Anda di halaman 1dari 23

Annisa

Huriyah

Mifta Cahya

Ricka Rianti

Rizma Safira

KELOMPOK 5 Sella Anggraini

Selfia Lestary

Sonia Khairul R
DEFINISI LABORATORIUM

Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga


pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen
atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian,
kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan
tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau
pengabdian kepada masyarakat.
PERAN DAN FUNGSI LABORATORIUM

1. Laboratorium sebagai sumber belajar


Tujuan pembelajaran kimia dengan banyak variasi dapat digali,
diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium
sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan.

2. Laboratorium sebagai metode pembelajaran


Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam
pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan

3. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan


Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses
pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat
dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.
JENIS

Jenis ruangan di laboratorium kimia


• Ruang gudang penyimpanan bahan kimia
ada 100 bahan yang disimpan yang disimpan diruang ini.
Terdapat beberapa rak, seperti:
-rak larutan cair
-rak asam
-rak reagen
• Ruangan instrumen untuk penelitian
• Ruang praktikum
PENANGANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Luka bakar akibat zat kimia


- Terkena larutan asam
kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus
dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya
Kemudian bersihkan dengan 1% Na2CO3
lalu cuci lagi dengan air
Keringkan dan oleskan dengan salep levertran.

- Terkena logam natrium atau kalium


Logam yang nempel selekasnya di ambil
Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit
Netralkan dengan larutan 1% asam asetat
Dikeringkan dan oleskan dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang
sudah dibasahi asam pikrat.

- Terkena bromin
Segera dicuci dengan larutan amonia encer
Luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3.

- Terkena phospor
Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
Lalu cuci dengan larutan 3% CuSO4.
Luka bakar akibat benda panas
Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran
Mencelupkan ke air es secepatnya atau dikompres sampai rasa nyeri agak berkurang.
Luka pada mata
Terkena percikan larutan asam
Bila terkena percikan asam encer,
Mata dapat dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
Dicuci dengan larutan 1% Na2C3
Terkena percikan larutan basa
Dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata
Keracunan
Keracunan zat melalui pernafasan
Akibat zat kimia karena hirup Cl2, HCl, SO2, NO2, formaldehid, ammonia.
Menghindari korban dari lingkungan zat itu, lalu pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.
Bila korban tidak bernafas, selekasnya berikanlah pernafasan buatan melalui cara menekan sisi
dada atau pemberian pernafasan buatan dari mulut ke mulut korban
Bila berlangsung kecelakaan laboratorium, sebaiknya segera menghubungi Badan
Layanan/personel seperti :
1. Biological Safety Officer
2. Pejabat laboratorium
3. Engineering/Water/Gas/Electrical
4. Satpam
SUMBER BAHAYA

Pada dasarnya, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium dapat


dikelompokkan jadi tiga, yaitu :
1. Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara
penanganan, dan cara penyimpanannya. Misalnya : bahan kimia beracun,
mudah terbakar, eksplosif, dll.
2. Teknik percobaan yang meliputi pencampuran bahan distilasi, ekstraksi,
reaksi kimia, dansebagainya.
3. Fasilitas laboratorium yaitu gas, listrik, air, dll.
Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan, tetapi praktis potensi bahaya
terdapat pada kekhasan sifat bahan kimia yang dipakai. Semasing sumber
beserta keterkaitannya perlu dipahami lebih detail agar dapat
memperkirakan setiap kemungkinan bahaya yang mungkin berlangsung hingga
dapat mencegah atau menghindarinya. Selain itu, perlu juga dipahami tentang
alat pelindung diri dan cara penanggulangannya jika terjadi kecelakaan.
LABEL DAN KARAKTERISTIK SUMBER BAHAN KIMIA
Yang jarang digunakan
• microwave
• Inkubator
• Oven

