Anda di halaman 1dari 20

KEGAWAT DARURATAN SISTEM

KARDIOVASKULER
HENTI JANTUNG

 Merupakan suatu kondisi dimana jantung


berhenti memompakan darah (berkontraksi)
yang ditandai dengan :
- Ketidaksadaran yang terjadi sebagai kolaps
yang tiba-tiba,
- Tidak ada denyut nadi yang teraba pada nadi
karotis, radialis dan femoralis
- Apnoe atau gerakan napas tidak efektif, pupil
dilatasi, kulit keabuan atau putih atau sianosis,
tampak seperti mati. (Skeet, 1995 & Jusrafli)
Kondisi-kondisi yang dapat mengarah pada henti jantung

 Infark Miokard
 Kegagalan mekanisme konduksi jantung
 Syok Kardiogenik

Tanda dan Gejala


- Ketidaksadaran (Kolaps yang tiba-tiba)
- Tidak ada denyut nadi (Karotis atau femoral)
- Apnoe
- Pupil Dilatasi
- Kulit keabuan atau putih (cianosis)
PENANGANAN

 Resusitasi Jantung Paru


 Pengelolaan sirkulasi
Pengertian : Tindakan yang dilakukan untuk
mengembalikan fungsi sirkulasi tubuh yang tadinya
terhenti atau terganggu

Tujuan : agar sirkulasi darah kembali berfungsi


normal
Diagnosis :

 Gangguan sirkulasi yang mengancam jiwa terutama


jika terjadi henti jantung dan syok
 Diagnosis henti jantung ditegakkan dengan tidak
adanya denyut nadi karotis dalam waktu 5 – 10
detik. Henti jantung dapat disebabkan kelainan
jantung (primer) dan kelainan di luar jantung
(sekunder) yang harus segera dikoreksi
 Diagnosis syok secara cepat dapat ditegakkan
dengan tidak teraba atau melemahnya nadi
radialis/nadi karotis, pasien tampak pucat,
ekstermitas teraba dingin,berkeringat dingin dan
memanjangnya waktu pengisian kapiler (capilary
refill time > 2 detik)
Gambar 1 .Cara meraba nadi carotis :

 Nadi carotis dapat diraba


dengan menggunakan 2
atau 3 jari menempel pada
daerah kira-kira 2 cm dari
garis tengah leher atau
jakun pada sisi yang paling
dekat dengan pemeriksa.
Waktu yang tersedia untuk
mengukur nadi carotis
sekitar 5 – 10 detik.
Tanda-tanda sirkulasi normal :

 Perfusi perifer : teraba hangat, kering


 Warna akral : pink/merah muda
 Capillary refill time : < 2 detik
 Denyut nadi < 100
 Tekanan darah sistole >90-100
 Produksi urine 1 ml/kgBB/jam
Tanda klinis syok :

 Kulit telapak tangan dingin, pucat, basah


 Capillary refill time > 2 detik
 Nafas cepat
 Nadi cepat > 100
 Tekanan darah sistole < 90-100
 Kesadaran : gelisah s/d koma
 Pulse pressure menyempit
 JVP rendah
 Produksi urin < 0,5 ml/kgBB/jam
NYERI DADA

 Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang


mengganggu daerah dada dan seringkali merupakan rasa
nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred
pain)
 Nyeri Coroner adalah rasa sakit akibat terjadinya
iskemik miokard karena suplai aliran darah koroner yang
pada suatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan
metabolisme miokard.
 yeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura
(pleuritis) karena lapisan paru saja yang bisa merupakan
sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim
paru tidak menimbulkan rasa sakit (Himawan, 1996)
ETIOLOGI

 Nyeri Dada:
 Cardial
 Koroner
 Non Koroner

 Non Cardial
 Pleural
 Gastrointestinal
 Neural
 Psikogenik (Abdurrahman N, 1999)
TANDA DAN GEJALA

 Tanda dan gejala yang biasa menyertai nyeri dada


adalah :
 Nyeri ulu hati
 Sakit kepala
 Nyeri yang diproyeksikan ke lengan, leher, punggung
 Diaforesis / keringat dingin
 Sesak nafas
 Takikardi
LANJUTAN...

 Kulit pucat
 Sulit tidur (insomnia)
 Mual, Muntah, Anoreksia
 Cemas, gelisah, fokus pada diri sendiri
 Kelemahan
 Wajah tegang, m erintih, menangis
 Perubahan kesadaran
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 EKG 12 lead selama episode nyeri


 Takhikardi / disritmia
 Rekam EKG lengkap : T inverted, ST elevasi / depresi, Q Patologis

 Laboratorium
 Kadar enzim jantung : CK, CKMB, LDH
 Fungsi hati : SGOT, SGPT
 Fungsi Ginjal : Ureum, Creatinin
 Profil Lipid : LDL, HDL

 Foto Thorax
 Echocardiografi

 Kateterisasi jantung
PATHWAYS
PENGKAJIAN

Pengkajian Primer
 Airway
 Bagaimana kepatenan jalan nafas
 Apakah ada sumbatan / penumpukan sekret di jalan nafas?
 Bagaimana bunyi nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan?

 Breathing
 Bagaimana pola nafasnya ? Frekuensinya? Kedalaman dan
iramanya?
 Aapakah menggunakan otot bantu pernafasan?
 Apakah ada bunyi nafas tambahan?
 Circulation
 Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan
tegangan)
 Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis
atau oliguri?
 Apakah ada penurunan kesadaran?
 Bagaimana tanda-tanda vitalnya ? T, S, RR, HR?
Pengkajian Sekunder

Hal-hal penting yang perlu dikaji lebih jauh pada nyeri


dada (koroner) :
 Lokasi nyeri
Dimana tempat mulainya, penjalarannya (nyeri dada
koroner : mulai dari sternal menjalar ke leher, dagu atau
bahu sampai lengan kiri bagian ulna)
 Sifat nyeri
Perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas,
menusuk, mencekik/rasa terbakar, dll.
 Ciri rasa nyeri
Derajat nyeri, lamanya, berapa kali timbul dalam jangka
waktu tertentu.
 Kronologis nyeri
Awal timbul nyeri serta perkembangannya secara
berurutan
 Keadaan pada waktu serangan
Apakah timbul pada saat-saat / kondisi tertentu
 Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri
misalnya sikap/posisi tubuh, pergerakan, tekanan,
dll.
 Gejala lain yang mungkin ada atau tidaknya
hubungan dengan nyeri dada.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 nyeri (nyeri akut) b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri, inflamasi jaringan

 Perubahan perfusi jaringan (otot jantung) b.d penurunan aliran darah

 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dan

kebutuhan metabolisme jaringan


INTERVENSI KEPERAWATAN

 Prinsip-prinsip Tindakan :
 Tirah baring (bedrest) dengan posisi fowler / semi fowler
 Melakukan EKG 12 lead kalau perlu 24 lead
 Mengobservasi tanda-tanda vital
 Kolaborasi pemberian O2 dan pemberian obat-obat analgesik,
penenang, nitrogliserin, Calcium antagonis dan observasi efek
samping obat.
 Memasang infus dan memberi ketenangan pada klien
 Mengambil sampel darah
 Mengurangi rangsang lingkungan
 Bersikap tenang dalam bekerja
 Mengobservasi tanda-tanda komplikasi

Anda mungkin juga menyukai