KAPITA SELECTA

DIKTUK TA BRIMOB

1. UU NO 35 / 2009 TTG NARKOTIKA

2. UU NO 9 / 1998 TTG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI
MUKA UMUM
3. UU NO 23/ 2002 TTG PERLINDUNGAN ANAK
4. UU NO 44/ 2008 TTG PORNOGRAFI
5. UU NO 7/ 2012 TTG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
6. UU NO 8/ 2012 TTG PEMILU
7. UU NO 20/ 2001 TTG PERUBAHAN ATAS UU NO 31/ 1999 TTG TP
PEMBERANTASAN KORUPSI
 1. UU NO 35 TH 2009 TTG
NARKOTIKA

1. Pengertian :
a. Narkotika adalah zat atau obat yg berasal dr tanaman/bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yg dpt menyebabkan
penurunan/perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dpt menimbulkan ketergantungan.
b. Prekusor narkotika adalah zat bahan pemula atau bahan kimia yg dpt
digunakan dlm pembuatan narkotika.
c. Produksi adalah kegiatan atau proses penyiapan, mengolah, membuat
dan menghasilkan narkotika secara langsung atau tdk langsung melalui
ekstraksi/ non ekstraksi dr sumber alami atau sintesis kimia atau
gabungannya termasuk mengemas/mengubah bentuk narkotika.
d. Peredaran gelap narkotika adalah kegiatan/serangkaian kegiatan yg
dilakukan secara tanpa hak/melawan hukum yg diterapkan sbg tp
narkotika dan prekusor narkotika.
e. Ketergantungan narkotika adalah kondisi yg ditandai oleh dorongan utk
menggunakan narkotika secara terus menerus dg takaran yg meningkat agar
menghasilkan efek yg sama, apabila penggunaannya dikurangi/dihentikan
secara tiba2 menimbulkan gejala fisik dan psikis yg khas.
f. Pecandu narkotika adalah orang yg menggunakan narkotika tanpa hak atau
melawan hukum.
g. Penyalah guna adalah orang yg menggunakan narkotika tanpa hak atau
melawan hukum.
h. Rehabilitasi medis adalah suatu proses giat pengobatan secara terpadu utk
membebaskan pecandu dr ketergantungan.
i. Rehabilitasi sosial adalah suatu proses giat pemulihan secara terpadu baik
fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu narkotika dpt kembali
melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
2. Penggolongan Narkotika
Proses pembuatannya berasal dari : alam, semi sintetis dan sintetis.
a. Narkotika Alam terdiri dari :
1) Opium
Diperoleh dr buah tanaman papaver somniferium yg getahnya
bisa dikeringkan.
2) Koka , diperoleh dari daun tumbuhan Eryhroxylon Coca
mempunyai efek stimulanesia yg disebut kokain.
3) Canabis, diperoleh dr tanaman perdu cannabis satira ( Ganja ) yg
mengandung tanaman aktif yg bersifat adiktif.
b. Narkotika semi sintetis
Dibuat dr alkoid opinium yg mempunyai inti phenantrhen dan
diproses secara kimia menjadi suatu bahan obat yg berkasiat sbg
narkoba. Contoh : heroin, codein, oxymorphon dll
c. Narkotika Sintetis
dibuat dg suatu proses kimia dg menggunakan bahan baku kimia,
sehingga diperoleh dr suatu hasil baru yg mempunyai efek Narkotika.
Contoh : pesidine, nisentil, ceritine dll.
3. Golongan Narkotika
a. Narkotika Gol I : tanaman papaper sonmi ferum, opium, tanaman koka,
daun koka, kokain merah, heroin, morfin, ganja.
b. Narkotika Gol II : alfasetil metadol, benzeditin, betametadol.
c. Narkotika Gol III : asetil dihirocodeina, dokstroposefim, dihidrokodeina.

4. jenis-jenis Narkotika yg beredar di masyarakat al :

a. Heroin ( dikenal PUTAW dan PTW )
- Karakteristik :
Bentuk : kristal yg sangat halus atau diterjen
Warna : putih gading, abu2 suram, abu2 kecoklatan/coklat
Bau : seperti cuka yg lemah sampai berbau tajam.
- Efek
Timbul rasa ngantuk, lesu, penampilan dungu, jalan mengambang.
- Gejala putus zat
Mengancam, ketergantungan secara fisik, rasa tdk nyaman pada
perut, kram otot, nyeri tulang seperti flu.
- Problem kesehatan
Bengkak pd bekas suntikan, tetanus, HIV/AIDS, hepatitis B, problem
jantung, paru2, susah BAB, menstruasi terganggu.
b. Ganja ( dikenal : mariyuana, hashish, gelek, cimeng, gras )
- Karakteristik
Bentuk : daun, tangkai, bunga dan biji ganja serta hashish.
Daun ganja memanjang seperti daun singkong, pinggirnya bergerigi,
ujungnya lancip, jika diraba bagian muka halus belakang agar kasar, helai
daun selalu ganjil 5, 7, 9.
Hashish bentuknya seperti oil at, bubuknya warna coklat muda, coklat,
coklat tua, hijau tua sampai hitam.
Cara penggunaannya : dirokok, dibuat makanan kering dan dimasak.
- Efek :
menimbulkan ketergantungan psikis terutama bagi mereka yg rutin
memakai, menurunkan keterampilan motorik, bingung, hilang
konsentrasi, motivasi turun, komplikasi kesehatan dan pernafasan.
c. Cocain
- Bentuk : daun coca, buah, kristal, serbuk.
- Warna : cairan ( putih/tdk berwarna ), kristal ( putih seperti damar),
tablet (putih), bubuk seperti tepung.
- Cara penggunaan : dihisap, dirokok, disuntik
- Efek : menyebabkan paranoid, halusinasi, berkurangnya percaya diri
- Komplikasi kesehatan : gangguan otak, pernafasan.
5. Kewenangan BNN dalam Idik Narkotika sesuai pasal 75 al :
a. Melakukan lidik atas kebenaran laporan serta ket ttg adanya lahgun
dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.
b. Memeriksa orang atau korporasi yg diduga melakukan lahgun dan
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.
c. Memanggil orang
d. Menyuruh berhenti orang yg diduga lahgun Narkotika dan memeriksa
tanda pengenal dr tsk.
e. Memeriksa, menggeledah dan menyita BB TP Narkotika
f. Memeriksa surat/dokumen yg berkaitan dengan TP Narkotika.
g. Menangkap dan menahan orang yg diduga lahgun Narkotika.
h. Melakukan interdiksi thd peredaran gelap narkotika diseluruh
wilayah yuridiksi nasional.
i. Melakukan penyadapan
j. Melakukan tehnik idik pembelian terselubung dan penyerahan
dibawah was.
k. Memusnahkah narkotika dan prekursor narkotika.
l. Melakukan tes urin, darah, rambut, tes DNA.
m. Mengambil sidik jari dan memotret tsk.
n. Melakukan pemindahan thd orang, barang, binatang dan tanaman.
o. Membuka dan memeriksa setiap barang kiriman melalui pos dan alat2
perhubungan lainnya yg diduga ada hub dg lahgun narkotika.
p. Melakukan penyegelan thd narkotika dan prekursor narkotika yg disita.
q. Melakukan uji lab thd sempel dan BB narkotika.
r. Meminta bantuan tenaga ahli yg diperlukan
s. Menghentikan penyidikan apabila tidak cukup bukti.
6. Ketentuan Pidana
a. Pasal 111 (1)
Setiap orang yg tanpa hak/ melawan hukum menanam,
memelihara,memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan N
Gol I dalam bentuk tanaman dipidana penjara paling singkat 4 Th dan
paling lama 12 Th dan pidana denda 800 JT RP sd 8 M.

b. Pasal 111 (2)

Dalam hal perbuatan sebagaimana Ps 111 (1) tsb diatas barangnya
beratnya melebihi 1 Kg/ melebihi 5 batang pohon dipidana penjara
paling singkat 5 Th dan paling lama 20 Th dan denda maksimal sama
dengan ayat 1 ditambah 1/3.
b. Pasal 112 (1)
Setiap orang yg tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan,
menguasai atau menyediakan N Gol I bukan tanaman, dipidana paling
singkat 4 Th dan paling lama 12 Th dan denda paling sedikit 800 JT Rp
paling banyak 8 M Rp.
Pasal 112 (2)
Dalam hal perbuatan sebagaimana ayat 1 tsb diatas beratnya melebihi 5
gr, dipidana seumur hidup/pidana paling singkat 5 Th dan paling lama 20
Th dan pidana denda mak sbgmn ayat 1 ditambah 1/3.

c. Pasal 113 (1)

Setiap orang yg tanpa hak/melawan hukum memproduksi, mengimpor,
mengekspor atau menyalurkan N Gol I dipidana 5 Th sd 15 Th dan denda 1
M sd 10 M
Pasal 113 (2)
Perbuatan sbgmn ayat 1 dlm bentuk tanaman beratnya > 1 KG/ > 5
pohon/dlm bentuk bukan tanaman berat >5 Gr huk pidana mati/seumur
hidup, penjara 5 Th sd 20 Th dan denda mak sama dg ayat 1 ditambah
1/3.
d. Pasal 114 ( 1 )
setiap org tanpa hak/melawan hukum menawarkan utk dijual,
menjual,membeli, menerima, menjadi perantara, menukar atau
menyerahkan N Gol I, pidana penjara seumur hidup/5 TH sd 20 TH dan
pidana denda 1 M sd 10 M.

