Anda di halaman 1dari 48

TINJAUAN PUSTAKA

PARKINSON

G R A C I E L L A E V E LY N E
15 19 777 14 368

PEMBIMBING :
D R . A L F R I D A M WA R A , M . K E S , S P. S
Definisi

 Penyakit Parkinson merupakan penyakit


neurodegeneratif sistem ekstrapiramidal yang
merupakan bagian dari parkinsonism yang secara
patologis ditandai oleh adanya degenerasi ganglia
basalis terutama di substansia nigra pars kompakta
(SNC) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik
eosinofilik (lewy bodies).
Epidemiologi

 Kejadian penyakit parkinson telah diperkirakan 4,5-


21 kasus per 100.000 penduduk per tahun
 Prevalensi berkisar 18-328 kasus per 100.000
penduduk
 Di Indonesia, diperkirakan sebanyak 876.665 orang
dari total jumlah penduduk sebesar 238.452.952
menderita penyakit parkinson.
 parkinson 1,5 kali lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan pada wanita.
Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, penyakit parkinson dibagi


menjadi 4 jenis yaitu:
1. Idiopati (primer)
2. Simptomatik (sekunder)
3. Parkinson plus (multiple system degenerasion)
4. Parkinsonism herediter
Patofisiologi

Kematian neuron di Aktivitas neuron di dalam gangliom


subtansia nigra pars Kadar
basalis dan korpus striatum sangat
compacta sebesar 40- dopamin berkurang
50%

Gangguan
keseimbangan
antara inhibitorik
dan eksitatorik

Bradikinesia
Tremor Fungsi neuron Kontrol sirkuit
Rigiditas neuron di GB
di SSP hilang
Hilangnya
refleks postural
Manifestasi Klinis

 Keadaan penderita pada umumnya diawali oleh


gejala yang non spesifik, yang didapat dari
anamnesis yaitu kelemahan umum, kekakuan pada
otot, pegal-pegal atau kram otot, distonia fokal,
gangguan keterampilan, kegelisahan, gejala sensorik
(parestesia) dan gejala psikiatrik (ansietas atau
depresi).
lanjutan..

Gambaran klinis penderita


parkinson :
a. Tremor h. Bicara
b. Rigiditas i. Disfungsi otonom
c. Bradikinesi j. Gerakan bola mata
d. Hilangnya refleks k. Tanda Myerson
postural l. Demensia
m. Depresi
e. Wajah parkinson
f. Mikrografia
g. Sikap parkinson
Diagnosis

Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik


dan pemeriksaan penunjang.
Pada setiap kunjungan penderita :
 Tekanan darah.
 Menilai respons terhadap stress ringan.

 Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional.

 Pemeriksaan penunjang
Diagnosis penyakit parkinson berdasarkan gejala
klinis dilihat dari gejala motorik utama yaitu tremor
pada waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan
hilangnya refleks postural. Kriteria yang dipakai di
Indonesia adalah kriteria Hughes (1992) yaitu:
 Possible: bila ditemukan 1 dari gejala-gejala utama
 Probable: bila ditemukan 2 dari gejala-gejala utama
 Definite: bila ditemukan 3 dari gejala-gejala utama
Untuk menentukan berat ringannya penyakit,
digunakan stadium klinis berdasarkan Hoehn and
Yahr (1967) yaitu:
 Stadium 1
 Stadium 2
 Stadium 3
 Stadium 4
 Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage)
Penatalaksanaan

Pengobatan penyakit parkinson dapat dikelompokan,


sebagai berikut :
1. Terapi farmakologi
2. Terapi pembedahan
3. Terapi non farmakologi
Terapi Farmakologi

 Bekerja pada sistem dopaminergic


 Obat pengganti dopamin (Levodopa 300 mg per hari dalam
dosis terbagi, carbidopa 70-100 mg/hari)
 Agonis dopamin ( Bromokriptin 2 kali 1,25 saat makan,
Pergolid, Pramipexol 1,5 – 4,5 mg per hari)
 Penghambat monoamine oxidase (Selegiline 10mg dosis
tunggal, Rasagaline)
 Bekerja pada sistem kolinergik
 Triheksifenidil dengan dosis sehari 1 kali 1, kemudian
ditingkatkan 2mg selama 3-5 hari, sampai tercapai dosis
maksimal sebesar 6-10 mg (dalam 3-4 dosis terbagi)
 Benztropin dengan dosis 1 kali 0,5-1 mg/hari

 Bekerja pada glutamatergik


 Amantadine 2 kali 100 mg

 Bekerja sebagai pelindung neuron


 Neurotropik factor, anti exitoxin, antioksidan, bioenergetic
suplements, rotigotine,
Terapi Pembedahan

