Anda di halaman 1dari 54

PENGEMBANGAN MODEL

INTERVENSI
PROMOSI KESEHATAN DALAM
PENANGGULANGAN TBC
DI KAB. BOGOR
TAHUN 2018
I. LATAR BELAKANG
1. MASALAH TBC DI INDONESIA
• WHO, 1/3 penduduk dunia
telah terinfeksi dengan
keuman TBC
• Setiap detik ada orang yg
terinfeksi TBC
• Indonesia menempati
posisi kedua dengan
beban Tuberculosis (TBC)
tertinggi di dunia
• TBC di Ind penyebab
kematian no. 1 katagori
penyakit menular
• TBC di Ind penyebab
DIPENGARUHI
OLEH : FAKTOR kematian nomor 3 setelah
LINGKUNGAN penyakit jantung dan
PERILAKU DAN pernafasan akut di semua
PELAYANAN kalangan usia
KESEHATAN
• PDPI : setiap jam ada 8
• Pemerintah Indonesia mendukung
Deklarasi Moscow untuk Eliminasi
Tuberkulosis (TBC) Tahun 2030 yang
dibahas dan disepakati pada
acara First Global Ministerial
Conference Ending TB in
theSustainable Development Era di
Moskow, Rusia, 16-17 Nov 2017.
• ”Indonesia siap menjadi bagian dari
koalisi global untuk eliminasi TB pada
tahun 2030.”
MASALAH TBC JAWA BARAT
• Jumlah kasus TBC tertinggi di Indonesia (Jawa
Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta
dan Sumatera Utara)
• Kab. Bogor dan Kota Bandung tertinggi di
Jawa Barat
• BPS Th. 2015, Jumlah Kasus TBC di Jawa Barat
adalah sekitar 62.218 kasus dan sekitar
8.226 kasus ada di Kab. Bogor, tahun 2017
jumlah kasus TBC di Kab. Bogor meningkat
menjadi 17.656 orang.
• Penyebab : Fasyankes yang melayani TB DOTS
belum optimal terutama RS Swasta dan Klinik
Dokter Praktik Mandiri serta rendahnya PHBS
ANALISA AKAR MASALAH
TINGGINYA
PREVALENSI TB DKI
PENYEBAB JKT
LANGSUNG

PERUMAHA PENINGKT
SR DI KEPADATAN SANITASI KASUS TBC
BAWAH N KUMUH PENDUDUK RENDAH DG HIV-AIDS,
TARGET TINGGI DM, MDR
PENYEBAB
TIDAK
LANGSUNG

PERGANTIAN KURANGNYA TDK TINGKAT


EKONOMI STIGMA
SDM YANG INOVASI SEMUA
PASIEN TBC DI
CEPAT PROGRAM RS DOTS
RENDAH MASY

AKAR RENDAHNYA RENDAHNYA PENURUNAN


MASALAH PROMOTIF PREVENTIF BIAYA DARI NGO
DAN PEM

ANALISIS SITUASI TBC DI DIK JKT DENGAN METODE THE ROOT CAUSE ANALYSES (RCA), PROSIDING
KOLOKIUM DOKTOR DAN SEMINAR HASIL PENELITIAN HIBAH TAHUN 2016, UHAMKA
STIGMA
• Arti stigma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
tahun 2014, yaitu ciri negatif yang menempel pada pribadi
seseorang karena pengaruh lingkungannya.

• Stigma sosial adalah penolakan keberadaan seseorang atau


kelompok pada lingkungan masyarakat tertentu karena
sudah dianggap tercela.

• Apabila seseorang sudah terkena stigma sosial, maka


secara pribadi sudah sangat dirugikan. Sangat sulit
menghapus stigma yang telanjur melekat. Bahkan, dampak
stempel stigma sering berujung pada pengucilan di
lingkungan sosialnya.
STIGMA
Ada lima jenis stigma yang selama ini diterapkan pada seseorang atau
sekelompok orang, yaitu label/cap, prasangka, stereotip, diskriminasi, dan
pengucilan.
• Label/cap:  s tigma stempel negatif yang ditujukan pada
seseorang/kelompok oleh masyarakat karena orang tersebut dianggap
memiliki cacat fisik, cacat mental, masa lalu yang kelam, perbedaan suku,
ras, atau agama.

• Prasangka:  stigma berupa anggapan masyarakat terhadap seseorang


yang dianggap tercela padahal belum tentu kebenarannya. Sikap
prasangka merupakan sikap yang cenderung emosional, tidak rasional.
Model stigma ini biasanya hanya ngomongin orang tersebut dari sisi
negatifnya saja.

