Anda di halaman 1dari 48

RHEOLOGI

Farmasi Fisika

By : Dwi Susiloningrum. M.Farm., Apt.


Rheologi
 Rheos : to flow (Mengalir)
 Logos : science (Logos)
 Ilmu yang mengambarkan aliran-aliran
cairan dan deformasi dari padatan.

Viskositas : Suatu pernyataan tahanan


dari suatu cairan untuk mengalir,
semakin viskositas tahanan.
Tipe Aliran
 Sistem New ton
 Sistem Non Newton
 dv = rate of shear (Laju geser)
G
dr
= perbedaan kecepatan antara 2 bidang
cairan yang dipisahkan oleh jarak yang
sangat kecil.
F'
F
A = shearing stress (Tegangan
Geser)
=gaya per satuan luas yang diperlukan
untuk menyebabkan aliran.
SISTEM NEWTON
 Mengikuti hukum aliran Newton
 Makin besar viskositas suatu cairan,
makin besar gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu
rate of shear tertentu.

F' dv F
 .  
A dr G
 Di mana :  = koefisien viskositas ~
viskositas

 Satuan viskositas : poise


 = dyne detik cm-2

 Cps (centipoise) = 0,01 poise


F ' dr dyne  cm dyne det
  2 
Adv cm  cm cm 2
det
 Fluiditas, , didefinisikan sebagai
kebalikan dari viskositas
1
 

 Viskositas kinematis = viskositas
absolut, merupakan viskositas dibagi
dengan kerapatan pada suhu tertentu

Viskositas kinematis 

Satuan : stoke(s) atau centi stokes


Contoh viskositas Absolut cairan
Newton pada suhu 20 oC
Liquid Viskositas (cp)
Minyak jarak 1000

Kloroform 0,563

Etanol 1,19

Gliserin 93% 400

Minyak zaitun 100

air 1,009
 Contoh soal :
 Dengan viskometer Ostwald, didapat
viskositas aseton 0,313 cp pada 25 oC.
Kerapatan aseton (25 oC) = 0,788
g/cm3. Berapa viskositas kinematis
aseton?
 Jika diketahui viskositas air (25 oC) =
0,8904 cp. Berapa viskositas aseton
relatif terhadap air pada 25 oC?
Ketergantungan Temperatur dan
Teori viskositas
 Viskositas gas meningkat dengan
naiknya temperatur
 Viskositas cairan menurun jika
temperatur dinaikkan
 Fluiditas  kebalikan dari viskositas
 Fluiditas cairan meningkat jika
temperatur dinaikkan
Persamaan kinetika Arrhenius
Ea
  Ae RT

A= konstanta yang tergantung


dari bobot molekul
Ea= Energi pengaktifan
Rate of shear

Rate of shear
f

Shearing stress Shearing stress

a) Aliran Newton b) Aliran Plastis


Rate of shear

Rate of shear
Shearing stress Shearing stress

c) Aliran pseudoplastis d) Aliran dilatan


SISTEM NON NEWTON
 Aliran plastis
 Aliran Pseudoplastis
 Aliran Dilatan
1. Aliran Plastis

Disebut sebagai
Bingham bodies

Rate of shear
Kurva plastis tidak
melewati titik
(0,0), tetapi f
memotong sumbu
shearing stress, Shearing stress
dikenal dengan
harga yield (yield
value).
Harga stress dibawah yield value, zat
bertindak sebagai bahan elastis (seperti
zat padat
Kemiringan rheogram disebut mobility ≈
fluiditas pada sistem Newton.
Kebalikannya adalah viskositas plastis = U

U
 F f
f= yield value
G
Contoh soal :
Suatu bahan plastis diketahui
mempunyai yield value 5200 dyne cm-2.
Pada shearing stress di atas yield value,
F ditemukan meningkat secara linear
dengan meningkatnya G. Jika rate of
shear 150 dt-1 pada saat F = 8000 dyne
cm-2, hitung viskositas plastis sampel
tsb !
Contoh :
Partikel terflokulasi pada suspensi

Terbentuk struktur kontinu

Adanya gaya van der waals (ikatan antar partikel)

Partikel terflokulasi pada suspensi

Yield value
Ikatan pecah aliran padat terjadi
2. Aliran Pseudopastis
Contoh : dispersi
cair dari tragakan,
Na alginat, metil
selulosa, CMC Na

