Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan
rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan
individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) adalah penyakit yang banyak
diderita oleh orang – orang di Indonesia.
50% dari responden yang menderita ISPA 4x/3bulan terakhir, juga jarang
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang.
Tujuan Umum
Menganalisa korelasi antara pola hidup bersih dan sehat, serta rumah
sehat, dengan angka kejadian ISPA pada balita di Dusun Poleman,
Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang
Tujuan Khusus
Kriteria rumah tangga dengan PHBS baik adalah rumah tangga yang
memenuhi indikator baik, sebesar 6 indikator atau lebih untuk
rumah tangga yang punya balita, dan sebesar 5 indikator atau
lebih untuk rumah tangga yang tidak mempunyai balita
RUMAH SEHAT
1. Bahan bangunan :
● Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikro organisme patogen.
● Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :
● debu total tidak lebih dari 150 ug/m3 ;
● asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam;
● timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg.
RUMAH SEHAT
2. Langit-langit
● Harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
● Umumnya atap dari genteng cocok untuk iklim Tropis, seperti :
Indonesia → tercipta suhu sejuk dalam rumah.
● Atap yang terbuat dari seng dan asbes sebaiknya tidak digunakan,
karena selain mahal juga dapat menimbulkan panas didalam rumah
(Mukono, 2000).
RUMAH SEHAT
3. Dinding
● Sebagai komponen penahan panas di siang hari dan malam hari sehingga
kelembaban dan suhu ruangan dalam rumah relatif sama.
● Syarat dinding :
● Dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara
● Kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air, dan mudah
dibersihkan (Kepmenkes RI, 1999).
RUMAH SEHAT
4. Lantai
● Fungsi : menahan air tanah dan uap basah dari tanah kedalam ruang,
sehingga mencegah ruang menjadi basah dan atau lembab.
Menahan masuknya binatang melata yang keluar dari tanah (cacing,
ular), dan atau serangga.
● Syarat lantai : lantai kedap air, dan mudah dibersihkan (Kepmenkes
RI, 1999).
RUMAH SEHAT
5. Jendela
● memasukan cahaya alami dan mengalirkan udara alami bila diperlukan kedalam ruangan,
disamping itu melalui jendela akan terjalin hubungan antara ruang luar dan ruang dalam
Ventilasi :
● untuk menjaga pertukaran aliran udara dalam rumah tersebut agar tetap segar dan optimal,
membebaskan udara ruangan dari bakteri terutama bakteri patogen
● untuk menjaga agar kelembaban ruangan optimum
● harus ada di setiap ruangan
● Menurut Kepmenkes(1999) luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen
minimal 10% dari luas lantai.
RUMAH SEHAT
6. Pencahayaan
● cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak
● Syarat pencahayan, pencahayaan alam dan/atau buatan yang
langsung maupun tiak langsung dapat menerangi seluruh ruangan
minimal intensitasnya 60 lux, dan tidak menyilaukan (KEPMENKES RI,
1999).
RUMAH SEHAT
7. Kepadatan hunian
Kepadatan normal 8-10m2/orang dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali
anak di bawah umur 5 tahun (KEPMENKES RI, 1999).
RUMAH SEHAT
ISPA adalah penyakit menular dari saluran pernapasan akut, atas atau
bawah yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit berkisar dari
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan.
Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari saluran udara dari lubang
hidung ke pita suara di laring, termasuk sinus paranasal dan telinga
tengah. Saluran pernapasan bawah mencakup kelanjutan saluran udara
dari trakea sampai alveolus.
Klasifikasi ISPA
Bersama udara masuk berbagai patogen yang dapat tersangkut di hidung, faring, laring atau
trakea dan dapat berproliferasi bila daya tahan tubuh menurun. Penyakit infeksi saluran
pernapasan atas meliputi sinusitis, rhinitis, pharingitis, tonsillitis dan laryngitis
penyakit infeksi saluran pernapasan bawah yang meliputi parenkim paru-paru, termasuk
alveoli dan struktur pendukungnya. Pneumonia disebabkan oleh virus patogen yang masuk
kedalam tubuh melali aspirasi, inhalasi atau penyebaran sirkulasi
Klasifikasi ISPA menurut Ditjen P2PL (2009) dan
Depkes (2002)
● ISPA Ringan
memiliki satu atau lebih tanda dan gejala seperti batuk, pilek, serak, sesak diserta demam
atau tidak, keluar cairan ditelinga > 14 hari tanpa ada keluhan
● ISPA Sedang
gejala ISPA ringan dengan ditambah satu atau lebih gejala pernapasan yang cepat lebih
dari 50 kali/menit atau lebih (tanda utama) pada umur <1 tahun dan 40 kali/menit pada
umur 1-5 tahun, panas 39oC atau lebih, wheezing, tenggorokan berwarna merah, telinga
sakit dan mengeluarkan cairan, timbul bercak di kulit menyerupai campak, dan
pernapasan berbunyi mencuit-cuit dan seperti mengorok
● ISPA berat
memiliki tanda dan gejala seperti ISPA sedang namun ditambah satu atau
lebih dari tanda dan gejala seperti penarikan dada ke dalam pada saat
● Faktor Intrinsik
● Faktor Ekstrinsik
Dinding
Kondisi yang dinding lembab tersebut dapat menyebabkan terjadinya
pertumbuhan bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit terutama pada
saluran nafas yang mengalami iritasi menjadi media pertumbuhan bermacam-
macam bakteri maupun virus pneumonia (Nurjazuli, 2009)
Lantai
Jenis lantai yang tidak kedap air akan menimbulkan debu pada musim kemarau
yang dapat menganggu pernapasan, sedangkan pada musim penghujan
mengakibatkan kelembaban yang tinggi sehingga meningkatkan
perkembangbiakan mikroorganisme (Irianto, 2006).
Hubungan Rumah Sehat Dan ISPA
Dapur
Dapur yang tidak memiliki lubang asap relatif akan
menimbulkan polusi asap dalam rumah yang dapurnya
menyatu dengan rumah dan kondisi tersebut akan
memiliki pengaruh terhadap kejadian pneumonia
balita.(Lubis, 1990)
Hubungan Rumah Sehat Dan ISPA
Ventilasi
Ventilasi yang kurang akan menyebabkan peningkatan
kelembaban udara ruangan, karena terjadi proses
penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban
ini merupakan media bagi pertumbuhan bakteri sehingga
dapat menimbulkan penyakit (Notoatmodjo, 2007).
Hubungan Rumah Sehat Dan ISPA
Kepadatan Hunian