Pasal 114 ( 2 )
dalam hal perbuatan sbgmn ayat 1 dlm bentuk tanaman berat > 1 KG/ > 5
batang pohon/ dlm bentuk bukan tanaman berat > 5 Gr pelaku dipidana
mati, seumur hidup/ penjara 6 Th sd 20 Th dan denda sama dg ayat 1
ditambah 1/3.

e. Pasal 115 ( 1 )
setiap org tanpa hak membawa, mengirim, mengangkut atau menstransito
N Gol I, pidana 4 Th sd 12 Th dan denda 800 Jt Rp sd 8 M.
Pasal 115 ( 2 ) : perbuatan dimaksud ayat 1 dlm bentuk tanaman > 1 Kg/ >
5 btg pohon atau bukan tanaman berat > 5 Gr pidana seumur hidup/ 5 Th
sd 20 Th dan denda sama dg ayat 1 ditambah 1/3.
f. Pasal 116 (1 ) : setiap org tanpa hak gun/memberi N Gol I utk digunakan
org lain pidana penjara 5 th sd 15 th dan denda 1 M sd 10 M.

Pasal 116 ( 2 ) : dalam lah gun N seperti dalam ayat 1 mengakibatkan org
lain mati/cacat permanen pidana seumur hidup/ 5 Th sd 20 th dan denda
mak sama dg ayat 1 ditambah 1/3.

g. Pasal 117 ( 1 ) : setiap org tanpa hak memiliki, menyimpan, menguasai

atau menyediakan N Gol II pidana 3 th sd 10 th dan denda 600 jt sd 5 M.

Pasal 117 ( 2 ) : dalam hal perbuatan sbgmn ayat 1 berat > 5 gr, dipidana
5 th sd 15 th dan denda mak sama dg ayat 1 ditambah 1/3

h. Pasal 118 ( 1 ) : setiap org tanpa hak memproduksi, megimpor,

mengekspor/ menyalurkan N Gol II, pidana 4 th sd 12 12 th dan denda
800 jt sd 8 M.
Pasal 118 ( 2 ) : perbuatan sbgmn ayat 1 beratnya > 5 gr pidana mati,
seumur hidup/ penjara 5 th sd 20 th dan denda mak sama seperti ayat 1
ditambah 1/3.
i. Pasal 119 ( 1 ) : Setiap orang yg tanpa hak menawarkan utk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dlm jual beli, menukar atau
menyerahkan N Gol II, pidana penjara 4 Th sd 12 Th dan denda 800 Jt sd 8
M.
Pasal 119 ( 2 ) : Dalam hal perbuatan seperti dimaksud pada ayat 1
beratnya > 5 gr dipidana mati, pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara 5 Th sd 20 Th dan denda mak sama dg ayat 1 ditambah 1/3.

j. Pasal 120 ( 1 ) : setiap orang yg tanpa hak membawa, mengirim,

mengangkut atau menstransito N Gol II, pidana penjara 3 Th sd 10 Th dan
pidana denda 600 jt sd 5 M.
Pasal 120 ( 2 ) : dalam hal perbuatan seperti dimaksud pada ayat 1 berat >
5 gr dipidana penjara 5 th sd 15 th dan denda mak sama dg ayat 1 ditambah
1/3.

k. Pasal 121 ( 1 ) : setiap org tanpa hak gun N Gol II thd org lain/memberi N
Gol II utk digunakan org lain, dipidana penjara 4 th sd 12 th dan denda 800 jt
sd 8 M.
Pasal 121 (2 ) : perbuatan seperti ayat 1 mengakibatkan org mati/cacat
permanen pidana mati,seumur hidup/penjara 5 th- 20 th dan denda sama
dg ayat 1 ditambah 1/3.
l. Pasal 122 ( 1 ) : Setiap org tanpa hak memiliki, menyimpan, menguasai/
menyediakan N Gol III, pidana 2 Th – 7 Th dan denda 400 jt – 3 M.
Pasal 122 ( 2 ) : Dalam hal perbuatan sbgmn ayat 1 beratnya > 5 gr pidana
3 th – 10 th dan denda mak sama dg ayat 1 ditambah 1/3.

m. Pasal 123 ( 1 ) : Setiap org tanpa hak memproduksi, mengimpor,

mengekspor, atau menyalurkan N Gol III pidana 3 Th – 10 th dan denda 600
jt – 5 M.
Pasal 123 ( 2 ) : Perbuatan sbgmn ayat 1 beratnya > 5 gr pidana penjara 5 th
– 15 th dan denda mak sama dg ayat 1 ditambah 1/3.

n. Pasal 124 ( 1 ) : Setiap org tanpa hak menawarkan utk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau
menyerahkan N Gol III pidana penjara 3 th – 10 th dan denda 600 jt – 5 M.
Pasal 124 ( 2 ) : perbuatan sbgmn ayat 1 beratnya > 5 gr pidana 5 th – 15 th
dan denda mak sama dg ayat 1 ditambah 1/3.
o. Pasal 125 ( 1 ) : setiap org yg tanpa hak membawa, mengirim, mengangkut
atau mentransito N Gol III, pidana penjara 2 th – 7 th dan denda 400 jt – 3
M.

Pasal 125 ( 2 ) : perbuatan sbgmn ayat 1 beratnya > 5 gr pidana penjara 3

th – 10 th dan denda mak sama dg ayat 1 ditambah 1/3.

p. Pasal 126 ( 1 ) : setiap org yg tanpa hak gun N Gol III thd org lain/
memberi N Gol III utk digunakan org lain/ memberi N Gol III utk digun org
lain dipidana 3 th – 10 th dan denda 600 jt – 5 M.

Pasal 126 ( 2 ) : perbuatan sgnmn ayat 1 mengakibatkan org lain mati/

cacat permanen dipidana 5 th – 15 th dan denda mak sama seperti ayat 1
ditambah 1/3.
q. Pasal 127
( 1 ) Setiap Penyalah Guna :
a) N Gol I bagi diri sendiri pidana penjara paling lama 4 th
b) N Gol II bagi diri sendiri pidana penjara paling lama 2 th
c) N Gol III bagi diri sendiri pidana penjara paling lama 1 th

(2 ) Dalam memutus perkara sbgmn dimaksud ayat 1 Hakim wajib

memperhatikan ketentuan sbgmn dimaksud ps 54, 55 dan 103.

( 3 ) Dalam hal lahgun sbgmn dimaksud ayat 1 dibuktikan atau terbukti sbg
korban lahgun N, Penyalah Guna tsb wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial.
Ket :
Ps. 54 : pecandu & korban N wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial
Ps. 55 : (1) ortu/wali pecandu N yg belum cukup umur wajib lapor kpd
RS/Pusat rehabilitasi utk mendapatkan pengobatan.
(2)Pecandu yg sdh cukup umur wajib melaporkan diri/dilaporkan
keluarga kpd puskesmas/RS/lembaga rehabilitasi.
Lanjutan keterangan
Ps. 103
(1) Hakim dapat memutus utk memerintahkan ybs utk menjalani
pengobatan.
(2) Masa menjalani pengobatan diperhitungkan sbg masa menjalani
hukuman.
r. Pasal 128
(1) Ortu/Wali dari pecandu yg belum cukup umur, sbgmn dimaksud ps 55
( 1 ) yg sengaja tdk melapor, dipidana kurungan paling lama 6 bl/
pidana denda paling banyak 1 jt.

(2) Pecandu N yg blm cukup umur dan telah dilapkan oleh ortu/ walinya
sbgmn dimaksud dlm ps 55 ( 1 ) tidak dituntut pidana.

(3) Pecandu N yg telah cukup umur sbgmn dlm ps 55 (2) yg sedang

menjalani rahabilitasi medis 2 x masa perawatan dokter di RS dan/
lembaga rehabilitasi medis yg ditunjuk oleh Pem tdk dituntut pidana.