Rate of shear
Viskositas
berkurang dengan
meningkatnya rate
of shear (cairan
menjadi encer)
Shearing stress
Disebut shear
thinning system
F  ' G
N

• Eksponen N meningkat pada saat aliran


meningkat menjadi non-Newton
• N=1, alirannya adalah Aliran Newton
• N>1, alirannya pseudoplastik
• N<1, alirannya dilatan

log G  N log F  log '


Persamaan Regresi Linear
3. Aliran Dilatan
Suspensi tertentu (persentase zat
padat terdispersi tinggi)  peningkatan
daya hambat untuk mengalir dengan
meningkatnya rate of shear.
Volume meningkat dengan terjadinya
shear  disebut dilatan
Disebut sebagai shear thickening
system.
Contoh : cat, pasta
G

Partikel tertutup rapat Partikel susun longgar


Volume kosong minimum Volume kosong meningkat
Pembawa cukup Pembawa tidak cukup
Konsistensi relatif rendah Konsistensi relatif tinggi
THIKSOTROPI
 Menunjukkan adanya pemecahan
struktur yang tidak terbentuk dengan
segera jika stress dihilangkan atau
dikurangi
 Terjadi pada shear thinning system
(plastis, atau pseudoplastis)
 Didefinisikan sebagai suatu pemulihan
isoterm dan lambat pada pendiaman
suatu bahan yang kehilangan
konsistensinya karena shearing.
Rate of shear

Shearing stress

Gambar thiksotropi pada aliran plastis dan


pseudoplastis
Pengukuran thiksotropi
1. Menentukan pemecahan struktural
terhadap waktu pada rate of shear
konstan.
-----t2-----
--
--t1--- U1  U 2
B
Rate of shear

t2
ln (
t1 )

B= konstanta
thiksotropi

Shearing stress
2. Menentukan pemecahan struktural
karena meningkatnya shear rate.

2 ( U1  U 2 )
1/U1 M 
ln ( V2 )2
V1
Rate of shear

1/U1
M = konstanta
thiksotropi

Shearing stress
Thiksotropi negatif atau
antithiksotropi
 Menyatakan
kenaikan
konsistensi pada
kurva yang
menurun.
 Contoh : magma
magnesia
Pada kesetimbangan, sistem bersifat gel-like
tetapi mudah dituang.ketika didiamkan, bahan
kembali bersifat sol-like
 Penyebab :
 Meningkatnya frekuensi tumbukan dari
partikel-partikel terdispers, atau
molekul-molekul polimer dalam suspensi,
menyebabkan ikatan antar partikel naik,
sehingga dalam keadaan keseimbangan
membentuk gumpalan-gumpalan besar.
Dalam keadaan diam, gumpalan pecah
menjadi partikel-partikel.
Rheopeksi
 Suatu gejala di mana suatu sol
membentuk gel lebih cepat jika diaduk
perperlahan-lahan atau kalau dishear
daripada jika dibiarkan tanpa
pengadukan

 Anti thiksotropi  rheopeksi


☺Pada rheopeksi sistem terdeflokulasi dan
berisi solid dispersi lebih dari 50%
☺Pada antithiksotropi sistem terflokulasi
dan berisi solid dispersi 1- 10 %.
gel pd rheopeksi : Bentuk keseimbangan

Pd antithiksotropi :sol Bentuk
keseimbangan
Tiksotropi dalam Formulasi
 Tiksotropi merupakan sifat yang diinginkan
dalam sistem cair, yang idealnya memiliki
konsistensi yang tinggi dalam wadah, tetapi
dgn mudah dituang atau disebarkan
 Suspensi tiksotropi: tidak segera mengendap
dalam wadah, menjadi cair/encer pada
penggojokan, dan cukup lama
mempertahankan dosis terdispersi
 Semakin tinggi tiksotropi semakin rendah
kecepatan sedimentasi.
Pemilihan Viskometer
 Semua viskometer dapat digunakan
untuk menentukan viskositas sistem
Newton dan hanya viskometer yang
mempunyai kontrol shear stress yang
bervariasi dapat digunakan untuk
bahan-bahan Non Newton.
Macam-macam viskometer
Sistem Newton
Sistem Newton
dan Non Newton

Visk. Cup &


Visk. Kapiler
Bob

Visk. Bola
Visk. Cone &
Jatuh plate
1. Viskometer kapiler
 Disebut sebagai viskometer ostwald
 Dasar : Hukum Poiseuille
 r t P
4