• Stereotip:  stigma yang berbentuk penilaian secara umum kepada


seseorang atau sekelompok orang hanya dilihat dari penampilan dan latar
belakangnya saja. Cara pandang stereotip seperti ini bisa menimbulkan
prasangka positif dan negatif, tetapi umumnya negatif. Bahkan, bisa
menimbulkan sikap – perilaku diskriminasi.
STIGMA
Ada lima jenis stigma yang selama ini diterapkan pada seseorang
atau sekelompok orang, yaitu label/cap, prasangka, stereotip,
diskriminasi, dan pengucilan.
• Diskriminasi: stigma berupa perlakuan yang tidak seimbang dan
tidak adil terhadap perorangan atau kelompok berdasarkan ras,
suku, agama, golongan.
Hal ini biasanya dilakukan oleh kelas dominan terhadap minoritas.
Diskriminasi biasanya diawali dengan prasangka. Dengan
prasangka seolah timbul suatu perbedaan.

• Pengucilan: stigma bentuk perlakuan terhadap seseorang atau


kelompok yang menyebabkan merasa terasing, ditolak, dijauhi
dari pergaulan sehingga merasa tidak diterima lagi oleh orang –
orang sekitarnya. Jadi, pengucilan atau isolasi merupakan
pemisahan antara yang memiliki stigma dan yang tidak memiliki
stigma.
STIGMA ADALAH SIKAP (ATTITUDE)
DISKRIMINASI ADALAH ACTION-
TINDAKAN/PERILAKU

TIDAK PENGETAHUA SALAH


TAHU N INFORMAS
BELIEVE
I

SIKAP/ATTITUD
E
STIGMA

PERILAKU/ACTIO
N
DISKRIMINASI

“ INTERVENSI STRATEGISNYA ADALAH PROMOSI


KESEHATAN”
Tahun 2015
Upaya P2TBC Di Kab
Bogor
• Pemerintah Kab. Bogor pada tahun 2017
pernah menetapkan target “ Kab Bogor
Bebas TBC Tahun 2020”
• Pem. Kab. Bogor bekerja keras membangun
komitmen dan melakukan penggerakan
semua pihak : Lintas Sektor, Fasyankes dan
Masyarakat untuk berperan aktif dalam
melakukan intervensi-P2TBC

Pengembangan Model
Intervensi Promosi
Kesehatan Dalam P2TBC
melalui “Deklarasi /
Piagam TOSS TBC”
LANDASAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN MODEL
PROMKES DALAM
PENANGGULANGAN TBC

• Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang


Puskesmas.
• Permenkes No. 74 Tahun 2015 tentang
upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
• Permenkes No. 67 Th. 2016
Penanggulangan Tuberkulosis
PROMOSI KESESEHATAN
DALAM PENANGGULANGAN
TBC
PROMOSI KESEHATAN

Adalah proses untuk memberdayakan


masyarakat melalui kegiatan
menginformasikan, mempengaruhi
dan membantu masyarakat agar
berperan aktif untuk mendukung
perubahan perilaku dan lingkungan
serta menjaga dan meningkatkan
kesehatan menuju derajat kesehatan
yang optimal

(PERMENKES 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA


15
PENINGKATAN KES DAN PENCEGAHAN PENYAKIT)
Strategi dan
Penyelenggaraan Promosi
Kesehatan
Strategi Promosi Kesehatan
1. Pemberdayaan Masyarakat
2. Advokasi
3. Kemitraan

Penyelenggaraan Promosi Kesehatan


Didukung dengan:
1. Metode dan Media yang tepat
2. Data dan Informasi yang valit/akurat
3. Sumberdaya yang optimal
Bentuk Pelaksanaan
Promosi Kesehatan
1. Pengembangan kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.
2. Penciptaan lingkungan yang
kondusif
3. Penguatan gerakan masyarakat
4. Pengembangan kemampuan
individu
5. Penataan kembali arah
pelayanan kesehatan
Permenkes No. 67 Th. 2016
Penanggulangan
Tuberkulosis

• Penanggulangan Tuberkulosis (TB)


adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan
preventif, tanpa mengabaikan aspek
kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan
untuk melindungi kesmas, menurunkan
angka kesakitan, kecacatan atau
kematian, memutuskan penularan,
mencegah resistensi obat dan
mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan akibat TB
• Penanggulangan TB
diselenggarakan secara
terpadu,komprehensif dan
berkesinambungan.
• Penanggulangan TB melibatkan
semua pihak terkait baik
pemerintah, swasta maupun
masyarakat.
• Target program penanggulangan
TB nasional adalah eliminasi pada
Strategi Nasional Penanggulangan TB

