(FMEA)
DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Oleh
Drs. Qomarudin, M.Kes.
Definisi FMEA
■ Failure mode and effects analysis (FMEA) merupakan suatu teknik yang digunakan
untuk perbaikan sistem yang telah terbukti dapat meningkatkan keselamatan.
■ FMEA merupakan teknik yang berbasis tim, sistematis, dan proaktif yang digunakan
untuk mencegah permasalahan dari proses atau pelayanan sebelum permasalahan
tersebut muncul/terjadi.
■ FMEA dapat memberikan gambaran tidak hanya mengenai permasalahan-
permasalahan apa saja yang mungkin terjadi namun juga mengenai tingkat
keparahan dari akibat yang ditimbulkan.
Istilah – Istilah dalam FMEA
■ Failure: hilangnya fungsi karena suatu kondisi
■ Failure Mode: cara failure muncul
■ Failure Cause: penyebab mendasar yang mempengaruhi proses sehingga terjadi
failure
■ Failure Effect: konsekuensi segera dari failure
■ Severity: kemungkinan terburuk dari failure
■ Probability: kemungkinan terjadinya failure
■ Detection: kemungkinan tidak terjadinya failure
■ Risk Priority Number (RPN) = severity x probability x detection
8 Langkah FMEA
Sumber: Failure Mode and Effect Analysis in Health Care: proactive risk
reduction (Joint Commision Resources and Acreditation of Health Care
Organization USA, 2005)
Langkah 1
Membuat flow chart (diagram alur) yang rinci yaitu menentukan titik awal dan akhir
dari proses,dan menganalisa flow chart .
Langkah ini dapat dilakukan melalui workshop dengan tim FMEA atau melihat
dokumentasi flow chart bila sudah ada
Mulai A/1
Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket
T
Apoteker/Asisten
sesua Apoteker Apoteker/Asisten Apoteker
i Konfirmasi ke dokter Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat
A/2 selesai
Langkah 3
Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket
T
Apoteker/Asisten
sesua Apoteker Apoteker/Asisten Apoteker
i Konfirmasi ke dokter Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat
A/2 selesai
Contoh Kegagalan dan Efeknya
Proses Failure Mode Cause Failure Effect Failure S O D
(Langah)
Menerima Apoteker gagal Tidak dilakukan Tidak dilakukan skrining
Resep mendeteksi skrining identitas identitas pasien,
kesalahan pasien,
identitas
pasien (salah Resep langsung di Resep langsung di
nama pasien, letakkan letakkan dikotak,tidak
tertukar resep dikotak,tidak ada ada tatap muka,tidak
pasien) tatap muka,tidak ada ada komunikasi
komunikasi
Severity
Tinggi
Jenis
Occurance RPN RPN
kegagalan
dan akibat
Rendah
Detection
Biarkan
Langkah 5
Tim FMEA melakukan workshop untuk mengidentifikasi masalah dengan alat bantu
fish bone.
Identifiasi tersebut dilakukan dari failure mode dengan RPN tertinggi.
Tujuannya adalah menemukan akar penyebab dan hubungannya.
Contoh Fish Bone
Langkah 6
Desain ulang dengan cara melakukan curah pendapat untuk menentukan dan
menetapkan desain baru.
Hasil dari workshop ini menetapkan desain baru yang akan diutamakan untuk
diujicobakan dan diukur apakah desain baru dapat meminimalkan risiko kejadian
medication error.
Desain Lama Desain Baru
Asisten apoteker mengalami kesulitan pada Membuat SOP komunikasi dengan dokter
saat membaca resep langsung menelepon ke penulis resep dan SOP bagaimana melakukan
dokter, tanpa melakukan konsultasi dengan konfirmasi resep yang tidak terbaca kemudian
apoteker jaga. tindakan apa yang harus dilakukan apabila
terjadi kegagalan menghubungi dokter penulis
resep. Adapun produk SOP yang dibuat adalah
Prosedur Komunikasi farmasis ke dokter
penulis resep. Konfirmasi ke dokter unutk
resep non cito, dan pelaksanaan supervise
pelayanan farmasi rawat jalan.
Melakukan ujicoba desain baru: diawali dengan melakukan sosialisasi desain baru
kepada petugas terkait
Melakukan implementasi desain baru, serta melaksanakan pelatihan bila perlu
Langkah 8