(4) RS dan/ lembaga rehabilitasi medis sbgmn pada ayat (3) hrs
memenuhi standar kes yg ditetapkan oleh menteri.
s. Pasal 129
Dipidana penjara 4 th – 20 th dan denda paling banyak 5 M, setiap orang
yg tanpa hak/ melawan hukum :

a) Memiliki, menyimpan, menguasai/ menyediakan Prekursor N utk

membuat N ,

b) Memproduksi, mengimpor, mengekspor/ menyalurkan Prekursor N

utk pembuatan N,

c) Menawarkan utk dijual, menjual, membeli, atau menyerahkan

Prekursor N,

d) Membawa, mengirim, mengangkut atau menstransito Prekursor N utk

pembuatan N.
w. Pasal 133
( 1 ) Setiap org yg menyuruh, memberi atau menjanjikan sesuatu,
memberikan kesempatan, menganjurkan, memberi kemudahan,
memaksa dg ancaman, memaksa dg kekerasan, melakukan dg tipu
musliat atau membujuk anak yg belum cukup umur utk melakukan TP
sbgmn dimaksud dlm ps 111 sd 126 dan ps 129, dipidana mati/
penjara seumur hidup/pidana penjara 5 th – 20 th dan denda 2 M – 20
M.
( 2 ) Setiap org yg menyuruh, memberi atau menjanjikan sesuatu,
memberikan kesempatan, menganjurkan, memberikan kemudahan,
memaksa dg ancaman, memaksa dg ras, tipu muslihat, membujuk
anak yg blm cukup umur utk gun N , dipidana dg pidana penjara 5 th –
15 th dan denda 1 M – 10 M.
x. Pasal 134
( 1 ) Pecandu yg sdh cukup umur dg sengaja tdk melaporkan diri sbgmn ps
155 (2), dipidana kurungan paling lama 6 bl / denda mak 2 jt.
(2 ) Keluarga pecandu N sbgmn ayat (1) dg sengaja tdk melapor dipidana
kurungan mak 3 bl / denda mak 1 jt.
 2. UU NO 9 TH 1998 TTG KEMERDEKAAN
MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM

1. KETENTUAN UMUM
PASAL 1 DALAM UU INI YG DIMAKSUD DG :
a. KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT ADALAH HAK SETIAP WN
UTK MENYAMPAIKAN PIKIRAN DG LISAN, TULISAN DSBNYA SECARA
BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI DG KETENTUAN
PERATURAN PER –UU-AN YG BERLAKU.
b. DI MUKA UMUM ADALAH DIHADAPAN ORG BANYAK, ATAU ORG LAIN
TERMASUK JUGA DI TEMPAT YG DPT DIDATANGI DAN ATAU DILIHAT
SETIAP ORANG.
c. UNJUK RASA /DEMONSTRASI ADALAH GIAT YG DILAKUKAN OLEH
SESEORANG/LEBIH UTK MENGELUARKAN PIKIRAN DG LISAN, TULISAN,
DSBNYA SECARA DEMONSTRATIF DI MUKA UMUM.
d. PAWAI ADALAH CARA MENYAMPAIKAN PENDAPAT DG ARAK2AN DI
JALAN UMUM.
e. RAPAT ADALAH PERTEMUAN TERBUKA YG DILAKUKAN UTK
MENYAMPAIKAN PENDAPAT DG TEMA TERTENTU.
f. MIMBAR ADALAH GIAT PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM YG
DILAKUKAN SECRA BEBAS TERBUKA TANPA TEMA TERTENTU.
g. WN ADALAH WN RI.
h. POLRI ADALAH KEPOLISIAN NEGARA RI.

PASAL 2
a. SETIAP WN, SECARA PERORANGAN ATAU POK, BEBAS MENYAMPAIKAN
PENDAPAT SBG PERWUJUDAN HAK DAN TANGGUNG JAWAB
BERDEMOKRASI DLM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA.
b. PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DILAKSANAKAN SESUAI
DG KETENTUAN UU INI.
2. KEWAJIBAN WN YG MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM
PASAL 5 WN YG MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM BERHAK :
a. MENGELUARKAN PIKIRAN SECARA BEBAS,
b. MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM.

PASAL 6 WN YG MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

BERKEWAJIBAN DAN BERTANGGUNG JAWAB UTK :
a. MENGHORMATI HAK2 DAN KEBEBASAN ORG LAIN,
b. MENGHORMATI ATURAN2 MORAL YG DIAKUI UMUM,
c. MENTAATI HUKUM DAN KETENTUAN PERATURAN PER-UU-AN YG
BERLAKU,
d. MENJAGA DAN MENGHORMATI KEAMANAN DAN KETERTIBAN UMUM,
e. MENJAGA KEUTUHAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.

PASAL 7 PELAKSAAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM OLEH WN,

APARATUR PEM BERKEWAJIBAN DAN BERTANGGUNG JAWAB UTK :
a. MELINDUNGI HAM
b. MENGHARGAI ASAS LEGALITAS
c. MENGHARGAI PRINSIP PRADUGA TAK BERSALAH
d. MENYELENGGARAKAN PENGAMANAN.
PASAL 8
MASYARAKAT BERHAK BERPERAN SERTA SECARA BERTANGGUNG JAWAB
UTK BERUPAYA AGAR PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DAPAT
BERLANGSUNG SECARA AMAN, TERTIB DAN DAMAI.
3. BENTUK2 PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM
PASAL 9
( 1 ) BENTUK PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DPT
DILAKSANAKAN DG :
a. UNJUK RASA
b. PAWAI
c. RAPAT UMUM
d. MIMBAR BEBAS

(2 ) PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM SBGMN DIMAKSUD AYAT

(1 ) DILAKSANAKAN DI TEMPAT2 TERBUKA KECUALI :
a. DI LINGKUNGAN ISTANA KEPRES, TEMPAT IBADAH, INSTALASI
MILITER, RS, PELABUHAN UDARA/LAUT, STASIUN KA, TERMINAL
DAN OVIT.
b. PADA HARI BESAR NASIONAL.

(3 ) PELAKU/PESERTA PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MKA UMUM SBGMN

AYAT (1) DILARANG MEMBAWA BENDA2 YG DPT MEMBAHAYAKAN
KESELAMATAN UMUM.
PASAL 10
(1) PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM SEBAGAIMANA PS 9 WAJIB
DIBERITAHUKAN SECARA TERTULIS KPD POLRI.
(2) PEMBERITAHUAN SECARA TERTULIS DISAMPAIAKN OLEH YBS,
PEMIMPIN/PENANGGUNG JAWAB POK.
(3) PEMBERITAHUAN SELAMBAT-LAMBATNYA 3 X 24 JAM SEBELUM GIAT
DIMULAI TELAH DITERIMA OLEH POLRI.
(4) GIAT ILMIAH DI DALAM KAMPUS/KEAGAMAAN TDK DIPERLUKAN SURAT
PEMBERITAHUAN.

PASAL 11
SURAT PEMBERITAHUAN MEMUAT :
- MAKSUD DAN TUJUAN - ALAT PERAGA YG DIGUNAKAN
- TEMPAT, LOKASI, RUTE - JUMLAH PESERTA
- WAKTU DAN LAMA
- BENTUK
- PENANGGUNG JAWAB
- NAMA DAN ALAMAT ORG/POK/PERORANGAN
4. KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB POLRI DALAM PELAKSANAAN
PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM
PASAL 13
( 1 ) SETELAH MENERIMA SURAT PEMBERITAHUAN SBGMN PSL 11 POLRI
WAJIB :
a. SGR MEMBERIKAN SURAT TANDA TERIMA PEMBERITAHUAN.
b. BERKOORDINASI DG PENANGGUNG JAWAB
c. BERKOORDINASI DG INSTANSI/LEMBAGA YG AKAN MENJADI
TUJUAN PENYAMPAIAN PENDAPAT.
d. MEMPERSIAPKAN PENGAMANAN TEMPAT, LOKASI DAN RUTE.
(2 ) DALAM PELAKSANAAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM,
POLRI BERTANGGUNG JAWAB MEMBERI PERLINDUNGAN KAM THD
PELAKU ATAU PESERTA PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM.
(3 ) DALAM PELAKSANAAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM,
POLRI BERTANGGUNG JAWAB MENYELENGGARAKAN PAM UTK
MENJAMIN KAMTIB UM SESUAI PROSEDUR YG BERLAKU.
5. SANKSI DLM PELAKSANAAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA UMUM
PASAL 15
PELAKSANAAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DAPAT
DIBUBARKAN APABILA TDK MEMENUHI KETENTUAN SBGMN PS 6, 9 (2)
(3), 10, 11.

