Jika kita bertanya kepada pekerja tentang risiko yang mungkin dapat terjadi
jika melakukan tindakan tidak aman, maka pekerja dapat menjawabnya.
Akan tetapi actual yang dilakukan oleh pekerja – pekerja tersebut dalam mel
akukan pekerjaan masih jauh dari prinsip K3.
Penerapan 5R (5S) di Tempat Kerja
1. Ringkas (Seiri)
2. Rapi (Seiton)
3. Resik (Seiso)
4. Rawat (Seiketsu)
5. Rajin (Shitsuke)
Contoh Label dan Kode warna sebagai Pengendalian Visual
1. Aspek Psikologis
sering disebut sebagai iklim keselamatan. Aspek ini berhubungan
dengan nilai – nilai individu & kelompok serta sikap dan persepsi
terhadap keselamatan
2. Aspek Perilaku
Aspek perilaku budaya keselamatan memberikan perhatian pada apa yg
dilakukan orang – orang. Ini termasuk kegiatan yang terkait dengan kese
lamatan, perilaku, juga komitmen manajemen terhadap keselamatan.
3. Aspek Situasional
mengacu pada apa yang organisasi punya. Termasuk misalnya
kebijakan, prosedur, peraturan, struktur organisasi, sistem komunikasi.
Budaya dan Iklim K3
Iklim K3 memiliki kontribusi yang jelas terhadap budaya K3 organisasi mela
lui sikap yang diekspresikan dalam perilaku K3 setiap pekerja.
Budaya K3 meliputi :
• presepsi
• asumsi nilai
• norma
• keyakinan para pekerja, di anggap lebih bersifat global dari pada iklim k3.
Sistem Manajemen K3
Sistem manajemen K3 merupakan sitem dokumentasi formal untuk pe
ngendalian potensi sumber bahaya yang beresiko kecelakaan.
Dan memiliki dua tujuan umum, yaitu :
1. Meningkatkan kinerja keselamatan organisasi, yang meliputi perenc
anaan, pengendalian, dan pengawasan keselamatan dalam aktivita
s normal, transien, dan situasi darurat.
2. Memelihara dan mendukung terciptanya budaya keselamatan yang
kuat melalui pengembangan dan memperkuat sikap serta perilaku k
eselamatan yang baik dalam diri individu dan tim sehingga mereka
dapat menyelesaikan tugas dengan selamat.
Faktor Resiko dalam Iklim K3
TERIMAKASIH