab, “Ayah mengapa tidak masuk kerja?” atau
“Bagaimana keadaan ayahmu?”)
Diana tidak keluar kamar seharian
(menjawab, “Bagaimana keadaannya setelah
mendengar kabar itu?”)
Objek
Dalam kalimat, objek merupakan bagian yang
melengkapi predikat, biasanya berupa nomina,
frasa, maupun klausa. Suatu objek dapat berubah
kedudukannya menjadi suatu subjek, jika kalimat
tersebut dirubah dari kalimat aktif menjadi
kalimat pasif.
Contoh :
Franky menendang bola
(Franky : subjek; bola : objek)
Bola ditendang Franky
(Franky : objek; bola : subjek. “Bola” berdiri sebagai
subjek karena jika kata “Franky” dihilangkan,
maka “Bola ditendang” masih dapat berdiri
sebagai kalimat dan memenuhi syarat adanya
subjek dan predikat)
Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang
menemberikan penjelasan lebih tentang subjek dan
predikat dalam suatu kalimat, dalam
menambahkan unsur keterangan maka akan
disertai konjungsi atau kata hubung. Keterangan
dapat berupa keterangan alat, waktu, tujuan, cara,
penyertan, penyebab, saling, dan sebagainya.
Contoh :
Ani pergi ke pasar dengan sepeda.
(Sepeda : keterangan alat; dengan : konjungsi)
Ria meninggalkan tasnya di mushola.
(Mushola : keterangan tempat; di : konjungsi)
Pelengkap
Pelengkap memberi penjelasan lebih jauh dari
makna suatu kalimat. Berbeda dengan
keterangan, unsur pelengkap tidak
memerlukan kata hubung sebelumnya.
Julia memberikan Anna kado Boneka
(kado boneka : pelangkap)
Semua peraturan di Indonesia berdasarkan UUD
1945
(UUD 1995 : pelengkap)

Anda mungkin juga menyukai