Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah, dapat juga merupakan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin serta hematokrit yang di bawah normal. Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.(Endah Kusumawardani, 2010) Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan kelainan genetik penyakit kronik keracunan obat dan sebagainya. • Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum- sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Anemia bisa menyebabkan • kelelahan • kelemahan • kurang tenaga • dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. • Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. a. Gampang batuk-pilek b. gampang flu c. gampang terkena infeksi saluran napas d. jantung juga menjadi gampang lelah karena harus memompa darah lebih kuat. • Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun. • Jumlah eritrosit • Jumlah retikulosit : bervariasi, misalnya menurun atau meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis). • Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia). • LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misalnya peningkatan kerusakan sel darah merah atau penyakit malignasi. Tindakan: • Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang. • Transpalasi sel darah merah. • Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi. • Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah. • Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen • Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada. • Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau. Pengobatan Anemia (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) : • Anemia defisiensi besi • Penatalaksanaan : Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian preparat fe • Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan • Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan. • Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12 • Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral • Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi darah. • PENGAKAJIAN – Aktivi / istirahat – Sirkulasi – Persepsi dan pemeliharaan kesehatan – Kebiasaan makan dan minum – Pola eliminasi – Pola toileting – Pemeriksaan fisik – Pemeriksaan diagnostik Diagnosa keperawatan 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d asupan garam tinggi d.d tidak ada nadi perifer, perubahan fungsi motorik, perubahan karakter kulit, warna tidak kembali ke tungkai selama 1 menit, perubahan nadi perifer, edema, nyeri ekstrimitas, warna kulit pucat saat elevasi. 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas B.D skresi yang tertahan D.D Sputum dalam jumlah yang berlebih, batuk yang tidak efektif, ortopnea, gelisah, mata terbuka lebar. 3. Diare b.d anestesi d.d nyeri abdomen, ada dorongan untukdefekasi, kram, bising usus hiperaktif. 4. Hipotermia b.d dehidrasi d.d apnea, koma, kulit kemerahan, hipotensi, gelisah ,letargi, kejang, kulit terasa hangat, stupor, takikardi, takipnea. 1. Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi (kolaborasi). 2. Kaji riwayat nutrisi. 3. Kaji kemampuan ADL pasien (meliputi cara toileting,makan,berpakaian dll) 4. Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku. 5. Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat local, eritema, ekskoriasi. 6. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah. 7. Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia. Ex:
Diagnosa 1 :Kontipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan,Perubahan
prosese pencernaan,efek sampinhg penggunaan obat. 1.Observasi warna feses,kosistensi,frekuensi dan jumlah. 2.Kaji bunyi usus. 3.Beri cairan 2500-3000ml/hari dalamtoleransi jantung. 4.Hindari makanan berbentuk gas • Kolaborasi: 1.Konsul Ahli Gizi untuk pemberiaan diet seimbang. 2.Beri laktasif 3.Beri obat anti diare Evaluasi pada pasien dengan anemia : a. Infeksi tidak terjadi. b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi. c. Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas. d. Peningkatan perfusi jaringan. e. Dapat mempertahankan integritas kulit. f. Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus. g. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan. MATUR_NUHUN_ATUH