HUKUM PIDANA

INTERNASIONAL
BY: INDAH SARI, SH.M.SI
DOSEN HUKUM PIDANA INTERNASIONAL FH
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
ASAS-ASAS HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

• ASAS-ASAS HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

1. ASAS HUKUM YANG BERSUMBER PADA HUKUM
INTERNASIONAL
A. ASAS HUKUM PIDANA INTERNASIONAL UMUM
B. ASAS HUKUM PIDANA INTERNASIONAL KHUSUS
2. ASAS HUKUM YANG BERSUMBER PADA HUKUM PIDANA
NASIONAL
 ASAS UMUM HUKUM PIDANA
INTERNASIONAL
• ASAS UMUM HUKUM PIDANA INTERNASIONAL TIDAK BERBEDA DENGAN
ASAS YANG DIANUT DI DALAM HUKUM INTERNASIONAL, YAITU
• ASAS PACTA SUND SERVANDA
• KEDAULATAN TERRITORIAL/EKSTERRITORIAL NEGARA
• PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA
• HUBUNGAN BAIK DENGAN NEGARA-NEGARA TETANGGA
 ASAS KHUSUS HUKUM PIDANA
INTERNASIONAL HUGO GROTIUS
• A. ASAS AU DEDERE AU PUNERE
TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA INTERNASIONAL DAPAT DIPIDANA OLEH NEGARA
TEMPAT (LOCUS DELICTI) TERJADI DALAM BATAS TERITORIAL NEGARA TERSEBUT
ATAU DISERAHKAN ATAU DIEKSTRADISIKAN KEPADA NEGARA PEMINTA YANG
MEMILIKI YURISDIKSI UNTUK MENGADILI PELAKU TERSEBUT.
B. ASAS AU DEDERE AU JUDICARE
SETIAP NEGARA BERKEWAJIBAN UNTUK MENUNTUT DAN MENGADILI PELAKU TINDAK
PIDANA INTERNASIONAL DAN BEREKEWAJIBAN UNTUK MELAKUKAN KERJASAMA
DENGAN NEGARA LAIN DI DALAM MENANGKAP, MENAHAN, DAN MENUNTUT SERTA
MENGADILI PELAKU TINDAK PIDANA INTERNASIONAL. EX: INDONESIA:KUHAP
ASAS-ASAS HUKUM PIDANA INTERNASIONAL
YANG BERASAL DARI HUKUM PIDANA
NASIONAL
•1. ASAS LEGALITAS
PASAL 1 AYAT (1) KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA YANG BERBUNYI:
“TIADA SUATU PERBUATAN DAPAT DIPIDANA KECUALI ATAS KEKUATAN ATURAN-
ATURAN PIDANA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN YANG TELAH ADA”
DALAM BAHASA LATIN JUGA MEMPUNYAI PEPATAH YANG MAKSUDNYA SAMA YAITU:
“NULLUM DELICTUM, NULLA POENA SINE PRAEVIA LEGE POENALI (TIADA KEJAHATAN,
TIADA HUKUMAN PIDANA TANPA UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA TERLEBIH
DAHULU”
PADA HAKIKATNYA SEBAGAI ASAS UTAMA HUKUM PIDANA INTERNASIONAL ,
MENYATAKAN BAHWA SUATU PERBUATAN AKAN DI PIDANA JIKA TELAH DIATUR LEBIH
DAHULU DALAM UU PIDANA NASIONAL
• 2. ASAS TIDAK BERLAKU SURUT (NON-RETROACTIVE)
ASAS NON-RETROACTIVE MERUPAKAN DASAR BAGI APARAT PENEGAK
HUKUM DI DALAM MENERAPKAN ATURAN HUKUMNYA (HUKUM PIDANA)
AGAR TIDAK MEMPERLAKUKAN SURUT TERHADAP PERBUATAN-PERBUATAN
PIDANA YANG SEBELUMNYA DIATUR DALAM PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN . SEBAGAIMANA YANG TERCANTUM DALAM PASAL 1 AYAT (1)
KUHP YANG MENYATAKAN BAHWA ATURAN UNDANG-UNDANG HARUS
SUDAH ADA SEBELUM PERBUATAN TINDAK PIADANA DILAKUKAN OLEH
PELAKU.
MENURUT SOEDARTO DASAR PEMIKIRAN NON-RETROACTIVE ADALAH:
1. MENJAMIN KEBEBASAN INDIVIDU ATAS PERBUATAN SEWENANG-WENANG
PENGUASA ( PERADILAN)
3. ASAS CULPABILITAS
BAHWA SESEORANG TIDAK BOLEH DIPIDANA TANPA ADANYA KESALAHAN
(TIADA PIDANA TANPA KESALAHAN) YANG DIKENAL DALAM HUKUM PIDANA.
PASAL 6 AYAT (2) UU NO. 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAN KEHAKIMAN (UU
KEKUASAAN KEHAKIMAN) MENYEBUTKAN “TIADA SEORANG PUN DAPAT
DIJATUHI PIDANA, KECUALI APABILA PENGADILAN KARENA ALAT PEMBUKTIAN
YANG SAH MENURUT UNDANG-UNDANG, MENDAPAT KEYAKINAN BAHWA
SESEORANG YANG DIANGGAP DAPAT BERTANGGUNG JAWAB, TELAH BERSALAH
ATAS PERBUATAN YANG DIDAKWAKAN ATAS DIRINYA”.
DI SINI, JELAS TAMPAK BAHWA ASAS CULPABILITAS BERBASIS PADA TERBUKTINYA
KESALAHAN (SCHULD) BAIK KARENA KESENGAJAAN MAUPUN KARENA KEALPAAN.
SESEORANG TAK BISA DIHUKUM JIKA KESALAHANNYA TIDAK TERBUKTI.
4. ASAS PRADUGA TIDAK BERSALAH (PRESUMPTION OF INNOCENCE)
ASAS INI MERUPAKAN TURUNAN DARI ASAS CULPABILITAS YANG MENYATAKAN
BAHWA SESEORANG YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA (KEJAHATAN)
WAJIB UNTUK DIANGGAP TIDAK BERSALAH SAMPAI DENGAN DAPAT DIBUKTIKAN
BAHWA ORANG TERSEBUT BERSALAH OLEH BADAN PERADILAN YANG BERWENANG
MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAS KESALAHANNYA TERSEBUT. (INKRAH)
BERDASARKAN ASAS INI JUGA BAGI SETIAP ORANG YANG DIDAKWA
MELAKUKAN TINDAK PIDANA HARUS DIPERLAKUKAN SECARA MANUSIAWI,
BAGAIMANAPUN JUGA PELAKU MEMPUNYAI HAK ASASI MANUSIA YANG HARUS
DILINDUNGI MESKIPUN TERKENA MASALAH HUKUM (PERKARA HUKUM).
5. ASAS NEBIS IN IDEM
ASAS INI MERUPAKAN ASAS YANG PENTING DI DALAM HUKUM PIDANA
NASIONAL MAUPUN HUKUM PIDANA INTERNASIONAL. PENGERTIAN ASAS NEBIS
IN IDEM ADALAH SESEORANG TIDAK DAPAT DITUNTUT ATAS PERKARA SAMA
YANG SUDAH DIPUTUS OLEH HAKIM (PASAL 76 AYAT (1) KITAB UNDANG-
UNDANG HUKUM PIDANA.
BERARTI ASAS INI BERLAKU ATAS SUATU PERKARA (PERBUATAN PIDANA) YANG
SUDAH DIADILI DAN ATAU DIJATUHI PUTUSAN YANG SUDAH BERKEKUATAN
HUKUM TETAP DAN MENGIKAT (IN KRACHT VAN BEWIJST) YANG PASTI OLEH
BADAN PERALIHAN PIDANA.
ASAS-ASAS HUKUM PIDANA INTERNASIONAL
YANG BERASAL DARI HUKUM
INTERNASIONAL
• 1. ASAS KEMERDEKAAN, KEDAULATAN, DAN KEAMANAN DERAJAT
NEGARA-NEGARA
ASAS INI MERUPAKAN ASAS DASAR DALAM MEMANDANG SUATU NEGARA TIDAK
BERDASARKAN BESAR, KECIL, MAJU, KUAT, ATAU LEMAH TETAPI DENGAN
MEMILIKI KESAMAAN KEDUDUKAN ANTARA YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA,
SESUAI DENGAN HUKUM INTERNASIONAL PADA UMUMNYA. SEMUA ASAS YANG
BERLAKU PADA HUKUM INTERNASIONAL MERUPAKAN KAIDAH-KAIDAH HUKUM
PIDANA INTERNASIONAL SECARA KONKRET DAN POSITIF YANG MENGIKAT DAN
DITERAPKAN TERHADAP SUBJEK-SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL PADA
UMUMNYA DALAM MELAKUKAN PERISTIWA HUKUM INTERNASIONAL.
SEBAGAI CONTOH TINDAKAN ISRAEL MENCULIK ADOLF EICHMANN DARI
ARGENTINA UNTUK DIBAWA KELUAR DARI NEGARA ARGENTINA YANG
KEMUDIAN AKAN DIADILI DI ISRAEL ADALAH SUATU CONTOH PELANGGARAN
ATAS ASAS KEMERDEKAAN, KEDAULATAN, DAN KESAMAAN DERAJAT NEGARA-
NEGARA. DEMIKIAN JUGA TINDAKAN YANG DILAKUKAN AMERIKA SERIKAT YANG
MENGAMBIL SECARA PAKSA ATAS NOERIGA PADA TAHUN 1988 (MASIH MENJADI
PRESIDEN PANAMA) YANG SAH, UNTUK SELANJUTNYA DIBAWA KE AMERIKA
SERIKAT UNTUK DIADILI, JUGA MERUPAKAN CONTOH NEGARA-NEGARA YANG
MELANGGAR ASAS TERSEBUT.
2. ASAS NON-INTERVENSI
KETENTUAN DALAM ASAS INI BAHWA NEGARA TIDAK BOLEH MELAKUKAN
CAMPUR TANGAN (INTERVENSI) ATAS MASALAH YANG TERJADI PADA NEGARA
LAIN. CAMPUR TANGAN (INTERVENSI) DIPERBOLEHKAN ASAL NEGARA YANG
BERSANGKUTAN MENYETUJUINYA. JIKA SUATU NEGARA MENGGUNAKAN
KEKUATAN BERSENJATA BERUSAHA UNTUK MEMADAMKAN ATAUPUN
MENDUKUNG PEMBERONTAKAN BERSENJATA YANG TERJADI DI SUATU NEGARA
LAIN TANPA ADANYA PERSETUJUAN DARI NEGARA YANG BERSANGKUTAN, MAKA
TINDAKAN INI JELAS MELANGGAR PRINSIP ATAU DASAR ADANYA ASAS NON-
INTERVENSI.
TINDAKAN YANG DEMIKIAN ITU (CAMPUR TANGAN) TENTU SAJA MERUGIKAN
NEGARA YANG DIINTERVENSI. SEBAGAI CONTOH TINDAKAN YANG DILAKUKAN
OLEH ISRAEL YANG MENGINTERVENSI LEBANON PADA TAHUN 1984 DAN
TINDAKAN AMERIKA SERIKAT YANG MENYERBU IRAK PADA TAHUN 2004.
3. ASAS HIDUP BERDAMPINGAN DENGAN DAMAI
ASAS INI MENEKANKAN BAHWA NEGARA DALAM MENJALANKAN PERANNYA
BAIK DI DALAM RANAH NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL , AGAR HIDUP
BERSAMA SECARA DAMAI, RUKUN DAN SALING MENGHORMATI SERTA
MENGHARGAI ANTARA NEGARA YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA. JIKA
TERJADI PERMASALAHAN YANG MELIBATKAN KEDUA NEGARA, AGAR
DISELESAIKAN SECARA DAMAI. PERWUJUDAN DARI ASAS HIDUP BERDAMPINGAN
SECARA DAMAI DAPAT DILIHAT PADA PENGATURAN MASALAH-MASALAH
INTERNASIONAL BAIK DALAM RUANG LINGKUP GLOBAL , REGIONAL, MAUPUN
BILATERAL, YAITU DENGAN MENGHASILKAN KESEPAKATN-KESEPAKATAN UNTUK
MENGATUR KAIDAH-KAIDAH TERTENTU DALAM BENTUK PERJANJIAN INTERNASIONAL.
4. ASAS PENGHORMATAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA.
BERDASARKAN ASAS INI TINDAKAN APAPUN YANGDILAKUKAN OLEH NEGARA-
NEGARA ATAS SESEORANGB TIDAK BOLEH MELANGGAR ATAUPUN BERTENTANGAN
DENGAN HAK ASASI MANUSIA. DISINI DIKATAKAN SIAPAOUN YANG BERKAITAN
DENGAN PERISTIWA PIDANA
APAKAH DIA SEBAGAI PELAKU, KORBAN ATAU SAKSI TIDAK BOLEH
DIPERLAKUKAN SECARA SEWENANG-WENANG APALAGI DIPERLAKUKAN DI
LUAR BATAS KEMANUSIAAN. KARENA HAL TERSEBUT TIDAK MENGHORMATI
DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA YANG DIMILIKI SESEORANG TERSEBUT.
 SUBJEK HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

• 1. INDIVIDU
• 2. NEGARA
• 3. BADAN HUKUM SWASTA (NON GOVERNMENTAL ORGANIZATION)
• 4. KELOMPOK PEMBERONTAK (BILLIGERENT)
• 5. TAHTA SUCI VATICAN
• 6. PALANGMERAH INTERNASIONAL (INTERNATIONAL RED CROSS)