1. Penguatan Kepemimpinan Program TB berbasis


kabupaten/kota
2. Peningkatan akses layanan TB yang bermutu.
3. Pengendalian faktor risiko
4. Peningkatan kemitraan TB
5. Peningkatan kemandirian masyarakat dalam
penanggulangan TB
6. Penguatan manajemen program TB
Kegiatan Penanggulangan
TBC
• Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
masyarakat bertanggung jawab
menyelenggarakan penanggulangan TB.
• Penanggulangan TB diselenggarakan
melalui kegiatan :
– Promosi Kesehatan
– Surveilans TB
– Pengendalian faktor risiko
– Penemuan dan penanganan kasus TB
– Pemberian kekebalan dan
– Pemberian obat pencegahan
Promosi Kesehatan (Pasal 7)

Promkes dalam penanggulangan


TB di tujukan untuk :
1.Meningkatkan komitmen para pengambil
kebijakan
2.Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan
program
3.Memberdayakan masyarakat
4.Meningkatkan komitmen para pengambil
kebijakan yang dilakukan melalui kegiatan
advokasi kepada pengambil kebijakan baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah
Promosi Kesehatan (Pasal 7/24)

Promkes dalam penanggulangan


TB di tujukan untuk :
5. Peningkatan kemitraan dengan lintas
program dan lintas sektor terkait dan
layanan keterpaduan pemerintah dan
swasta (public private mix).

Koordinasi dan jejaring kemitraan yang


dimaksud meliputi : advokasi, penemuan
kasus, penanggulangan TB, pengendalian
faktor risiko, KIE, rujukan, dll
Promosi Kesehatan (Pasal 7)

Promkes dalam penanggulangan


TB di tujukan untuk :
6. Pemberdayaan masyarakat dilakukan
melalui kegiatan menginformasikan,
mempengaruhi, dan membantu
masyarakat agar berperan aktif dalam
rangka mencegah penularan TB,
meningkatkan PHBS, serta menghilangkan
diskriminasi terhadap pasien TB.
7. Perorangan, swasta, lembaga swadaya
masy dan organisasi masyarakat dapat
melaksanakan promkes tersebut yang
selaras dengan program penanggulangan
Pengendalian Faktor Risiko
TBC
• Ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan
kejadian penyakit TBC
• Pengendalian faktor risiko TBC
dilakukan dengan cara :
– Membudayakan PHBS
– Membudayakan perilaku etika batuk
– Melakukan pemeliharaan dan perbaikan
perumahan dan lingkungan yang sehat.
– Peningkatan daya tahan tubuh
Peran Serta Masyarakat (Ps.
25)

• Mempromosikan PHBS
• Mengupayakan tidak terjadi
stigma dan diskriminasi
terhadap kasus TB di masy
• Membentuk dan
mengembangkan Warga Peduli
Tuberkulosis
• Memastikan warga yang terduga
TB memeriksakan diri ke
Fasyankes.
II. STRATEGI PROMKES DALAM
PENANGGULANGAN TBC
Sasaran Promosi
Kesehatan
Penanggulangan TBC

1. Pasien, individu sehat (masyarakat) dan kekeluarga


sebagai komponen dari masyarakat
2. Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama,
petugas kesehatan, pejabat pemerintah, organisasi
kemasyarakatan dan media massa diharapkan dapat
berperan : sebagai panutan untuk tidak menciptakan
stigma dan diskriminasi terkait TB; Membantu
menyebarkluaskan info TB dan PHBS; Mendorong
pasien TB untuk menjalankan pengobatan secara
tuntas; Mendorong masyarakat agar seger
memeriksakan diri ke layanan TB yang berkualitas.
3. Pembuat kebijakan publik yang menerbitkan
peraturan, dan menyediakan sumberdaya,.
“EMPAT “STRATEGI PROMOSI
KESEHATAN DALAM
PENANGGULANGAN TBC

