Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus

Epilepsi Parsial Sederhana


Fitria Wahyuningsih
10101025

Pembimbing :
dr. Elvina Zuhir Sp.S

KKS Ilmu Penyakit Syaraf RSUD Bangkinang


Fakultas Kedokteran Universitas
Abdurrab Pekanbaru
2015
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny.D
• Umur : 44 Tahun
• Alamat : Penyesawan
• Pekerjaan : IRT
• Agama : Islam
• Status Perkawinan : Menikah
• Tanggal masuk : 25 September 2015
KELUHAN UTAMA
• Kejang
RPS
• Kejang 2 minggu yg lalu, 2 kali, selama 30 detik,
jarak kejang 1 dan 2 3 jam.
• Kejang terjadi saat tidur malam, satu sisi anggota
gerak kiri, tetap sadar, setelah kejang pasien duduk.
• Kejang kaku pada tangan dan tidak bisa bicara
• Mulut berbuih (-), suara mengorok (-)
• demam (-), nyeri kepala (-), lelah (+), stress (-)
RPD
• 1 thn yg lalu kejang pertama kali, tetap sadar
• 5 bulan yg lalu kembali kejang, tidak sadar, kelojotan,
seluruh tubuh
• Riwayat DM, HT, penyakit jantung, alergi obat disangkal
• Riwayat trauma kepala disangkal
RPK
• Tidak ada keluarga pasien yang mempunyai
riwayat kejang, penyakit jantung, dan
diabetes.
RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL
• Pekerjaan : IRT
• Pasien menyangkal mengkonsumsi kopi,
alkohol dan merokok
PEMERIKSAAN UMUM
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Komposmentis kooperatif
• GCS : E4 M 6 V 5
• Tinggi badan : 156 cm
• Berat badan : 65 kg
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Frekuensi nadi : 79 x/menit, reguler.
• Frekuensi Pernafasan: 18 x/menit
• Suhu : 36.5 oC
Status generalis
Kepala : DBN
Thorak : DBN
Abdomen : DBN
Pemeriksaan neurologis
• Tanda rangsang meningeal : DBN
• Tanda peningkatan TIK : DBN
• Pem. Saraf kranial : DBN
Rencana pemeriksaan tambahan :
• Laboratorium
- Darah lengkap (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit)
- Elektrolit darah (Na, K, Ca, Mg)
- Glukosa darah
• EEG
DIAGNOSIS
• Diagnosis Klinis : epilepsi parsial
sederhana
• Diagnosis Topik : Korteks motorik serebri
• Diagnosis Etiologi : Idiopatik
• Diagnosis Sekunder : kelelahan

PROGNOSIS
Dubia ad bonam
TERAPI
Terapi Umum
- hindari pasien dari benda tajam saat terjadi kejang
- bila terjadi kejang longgarkan pakaian, ikat pinggang
- awasi jalan nafas saat serangan, miringkan kepala
hindari aspirasi

Terapi Khusus
- fenitoin 100 mg 3x1
- anemolat 1 mg 1x1
PEMBAHASAN
• Dari gejala, lebih mengarah ke epilepsi parsial
sederhana
• ditemukan serangan pada salah satu sisi anggota
gerak, tiba-tiba dan tetap sadar.
• Riwayat kejang pertama kali 1 tahun yang lalu
• Rencana dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
EEG.
PEMBAHASAN
• Fenitoin 100 mg 3x1 untuk antikonvulsan yang efektif.
• Asam Folat 1 mg 1x1 yang dapat membantu
pembentukan hemoglobin.
Penyebab Seizure Pus
Seizure Parsial

Kriptogenik Infeksi
atau tidak
Displasia korteks
diketahui
(korteks tebal)
Hipoksia

Fraktur Tumor
kompresi
Malformasi
vaskuler

Abnormalitas
Perdarahan Infark kongenital
Seizure Umum
Insektisida
Cat
semprot

Sensitivitas seizure
neuron abnormal
Toksin lingkungan

Kwantitas atau kwalitas abnormal


neurotransmiter atau reseptor

Penyakit
metabolik

Pengaruh genetik dapat


Penggunaan obat & alkohol serta
memudahkan aktivitas
putus obat
seizure
Seizure Umum Tonik-Klonik
gejala Fase tonik Sianosis
Inkontinensia Menjerit

Aktivitas seizure kortikal Kehilangan kesadarn, jatuh, menjerit &


bilateral simultan kekakuan tonik umum, kadang dengan
inkontinensia urin

Fase klonik Berliur Fase tonik-klonik


berakhir 1 -2
Sentakan anggota menit
gerak

Fase post iktal

Periode post
iktal berkhir
dalam menit
- jam Penderita lethargi & konfusio sesudah
seizure, kadang tertidur
Seizure Absans
Seizure absans Korteks
mungkin
mencerminkan
interaksi abnormal
transmisi antara
korteks & thalamus

Thalamus
Aktivitas seizure bilateral umum simultan

Tatapan kosong Kehilangan


perhatian
Awitan mendadak Mata berkedip
atau berputar
keatas
Anak waspada & Berhenti mendadak
perhatian sebelum &
sesudah seizure

Seizure absans tipikal. Kewaspadaan &


reaksi terganggu sekitar 2 – 15 detik
Seizure Parsial Sederhana
Girus post
Somatosensorik : Sulkus Motorik fokal :
sentral Girus pre
parestesi anggota gerak, sentral gerak tonik-klonik
wajah kontralateral, atau sentral anggota gerak atas
sesisi tubuh (atau bawah)

Menyeringai

Contraversive : kepala
& mata menengok ke sisi
Visual : melihat kilatan berlawanan lesi
cahaya, skotoma,
kekaburan unilateral Autonom :
atau bilateral Berkeringat, muka
merah atau pucat,
dan atau sensasi
epigastrik

Auditorik : mendengar
bunyi berdering atau desis
Seizure Parsial Kompleks

Gangguan kesadaran : gejala


kognitif, afektif Halusinasi auditorik
berbentuk :
mendengar musik, dll

Stadium mimpi : ekspresi Halusinasi visual berbentuk :


kosong, déjà vu, jamais vu, melihat rumah, pohon yg tidak ada
atau ketakutan
Bau busuk
atau tidak
biasa
Halusinasi olfaktori

Fenomena
psikomotor : Disfasia
gerak
mengunyah,
membasahi
bibir,
automatisme
( mengangkat
baju)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai