Anda di halaman 1dari 19

NUTRITION DIAGNOSIS

di
Masyaraka
t
Sunarto, SKM, M.Kes.
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang
dalam
TRIPLE Perencanaan
A’S
Assessman
(Pengkajian)

Action Analysis: PES


Intervensi (untuk Diagnosis)
NUTRITION DIAGNOSIS
• Merupakan langkah setelah Nutrition Assessment dan sebelum
melakukan Nutrition Intervention.
• Fungsinya untuk menjelaskan masalah-masalah gizi yang ditemukan
dari hasil Nutrition Assessment  ANALISIS SITUASI
• Biasanya dalam diagnosis gizi dilakukan perbandingan dengan rujukan
yang disepakati:
1. WHO
2. Kemenkes
3. Hasil studi sebelumnya
4. Target
TARGET JAWA TENGAH
INDIKATOR PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
TARGET
INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan 13 70 80 90 95

2 Persentase ibu hamil yang mendapat 90 Tablet Tambah Darah (TTD) 82 90 93 96 98

3 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eks. 39 42 44 47 50

4 Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 38 45 50 55 60

5 Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan 70 80 85 90 95

6 Persentase remaja putri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 10 15 20 25 30 4


Nutrition Diagnosis
• Lebih diarahkan pada bagaimana mengatasi masalah, dan lebih
difokuskan pada ‘fungsi’ dari konsekuensi jika masalah tersebut tidak
diatasi (faktor risiko).

• Dapat dilakukan secara deskriptif dan analitik.


1. Analisis deskriptif
 Kejadian menurut orang, waktu, tempat
Data dideskripsikan dalam bentuk:
- Proporsi
2. Analisis analitik
 Asosiasi
DIAGNOSIS GIZI atau ANALISIS
SITUASI:
Pengumpulan informasi yang diperlukan dalam perencanaan suatu
intervensi gizi yang meliputi:
• APA masalahnya (masalah gizi apa) ?
• BERAPA prevalensinya (angkanya) ?
• SIAPA yang menderita (sasaran/subyek)?
• DIMANA penderita tersebut (lokasi)?
• PERKIRAAN PENYEBAB timbulnya masalah tersebut?
• BAGAIMANA TRADISI dan cara hidup masyarakat tersebut
(kebiasaan makan, taboo, dll)?
• Ketersediaan program atau pelayanan kesehatan, SUMBER
DAYA MANUSIA (tokoh masyarakat, organisasi pemerintah dan
sosial), SARANA (air bersih, bahan pangan, tanah pertanian dll),
Apa langkah-langkah dalam
analisis situasi ?
1. Pengumpulan data dasar: primer dan atau
skunder.
2. Analisis data
3. Menguraikan factor-faktor yang
berkaitan dengan masalah gizi baik
langsung maupun tidak langsung, factor
sosial politik ekonomi budaya yang
merupakan pendukung maupun
penghambat pemecahan masalah tsb.
GIZI KURANG

Asupan Penyakit/
Makanan Kurang Infeksi

Perawatan
Akses terhadap Sanitasi/Pelayanan
Anak dan
makanan kurang Kesehatan
Ibu hamil

Kemiskinan,Pengetahuan,
Ketrampilan, Perilaku

Sospolekbud
Adaptasi dari The State of the World’s Children 1998,
KATEGORI MASALAH GIZI
sebagai MASALAH
KESEHATAN MASYARAKAT
(WHO)
Status gizi berdasarkan indeks (WHO)
NO INDEKS SKOR KATEGORI ANGKA (%)
1. BB/U 1 Baik < 10
2 Masalah ringan 10 – 15
3 Masalah sedang 15,1 – 20
4 Masalah berat > 20

2. BB/TB 1 Baik <5


2 Masalah ringan 5 – 10
3 Masalah sedang 10,1 – 15
4 Masalah berat  15

3. TB/U 1 Baik < 20


2 Masalah ringan 20 – 30
3 Masalah sedang 30,1 – 40
4 Masalah berat 40

4. IMT/U 1 Baik <5


2 Masalah ringan 5 – 10
3 Masalah sedang 10,1 – 15
4 Masalah berat > 15
SIFAT INDIKATOR STATUS GIZI
a. INDEKS BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U)
 Memberikan indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan berkorelasi positif
dengan umur dan tinggi badan.
 Berat badan menurut umur rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi
kronis) atau menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut)

b.INDEKS TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U)


 Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya kronis sebagai akibat dari keadaan
yang berlangsung lama.
 Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan makanan kurang dalam
waktu yang lama sehingga mengakibatkan anak menjadi pendek.
SIFAT INDIKATOR STATUS GIZI
c. INDEKS BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN (BB/TB)
 Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya AKUT sebagai akibat dari peristiwa
yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat).
 Misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang menyebabkan
anak menjadi kurus.
 Indikator BB/TB dan IMT/U dapat digunakan untuk identifikasi KURUS DAN GEMUK.
Masalah kurus dan gemuk pada umur dini dapat berakibat pada risiko berbagai penyakit
tidak menular pada saat dewasa (Teori Barker).
Masalah gizi AKUT-KRONIS adalah masalah gizi yang memiliki sifat masalah gizi
akut dan kronis. CONTOH: ANAK YANG KURUS DAN PENDEK
MENURUT WHO

Contoh:
Di Wilayah Puskesmas Sayung II
Stunting = 33.9%
Wasting = 8.5%
============= Akut + Kronis
Contoh lain (berdasarkan kesepakatan):
NO INDEKS SKOR KATEGORI ANGKA (%)
1. % penduduk 1 Tidak rawan pangan < 10
mengkonsumsi energi 2 Masalah rawan ringan 10 – 20
< 70% AKG 3 Masalah rawan sedang 21 – 40
4 Masalah rawan berat > 40

2. Jumlah keluarga miskin 1 Baik < 10


2 Masalah ringan 10 – 30
3 Masalah sedang 31 – 50
4 Masalah berat > 50

3. Persediaan b.m.pokok 1 Baik > 100


di masy tahun lalu 2 Masalah ringan 80 – 99.9
3 Masalah sedang 70 – 79.9
4 Masalah berat < 70

4. Jumlah rumah sehat 1 Baik > 90


2 Cukup baik 70 – 89.9
3 Kurang 50 – 69.9
4 Sangat kurang < 50
Contoh lain (Data Posyandu):

NO INDEKS SKOR KATEGORI ANGKA (%)

1. Jumlah balita yg ditimbang di 1 Partisipasi baik > 80


Posyandu 2 Masalah partisipasi cukup baik 60 – 79.9
(% D/S) 3 Masalah partisipasi kurang 40 – 59.9
4 < 40
Masalah partisipasi sangat kurang

2. Jumlah balita yg ditimbang dan 1 Indikasi pertumbuhan baik > 80


naik BB berdsr grafik KMS (% 2 60 – 79.9
3 Indikasi pertumbuhan cukup baik
N/D) Indikasi masalah pertumbuhan sedang 40 – 59.9
4 < 40
Indikasi masalah pertumbuhan berat

3. Jumlah balita (6-59 bulan) yg 1 Baik > 80


memperoleh kapsul Vit A tahun 2 Cukup baik 60 – 79.9
lalu. 3 Kurang 40 – 59.9
4 Sangat kurang < 40
Tabel 1: Data stunting dan Faktor yang
Mempengaruhi pada
Kelompok Sosial Ekonomi Termiskin dan
Terkaya di Indonesia
Lakukan diagnosis di wilayah Pusk masing-
masing
• Apa masalah gizi?
• Apa perkiraan penyebab?
Semua Dapat
Dikerjakan
Asalkan Ada
Kemauan Dan
Kebersamaan

Anda mungkin juga menyukai