PASAL 16
PELAKU/PESERTA PELAKSANAAN PENYAMPAIAN PENDAPAT DIMUKA
UMUM YG MELAKUKAN PERBUATAN MELANGGAR HUKUM DPT
DIKENAKAN SANKSI HUKUM SESUAI DG KETENTUAN PERATURAN PER UU
YG BERLAKU.

PASAL 17
PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT
DIMUKA UMUM YG MELAKUKAN TP SBGMN DIMAKSUD PS 16 UU INI DI
PIDANA SESUAI DG KETENTUAN PERATURAN PER -UU –AN PIDANA YG
BERLAKU DI TAMBAH DG 1/3 DR PIDANA POKOK.
PASAL 18
( 1 ) BARANG SIAPA DENGAN KEKERASAN/ ANCAMAN KEKERASAN
MENGHALANG-HALANGI HAK WN UTK MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI
MUKA UMUM YG TELAH MEMENUHI KETENTUAN UU INI DI PIDANA DG
PIDANA PENJARA PALING LAMA 1 TH.

(2 ) TP SBGMN AYAT ( 1 ) ADALAH KEJAHATAN

 UU NO 23 TH 2002 TTG PERLINDUNGAN ANAK

PASAL 1 KETENTUAN UMUM

a. PERLINDUNGAN ANAK ADALAH SEGALA KEGIATAN UNTUK MENJAMIN
DAN MELINDUNGI ANAK DAN HAK-HAKNYA AGAR DAPAT HIDUP,
TUMBUH, BERKEMBANG DAN BERPARTISIPASI SECARA OPTIMAL SESUAI
DENGAN HARKAT DAN MARTABAT KEMANUSIAAN, SERTA MENDAPAT
PERLINDUNGAN DARI KEKERASAN DAN DISKRIMINASI.
b. ANAK ADALAH SESEORANG YG BELUM BERUSIA 18 ( DELAPAN BELAS )
TAHUN, TERMASUK ANAK DALAM KANDUNGAN.
c. PERLINDUNGAN KHUSUS ADALAH PERLINDUNGAN YG DIBERIKAN KPD
ANAK DALAM SITUASI DARURAT ANAK YG BERHADAPAN DG HUKUM,
ANAK DR POK MINORITAS DAN TERISOLASI, ANAK YG DIEKSPLOITASI
SECARA EKONOMI DAN/SEKSUAL,ANAK YG DIPERDAGANGKAN, ANAK YG
MENJADI KORBAN NAPZA, ANAK KORBAN CULIK, PENJUALAN,
PERDAGANGAN, ANAK KORBAN RAS FISIK, ANAK KORBAN PERLAKUAN
SALAH DAN PENELANTARAN.
PASAL 60
ANAK DALAM SITUASI DARURAT :
a. ANAK YG MENJADI PENGUNGSI
b. ANAK KORBAN KERUSUHAN
c. ANAK KORBAN BENCANA ALAM
d. ANAK DALAM SITUASI KONFLIK BERSENJATA

PASAL 77
SETIAP ORANG YG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN TINDAKAN :
a. DISKRIMINASI THD ANAK YG MENGAKIBATKAN ANAK MENGALAMI
KERUGIAN, BAIK MATERIIL MAUPUN MORIL SHG MENGHAMBAT
FUNGSI SOSIALNYA.
b. PENELANTARAN ANAK YG MENGAKIBATKAN ANAK MENGALAMI
SAKIT ATAU PENDERITAAN BAIK FISIK, MENTAL MAUPUN SOSIAL.
c. DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING LAMA 5 TH DAN/DENDA
PALING BANYAK RP 100.000.000,-
PASAL 78
SETIAP ORANG YG MENGETAHUI DAN SENGAJA MEMBIARKAN ANAK DALAM
SITUASI DARURAT, ANAK YG BERHADAPAN DENGAN HUKUM, ANAK DR POK
MINORITAS DAN TERISOLASI, ANAK YG TEREKSPLOITASI SECARA EKONOMI
DAN/ SEKSUAL, ANAK YG DIPERDAGANGKAN, ANAK YG MENJADI KORBAN
LAHGUN NAPZA, ANAK KORBAN CULIK, ANAK KORBAN PERDAGANGAN,
ANAK KORBAN KEKERASAN, PADAHAL ANAK TSB MEMERLUKAN
PERTOLONGAN DAN HRS DIBANTU, DIPIDANA PENJARA PALING LAMA 5 TH
DAN/DENDA PALING BANYAK RP 100.000.000,-

PASAL 87
SETIAP ORANG YG SECARA HUKUM MEREKRUT/MEMPERALAT ANAK UTK
KEPENTINGAN MILITER, LAHGUN DALAM GIAT POLITIK/PELIBATAN DALAM
SENGKETA BERSENJATA/PELIBATAN DALAM RUSUH SOSIAL/PELIBATAN
DALAM PERISTIWA YG MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN ATAU DALAM
PELIBATAN PEPERANGAN DIPIDANA PENJARA PALING LAMA 5 TH DA/ DENDA
MAK 100 JT RP.
 4. UU NO 44 TH 2008 TTG PORNOGRAFI

PASAL 1
DALAM UU INI YG DIMAKSUD DENGAN :
1. PORNOGRAFI ADALAH GAMBAR, SKETSA, ILUSTRASI, FOTO, TULISAN,
SUARA, BUNYI, GAMBAR BERGERAK, ANIMASI, KARTUN, PERCAKAPAN,
GERAK TUBUH, ATAU BENTUK PESAN LAINNYA MELALUI BERBAGAI
BENTUK MEDIA KOMUNIKASI DAN/ATAU PERTUNJUKAN DI MUKA UMUM,
YG MEMUAT KECABULAN ATAU EKSPLOITASI SEKSUAL YG MELANGGAR
NORMA KESUSILAAN DALAM MASYARAKAT.
2. JASA PORNOGRAFI ADALAH SEGALA JENIS LAYANAN PORNOGRAFI YG
DISEDIAKAN OLEH ORANG PERSEORANGAN ATAU KORPORASI MELALUI
PERTUNJUKAN LANGSUNG, TV KABEL, TV TERESTERIAL, RADIO, TELEPON,
INTERNET DAN KOMUNIKASI ELEKTRONIK LAINNYA SERTA SURAT KABAR,
MAJALAH, DAN BARANG CETAKAN LAINNYA.
3. ANAK ADALAH SESEORANG YG BELUM BERUSIA 18 TH.
 LARANGAN DAN
LLARANGAN DAN PEMBATASAN

PASAL 4
(1) SETIAP ORANG DILARANG MEMPRODUKSI, MEMBUAT,
MEMPERBANYAK, MENGGANDAKAN, MENYEBARLUASKAN,
MENYIARKAN, MENGIMPOR, MENGEKSPOR, MENAWARKAN,
MEMPERJUALBELIKAN, MENYEWAKAN, ATAU MENYEDIAKAN
PORNOGRAI YG SECARA EKSPLISIT MEMUAT :
a. PERSENGGAMAAN, TERMASUK PERSENGGAMAAN YG
MENYIMPANG.
b. KEKERASAN SEKSUAL
c. MASTURBASI ATAU ONANI
d. KETELANJANGAN/ TAMPILAN YG MENGESANKAN
KETELANJANGAN
e. ALAT KELAMIN
f. PORNOGRAFI ANAK.
(2) SETIAP ORANG DILARANG MENYEDIAKAN JASA PORNOGRAFI YANG :
a. MENYAJIKAN SECARA ESKPLISIT KETELANJANGAN/ TAMPILAN YG
MENGESANKAN KETELANJANGAN.
b. MENYAJIKAN SECARA EKSPLISIT ALAT KELAMIN
c. MENGEKSPLOITASI/MEMAMERKAN AKTIVITAS SEKSUAL
d. MENAWARKAN/ MENGIKLANKAN, BAIK LANGSUNG MAUPUN
TIDAK LANGSUNG LAYANAN SEKSUAL.

PASAL 5
SETIAP ORANG DILARANG MEMINJAMKAN ATAU MENGUNDUH
PORNOGRAFI SEBAGAIMANA DIMAKSUD PS 4 (1 ).

PASAL 6
SETIAP ORANG DILARANG MEMPERDENGARKAN, MEMPERTONTONKAN,
MEMANFAATKAN, MEMILIKI, ATAU MENYIMPAN PORNOGRAFI
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PS 4 (1), KECUALI YG DIBERI WEWENANG OLEH
PERATURAN PER-UU-AN.
PASAL 7
SETIAP ORANG DILARANG MENDANAI ATAU MEMFASILITASI PERBUATAN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PS 4

PASAL 8
SETIAP ORANG DILARANG DENGAN SENGAJA ATAU ATAS PERSETUJUN
DIRINYA MENJADI OBYEK ATAU MODEL YG MENGANDUNG MUATAN
PORNOGRAFI.