1. Melalui pendekatan tatanan, yaitu: 1)


Keluarga / RT; 2) Tempat Kerja; 3)
Institusi Pendidikan/ Ponpes, serta 4)
Tempat Ibadah.
2. Peningkatan kebijakan publik dalam
upaya penaggulangan TBC mendukung
Bebas TBC
3. Penggerakan dan optimalisasi peran
serta masyarakat: LKNU, Terjang, DWP,
TP.PKK, ormas, toma, toga, org. profesi,
pimpinan perusahaan, asosiasi
perusahaan, Mabisa SBH, serta UKBM
(Posyandu, Pos TB Desa, Poskesdes, dll).
4. Peningkatan mutu / kualitas layanan
TBC oleh Fayankes (Puskesmas, RS,
Klinik, Apotik, Praktik Mandiri Bidan,
Optimalisasi TOSS TBC
Melalui Pendekatan 4
Tatanan

1) Keluarga / RT; 2) Tempat Kerja; 3)


Institusi Pendidikan/ Ponpes, serta 4)
Tempat Ibadah.
KERANGKA PIKIR PENGEMBANGAN MODEL INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN TBC
MELALUI “DEKLARASI TOSS TBC”

• 6 Strategi Komprehensif Dalam Eliminasi TBC Deteksi dini, Lab


dan Pengob
• TOSS: Temukan, Dampingi Deteksi Dini, Awasi: Faktor Risiko, OAT/PMO, MDR, Dx Kesembuhan, Sembuh TB
yang bermutu

Pemda: • TP.PKK,
Fasilitas Yankes TBC
• Bupati • LKNU (Terjang)
Tempat
• DWP
• Setda, Kerja • Puskesmas/
• Mabi SBH
• Dinas • Organisasi Pustu
Kesehatan Profesi Institusi • Rumah Sakit
• Dit. PMPA • Toma, Toga Keluarga Pendidikan • Klinik
/ Ponpes • Apotik
• Dinas • Ormas Peduli • Fasyankes
Pendidikan, • Pimpinan
TB lainnya Swasta
Perusahaan/ Tempat
• Kanwil • Dokter praktek
Tempat Kerja. Ibadah
Agama • Asosiasi TK • Lainnya
• Camat
• Lurah • Nakes (UKM)
• RW/RT • UKBM : Posyandu , Pendekatan berdasarkan • Yankes bermutu:
Poskesdes, Pos TB empat Tatanan Deteksi dini, Lab
dan Pengob TB
Advokasi, Komunikasi, Mobilisasi Sosial • Yankes TB yang
terintegrasi
PEMOSISIAN –SLOGAN
PENGEMBANGAN MODEL
PROMKES DALAM
PENANGGULANGAN TBC


DEKLARASI/
Piagam TOSS
TBC”
Makna “DEKLARASI TOSS
TBC”
1. Penanggulangan TBC harus melibatkan semua elemen
masyarakat, tidak bisa hanya Sektor Kesehatan saja
2. Penanggulangan TBC di mulai dari “Temukan lalu Obati
Sampai Sembuh” (TOSS TBC) dengan mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
3. Harus dilandasi ” Komitmen Semua Elemen
Masyarakat” untuk mensukseskan TOSS TBC
4. Komitmen ini dituangkan dalam bentuk “ Deklarasi TOSS
TBC”
5. Setiap elemen masyarakat komitmen untuk bergerak
bersama menanggulangi TBC sesuai dengan potensi dan
kewenangannya . Komitmen tersebut dituangkan
dalam “Deklarasi TOSS TBC”
6. Isi Deklarasi TOSS TBC di buat oleh setiap elemen
masyarakat.
7. Deklarasi TOSS TBC menjadi landasan atau dasar dalam
“DEKLARASI TOSS TBC”

a. “Pasien TBC” : komitmen


melakukan pengobatan sesuai
standar/ ketentuan sampai sembuh-
tidak DO serta melakukan PHBS.

Sembuh, Sehat, Produktif dan Tidak


Kambuh Lagi- Tidak Menjadi Sumber
Penularan
“DEKLARASI TOSS TBC”

• “Bagi Keluarga Pasien TBC” :


komitmen melakukan upaya agar
anggota keluarga yang terkena penyakit
TBC dapat sembuh dan produktif serta
tidak menjadi sumber penularan.
• Ativitas tersebut diantaranya adalah
melakukan PMO, memotivasi pasien untuk
menjalani pengobatan sesuai ketentuan,
tidak DO serta melakukan PHBS
“DEKLARASI TOSS TBC”

b. Bagi Petugas Kesehatan di


Fasyankes : komitmen untuk melakukan
optimalisasi penanggulangan TBC dengan
jalan memberikan layanan kesehatan
pengobatan TBC yang bermutu,
terintegrasi, ramah, tidak diskriminasi dan
komunikatif, sehingga target kesembuhan
pasien TBC yang ditetapkan dapat tercapai
.
Fasyankes melakukan layanan TB DOTS
sesuai ketentuan
“DEKLARASI TOSS TBC”