 Bertujuan untuk memperbaiki atau mengembalikan


seperti semula proses patologis yang mendasari
(neurorestorasi). Tindakan pembedahan untuk
penyakit parkinson dilakukan bila penderita tidak
lagi memberikan respon terhadap pengobatan /
intractable , yaitu masih adanya gejala dua dari
gejala utama penyakit parkinson, Fluktuasi motorik,
fenomena on-off, diskinesia karena obat, juga
memberi respons baik terhadap pembedahan .
Ada 2 jenis pembedahan yang bisa dilakukan :
a. Pallidotomi , yang hasilnya cukup baik untuk
menekan gejala :
- Akinesia / bradikinesia
- Gangguan jalan / postural
- Gangguan bicara
b. Thalamotomi, yang efektif untuk gejala :
- Tremor
- Rigiditas
- Diskinesia karena obat.
 Deep Brain Stimulation (DBS)
Manfaatnya adalah memperbaiki waktu off dari
levodopa dan mengendalikan diskinesia.

 Transplantasi
Terapi non Farmakologi

a. Edukasi
Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai
penyakitnya, misalnya pentingnya meminum obat teratur dan
menghindari jatuh. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari
anggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikik mereka
menjadi maksimal.

b. Terapi Rehabilitasi
Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita dan menghambat bertambah beratnya gejala
penyakit serta mengatasi masalah-masalah sebagai berikut :
Abnormalitas gerakan, Kecenderungan postur tubuh yang salah,
Gejala otonom, Gangguan perawatan diri (Activity of Daily Living –
ADL), dan Perubahan psikologik.
Latihan yang diperlukan penderita parkinson meliputi latihan
fisioterapi, okupasi, dan psikoterapi.
Prognosis

Penyakit parkinson tidak dianggap sebagai penyakit


yang fatal dengan sendirinya, tapi berkembang dengan
waktu. Harapan hidup rata-rata pasien penyakit
parkinson pada umumnya lebih rendah daripada
orang yang tidak memiliki penyakit. Pada tahap akhir,
penyakit parkinson dapat menyebabkan komplikasi
seperti tersedak, pneumonia, dan jatuh yang dapat
menyebabkan kematian
Identitas pasien
Nama : Tn. ZS
LAPORAN Umur : 68tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
KASUS Alamat : Ds. Salumpaku
Agama : Islam

Keluhan utama :
Kedua tangan gemetar

Riwayat Penyakit Sekarang :


Kedua tangan gemetar yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan gemetar
dirasakan terus menerus tidak terkendali dan menganggu aktivitas. Keluhannya
semakin lama memburuk dan hanya berhenti ketika pasien tidur. Gangguan aktivitas
yang paling dirasakan menggaggu pasien yaitu ketika pasien memegang sendok pada
saat makan. Selain itu pasien juga merasa kedua tangan dan kaki terasa sangat kaku
dan sulit digerakkan terutama ketika berjalan sehingga mudah terjatuh jika tidak
dibantu. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa ketika pasien berbicara suaranya
menjadi lebih kecil, kurang jelas, dan lambat. Pasien juga merasakan pusing
berputar. Pusing dirasakan sejak 2 hari yang lalu, sakit kepala (-), pusing (+), mual
(+), muntah (-), demam (-), DM (-), HT (+), BAB dan BAK lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat hipertensi (+) tidak terkontrol dan tidak
mengonsumsi obat HT
• Riwayat DM (-)
• Riwayat jatuh/trauma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan seperti pasien saat ini.

Riwayat Pekerjaan :
Riwayat pekerjaan sebagai tukang cuci baju .
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum :
Kondisi : Sakit sedang
Gizi : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda Vital
Tekanan Darah : 170/90 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Pernapasan : 22 kali/menit
Lanjutan…

 Pemeriksaan Leher :
Kelenjar getah bening : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
Kelenjar tiroid : Simetris, pembesaran (-), nyeri tekan (-)
 Pemeriksaan Thorax :
Paru-paru :
Inspeksi : Dada simetris bilateral, bentuk dada normal, retraksi
dinding dada (-)
Palpasi : Vokal fremitus kiri = kanan,
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhoncki -/-, Wheezing -/-
Lanjutan…

Jantung :
 Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
 Palpasi : Tidak terdapat pembesaran jantung
 Perkusi : batas jantung normal
 Auskultasi : BJ I-II murni, regular

Pemeriksaan Abdomen :
- Inspeksi : tampak datar ; jejas (-), pembesaran (-)
- Auskultasi : bunyi peristaltik usus normal
- Perkusi : tympani pada 4 kuadran abdomen
- Palpasi : Nyeri tekan (-), masaa (-), pembesaran organ (-)
Lanjutan…

 Pemeriksaan neurologi
 GCS : E4M6V5

1. Kepala:
 Penonjolan: (-)
 Posisi : central
 Bentuk/ukuran : normocephal
 Auskultasi : normal
Lanjutan…

2. N. Cranialis:
 N. Olfactorius (I): Normosmia

 N.Optikus (II):

 Ketajaman penglihatan: DBN


 Lapangan penglihatan: DBN

 N. Occulomotoris (N.III), N. Trochlearis (N.IV), N. Abducens


(N.VI)
Celah kelopak mata:
 Ptosis : (-)/(-)
 Exopthalmus : (-)/(-)
Lanjutan…

 Pupil: ukuran: 2,5 mm/ bulat 2,5mm/bulat


Isokor/anisokor : isokor/ isokor
Reflex cahaya langsung : (+)/(+)
Ref. cahaya tdk langsung : (+)/(+)
Reflex akomodasi : Tidak dapat dinilai
 Gerakan bola mata:
Parese kearah : (-)/(-)
Nistagmus : (-)/(-)
o N. V Trigeminus:
Sensibilitas: N.V1: Normal/Normal
N.V2: Normal/Normal
N.V3: Normal/Normal
Lanjutan…

Motorik:Inspeksi:
Mengigit : Tidak dapat dinilai
Membuka mulut : Tidak dapat dinilai
o N. VII Facialis
 Motorik:

M. Frontalis M.Orbik. Okuli M. Orbik. Oris

Istirahat Simetris Simetris Simetris

Gerakan mimik Normal Normal Normal


 Pengecap 2/3 lidah bagian depan : DBN

N. VIII Vestibulocochlearis
 Pendengaran : DBN
 Tes rinne/weber : TDP
 Fungsi vestibularis : TDP
Lanjutan…

 N. IX/X: (Glossopharingeus/vagus):
 Posisi arkus pharinks : simetris
 Reflex telan/muntah : TDP
 Pengecap 1/3 lidah bagian belakang : TDP
 Fonasi : DBN
 Takikardi/bradikardi : DBN

o N. XI:
 Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : DBN
 Angkat bahu : DBN
Lanjutan…

 N.XII:
 Deviasi lidah : Tidak ada
 Fasciculasi : Tidak ada
 Atrofi : Tidak ada
 Tremor : Tidak ada
 Ataxia : Tidak ada

3. Leher:
 Tanda-tanda perangsangan selaput otak:
Kaku kuduk : (-)
Kernig’s sign : (-)
Lanjutan…

 Arteri karotis:
Palpasi : teraba
Auskultasi : bising (-)
 Kelenjar gondok:
Tidak terdapat pembesaran

4. Abdomen:
Reflex kulit dinding perut : Dalam batas normal

5. Kolumna vertebralis :Dalam batas normal


Lanjutan…

5. Ekstremitas:
 Motorik:

Superior Inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Pergerakkan B B B B

Kekuatan 5 5 5 5

Tonus ↓ ↓ ↓ ↓

Bentuk otot Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi


Lanjutan…

 Otot yang terganggu: tidak ada


 Refleks Fisiologi:

Superior Inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Biceps N N

Triceps N N

Patella N N

Achilles N N
Lanjutan…

 Klonus
Lutut : -/-
Kaki : -/-
 Refleks patologis
Hoffman : -/-
Tromner : -/-
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Gordon : -/-
Schaefer : -/-
Oppenheim : -/-
Lanjutan…

 Sensibilitas:
 Ekstroseptif
Nyeri : DBN
Suhu : DBN
Rasa raba halus : DBN
 Propioseptif

Rasa sikap : DBN


Rasa nyeri dalam : DBN
 Fungsi Kortikal Luhur: Normal
Lanjutan…

 Pergerakan abnormal yang spontan: (-)


 Gangguan koordinasi:
Tes jari hidung : DBN
Tes pronasi-supinasi : DBN
Tes tumit : DBN
Tes pegang jari : DBN
 Gangguan keseimbangan
Tes romberg : (+) pada saat menutup mata
Lanjutan…

 Gerakan – gerakan involunter


 Tremor
Waktu istirahat : (+)
Waktu gerak : (+)

 Pemeriksaan fungsi luhur :


Fungsi bahasa : DBN
Fungsi orientasi : DBN
Fungsi memori : DBN
Fungsi emosi : DBN
Fungsi kognisi : DBN
Lanjutan…