PASAL 9
SETIAP ORANG DILARANG MENJADIKAN ORANG LAIN SBG OBYEK/MODEL YG
MENGANDUNG MUATAN PORNOGRAFI.

PASAL 10
SETIAP ORANG DILRANG MEMPERTONTONKAN DIRI ATAU ORANG LAIN
DALAM PERTUNJUKAN ATAU DIMUKA UMUM YG MENGGAMBARKAN
KETELANJANGAN, EKSPLOITASI SEKSUAL, PERSENGGAMAAN, ATAU YG
BERMUATAN PORNOGRAFI LAINNYA.
PASAL 11
SETIAP ORANG DILARANG MELIBATKAN ANAK DALAM KEGIATAN DAN/SBG
OBYEK SEBAGAIMANA DIMAKSUD PS 4, 5, 6, 8, 9 DAN PS 10.

PASAL 12
SETIAP ORANG DILARANG MENGAJAK, MEMBUJUK, MEMANFAATKAN,
MEMBIARKAN, LAHGUN KEKUASAAN ATAU MEMAKSA ANAK DALAM
MENGGUNAKAN PRODUK ATAU JASA PORNOGRAFI.
 PENCEGAHAN
PASAL 17
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH WAJIB MELAKUKAN PENCEGAHAN
PEMBUATAN, PENYEBARLUASAN, DAN PENGGUNAAN PORNOGRAFI.

PASAL 18
UTK MELAKUKAN PENCEGAHAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PS 17,
PEMERINTAH BERWENANG :
a. MELAKUKAN PEMUTUSAN JARINGAN PEMBUATAN DAN
PENYEBARLUASAN PRODUK PORNOGRAFI ATAU JASA PORNOGRAFI,
TERMASUK PEMBLOKIRAN PORNOGRAFI MELALUI INTERNET.
b. MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP PEMBUATAN,
PENYEBARLUASAN, DAN PENGGUNAAN PORNOGRAFI.
c. MELAKUKAN KERJA SAMA DAN KOORDINASI DENGAN BERBAGAI
FIHAK, BAIK DARI DALAM MAUPUN DARI LUAR NEGERI, DALAM
PENCEGAHAN PEMBUATAN, PENYEBARLUASAN, DAN PENGGUNAAN
PORNOGRAFI.
PASAL 29
SETIAP ORANG YG MEMPRODUKSI, MEMBUAT, MEMPERBANYAK,
MENGGANDAKAN, MENYEBARLUASKAN, MENYIARKAN, MENGIMPOR,
MENGEKSPOR, MENAWARKAN, MEMPERJUALBELIKAN, MENYEWAKAN ,
ATAU MENYEDIAKAN PORNOGRAFI SBGMN DIMAKSUD PS 4 (1) DIPIDANA
PENJARA MIN 6 BL MAK 12 TH DAN/DENDA MIN 250 JT DAN MAK 6 M.

PASAL 31
SETIAP ORANG YG MEMINJAMKAN ATAU MENGUNDUH PORNOGRAFI
SBGMN DIMAKSUD PS 5 DIPIDANA PENJARA PALING LAMA 4 TH
DAN/DENDA MAK 2 M

PASAL 32
SETIAP ORANG YG MEMPERDENGARKAN, MEMPERTONTONKAN,
MEMANFAATKAN, MEMILIKI, ATAU MENYIMPAN PRODUK PORNOGRAFI
SBGMN DIMAKSUD PS 6 DIPIDANA PENJARA MAK 6 TH DAN/ DENDA MAK 2
M
 5. UU NO 8 TH 2012 TTG
PEMILU ANGGOTA DPR, DPRD
DAN DPD

PASAL 1
(1) PEMILU, ADALAH SARANA PELAKSANAAN KEDAULATAN RAKYAT YG
DILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG, UMUM, BEBAS, RAHASIA, JUJUR
DAN ADIL DALAM NKRI BERDASARKAN PS DAN UUD’45.
(2) DPR, ADALAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM UUD NEGARA RI TH 1945.
(3) DPRD, ADALAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM UUD NEGARA RI TH 1945.
(4) DPD, ADALAH DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM UUD NEGARA RI TH 1945.
PASAL 2
PEMILU DILAKSANAKAN SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN BEDASARKAN ASAS
LANGSUNG, UMUM, BEBAS, RAHASIA, JUJUR, DAN ADIL.

PASAL 3
PEMILU DISELENGGARAKAN UTK MEMILIH ANGGT DPR, DPD, DPRD PROV,
DAN DPRD KAB/KOTA.

PASAL 4
(1) PEMILU DILAKSANAKAN SETIAP 5 TH SEKALI.
(2) TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU MELIPUTI :
a. PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN, SERTA PENYUSUNAN
PERATURAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PEMILU.
b. PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH
c. PENDAFTARAN DAN VERIFIKASI PESERTA PEMILU
d. PENETAPAN PESERTA PEMILU
e. PENETAPAN JUMLAH KURSI DAN PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN
Lanjutan tahapan penyelenggaraan pemilu :
f. PENCALONAN ANGGT DPR, DPD, DPRD PROV DAN DPRD KAB/KOTA
g. MASA KAMPANYE PEMILU
h. MASA TENANG
i. PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
j. PENETAPAN HASIL PEMILU
k. PENGUCAPAN SUMPAH/ JANJI ANGGT DPR, DPD, DPRD PROV, DAN
DPRD KAB/KOTA.
(3) PEMUNGUTAN SUARA DILAKSANAKAN PD HARI LIBUR ATAU HARI YG
DILIBURKAN SECARA NASIONAL.
(4) PEMUNGUTAN DI LN DAPAT DILAKS BERSAMAAN ATAU SEBELUM
PEMUNGUTAN SUARA PADA HR SBGMN DIMAKSUD AYAT (3).
(5) TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU SBGMN DIMAKSUD PD AYAT (2)
DIMULAI PALING LAMBAT 22 BULAN SEBELUM HARI PEMUNGUTAN
SUARA.

PASAL 7
PESERTA PEMILU UTK MEMILIH ANGGT DPR, DPRD PROV, DPRD KAB/KOTA
ADALAH PARTAI POLITIK.
PASAL 8
(1) PARPOL PESERTA PEMILU PADA PEMILU TERAKHIR YG MEMENUHI
AMBANG BATAS PEROLEHAN SUARA DARI JUMLAH SUARA SAH SECARA
NASIONAL DITETAPKAN SBG PARPOL PESERTA PEMILU PADA PEMILU
BERIKUTNYA.
(2) PARPOL YG TDK MEMENUHI AMBANG BATAS PEROLEHAN SUARA PADA
PEMILU SEBELUMNYA ATAU PARPOL BARU DAPAT MENJADI PESERTA
PEMILU SETELAH MEMENUHI SYARAT :
a. BERSETATUS BADAN HUKUM SESEUA DG UU PARPOL
b. MEMILIKI KEPENGURUSAN DI SELURUH PROV.
c. MEMILIKI KEPENGURUSAN DI 75 % JLM KAB/KOTA DI PROV YBS.
d. MEMILIKI KEPENGURUSAN DI 50 % JLM KEC DI KAB/KOTA YBS.
e. MENYERAHKAN SEKURANG-KURANGNYA 30 % KETERWAKILAN
PEREMPUAN PADA KEPENGURUSAN PARPOL TK PUSAT.
f. MEMILIKI ANGGT SE-KURANG2NYA 1000 ATAU 1/1000 DR JLM
PENDUDUK PADA KEPENGURUSAN PARPOL SBGMN DIMAKSUD
PADA HURUF c YG DIBUKTIKAN DG KEPEMILIKAN KARTU TANDA
ANGGT.
 g. MEMPUNYAI KANTOR TETAP UTK KEPENGURUSAN PADA TK PUSAT,
PROV, DAN KAB/KOTA SAMPAI TAHAPAN TERAKHIR PEMILU.
h. MENGAJUKAN NAMA, LAMBANG, DAN TANDA GAMBAR PARPOL
KPD KPU.
i. MENYERAHKAN NO REKENING DANA KAMPANYE PEMILU AN
PARPOL KPD KPU.