c. Bagi Ormas Peduli TBC : komitmen


berperan aktif dalam P2TBC sehingga
dapat mendukung pencapaian target
penemuan orang terduga TBC , jumlah
pasien TBC yang diobati sampai sembuh/
menjadi PMO , berkurangnya jumlah
pasien TBC yang DO pengobatan, dan
memotivasi masyarakat untuk melakukan
PHBS agar tidak tertular penyakit TBC.
“DEKLARASI TOSS TBC”

d. Bagi Pihak Swasta/ Dunia Usaha adalah


komitmen dalam penggerakkan upaya
pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC
di lingkungan tempat kerja, melalui kegiatan :
– Penemuan orang terduga TBC,
– Karyawan penderita TBC diupayakan
mendapat pengobatan / penanganan yang
adekuat sampai sembuh, sehingga
menjadi sembuh dan bisa produktif
kembali,
– Melakukan Gerakan Karyawan Hidup
Sehat dengan menerapkan PHBS, dll.
“DEKLARASI TOSS TBC”

e. Bagi Pemerintah Daerah adalah komitmen


untuk meningkatkan dukungan kebijakan serta
sumberdaya yang memadai dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan TBC di wilayah
kerjanya sesuai kewajiban, tanggung jawab dan
kewenangannya, sehingga target
penanggulangan TBC sesuai target SPM dapat
tercapai dan Kinerja Pemda meningkat serta
berdampak pada meningkatnya kualitas
masyarakat yang sehat dan produktif.
KERANGKA PIKIR PENGEMBANGAN MODEL INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN TBC
MELALUI “DEKLARASI TOSS TBC”

• 6 Strategi Komprehensif Dalam Eliminasi TB


• TOSS: Temukan Obati Sampai Sembuh, Dampingi Deteksi Dini, Awasi: Faktor Risiko, OAT/PMO, MDR,
Deteksi Dx Lab
dini,
Kesembuhan, Pasien Sembuh dan Pengob TB
DEKLARASI TOSS yang bermutu
DEKLARASI TOSS
TBC 3 DEKLARASI TOSS
TBC 4
DEKLARASI TOSS TBC 1 TBC 2
• TP.PKK,
Pemda:
• PP.Aisyiah
Tempat Fasyankes TBC
• Organisasi Profesi
• WaliKota Kerja • Puskesmas/
• Toma, Toga
Pustu
• Setda, • SBH
• Ponpes • Rumah Sakit
• Dinas • Ormas Peduli TB Rumah Institusi • Klinik
Kesehatan lainnya Tangga Pendidikan • Apotik
• Dit. PMPA Keluarga / Ponpes • Fasyankes
• Dinas • Pimpinan Swasta
Pendidikan, Perusahaan/ • Dokter / Bidan
Tempat
• Kemenag Tempat Kerja. Praktek Mandiri
Ibadah • Lainnya
• Camat • Asosiasi TK
• Kades/ Lurah
• RW/RT • Tenaga Kes
• UKBM : Posyandu , Pendekatan berdasarkan • Yankes bermutu:
Poskesdes, Pos TB empat Tatanan Secara Deteksi dini, Lab dan
Komprehensif Pengob TBC
Advokasi, Komunikasi, Mobilisasi Sosial • Yankes TBC yang
terintegrasi,
komunikatif dan tidak
diskriminasi
KERANGKA PIKIR PENGEMBANGAN MODEL INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN TBC
MELALUI “DEKLARASI TOSS TBC”
DEKLARASI TOSS TBC OLEH
DELAKRASI TOSS TBC
DEKLARASI TOSS TBC oleh oleh Ormas
Oleh Nakes
PASIEN TB C

