Anda di halaman 1dari 12

LOKAKARYA MINI III

Resiko Diare pada Anak Usia Sekolah


di SD Inpres Parang Banoa

Rabu, 19 Desember 2018


ANALISA DATA

Kelompok Data Masalah Keperawatan


Hasil angket:
• Sikap anak usia sekolah dalam pencegahan Perilaku kesehatan cenderung beresiko
diare di SD Inpres Parang Banoa pada kelompok anak usia sekolah di SD
menunjukkan 53,2 % negatif.
Inpres Parangbanoa
• Perilaku anak usia sekolah tentang diare di SD
Inpres Parang Banoa terbanyak kurang
sebesar 54,5 %.
• Tingkat pengetahuan tentang diare
menunjukkan 94,8 % baik.
• Keadaan kuku yang mengarah pada resiko
diare 37,7% yang memiliki kuku panjang dan
kotor. Dan 29,9 % yang memiliki kuku pendek
dan motor.
Hasil wawancara dengan petugas puskesmas:
Pemegang program gizi di puskesmas
mengatakan salah satu program puskesmas
adalah pengawasan kantin sehat namun saat ini
belum dijalankan.
Kelompok Data Masalah Keperawatan

Hasil wawancara dengan petugas kantin:


Tidak disediakan tempat cuci tangan
Petugas kantin mengatakan anak jajan
langsung makan bersentuhan dengan tangan
tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Hasil Observasi:
Ruangan kelas nampak bersih namun karena
perilaku siswa/siswa sehingga jika siang hari
nampak kotor
Terdapat tempat sampah yang tertutup
namun penggunaannya belum tepat dan ada
beberapa kelas yang belum memiliki tempat
sampah.
Dikantin nampak banyak lalat, ada tempat
sampah namun penggunaannya tidak tepat..
Tempat cuci piring nampak kotor
Tidak ada brosur/benner untuk sosialisai
layanan UKS ke siswa/ guru.
Kelompok Data Masalah Keperawatan

Hasil wawancara dengan pembina UKS: Ketidakefektifan manajemen kesehatan


Di Sekolah terdapat UKS namun menurut kader UKS
dalam pelaksanaannya belum pernah menangani
diare. Lebih sering menangani siswa/siswi yang
cedera karena jatuh, terbentur bangku dan
sebagainya.
Tidak adanya dana dari pemerintah terkait
pencegahan diare, sedangkan sumber dana untuk
pengembangan UKS di dapat dari sekolah jika ada
dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang
tersisa atau swadaya guru.
Menurut kader UKS Puskesmas jarang memberi
obat untuk kebutuhan UKS.
Kader UKS mengatakan tidak pernah komunikasi
dengan pihak puskesmas terkait penanganan diare.
Di sekolah tidak ada pengelolaan kantin sehat.
Hasil wawancara dengan petugas puskesmas:
Pemegang program gizi di puskesmas mengatakan
salah satu program puskesmas adalah pengawasan
kantin sehat namun saat ini belum dijalankan.
POA (Plan Of Actoin) “ Sekolahku Sehat, Akupun Cinta Sekolahku”

No. Kegiatan Waktu Tempat

1 Pendidikan Kesehatan dan demonstrasi Sabtu, 8 Desember Lapangan SD Inpres


mengenai Diare dan pencegahan diare 2018 Parangbanoa
dengan cuci tangan 6 langgap pakai
sabun
2 Senam cuci tangan pakai sabun 6 Senin, 17 Desember Lapangan SD Inpres
langkah 2018 Parangbanoa

3 Pendidikan kesehatan kepada petugas Senin, 17 Desember Depan kantin sekolah


kantin mengenai kantin sehat 2018

4 Pendidikan kesehatan kepada petugas Senin, 17 Desember Ruang kelas


UKS dan guru-guru tentang diare dan 2018
pencegahannya.
Pendidikan Kesehatan dan demonstrasi mengenai Diare dan
pencegahan diare dengan cuci tangan 6 langgap pakai sabun
Evaluasi:
 Peserta penyuluhan hadir sesuai
waktu yang disepakati
 85 % siswa/siswi mampu mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir.
 80 % siswa/siswi dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan

Rencana Tindak Lanjut:


Petugas UKS melakukan pendidikan
kesehatan munimal 1 bulan sekali.
Senam cuci tangan pakai sabun 6 langkah

Evaluasi:
• 100% peserta mampu mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir.
• 75 % sisawa/siswi mampu mengikuti gerakan
senam cuci tangan dengan baik
Rencana Tindak Lanjut:
senam cuci tangan sebaiknya dimasukkan
kedalam kegiatan olahraga yang dilakukan sekali
sepekan
Pendidikan kesehatan kepada petugas kantin mengenai
kantin sehat

Evaluasi:
• Petugas kantin mengikuti pendidikan
kesehatan sampai akhir
• Petugas kantin mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan

Rencana Tindak Lanjut:


Pihak puskesmas/kader setempat
mengunjugi kantin disekolah minimal
sebulan sekali untuk mengetahui
keadaan kantin apakah sudah sesuai
dengan syarat kantin sehat.
Pendidikan kesehatan kepada petugas UKS dan guru-guru tentang
diare dan penanganannya.

Evaluasi:
Dari 10 guru di sekolah, 9 yang mengikuti
penyuluhan sampai akhir
Peserta penyuluhan antusias dalam bertanya
Peserta penyuluhan mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan

Rencana Tindak Lanjut:


Dilakukan dokter cilik terkait penanganan diare
Keluarga Binaan

Anda mungkin juga menyukai