KELOMPOK 4 Dede Intan Zaeni Dzunnurain Rundy Budiana Juli Zaelani
INFEKSI DAN BERBAGAI AGEN INFEKSIUS
PENGERTIAN INFEKSI
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme
dan berproliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (potter & Perry 2005). Sedangkan menurut Smeltzer & Brenda (2002) infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan organisme patogenik dalam tubuh. PENYEBAB INFEKSI
Kolonisasi Infeksi, terjadi ketika mikroorganisme yang
menetap tadi sukses menginvasi/menyerang bagian tubuh/host manusia yang system pertahanannya tidak efektif dan pathogen menyebabkan kerusakan jaringan. Infeksi local, spesifik dan terbatas pada bagian tubuh dimana mikroorganisme tinggal. Infeksi Sistemik, terjadi bila microorganisme menyebar kebagian tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan. Bakterimia Terjadi ketika didalam darah ditemukan adanya bakteri. Septikimia Multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik. Infeksi akut Infeksi yang muncul dalam waktu singkat. Infeksi kronik Infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam hitungan bulan/tahun). PROSES INFEKSI
• Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi
pada klien tergantung dari tingkat infeksi, patogenisitas mikroorganisme dan kerentanan penjamu. Dengan proses perawatan yang tepat, maka akan meminimalisir penyebaran dan meminimalkan penyakit. Perkembangan infeksi mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yang diberikan. Berbagai komponen dari system imun memberikan jaringan kompleks mekanisme yang sangat baik yang jika utuh, berfungsi mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme asing dan sel-sel ganas. Pertahanan Terhadap Infeksi
Tubuh memiliki pertahanan normal terhadap
infeksi. Flora normal tubuh yang tinggal didalam dan luar tubuh melindungi seseorang dari beberapa pathogen. Setiap system organ memiliki mekanisme pertahanan terhadap agen infeksius. Flora normal, system pertahanan tubuh dan inflamasi adalah pertahanan non spesifik yang melindungi terhadap mikroorganisme. TANDA-TANDA INFEKSI
Rubor rubor atau kemerahan merupakan hal pertama
yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan Kalor Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Tumor Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. PEMBAHASAN KASUS
“Seorang laki-laki berusia 39 tahun di rawat di rumah
sakit dengan keluhan panas tinggi selama 3 hari. Tampak petekie pada bagian kulitnya, TD 120/80 mmHg, Frekuensi nadi 105x/menit, Frekuensi napas 28x/menit, Suhu 39,9℃, Leukosit 18.000 mmᶟ” KATA SULIT
Petekie : suatu kondisi keluarnya sel darah merah ke kulit
dan selaput lender (bintik merah) Leukosit : sel yang membentuk komponen darah (sel darah putih) Frekuensi Napas : kecepatan memasukkan dan mengeluarkan udara pernapasan Frekuensi Nadi : berapa kali arteri (pembuluh darah bersih) mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respons terhadap detak jantung Suhu Tubuh : ukuran dari kemampuan tubuh dalam menghasilkan dan menyingkirkan hawa panas Brainstorming & Pernyataan Sementara
• Berdasarkan analisa kasus diatas, dapat kami
simpulkan bahwa pasien mengalami DBD ditandai dengan adanya petekie pada bagian kulitnya, frekuensi nadi, frekuensi napas, suhu dan leukositnya abnormal. PENGERTIAN PENYAKIT DBD
Demam dengue (dengue fever/DF) adalah demam
akut sebagai respon tubuh terhadap salah satu serotipe virus dengue yang masuk kedalam aliran darah bersama air liur nyamuk. Dengue adalah infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk bergenus Aedes. • Respon tubuh terhadap virus dengue bermacam ragam mulai dari asimptomatik, demam yang sembuh dengan sendirinya, infeksi dengue yang parah seperti pada demam berdarah dengue (dengue haemorrhagic fever/DHF), ataupun berlanjut sebagai dengue shock syndrome (DSS). Upaya preventif lebih diutamakan dalam penanggulangan penyakit ini, yaitu dengan cara memutus rantai penularan penyakit melalui pemberantasan nyamuk dan sarang nyamuk, menghindari gigitan nyamuk, dan imunisasi. Karenanya, partisipasi masyarakat dibutuhkan agar strategi pencegahan dan pengendalian penyakit yang dicanangkan oleh pemerintah dapat diwujudkan. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
• Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia
lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Di dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sistem retikuloendotelial, dengan target utama virus Dengue adalah APC (Antigen Presenting Cells ) di mana pada umumnya berupa monosit atau makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar dapat juga terkena (Harikushartono et al., 2002). Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi demam dengue (dengue fever/ DF)
dimulai dari gigitan nyamuk Aedes sp. Manusia adalah inang (host) utama terhadap virus dengue. Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus dengue apabila menggigit seseorang yang sedang mengalami viremia virus tersebut, kemudian dalam kelenjar liur nyamuk virus dengue akan bereplikasi yang berlangsung selama 8─12 hari. Namun, proses replikasi ini tidak memengaruhi keberlangsungan hidup nyamuk. Kemudian, serangga ini akan mentransmisikan virus dengue jika dengan segera menggigit manusia lainnya. Orang yang digigit oleh nyamuk Aedes sp yang membawa virus dengue, akan berstatus infeksius selama 6─7 hari. Virus dengue akan masuk ke dalam peredaran darah orang yang digigitnya bersama saliva nyamuk, lalu virus akan menginvasi leukosit dan bereplikasi. Leukosit akan merespon adanya viremia dengan mengeluarkan protein cytokines dan interferon, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala- gejala seperti demam, flu-like symptoms, dan nyeri otot. • Masa inkubasi biasanya 4─7 hari, dengan kisaran 3─14 hari. Bila replikasi virus bertambah banyak, virus dapat masuk ke dalam organ hati dan sum-sum tulang. Sel-sel stroma pada sum-sum tulang yang terkena infeksi virus akan rusak sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah trombosit yang diproduksi. Kekurangan trombosit ini akan mengganggu proses pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan, sehingga DF berlanjut menjadi DHF. Gejala perdarahan mulai tampak pada hari ke-3 atau ke-5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis dan melena. DIAGNOSIS
Diagnosis demam dengue (dengue fever/DF)
ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Derajat diagnosis juga harus ditentukan, terutama pada keadaan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang merupakan bagian demam dengue yang paling membutuhkan diagnosis akurat karena bersifat fatal dan dapat mengancam nyawa. Farmakologi
Tidak ada penanganan spesifik untuk demam berdarah
DBD, kebanyakan pasien pulih dalam 2 minggu. Penting untuk menangani gejala-gejala untuk menghindari komplikasi. Dokter biasanya merekomendasikan pilihan pengobatan berikut: • Istirahat yang banyak di tempat tidur • Minum banyak cairan • Minum obat untuk menurunkan demam. Paracetamol (Tylenol, Panadol) dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. • Hindari penghilang rasa sakit yang dapat meningkatkan komplikasi perdarahan, seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin) dan naproxen sodium (Aleve). TERIMAKASIH