Fasilitas Yankes TB Akses Fasyankes TB Ada peran aktif dr: DEKLARASI TOSS TBC oleh
Sektor
• Puskesmas/
Pustu • Orang terduga TB 1) Tatanan Keluarga
• Pasien baru Pemda:
• Rumah Sakit • TP.PKK (kader dan
• Pasien lama • WaliKota
• Klinik Klpk Dasawisma)
• Keluarga pasien • Setda,
• Apotik • PP Aisyiyah
• Pendamping • Dinas
• Fasyankes • Kader-UKBM
pasien Kesehatan
Swasta • Dit. PMPA
• Dokter praktek 2)Tempat Kerja : • Dinas
• Lainnya • Tau tempat , jam • Pimpinan Perush/ Pendidikan,
buka layanan TBC Kabag/ Klinik • Kemenag
• Petugas pemberi • Dharma Wanita • Camat
Yankes TB: layanan TBC • Kades/Lurah
• Sumberdaya
• Assosiasi TK
ramah dan • RW/RT
(tenaga, dana, obat,
berkompeten
lab, sarana lainnya) 3) Inst Pendidikan/
• Data pasien TBC • Jenis layanan dan • Kebijakan
• SOP/Protab biaya Ponpes : • Tupoksi
• Tata kelola / • Prosedur • Kasek, guru, penilik
sekolah, SBH • Tanggung
kebijakan • Layanan TBC yang
• Tim UKS jawab
• Jejaring mitra berkualitas
• PIS-PK • Pengelola Ponpes • Target kinerja
Sasaran puas thd • SPM
• UKM-UKP TBC
• Dukungan profesi Fasyankes TBC,
0 4) Tempat Ibadah:
akses meningkat,
sustain dan loyal • Toma - Toga
Logo Kab.
Bogor

“DEKLARASI TOSS TBC”


Menimbang : bahwa Tuberkulosis Di ……. merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang menimbulkan kesakitan, kecacatan serta kematian yang tinggi
sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangannya

Mengingat :
1. Permenkes RI No 67 Th. 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
2. Permenkes No. 74 Tahun 2015 tentang upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit.
3. Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2018 tentang Penanggulangan TBC
di DKI Jakarta

Menyepakati :

4. Pemda bersama OPD sepakat untuk mendukung upaya penemuan dan pengobatan pasien TBC sampai
sembuh
5. Lintas sektor dan Swasta/ Dunia Usaha yang ada di wilayah pemerintahan …….. sepakat untuk berperan aktif
dalam penemuan dan pengobatan pasien TB sampai sembuh
6. Tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan yang ada di wilayah ……………sepakat untuk meningkatkan kualitas
kualitas layanan TB secara terpadu, dan berperan aktif dalam penemuan dan pengobatan pasien TB sampai
sembuh
7. Organisasi Kemasyarakatan , Organisasi Profesi, Kelompok Peduli TBC yang ada di wilayah pemerintahan ……..
sepakat untuk berperan aktif dalam penemuan dan pengobatan pasien TB sampai sembuh.
8. Pasien TBC dan Keluarga yang ada di wilayah pemerintahan ……………, sepakat untuk melakukan pengobatan
TBC sesuai ketentuan sampai sembuh dan berperan aktif dalam kegiatan penemuan dan PMO pada pasien TB
sampai sembuh
9. Bentuk kegiatan dan kebutuhan sumberdaya akan disusun oleh setiap sektor atau pihak sesuai dengan tupoksi
dan kewenangannya (terlampir)
10. Kegiatan “ DEKLARASI TOSS TBC “ ini, ditetapkan di ………………….. pada ……………..oleh :

Bupati…….…………….

Disepakati Oleh :
11.Lintas Sektor : Sektor Diknas, Sektor Agama, …………………..
12.Organisasi Kemasyarakatan dan Profesi :PP. AISIYAH, TP. PKK , PERDHAKI, ……………………….
13.Tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas……………….. , RS…………………
14.Wakil Pasien TBC …………………………..
15.Wakli Keluarga Pasien TBC ……………………………….
KOMITMEN (1)
1.Pemda bersama OPD yang ada di Jajaran Pemda
……. komitmen untuk mendukung upaya penemuan
dan pengobatan pasien TBC sampai sembuh (TOSS
TBC)
2.Lintas sektor dan Swasta/ Dunia Usaha yang ada di
wilayah pemerintahan …………………. komitmen untuk
berperan aktif dalam penemuan dan pengobatan
pasien TB sampai sembuh (TOSS TBC)
3.Tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan yang ada
di wilayah …………….. komitmen untuk meningkatkan
kualitas kualitas layanan TB secara terpadu, dan
berperan aktif dalam penemuan dan pengobatan
pasien TB sampai sembuh (TOSS TBC)
KOMITMEN (2)
4.Organisasi Kemasyarakatan , Organisasi Profesi,
Kelompok Peduli TBC yang ada di wilayah
pemerintahan ….. komitmen untuk berperan aktif
dalam penemuan dan pengobatan pasien TB sampai
sembuh (TOSS TBC)
5.Pasien TBC dan Keluarga yang ada di wilayah
pemerintahan ………………, komitmen untuk
melakukan pengobatan TBC sesuai ketentuan sampai
sembuh dan berperan aktif dalam kegiatan
penemuan dan PMO pada pasien TBC sampai sembuh
(TOSS TBC)
6.Bentuk kegiatan dan kebutuhan sumberdaya akan
disusun oleh setiap sektor atau pihak sesuai dengan
tupoksi dan kewenangannya (terlampir)
III. TUJUAN PENGEMBANGAN
MODEL PROMKES DALAM
PENANGGULANGAN TBC
Tujuan Umum
Meningkatnya jumlah penemuan dan
kesembuhan pasien TBC yang ada di
wilayah Kab. Bogor melalui
intervensi promosi kesehatan dalam
penanggulangan TBC melalui
penerapan ”Deklarasi TOSS TBC”
Tujuan Khusus

