Kep • Karl landstainer, Austria (1868-1947) merupakan penemu golongan darah berdasarkan sistem ABO.
• Berdasarkan golongan darah sistemABO, manusia
dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu manusia dengan golongan darah A, B, AB, dan O • Pengelompokkan ini berdasarkan atas adanya zat aglutinogen (antigen) A, B, A dan B, atau sama sekali tidak mengandung aglutinogen di dalam sel darah merahnya. • Selain itu di dalam plasma darah manusia terdapat antibodi yang dikenal dengan nama aglutinin A dan B. Penggolongan darah penting dilakukan sebelum tranfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah. (Sloane, Ethel. 2003). 1. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A. (golongan darah A) 2. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B. (golongan darah B) 3. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B. (golongan darah AB)
4. Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak menyebabkan
aglutinasi, individu tersebut tidak memiliki aglutinogen. (golongan darah O) 1. Donor universal Darah golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat diberikan pada resipien manapun, asalkan volume tranfusinya sedikit. Golongan darah O disebut donor universal. 2. Resipien universal Individu dengan golongan darah AB tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit donor apapun. Darah golongan AB disebut resipien universal. (Sloane, Ethel. 2003) • Sistem ini berbeda dengan sistem golongan ABO. Dimana individu ber-Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya. (Sloane, Ethel. 2003) • Sistem rhesus ini dalam tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh+ maka tidak boleh digunakan sebagia donor untuk golongan darah Rh-, karena bisa terjadi aglutinasi (penggumpalan).