Bab 2. Siklus - Hidrologi
Bab 2. Siklus - Hidrologi
SIKLUS HIDROLOGI
2.1. Definisi
Hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan curah hujan dan
aliran permukaan (run-off)
Evaporasi / penguapan air dari permukaan
sungai dan samudera dan presipitasi
/pengendapannya pada bumi dikenal
sebagai siklus hidrologi
Distribusi presipitasi di permukaan bumi
dan di dalam bumi dapat dihitung dengan
bantuan pertimbangan aspek hidrologi.
Air yang diuapkan berasal dari tumbuhan,
sungai, samudra, dan terbawa udara dalam
bentuk uap yang disebut awan (clauds).
Bila uap air di udara didinginkan dibawah suhu
titik embun (dew point temperature), maka akan
jatuh ke bumi dalam bentuk hujan atau salju
tergantung suhu atmosfer.
Evaporasi (penguapan) dan presipitasi adalah
proses kontinyu alamiah dan merupakan
hukum alam sumber energi yang terus-
menerus terjadi sepanjang tahun (abadi).
Proses evaporasi dan presipitasi seperti gbr.2.1
Gbr.2.1 Siklus Hidrologi
Sekitar 396 juta m3 air menguap ke udara
tiap tahun, terbesar dari samudera sekitar
333 juta m3. Sebanyak 62 juta m3 kubik
menguap dari daratan, danau, sungai dan
tanah lembab dan dari permukaan daun
tetumbuhan hidup.
Proses ini disebut evapotranspirasi
(evaporasi dan transpirasi). Dari air yang
menguap ke atmosfir, sebagian besar 296
juta m3 langsung jatuh kembali ke
samudera.
Sebanyak 38 juta m3 lainnya jatuh ke tanah,
tetapi mengalir ke sungai besar dan kecil dan
dikembalikan ke samudera dalam hitungan
hari, atau paling lambat dalam beberapa
pekan.
Sisanya yang sebanyak 62 juta m3 meresap
ke dalam tanah dan ikut ambil bagian dalam
proses kehidupan tumbuhan dan binatang.
• Seluruh siklus air di bumi ini
disebut siklus hidrologi. Siklus ini
berimbang antara segala yang naik
dan segala yang turun ke bumi.
• Dalam skala kecil (daerah) kadang
tidak berimbang antara air yang
menguap dan air yang turun ke bumi,
sehingga tidak berlaku sama untuk
setiap daerah
Penguapan terbesar terjadi di katulistiwa,
karena energi matahari terbanyak
mengenai daerah ini. Tetapi awan tebal
lebih sering terdapat di atas katulistiwa
daripada di kebanyakan daerah lain; awan
ini mengurangi penyinaran yang mencapai
permukaan bumi.
Lebih ke utara dan ke selatan, angin
kencang menghembuskan uap air lebih
banyak dari angin katulistiwa yang
termasuk tenang.
• Angin mempunyai peran yang
menentukan. Angin kering yang
panas menyerap lebih banyak uap air
dari angin hangat yang terdapat di
daerah beriklim sedang.
• Laju penguapan tertinggi di bumi di
Laut Merah dan Teluk Persia, di
garis lintang utara 15° dan 30o. Terik
yang luar biasa dari matahari
memanaskan reservoir air yang
besar ini, memaksa keluarnya tidak
kurang 3,5 kilo m3 air Laut Merah
tiap tahun.
• Laju penguapan lebih banyak lagi
perbedaannya di darat; di situ
permukaan air terbuka tidak banyak,
dan perbedaan tingkat dalam suhu
dan angin lebih besar.
• Di beberapa gurun ada tempat yang
mempunyai laju penguapan nol,
karena memang di tempat-tempat
tersebut tidak ada apa-apa yang
dapat diuapkan
Curah hujan diukur dengan rain gauge
Pengukuran aliran permukaan / run-off
( aliran air pada bumi seperti aliran sungai)
penting untuk estimasi potensi PLTA.
Run-off dihitung setelah pemotongan rugi-
rugi dari curah hujan. Estimasi rugi-rugi
sangat sulit, karena faktor penyumbang
rugi-rugi banyak dan tidak tetap.
Pola curah hujan, bentuk, ukuran dan sifat
daerah tangkapan air , vegetasi, geologi
dari daerah tangkapan air dan kondisi
cuaca adalah faktor pengontrol aliran
permukaan.
Dibutuhkan data aliran permukaan 20 s.d
30 tahun terakhir untuk pembangunan
PLTA
2.2. Hidrograf
• Representasi run-off fungsi waktu (hari, bulan , tahun)
dikenal sebagai hidrograf (hydrograph). Hidrograf berbasis
hari menggambarkan periode banjir di bulan itu. Hidrograf
berbasis bulan menggambarkan periode kering di tahun
itu, juga menentukan periode berapa air yang dapat
dikumpulkan dan digunakan sepanjang periode kering
tahun tsb.(gbr.2.2)