a.Meningkatnya dukungan pemerintah daerah


dan lintas sektor dalam kegiatan promosi
P2 TBC
b.Meningkatnya dukungan swasta, organisasi
kemasyarakatan, toma, toga serta
organisasi profesi dan kelompok peduli TBC
lainnya dalam pelaksanaan kegiatan
promosi P2TBC
c. Meningkatnya kualitas layanan TBC yang
diselenggarakan oleh Fasyankes dalam
promosi P2 TBC
Tujuan Khusus
d. Meningkatnya jumlah pasien TBC yang
datang / akses untuk mendapatkan layanan
TB DOTS ( berobat dan mendapatkan
pelayanan kesehatan lainnya) di Fasyankes
e. Meningkatnya kemauan dan kemampuan
pasien TBC dan keluarganya untuk
melakukan PHBS dan kewajiban
pengobatan sesuai ketentuan di Fasyankes
sampai sembuh
f. Meningkatnya kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk ber-PHBS , sehingga
tidak terkena atau tertular penyakit TBC.
IV. TAHAPAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN
MODEL PROMKES DALAM
PENANGGULANGAN TBC
TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN TBC
MELALUI DEKLARASI TOSS TBC TAHUN 2018
TAHAP 1. MEMBANGUN KOMITMEN
PENANDA TANGANAN
DEKLARASI TOSS TBC
PERSIAPAN PELAKSANAAN
INTERVENSI PROMKES SECARA
Pertemuan sosialisasi LP KOMPREHENSIF DALAM
Internal Dit. Promkes Pertemuan persiapan PENAGGULANGAN TBC
• Pembahasan TOR Dinas Kes, LS, Ormas,
Fasyankes TBC • Dengan Dinkes Camat,
• Proses administrsi Lurah dan LS, Ormas &
• Hasil adanya komitmen • Pembahasan
Pengembangan Model Fasyankes TB Kec)
internal • Pembahasan dan
• Hasil adanya komitmen
Tim TB/ LP Kemenkes dan dukungan finalisasi isi draf
• Pembahasan TOR • Tersusunnya draf Deklarasi TOSS TBC Penyusunan RUK dan
• Hasil adanya komitmen ( untuk 4 segmen RPK setiap segmen
Deklarasi TOSS TBC
dan dukungan LP sasaran) sasaran Th, 2019
oleh Nakes dan Ormas
Kemkes • Hasil tersusunya konsep dalam mendukung
serta LS
final Deklarasi TOSS TBC pelaksanaan
Dinkes Prov/Kotag penerapan Deklarasi
yang akan
• Pembahasan TOR TOSS TBC
Pertemuan advokasi ditandatangani oleh
• Pengumpulan data
dengan Pemda, Lintas berbagai pihak
dasar • Penyusunan acara
• Hasil adanya kesamaan Sektor, Ormas, Pihak
• Penyiapan media dan
pemahaman, komitmen Swasta, Fasyankes
• Workshop Pembahasan sarana
dan dukungan LP
Jaktim pengembangan model Pelaksanaan penanda
• Ada base lin data TB promkes Deklarasi TBC tanganan Deklarasi TOSS
(pasien Tb/ MDR, • Hasil adanya komitmen TBC oleh 4 segmen
Perilakunya,dll) dan dukungan Pemda sasaran.
dan pihak lainnya
TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN TBC
MELALUI DEKLARASI TOSS TBC TAHUN 2019
TAHAP 2. MEMBANGUN JEJARING DAN MEKANISME
PENINGKATAN DANA UNTUK
TATA KELOLA PROMKES DALAM PENAGGULANGAN TBC MENDUKUNG KEGIATAN PROMKES
PROMKES
PENANGGULANGAHN TBC
PERSIAPAN PELAKSANAAN P2 TBC SECARA KOMPREHENSIF OLEH
JEJARING KEMITRAAN DI
Internal Dit. Promkes • CSR dengan pihak TINGKAT KEC. TH 2018-2019
• Pembahasan TOR • Tim Promkes P2TBC, swasta , melalui
• Proses administrsi melaksanakan berbagai pertemuan advokasi