8l V

 r= jari2 kapiler l=length


 t= time V=Volume
 P=Pressure
Karena P tergantung pada kerapatan
cairan (), kec gravitasi dan perbedaan
ketinggian cairan pada kedua lengan
viskometer, maka :
  K  t  P   K t  

1 1 t 1

2  2 t 2
 Contoh soal
 Jika waktu yang dibutuhkan aseton
untuk mengalir antara kedua tanda pada
viskometer Ostwald adalah 45 detik,
untuk air adalah 100 detik (25 0C).
 Diketahui kerapatan aseton 0,788 gram
cm-3, kerapatan air 0,997 gram cm-3
dan viskositas air 0,8904 cps.
 Berapa viskositas aseton ?
2. Viskometer Bola Jatuh
 Disebut viskometer Hoeppler
 Prinsip :
 Suatu bola gelas/besi jatuh ke bawah
dalam suatu tabung gelas yang hampir
vertikal, mengandung cairan uji pada
temperatur konstan. Laju jatuhnya bola
dengan  dan  tertentu adalah
kebalikan fungsi viskositas sampel
tersebut.
  t ( S b  Sf ) B

Dimana :
t : waktu (lamanya bola jatuh)
Sb : Gravitasi jenis dari bola
Sf : Gravitasi jenis dari cairan
B : Konstanta bola
3. Viskometer ‘Cup’ and ‘Bob’
 Prinsip :
 Sampel di’shear’ dalam ruang antara
dinding luar, ‘bob’ (rotor) dan dinding
dalam mangkuk (‘cup’).
 Viskometer Couette, mis : visk. Mac
Michael
Mangkuk yang berputar
 Viskometer Searle, mis : visk. Rotovisco,
visk. Stormer
Rotor yang berputar
Viskometer stormer
Untuk aliran plastis

w w  wf
  Kv U  Kv
v v
Dimana : Dimana :
Kv : Konstanta alat Wf : intersep yield
W : berat beban value dalam gram

V : rpm
 Yield value f  Kf wf

2 1
Kf  Kv x x
60 2,303 log (R c )
Rb

Dimana :
Rc : jari-jari mangkok
Rb : jari-jari rotor
 Contoh soal :
 Suatu sampel gel dianalisis dengan viskometer
Stormer yang dimodifikasi. Berat w sebesar
450 gram menghasilkan kecepatan rotor v 350
rpm. Suatu seri kecepatan diperoleh dengan
menggunakan berat pengendali lainnya,
diperoleh suatu rheogram aliran plastis.
Intersep yield value wf diperoleh dengan
mengekstrapolasi kurva tersebut terhadap
sumbu shearing stress di mana v = 0, wf = 225
gram. Konstanta alat Kv = 52,0 dan Kf = 20,0.
Berapakah vikositas plastis dan yield value
sampel tersebut?
4. Viskometer Kerucut dan Lempeng

 Contoh : viskometer Ferranti – Shirley


 Prinsip :
 Kerucut dikemudikan motor dengan
kecepatan yang berubah-ubah, sampel
dishear di antara lempeng yang diam dan
kerucut yang berputar. Rate of shear :
rpm (dengan dial pemilih). Shearing
stress : puntiran (dibaca pada skala
penunjuk).
 Untuk cairan  Untuk cairan
Newton plastis :
T T  Tf
C UC
v
v
dimana : f  Cf x Tf
C = konstanta alat
T = puntiran
(torque)
V = rpm
Penerapan rheologi dalam bidang
farmasi
1. Cairan
◦ Pencampuran
◦ Pengurangan ukuran partikel dari
sistem sistem dispersi dengan shear
◦ Pelewatan melalui mulut,penuangan,
pengemasan dalam botol, pelewatan
melalui jarum suntik
◦ Perpindahan cairan
◦ Stabilitas fisik sistem dispersi
2.Semi solid
 Penyebaran dan pelekatan pada kulit
 Pemindahan dari wadah/tube
 Kemampuan zat padat untuk
bercampur dengan cairan-cairan
 Pelepasan obat dari basisnya
3. Padatan
 Aliran serbuk dari corong ke lubang
cetakan tablet/kapsul
 Pengemasan serbuk/granul
4. Pemprosesan
 Kapasitas produksi alat
 Efisiensi pemrosesan
Thank’s for your kindness
Selamat
belajar !!!

Anda mungkin juga menyukai