PASAL 11
PESERTA PEMILU UTK MEMILIH ANGGT DPD ADALAH PERSEORANGAN

PASAL 13
(1) PERSYARATAN DUKUNGAN MINIMAL UTK ANGGT DPD SBB :
a. PROVINSI YG BERPENDUDUK SD 1 JUTA ORANG HRS MENDAPATKAN
DUKUNGAN DR PALING SEDIKIT 1000 PEMILIH
b. PROVINSI YG BERPENDUDUK > DR 1 JUTA SD 5 JUTA HRS
MENDAPATKAN DUKUNGAN 2000 PEMILIH
c. PROV YG BERPENDUDUK > DR 5 JT SD 10 JT HRS MENDAPATKAN
DUKUNGAN 3000 PEMILIH
Lanjutan ps 13 :
d. PROV YG BERPENDUDUK > DR 10 JT SD 15 JT HRS MENDAPATKAN
DUKUNGAN PALING SEDIKIT 4000 PEMILIH
e. PROV YG BERPENDUDUK > DR 15 JT HRS MENDAPATKAN
DUKUNGAN PALING SEDIKIT 5000 PEMILIH.
(2) DUKUNGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD AYAT 1 TERSEBAR PALING
SEDIKIT 50 % DR JUMLAH KAB/KOTA DI PROV YBS.
(3) PERSYARATAN SBGMN DIMAKSUD PADA AYAT 1 DAN 2 DIBUKTIKAN DG
DAFTAR DUKUNGAN YG DIBUBUHI TANDA TANGAN/CAP JEMPOL JARI
TANGAN DAN DILENGKAPI FOTOKOPI KTP SETIAP PENDUKUNG.
(4) SEORANG PENDUKUNG TDK DIBOLEHKAN MEMBERIKAN DUKUNGAN
KPD LEBIH DARI 1 ORANG CALON ANGGT DPD SERTA MELAKUKAN
PERBUATAN CURANG UTK MENYESATKAN SESEORANG, DENGAN
MEMAKSA/MENJANJIKAN/MEMBERIKAN UANG/ MATERI LAINNYA UTK
MEMPEROLEH DUKUNGAN BAGI PENCALONAN ANGGT DPD DALAM
PEMILU.
(5) DUKUNGAN YG DIBERIKAN KPD LEBIH DR 1 ORANG CALON DPD SBGMN
AYAT 4 DINYATAKAN BATAL.
PASAL 14
(1) PARPOL DAPAT MENJADI PESERTA PEMILU DENGAN MENGAJUKAN
PENDAFARAN UTK MENJADI CALON PESERTA PEMILU KEPADA KPU.
(2) PENDAFTARAN SBGMN DIMAKSUD AYAT (1) DIAJUKAN DENGAN SURAT YG
DITANDATANGANI OLEH KETUA UMUM DAN SEKRETARIS JENDERAL ATAU
SEBUTAN LAIN PADA KEPENGURUSAN PUSAT PARPOL.
(3) PENDAFTARAN SBGMN DIMAKSUD PADA AYAT (2) DILENGKAPI DENGAN
DOKUMEN PERSYARATAN YG LENGKAP.
(4) JADWAL WAKTU PENDAFTARAN PARPOL PESERTA PEMILU DITETAPKAN
OLEH KPU PALING LAMBAT 20 BULAN SEBELUM PEMUNGUTAN SUARA.
PASAL 158
(1) PEMUNGUTAN SUARA BAGI WNI YG BERADA DI LN HANYA UTK CALON
ANGGT DPR.
(2) PEMUNGUTAN SUARA SBGMN DIMAKSUD AYAT (1) DILAKSANAKAN DI
SETIAP PERWAKILAN RI DAN DILAKUKAN PADA WAKTU YG SAMA/WAKTU
YG DISESUAIKAN DENGAN WAKTU PEMUNGUTAN SUARA DI IND.
(3) DALAM HAL PEMILIH TDK DAPAT MEMBERIKAN SUARA DI TPSLN YG TELAH
DITENTUKAN, PEMILIH DAPAT MEMBERIKAN SUARA MELALUI POS YG
DISAMPIKAN KPD PPLN DI PERWAKILAN RI SETEMPAT.
 6. UU NO 7 TH 2012 TTG
PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

PASAL 1, YG DIMAKSUD DENGAN :

(1) KONFLIK SOSIAL, YG SELANJUTNYA DISEBUT KONFLIK, ADALAH
PERSETERUAN DAN/ BENTURAN FISIK DENGAN KEKERASAN ANTARA DUA
POK MASY ATAU LEBIH YG BERLANGSUNG DALAM WAKTU TERTENTU DAN
BERDAMPAK LUAS YG MENGAKIBATKAN KETIDAKAMANAN DAN
DISINTEGRASI SOSIAL SHG MENGGANGGU STABILITAS NASIONAL DAN
MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL.
(2) PENANGANAN KONFLIK ADALAH SERANGKAIAN GIAT YG DILAKUKAN
SECARA SISTEMATIS DAN TERENCANA DALAM SITUASI DAN PERISTIWA
BAIK SEBELUM, PADA SAAT, MAUPUN SESUDAH TERJADI KONFLIK YG
MENCAKUP PENCEGAHAN KONFLIK, PENGHENTIAN KONFLIK, DAN
PEMULIHAN PASCA KONFLIK.
(3) PENCEGAHAN KONFLIK ADALAH SERANGKAIAN GIAT YG DILAKUKAN UTK
MENCEGAH TERJADINYA KONFLIK DENGAN PENINGKATAN KAPASITAS
KELEMBAGAAN DAN SISTEM PERINGATAN DINI.
(4) PENGHENTIAN KONFLIK ADALAH SERANGKAIAN GIAT UTK MENGAKHIRI
KEKERASAN, MENYELAMATKAN KORBAN, MEMBATASI PERLUASAN DAN
ESKALASI KONFLIK, SERTA MENCEGAH BERTAMBAHNYA JUMLAH
KORBAN DAN KERUGIAN HARTA BENDA.
(5) PEMULIHAN PASCA KONFLIK ADALAH SERANGKAIAN GIAT UTK
MENGEMBALIKAN KEADAAN DAN MEMPERBAIKI HUB YG TDK
HARMONIS DALAM MASY AKIBAT KONFLIK MELALUI GIAT REKONSILIASI,
REHABILITASI, DAN REKONSTRUKSI.
(6) STATUS KEADAAN KONFLIK ADALAH SUATU STATUS YG DITETAPKAN OLEH
PEJABAT YG BERWENANG TTG KONFLIK YG TERJADI DI DAERAH
KAB/KOTA, PROV ATAU NAS YG TDK DAPAT DISELESAIKAN DENGAN CARA
BIASA.
(7) SATUAN YUGAS PENYELESAIAN KONFLIK ADALAH LEMBAGA BERSIFAT AD
HOC YG DIBENTUK UTK MENYELESAIKAN KONFLIK DILUAR PENGADILAN
MALULUI MUSYAWARAH UTK MUFAKAT.
PASAL 2
PENANGANAN KONFLIK MENCERMINKAN ASAS :
a. KEMANUSIAAN
b. HAK ASASI MANUSIA
c. KEBANGSAAN
d. KEKELUARGAAN
e. KEBHINNEKA-TUNGGAL-IKAAN
f. KEADILAN
g. KESETARAAN GENDER
h. KETERTIBAN DAN KEPASTIAN HUKUM
i. KEBERLANJUTAN
j. KEARIFAN LOKAL
k. TANGGUNG JAWB NEGARA
l. PARTISIPATIF
m. TIDAK MEMIHAK
n. TIDAK MEMBEDA-BEDAKAN
PASAL 3
PENANGANAN KONFLIK BERTUJUAN :
a. MENCIPTAKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YG AMAN, TENTRAM, DAMAI,
DAN SEJAHTERA.
b. MEMELIHARA KONDISI DAMAI DAN HARMONIS DALAM HUBUNGAN
SOSIAL KEMASYARAKATAN.
c. MENINGKATKAN TENGGANG RASA DAN TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA.
d. MEMELIHARA BERLANGSUNGNYA FUNGSI PEMERINTAHAN
e. MELINDUNGI JIWA, HARTA BENDA, SERTA SARANA DAN PRASARANA
UMUM.
f. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK KORBAN.
g. MEMULIHKAN KONDISI FISIK DAN MENTAL MASY SERTA SARANA DAN
PRASARANA UMUM.

PASAL 4
RUANG LINGKUP PENANGANAN KONFLIK MELIPUTI :
a. PENCEGAHAN KONFLIK
b. PENGHENTIAN KONFLIK
c. PEMULIHAN PASCA KONFLIK
PASAL 5
KONFLIK DAPAT BERSUMBER DARI :
a. PERMASALAHAN YG BERKAITAN DENGAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL
BUDAYA.
b. PERSETERUAN ANTAR UMAT BERAGAMA DAN/ INTER UMAT BERAGAMA,
ANTAR SUKU, DAN ANTAR ETNIS.
c. SENGKETA BATAS WILAYAH DESA, KAB/KOTA, DAN PROVINSI.
d. SENGKETA SUMBER DAYA ALAM ANTAR MASYARAKAT DAN/ ANTAR
MASYARAKAT DENGAN PELAKU USAHA.
e. DISTRIBUSI SUMBER DAYA ALAM YG TDK SEIMBANG DALAM MASYARAKAT.