jenis kegiatan pencarian • Workshop penyusunan
• Hasil adanya komitmen
penderita TBC,
internal RUK-RPK dalam kegiatan
pendampingan PMO,
peningkatan kualitas
CSR Promkes dalam
Pelaksanaan P2TBC Penyusunan RUK dan
Tim TBC/ LP Kemenkes, layanan kes bagi
• Menyelenggarakan RPK setiap segmen
Dinkes-Pusk penderita TBC
• Pengendalian faktor risiko pertemuan advokasi sasaran Th. 2020
• Pembahasan TOR
• Pertemuan jejaring penularan TBC dengan Camat, lurah dan dalam mendukung
kemitraan • AKMS penangulangan Lintas Sektor terkait pelaksanaan
• Hasil adanya Tim TBC di 4 tatanan melalui yang ada di Kec. penerapan PROMKES
Promkes TBC serta kegiatan jejaring Cipayung untuk P2TBC
adanya komitmen dan kemitraan mendukung anggaran/
dukungan dalam btk • Peningkatan peran UKBM dana kegiatan Promkes
RUK-RPK Promkes P2TBC. dalam P2TBC P2TBC.
• Pengadaan, distribusi dan
penggunaan media KIE
Pengembangan media KIE- TBC • Workshop penyajian
TBC : Pembahasan • Pemasaran layanan TBC hasil pencatatan dan
desain dan Ujicoba yang bermutu ke masy pelaporan kegiatan Tim
• Hasil : prototipe media Promkes P2TBC
TBC
TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN TBC
MELALUI DEKLARASI TOSS TBC TAHUN 2020
TAHAP 3. OPTIMALISASI JEJARING PROMKES P2 TBC
DALAM PENANGGULANGAN TBC DI JAKTIM
PENINGKATAN KEGIATAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN INOVASI PROMKES P2 TBC
PROMKES P2 TBC SECARA
• Ormas melakukan : KOMPREHENSIF OLEH JEJARING
Advokasi P2 TBC, KIE P2 KEMITRAAN
Internal Dit. Promkes TBC dan PHBS, penemuan • Ada kegiatan promosi
• Pembahasan TOR orang terduga TBC, PMO kesehatan inovasi yang
• Proses administrsi serta rujukan dan dilakukan Ormas dalam
• Hasil adanya komitmen pengawasan kualitas P2TBC
layanan TBC oleh Fasyankes
internal • Ada kegiatan promosi
• Lintas sektor dan swasta/
dunia usaha melakukan: KIE kesehatan inovasi yang Penyusunan RUK dan
Tim TB/ LP Kemenkes,
P2 TBC dan PHBS, dilakukan oleh lintas RPK setiap segmen
Dimkes, Puskes
• Pembahasan TOR penemuan orang terduga sektor dan swasta/ sasaran Th. 2021
TBC, PMO serta rujukan dunia usaha dalam dalam mendukung
• Pertemuan jejaring pengobatan TBC ke P2TBC pelaksanaan
kemitraan Fasyankes yang berkualitas
• Hasil adanya Tim • Ada kegiatan promosi penerapan Promkes
• Fasyankjes TBC melakukan:
Promkes TB serta peningkatan kualitas kesehatan inovasi yang P2TBC
adanya komitmen dan layanan TBC yang dilakukan oleh
dukungan dalam btk terintegrasi , KIE P2 TBC dan Fasyankes TBC dalam
PHBS, penemuan orang P2TBC
RUK-RPK jejaring
terduga TBC, PMO serta
Promkes P2TBC. rujukan pengobatan TBC ke • Ada kegiatan promosi
Pengembangan kegiatan Fasyankes yang berkualitas kesehatan inovasi yang
inovasi KIE-TB : dilakukan oleh Pasien
• Dalam penemuan • Pasien TBC dan Kel nya TBC dan keluarganya
penderita dan ketaatan melakukan: kewajiban
dalam P2TBC
pengobatan TBC sesuai
pengobatan TB ketentuan/ tidak DO dan
ber-PHBS
“AYO KITA UPAYAKAN”
KAB. BOGOR BEBAS TBC

“TERIMA KASIH”

Anda mungkin juga menyukai