Yang sering digunakan


Lemari asam

Masing-masing alat sudah menggunakan SOP

Max 31 praktikan
ATURAN DASAR LABORATORIUM

1.Bersihkan Tumpahan Cairan kimia secepatnya


2.Dilarang Makan maupun Minum di laboratory
3.Dilarang merokok di labratorium
4.Jangan berlarian di laboratorium
5. Jangan meletakan tas dan baarang lainnya di lantai atau di tengah jalan laboratory
6. Pakai peralatan pelindung diri selama di laboratorium , antara lain:
7. Jas laboratorium.
8. Gunakan pelindung muka pada waktu bekerja untuk bahan yang mudah meledak dan sangat
berbahaya.
9. Pakai celana panjang.
10. Pakai sepatu tertutup sampai mata kaki
11. Masker atau dengan Respirators yang bisa digunakan saat bekerja dengan gas yang korosif
dan beracun.
12. Sarung tangan/Gloves
13. Cek bahan dan ketebalannya.
14. Semakin tebal bahan, semakin aman bagi sarung tangan.
15. Sering mengganti sarung tangan, makin baik.
16. Jangan memegang/menyentuh gagang pintu, pena telepon saat masih menggunakan sarung
tangan
ALAT PELINDUNG DIRI

Peralatan pelindung diri


• Jas lab
• Kacamata keselamatan peralatan keselamatan lab
• Sepatu keselamatan
• Pelindung muka
• Masker gas
• Sarung tangan
• Pelindungan telinga
P3K

P3K adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban


kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik
Berikut beberapa peralatan yang harus ada pada kotak P3K:
• Plester/perban
• Antiseptik
• Salep luka bakar
• Elastic wrap
• Cairan pencuci mata
• Buku pertolongan pertama
• Obat-obatan
• Termometer
• Penambahan Lainnya
Selain barang-barang tersebut, sebaiknya juga menambahkan peralatan lain seperti:
pinset, finger splints, cold pack, petroleum jelly, sarung tangan karet, hand sanitizer, senter,
kapas, gunting, kertas pembersih, dan kasa steril.
PENYAKIT AKIBAT KECELAKAAN KERJA

-Penyakit silikosis -Penyakit asbestosis


-Penyakit bisnosis -Penyakit antakosis
-Penyakit beriliosis -liver
-Penyakit kulit -Kanker
-Coronary Artery
-Gejala pada punggung dan sendi
-Masalah Neuropsikiatrik
-Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya
-Penyakit saluran pernafasan
-Kerusakan pendengaran
Penyebab kasus dan contoh kasus pada lab kimia,yakni
• Kurang nya safety pada praktikan
Asam pekat terkena kaki praktikan, kemasukan larutan pada mata
praktikan/percikan jenisnya asam kuat,memegang zat berbahaya
tanpa sarung tangan contohnya fenol

• Tidak mengetahui kulit praktikan sensitif


pada kosentrasi kecil tangan praktikan mengalami gatal-gatal,panas
contohnya NaOh

Kasus seperti ini tidak begitu sering tapi pernah terjadi.


Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau
toksik, seperti ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dll. Keracunan bisa
berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir yaitu yang seringkali
terjadi baik yang dapat di ketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Efek jangka panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, yaitu akibat
akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.

Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat,
asamklorida, natrium hidroksida, gas klor, dll. Iritasi dapat berbentuk luka atau
peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata.

Kebakaran dan Luka Bakar


Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani
pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dll. Hal
yang sama dapat disebabkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida
dan perklorat.
Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka
sering terjadi padatangan atau mata karena pecahan kaca.

Bahaya lainnya
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar spesifik dan
pencemaran lingkungan. Jadi jelas kalau laboratorium kimia mengandung
banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun sebenarnya dapat
dikendalikan sampai tidak menyebabkan kerugian. Satu contoh, bahan
bakar bensin dan gas cair memiliki potensi bahaya kebakaran yang sangat
besar. Tetapi dengan penanganan dan pengendalian yang baik,
transportasi jutaan ton sehari-hari yaitu hal biasa. Demikian pula dalam
produksi dan pemakaian pestisida yang memiliki potensi racun, hanya
mengakibatkan petaka bila salah perlakuan atau karena kecerobohan.

Anda mungkin juga menyukai