-Rio Rinaldo
-Novi Indah Wardhani
NPWP
PPKP
NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak)
NPWP
NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
(Nomor Pokok Wajib Pajak)
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan (Pasal 1 ayat 6 UU KUP).
Setiap wajib pajak yang telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor
direktorat jendral pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib
pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak.
2. DASAR HUKUM
NOMOR POKOK 1. UU No 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat
atas Undang-Undang No 6 Tahun 1983 tentang
WAJIB PAJAK (NPWP) Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
2. Wanita kawin yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemsahan harta serta suaminya telah terdaftar sebagai Wajib Pajak,
disyaratkan adanya surat nikah atau akte perkawinan dari catatan sipil.
3. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau telah dibebankan secara resmi,
disyaratkan adanya akte pembubaran.
4. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya,
disyaratkan adanya permohonan Wajib Pajak yang dilampiri dokumen yang
mendukung bahwa BUT tersebut tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat
digolongkan lagi sebagai Wajib Pajak.
PPKP
(Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)
PPKP
Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan (Pengukuhan Pengusaha
Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak Kena Pajak)
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
1984 dan perubahannya.
Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 UU KUP disebutkan bahwa
“Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
1984 dan perubahannya wajib melaporkan usahannya pada
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang nilai kerjanya meliputi
tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak”.
2. Syarat Pengajuan
Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak Untuk mendapat pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari Direktorat Jenderal
Pajak, seorang pengusaha atau perusahaan harus memenuhi syarat :
2.Melewati proses survey yang dilakukan KPP atau KP2KP tempat pendaftaran.