 Pemeriksaan penunjang
 Darah
WBC : 10.4 x 103/mm3
RBC : 4.69 x 106/mm3
HGB : 13.9 g/dl
HCT : 41.5 %
PLT : 368 103/mm3
MCV : 84.8 um3
MCH : 34.6 pg
MCHC : 35.1 g/dl
Lanjutan…

 Kimia klinik
Ureum : 29 mg/dl
Creat : 0,61 mg/dl
GDS : 133 mg/dl
Lanjutan…

Resume :
Seorang perempuan umur 68 tahun datang ke Poliklinik Saraf
Undata dengan keluhan kedua tangan tremor yang dirasakan sejak 1
tahun yang lalu. Keluhan tremor dirasakan terus menerus tidak terkendali
dan menganggu aktivitas. Keluhannya semakin lama memburuk dan
hanya berhenti ketika pasien tidur. Gangguan aktivitas yang paling
dirasakan menggaggu pasien yaitu ketika pasien memegang sendok pada
saat makan. Selain itu pasien juga merasa kedua tangan dan kaki terasa
sangat kaku dan sulit digerakkan terutama ketika berjalan sehingga
mudah terjatuh jika tidak dibantu. Keluarga pasien juga mengatakan
bahwa ketika pasien berbicara suaranya menjadi lebih kecil, kurang jelas,
dan lambat. Pasien juga merasakan dizziness berputar. dizziness
dirasakan sejak 2 hari yang lalu, cephalgia (-), dizziness (+), nausea (+),
vomitus (-), febris (-), DM (-), HT (+), BAB dan BAK lancar.
Lanjutan…

Pemeriksaan fisis yang didapatkan, kesan umum: pasien sakit sedang,


kesadaran: compos mentis, GCS: E4M6V5, tanda vital: Tekanan darah
170/90 mmHg, Nadi 82x/menit, Suhu 36,7oC, pernapasan 22x/menit.
Pemeriksaan status generalisata dalam batas normal. Pemeriksaan status
neurologis pada pasien didapatkan pemeriksaan motorik: pergerakan,
kekuatan, tonus otot, refleks fisiologis pada ekstermitas superior dan
inferior dalam batas normal dan tidak ditemukan adanya refleks patologis
pada ekstremitas superior dan inferior. Pemeriksaan Nervus Cranialis
tidak didapatkan kelainan. Tes Romberg (+) pada saat menutup mata.
Pada pemeriksaan gerakan - gerakan involunter didapatkan tremor (+)
pada saat istirahat maupun bergerak.

Lanjutan…

 Diagnosa

Diagnosis klinis : HT stage II, tremor,


bradikinesia, rigiditas, vertigo
Diagnosis Topis : Subtansia Nigra
Diagnosis Etiologi : Parkinson
Lanjutan…

 Terapi

 Pengganti dopamin - Levodopa 300mg/hari


 Dopamin agonist weak - Amantadine 200-300 mg/hari
 Dopamin agonis - Bromokriptin 2 kali 1,25 saat makan
 MAO inhibitor – selegine 10 mg dosis tunggal
 Calsium-Channel Blocker (Antagonis calcium): Amlodipine
5 mg 2x1
 Anti histamine H3: Betahistine mesylate 6 mg 3x1
Lanjutan…

 Deferential diagnosis
Dementia with lewy bodies
Corticobasal syndrome
Drug-induced parkinsonism

 Prognosis
Qua ad vitam : dubia ad bonam
Qua ad sonationem : dubia ad bonam
Kesimpulan

Penyakit Parkinson merupakan penyakit


neurodegeneratif sistem ekstrapiramidal yang
merupakan bagian dari parkinsonism yang secara
patologis ditandai oleh adanya degenerasi ganglia
basalis terutama di substansia nigra pars kompakta
(SNC) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik
eosinofilik (lewy bodies).
Penyakit parkinson merupakan salah satu
gangguan neurologis yang paling umum,
mempengaruhi sekitar 1% dari orang yang lebih tua
dari 60 tahun dan lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan pada wanita.
Banyak bukti menyatakan bahwa disfungsi
mitokondria sebagai dasar patogenesis penyakit parkinson
ini yang ditandai dengan gejala motorik utama seperti
tremor pada waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan
hilangnya refleks postural.

Standar emas pengobatan penyakit parkinson


adalah levodopa yang dikombinasi dengan carbidopa,
inhibitor dekarboksilase perifer (PDI). Levodopa
memberikan manfaat antiparkinson terbesar untuk tanda-
tanda dan gejala motorik, dengan efek samping paling
sedikit.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai