Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 4

-Rio Rinaldo
-Novi Indah Wardhani
NPWP

PPKP
NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak)
NPWP
NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
(Nomor Pokok Wajib Pajak)
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan (Pasal 1 ayat 6 UU KUP).
Setiap wajib pajak yang telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor
direktorat jendral pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib
pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak.
2. DASAR HUKUM
NOMOR POKOK 1. UU No 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat
atas Undang-Undang No 6 Tahun 1983 tentang
WAJIB PAJAK (NPWP) Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

2. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-


150/PJ/1999 ; tentang Perubahan KEP -27/PJ/1995
tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan
Usaha serta Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak dan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-515/PJ/2000


tanggal 4 Desember 2000 tentang Tempat Pendaftaran bagi
Wajib Pajak Tertentu dan Tempat Pelaporan Usaha bagi
Pengusaha Kena Pajak.

4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-167/PJ/2003


tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Direktur Jenderal
Pajak No: KEP-515/PJ/2000 tentang Tempat Pendaftaran bagi
Wajib Pajak Tertentu dan Tempat Pelaporan Usaha bagi
Pengusaha Kena Pajak Tertentu.
3. KEWAJIBAN UNTUK
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012
MEMPEROLEH NPWP menyebutkan bahwa yang diwajibkan mendaftar dan
mendapatkan NPWP adalah:
1. Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah
berdasarkan perjanjian pemisahan harta yang
didasarkan keputusan hakim dikehendaki secara
tertulis.
2. Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu yang
mempunyai tempat usaha tersebut di beberapa tempat.
3. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas, jika sampai dengan suatu
bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah
melebihi PTKP setahun.
4. Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang memerlukan
NPWP dapat mengajukan untuk memperoleh NPWP.
4. FORMAT NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Keterangan : Contoh kartu NPWP yang tidak
menjalankan usaha
1. IdentitasWajib Pajak
Merupakan klasifikasi membedakan status WajibPajak,
yaitu :
a. Wajib Pajak bendaharawan, dengan kode 00.
b. Wajib Pajak badan, dengan kode 01, 02, 03, 11, 12 dan
13.
c. Wajib Pajak orang pribadi, dengan kode 04, 05, 06, 07,
08, 09 dan 10.

2. Nomor registrasi/urut yang diberikan Kantor Pusat


Direktorat Jenderal Pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak. Contoh kartu NPWP yang
menjalankan usaha
3. Diberikan untuk kantor pelayanan pajak sebagai alat
pengaman agar tidak terjadi pemalsuan dan kesalahan
NPWP.
Kode Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar.

4. Status Wajib Pajak dengan ketentuan sebagai berikut:


Wajib Pajak Tunggal/Wajib Pajak Pusat, dengan kode 00.
Wajib Pajak Cabang, dengan kode 01, 02, 03, dan
seterusnya.
5. FUNGSI NPWP
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 20017, fungsi NPWP
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak.
b. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dari
dalam pengawasan administrasi perpajakan.
c. Keperluan terkait dokumen perpajakan, termasuk
keperluan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
dan tahunan.
d. Memenuhi kewajiban perpajakan.
e. Mendapatkan pelayanan instansi tertentu yang
mewajibkan pencantuman NPWP dalam dokumen yang
diwajibkan, misalnya pengajuan kredit usaha di bank.
6. JANGKA WAKTU
Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dibatasi
PENDAFTARAN NPWP jangka waktunya, karena hal ini berkaitan dengan saat pajak
terutang dan kewajiban mengenakan pajak terutang. Jangka
waktu pendaftaran NPWP adalah (Mardiasmo,2009:25):

1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau


pekerjaan bebas dan Wajib Pajak Badan, wajib mendaftarkan
diri paling lambat 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai
dijalankan.

2. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu


usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas apabila jumlah
penghasilannya sampai dengan satu bulan yang disetahunkan
telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, wajib
mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
7.PENDAFTARAN NPWP
SECARA ELEKTRONIK
Cari situs Direktorat Jenderal Pajak di internet dengan alamat
http://www.pajak.go.id
1. Pilih menu e-reg (electronic registration)
2. Pilih menu “Buat account baru” dan isilah kolom sesuai yang diminta
3. Setelah itu anda akan masuk ke menu “ Formulir Registrasi Wajib Pajak
Orang Pribadi”. Isilah sesuai dengan KTP anda.
4. Anda akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT) sementara
BUY
yang berlaku selama 30 hari sejak pendaftaran dilakukan. Cetak SKT
sementara tersebut beserta Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang
Pribadi sebagai bukti anda sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak.
5. Tanda tangani formulir registrasi, kemudian kirim atau sampaikan
langsung SKT sementara serta persyarataan lainnya ke kantor
pelayanan pajak seperti yang tertera pada SKT sementara anda. Setelah
itu anda akan menerima kartu NPWP dan SKT asli.
8. PENGHAPUSAN
NOMOR POKOK
1. Wajib Pajak meninggal dan tidak meninggalkan harta warisannya, disyaratkan
WAJIB PAJAK adanya fotocopy akte kematian atau surat keterangan kematian dari instansi yang
berwenang.Wajib Pajak meninggal dan meninggalkan warisan. Apabila selesai
dibagi kepada ahli warisnya, disyaratkan adanya keterangan tentang selesainya
warisan tersebut dibagi oleh ahli warisnya.

2. Wanita kawin yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemsahan harta serta suaminya telah terdaftar sebagai Wajib Pajak,
disyaratkan adanya surat nikah atau akte perkawinan dari catatan sipil.

3. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau telah dibebankan secara resmi,
disyaratkan adanya akte pembubaran.

4. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya,
disyaratkan adanya permohonan Wajib Pajak yang dilampiri dokumen yang
mendukung bahwa BUT tersebut tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat
digolongkan lagi sebagai Wajib Pajak.
PPKP
(Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)
PPKP
Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan (Pengukuhan Pengusaha
Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak Kena Pajak)
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
1984 dan perubahannya.
Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 UU KUP disebutkan bahwa
“Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
1984 dan perubahannya wajib melaporkan usahannya pada
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang nilai kerjanya meliputi
tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak”.
2. Syarat Pengajuan
Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak Untuk mendapat pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari Direktorat Jenderal
Pajak, seorang pengusaha atau perusahaan harus memenuhi syarat :

1.Memiliki pendapatan bruto (omzet) dalam 1 tahun buku mencapai Rp 4,8


miliar.Tidak termasuk pengusaha atau perusahaan dengan pendapatan bruto
kurang dari Rp 4,8 miliar, kecuali pengusaha tersebut memilih dikukuhkan jadi
perusahan kena pajak.

2.Melewati proses survey yang dilakukan KPP atau KP2KP tempat pendaftaran.

3.Melengkapi dokumen dan syarat pengajuan PKP atau pengukuhan PKP.

Permohonan menjadi Pengusaha Kena Pajak tersebut diajukan ke KPP atau


KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi temapat tinggal,tempat kedudukan, atau
tempat kegiatan usaha wajib pajak.
3. PKP WAJIB MELAPORKAN USAHA UNTUK PENGUKUHAN SEBAGAI PKP

1. Setiap pengusaha yang dikenakan PPN bedasarkan ketentuan


peraturan perundang-undang perpajakan, wajib melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai PKP dan kepadanya diberikan pengukuhan
PKP.
2. Pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya pada
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal pengusaha (apabila pada tempat tinggal tersebut ada kegiatan
usaha) dan tempat kegiatan usaha dilakukan. Sedangkan,bagi
Pengusaha Badan, kewajiban melaporkan usahanya tersebut adalah
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat kedudukan pengusaha dengan tempat kegiatan usaha dilakukan.
3. Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP wajib
mengajukan pernyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai PKP.
4. Pengusaha kecil yang tidak memilih untuk dikukuhan sebagai PKP tetapi
sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai
Thank you

Anda mungkin juga menyukai