• Hati
• Kornea
• Kulit
• Sumsum Tulang
1. Ginjal
Transplantasi ginjal dilakukan pada gagal ginjal tingkat akhir dengan
menggunakan ginjal asal anggota keluarga atau mayat sebagai donor. Adanya
sensitisasi terhadap antigen donor yang sudah terjadi sebelum transplantasi
juga penting diketahui karena dapat merugikan.
Hal tersebut misalnya terjadi akibat transplantasi terdahulu yang
menimbulkan antibodi anti-HLA. Antibodi anti-HLA juga dapat digunakan
sebagai indikator dan adanya reaksi penolakan.
4. Kornea
Transplantasi kornea sangat efektif dan berhasil untuk
waktu yang lama. Tempat kornea tersebut terlindung dan aliran
limfe sehingga biasanya tidak mempunyai kapiler (sequestered
antigen). Bila terjadi vaskularisasi (misalnya akibat trauma) maka
risiko rejeksi bertambah.
5. Kulit
Transplantasi kulit hanya dapat dilakukan sebagai
homografi oleh karena itu kulit sangat imunogenik. Ada kalanya
diperlukan allograft untuk sementara menutupi luka yang luas
dan kemudian diganti dengan homograft.
6. Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang dilakukan pada defisiensi
imun, aplasia hematologis dan untuk mengganti sumsum tulang
pada penderita yang mendapat pengobatan agresif seperti pada
leukemia.
Transplantasi jaringan dari satu
individu kepada resipien yang
tidak identik secara genetik
menimbulkan respon imun
spesifik yang disebut dengan
rejeksi yang dapat
menghancurkan graft (organ).
KESIMPULAN Selain itu, salah satu tujuan
penting dalam menejemen
transplantasi adalah menginduksi
toleransi yang spesifik terhadap
donor, sehingga graft dapat
bertahan tanpa memerlukan
immunosupresi yang nonspesifik.