PASAL 6
(1) PENCEGAHAN KONFLIK DILAKUKAN DENGAN UPAYA :
a. MENGEMBANGKAN SISTEM PENYELESAIAN PERSELISIHAN SECARA
DAMAI.
b. MEREDAM POTENSI KONFLIK
c. MEMBANGUN SISTEM PERINGATAN DINI
(2) PENCEGAHAN SBGMN DIMAKSUD AYAT (1) DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH,
PEMDA DAN MASYARAKAT.
PASAL 12
PENGHENTIAN KONFLIK DILAKUKAN MELALUI :
a. PENGHENTIAN KEKERASAN FISIK
b. PENETAPAN STATUS KEADAAN KONFLIK
c. TINDAKAN DARURAT PENYELAMATAN DAN PELINDUNGAN KORBAN
d. BANTUAN PENGGUNAAN DAN PENGERAHAN KEKUATAN TNI.

PASAL 13
(1) PENGHENTIAN KEKERASAN FISIK SBGMN DIMAKSUD DALAM PS 12 HURUF
a DIKOORDINASIKAN DAN DIKENDALIKAN OLEH POLRI.
(2) PENGHENTIAN RS FISIK SBGMN DIMAKSUD PADA AYAT (1) MELIBATKAN
TOKOH MASY, TOGA, DAN TOKOH ADAT.
(3) PENGHENTIAN RAS FISIK SBGMN PADA AYAT (2) DILAKUKAN SESUAI
DENGAN KETENTUAN PERATURAN PER-UU-AN.
PASAL 36
(1) PEMERINTAH DAN PEMDA BERKEWAJIBAN MELAKUKAN UPAYA
PEMULIHAN PASCA KONFLIK SECARA TERENCANA, TERPADU,
BERKELANJUTAN DAN TERUKUR.
(2) UPAYA PEMULIHAN PASCA KONFLIK SBGMN DIMAKSUD AYAT (1)
MELIPUTI :
a. REKONSILIASI
b. REHABILITASI
c. REKONTRUKSI

PASAL 40
KELEMBAGAAN PENYELESAIAN KONFLIK TERDIRI ATAS PEMERINTAH, PEMDA,
PRANATA ADAT DAN/ PRANATA SOSIAL, SERTA SATUAN TUGAS
PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL.
PASAL 41
(1) PENYELESAIAN KONFLIK DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH DAN PEMDA
DENGAN MENGEDEPANKAN PRANATA ADAT DA/ PRANATA SOSIAL YG
ADA DAN DIAKUI KEBERADAANNYA.
(2) PEMERINTAH DAN PEMDA MENGAKUI HASIL PENYELESAIAN KONFLIK
MELALUI MEKANISME PRANATA ADAT/ PRANATA SOSIAL.
(3) HASIL KESEPAKATAN PENYELESAIAN KONFLIK MELALUI MEKANISME
PRANATA ADAT/PRANATA SOSIAL SBGMN DIMAKSUD AYAT (1) MEMILIKI
KEKUATAN YG MENGIKAT BAGI POK MASY YG TERLIBAT DALAM KONFLIK.
(4) DALAM HAL PENYELESAIAN KONFLIK MELALUI MEKANISME PRANATA
ADAT/PRANATA SOSIAL SBGMN DIMAKSUD PADA AYAT (1) TDK DAPAT
DISELESAIKAN, MAKA PENYELESAIAN KONFLIK DILAKUKAN OLEH SATUAN
TUGAS PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL.
(5) PENYELESAIAN KONFLIK MELALUI MEKANISME PRANATA ADAT/PRANATA
SOSIAL SBGMN DIMAKSUD PADA AYAT (1) DIFASILITASI OLEH PEMDA
KAB/KOTA DENGAN MELIBATKAN APARATUR KEC DAN KEL/DESA
SETEMPAT.
PASAL 42
(1) SATUAN TUGAS PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL MERUPAKA LEMBAGA
PENYELESAIAN KONFLIK YG BERSIFAT AD HOC.
(2) SATUAN TUGAS PENYELESAIAN KONFLIK SOS SBGMN DIMAKSUD AYAT (1),
DIBENTUK OLEH PEMERINTAH DAN/PEMDA DALAM HAL :
a. TIDAK ADA PRANATA ADAT/SOS DIDAERAH KONFLIK.
b. TDK BERFUNGSINYA PRANATA ADAT/PRANATA SOS DI DAERAH
KONFLIK.
c. TDK BERJALANNYA MEKANISME MUSYAWARAH UTK MUFAKAT
MELALUI PRANATA SOS/ADAT.
d. TDK TERCAPAINYA KESEPAKATAN MELALUI MEKANISME MUSYAWARAH
PRANATA ADAT/SOS
e. TELAH DITETAPKAN STATUS KEADAN KONFLIK.
PASAL 43
(1) SATGAS PENYELESAIAN KONFLIK SOS BERTUGAS MENYELESAIKAN KONFLIK
SOS MELALUI MUSYAWARAH UTK MUFAKAT.
(2) PENYELESAIN KONFLIK MELALUI MUSYAWARAH UTK MUFAKAT PADA AYAT
(1) MENGIKAT BAGI POK MASY YG TERLIBAT KONFLIK.
(3) DLM HAL PENYELESAIAN KONFLIK TSB AYAT (1) TDK TERCAPAI,
PENYELESAIANNYA MELALUI PENGADILAN.
PASAL 47
(1) KEANGGOTAAN SATGAS PENYELESAIAN KONFLIK SOS KAB/KOTA TERDIRI
ATAS UNSUR PEMDA DAN MASY.
(2) UNSUR PEMDA TSB AYAT (1) TERDIRI ATAS : BUPATI/WALI KOTA, KETUA
DPRD KOTA/KAB, ISNTASI PEM/SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
SESUAI KEBUTUHAN, KAPOLRES, KODIM/UNSUR TNI, KAJARI.
(3) UNSUR MASY TERDIRI DARI : TOGA, TODAT, TOMAS, PEGIAT PERDAMAIAN
DAN WAKIL PIHAK YG BERKONFLIK.
(4) UNSUR MASY SBGMN DIMAKSUD AYAT (3) HRS MEMPERHATIKAN
KETERWAKILAN PEREMPUAN MIN 30 %.

PASAL 49
(1) KEANGGOTAAN SATGAS PENYELESAIAN KONFLIK SOS SKALA NAS TERDIRI
ATAS UNSUR PEMERINTAH DAN MASY.
(2) UNSUR PEMERINTAH TERDIRI DARI :
a. KEMENTERIAN YG MEMBIDANGI KOORDINASI UNSUR POLITIK,
HUKUM DAN KAM.
b. KEMENTERIAN YG MEMBIDANGI KOORDINASI URUSAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT.
Lanjutan ps 49
c. KEMENTERIAN YG MEMBIDANGI URUSAN DALAM NEGERI.
d. KEMENTERIAN YG MEMBIDANGAN URUSAN PERTAHANAN.
e. KEMENTERIAN YG MEMBIDANGI KEUANGAN NEGARA
f. KEMENTERIAN YG MEMBIDANGI URUSAN KESEHATAN
g. KEMENTERIAN YG MEMBIDANGI URUSAN SOSIAL
h. KEMENTERIAN YG MEMBIDANGI URUSAN AGAMA
i. POLRI
j. TNI
k. KAJAGUNG
l. BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
m. KOMISI HAM
n. UNSUR PEMDA DARI SATGAS PENYELESAIAN KONFLIK SOS SKALA
PROV YG BERKONFLIK
o. INSTANSI PEMERINTAH TERKAIT LAINNYA SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN.
(3) UNSUR MASY TERDIRI DARI :
a. TOGA
b. TODAT
c. TOMAS
d. PEGIAT PERDAMAIAN
e. WAKIL FIHAK YG BERKONFLIK DARI SATGAS PENYELESAIAN KONFLIK
SOS SKALA PROVINSI
f. LEMBAGA MASY LAIN YG TERKAIT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN.
(4) UNSUR MASY SBGMN DIMAKSUD AYAT (3) HRS MEMPERHATIKAN
KETERWAKILAN PEREMPUAN MIN 30 %.
PASAL 53
(1) PENDANAAN PENANGANAN KONFLIK DIGUNAKAN UTK PENCEGAHAN,
PENGHENTIAN DAN PEMULIHAN PACA KONFLIK.
(2) PENDANAAN PENANGANAN KONFLIK MENJADI TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH DAN PEMDA YG DIALOKASIKAN PADA APBN/APBD SESUAI
DG TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB MASING2.
(3) PEMERINTAH MENGALOKASIKAN DANA APBN UTK PENCEGAHAN
KONFLIK MELALUI ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA YG
BERTANGGUNG JAWAB SESUAI TUGAS DAN FUNGSINYA.
 7. UU NO.20/2001 TTG PERUBAHAN ATAS UU RI NO.
31/1999 TTG PEMBERANTASAN TP. KORUPSI

PASAL 1
DALAM UU INI YG DIMAKSUD DENGAN :
1. TP. KORUPSI ADALAH SETIAP ORANG YG SECARA MELAWAN HUKUM
MELAKUKAN PERBUATAN MEMPERKAYA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN
ATAU SUATU KORPORASI YG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU
PEREKONOMIAN NEGARA.
2. PEGAWAI NEGERI ADALAH :
a. ORANG YG MENERIMA GAJI ATAU UPAH DARI KEUANGAN NEGARA
ATAU DAERAH.
b. ORANG YG MENERIMA GAJI/UPAH DR SUATU KORPORASI YG
MENERIMA BANTUAN DR KEUANGAN NEGARA /DAERAH.
c. ORANG YG MENERIMA GAJI/UPAH DR KORPORASI LAIN YG
MEMPERGUNAKAN MODAL/FASILITAS DR NEGARA ATAU
MASYARAKAT.
3. KORPORASI ADALAH KUMPULAN ORANG DAN/KEKAYAAN YG
TERORGANISASI BAIK MERUPAKAN BADAN HUKUM/BUKAN.
PASAL 2
(1) SETIAP ORANG YG SECARA MELAWAN HUKUM MELAKUKAN PERBUATAN
MEMPERKAYA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI YG
DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA,
DIPIDANA DG PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP/ PIDANA PENJARA MIN 4 TH
MAK 20 TH DAN DENDA MIN 200 JT MAK 1 M.
(2) DALAM HAL TP KORUPSI SBGMN DIMAKSUD AYAT (1) DILAKUKAN DALAM
KEADAAN TERTENTU PIDANA MATI DAPAT DIJATUHKAN.

PASAL 3
SETIAP ORANG YG DENGAN TUJUAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI /ORANG
LAIN/SUATU KORPORASI, MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN, KESEMPATAN,
ATAU SARANA YG ADA PADANYA KRN JABATAN/KEDUDUKAN YG DAPAT
MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA, DIPIDANA
PENJARA SEUMUR HIDUP/PIDANA PENJARA MIN 1 TH MAK 20 TH DAN/DENDA
MIN 50 JT MAK 1 M.

PASAL 4
PENGEMBALIAN KERUGIAN KEUANGAN NEG/PEREKONOMIAN NEG TDK
MENGHAPUSKAN DIPIDANANYA PELAKU TP SEPERTI DIMAKSUD PS 1 DAN 2.
PASAL 8
DIPIDANA DG PIDANA PENJARA PALING SINGKAT 3 TH DAN PALING LAMA 15
TH DAN PIDANA DENDA MIN 150 JT MAK 750 JT, PEGAWAI NEGERI/ORANG
SELAIN PEGAWAI NEG YG DITUGASKAN MENJALANKAN SUATU JABATAN
UMUM SECARA TERUS MENERUS ATAU UTK SEMENTARA WAKTU, DENGAN
SENGAJA MENGGELAPKAN UANG ATAU SURAT BERHARGA YG DISIMPAN
KARENA JABATANNYA, ATAU MEMBIARKAN UANG ATAU SURAT BERHARGA
TSB DIAMBIL ATAU DIGELAPKAN OLEH ORANG LAIN, ATAU MEMBANTU
DALAM MELAKUKAN PERBUATAN TSB.

PASAL 9
DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA MIN 1 TH DAN MAK 5 TH DAN PIDANA
DENDA MIN 50 JT DAN MAK 250 JT, PEGAWAI NEGERI ATAU ORANG SELAIN
PEGAWAI NEGERI YG DIBERI TUGAS MENJALANKAN SUATU JABATAN UMUM
SECARA TERUS MENERUS ATAU UTK SEMENTARA WAKTU, DENGAN SENGAJA
MEMALSU BUKU2/DAFTAR2 YG KHUSUS UTK PEMERIKSAAN ADMINISTRASI.
PASAL 10
DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA MIN 2 TH DAN MAK 7 TH DAN PIDANA
DENDA MIN 100 JT DAN MAK 350 JT, PEGAWAI NEGERI ATAU ORANG SELAIN
PEGAWAI NEGERI YG DIBERI TUGAS MENJALANKAN SUATU JABATAN UMUM
SECARA TERUS MENERUS ATAU UTK SEMENTARA WAKTU, DENGAN SENGAJA
a. MENGGELAPKAN, MENGHANCURKAN, MERUSAKKAN, ATAU MEMBUAT
TDK DPT DIPAKAI BARANG, AKTA, SURAT, ATAU DAFTAR YG DIGUNAKAN
UTK MEYAKINKAN ATAU MEMBUKTIKAN DI MUKA PEJABAT YG
BERWENANG, YG DIKUASAI KRN JABATANNYA, ATAU
b. MEMBIARKAN ORANG LAIN MENGHILANGKAN, MENGHANCURKAN,
MERUSAKKAN, ATAU MEMBUAT TIDAK DAPAT DIPAKAI BARANG, AKTA,
SURAT, ATAU DAFTAR TSB, ATAU
c. MEMBANTU ORANG LAIN MENGHILANGKAN, MENGHANCURKAN,
MERUSAKKAN, ATAU MEMBUAT TDK DAPAT DIPAKAI BARANG, AKTA,
SURAT, ATAU DAFTAR TSB.
PASAL 11
DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA MIN 1 TH DAN MAK 5 TH DAN ATAU
DENDA MIN 50 JT DAN MAK 250 JT, PEGAWAI NEGERI/ PENYELENGGARA NEG
YG MENERIMA HADIAH/JANJI PADAHAL DIKETAHUI/PATUT DIDUGA, BAHWA
HADIAH ATAU JANJI TSB DIBERIKAN KRN KEKUASAAN/KEWENANGAN YG
BERHUBUNGAN DG JABATANNYA, ATAU YG MENURUT PIKIRAN ORANG YG
MEMBERIKAN HADIAH ATAU JANJI TSB ADA HUBUNGAN DG JABATANNYA.

PASAL 23
DALAM PERKARA KORUPSI, PELANGGARAN THD KETENTUAN SBGMN
DIMAKSUD PS 220, 231, 241, 422, 429 ATAU PS 430 KUHP, DIPIDANA DENGAN
PIDANA PENJARA MIN 1 TH MAK 6 TH DAN/DENDA MIN 50 JT MAK 300 JT.

PASAL 25
PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAN PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILAN
DALAM PERKARA TP KORUPSI DIDAHULUKAN DARI PERKARA LAIN GUNA
PENYELESAIAN SECEPATNYA.
PASAL 41
(1) MASYARAKAT DPT BERPERAN SERTA MEMBANTU UPAYA PENCEGAHAN
DAN PEMBERANTASAN TIPIKOR.
(2) PERAN SERTA MASY SBGMN DIMAKSUD AYAT 1 DIWUJUDKAN DALAM
BENTUK :
a. HAK MENCARI, MEMPEROLEH DAN MEMBERIKAN INFORMASI
ADANYA DUGAAN TELAH TERJADI TIPIKOR.
b. HAK UTK MEMPEROLEH PELAYANAN DLM MENCARI, MEMPEROLEH
DAN MEMBERIKAN INFORMASI ADANYA DUGAAN TELAH TERJADI
TIPIKOR KPD PENEGAK HUKUM YG MENANGANI PERKARA TIPIKOR.
c. HAK MENYAMPAIKAN SARAN DAN PENDAPAT SECARA
BERTANGGUNGJAWAB KEPADA PENEGAK HKUM YG MENANGANI
PERKARA TIPIKOR.
d. HAK UTK MEMPEROLEH JAWABAN ATAS PERTANYAAN TTG
LAPORANNYA YG DIBERIKAN KPD PENEGAK HUKUM DALAM WAKTU
PALING LAMA 30 HR.
e. HAK UTK MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM.
PASAL 42
(1) PEMERINTAH MEMBERIKAN PENGHARGAAN KPD ANGGOTA
MASYARAKAT YG TELAH BERJASA MEMBANTU UPAYA PENCEGAHAN,
PEMBERANTASAN, ATAU PENGUNGKAPAN TINDAK PIDANA
KORUPSI.
(2) KETENTUAN MENGENAI PENGHARGAAN SBGMN DIMAKSUD DLM
AYAT 1 DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN PP.
SEKIAN TERIMA KASIH