Anda di halaman 1dari 42

Dhana Rosy Astika

PIODERMA 1408010069
Definisi
• Penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus,
Streptococcus, atau oleh kedua-duanya.

Etiologi
• Staphylococcus Aureus, dan Streptococcus B hemolyticus. Etiologinya
kebanyakan oleh Staphylococcus aureus
• Staphylococcus epidermidis  flora normal kulit, jarang sebabkan
infeksi

• Staphylococus Aureus Streptococus Beta Hemoliticum


FAKTOR PREDISPOSISI

1. Higiene yang 2. Menurunnya 3. Telah ada


kurang daya tahan tubuh penyakit lain di
kulit
KLASIFIKASI
Pioderma Primer Pioderma Sekunder
• .Infeksi terjadi pada • Pada kulit telah ada
kulit yang normal. penyakit kulit yang
• Gambaran klinisnya lain.
tertentu, • Gambaran klinisnya
• Penyebabnya biasanya tak khas dan mengikuti
satu macam penyakit yang telah
mikroorganisme. ada.

PIODERMA
KLASIFIKASI PIODERMA
PIODERMA
SUPERFISIAL
• KULIT : IMPETIGO, EKTIMA
• FOLIKEL RAMBUT : FOLIKULITIS,
FURUNKEL DAN KARBUNKEL
• KUKU : PIONIKIA

PROFUNDA
• ERISIPELAS
• SELULITIS
• FLEGMON
• ABSES MULTIPEL KEL. KERINGAT
• ULKUS PIOGENIK
• HIDRAADENITIS
• S4 ( Stapylococcal Scaldel Skin
Syndrome)
PENGOBATAN PIODERMA

• 1. Penisilin G prokain dan semi-sintetiknya


• 2. Linkomisin dan klindamisin
• 3. Eritromisin
SISTEMIK • 4.Sefalosporin

• Basitrasin, Neomisin
• Kloramphenicol 2%, tetracyclin 1%
TOPIKAL
1.PIODERMA SUPERFISIAL
1. IMPETIGO NON BULOSA
Sinonim Etiologi
Impetigo Krustosa, Streptococcus B
Impetigo kontagiosa, hemolyticus
impetigo vulgaris,
Epidemologi
impetigo Tillbury FoX.
terutama pada anak
Pria = wanita

Gejala Klinis
• Terasa gatal
• Kelainan kulit berupa macula eritema dan vesikel yang mudah
pecah sehingga jika penderita datang berobat yang terlihat
ialah krusta tebal berwarna kuning seperti madu, mudah
diangkat.
PEMERIKSAAN KULIT
Predileksi
di muka, yakni disekitar
lubang hidung dan mulut
(dianggap sumber infeksi
dari daerah tersebut) atau
ekstremitas setelah trauma.

Efloresensi
Makula eritematous miliar sampai
lentikuler, difus, anular,sirsinar
Vesikel dan bula lentikuler difus,
krusta kuning kecoklatan berlapis-
lapis mudah diangkat
Diagnosa banding : Ektima
Pengobatan:
Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep antibiotic, kalau banyak
diberi pula antibiotic sistemik.

Impetigo non bulosa pada lutut


2. IMPETIGO BULOSA
Sinonim Etiologi
Impetigo vesiko- Staphylococcus
bulosa,
aureus
cacar monyet
Epidemologi
anak dan dewasa
Pria = wanita

Gejala Klinis

• Timbul lepuh mendadak pada kulit sehat.


• Kelainan kulit berupa makul eritema, bula dan bula
hipopion. Kadang-kadang waktu penderita datang berobat,
vesikel/bula memecah sehingga tampak hanya koleret dan
dasarnya masih eritematosa.
PEMERIKSAAN KULIT
Predileksi
Aksila, dada, punggung, sering
bersama-sam miliaria.

Efloresensi
Tampak bula dengan
dinding tebal dan tipis, miliar
hingga lentikuler, kulit
sekitarnya tidak
menunjukan peradangan,
kadang-kadang tampak
hipopion
Diagnosa banding :
• Jika vesikel/bula telah pecah dan hanya terdapat koleret dan
eritema, maka mirip dermatofitosis. Pada anamnesa hendaknya
ditanyakan, apakah sebelumnya terdapat lepuh. Jika ada,
diagnosanya adalah impetigo bulosa
• Dermatitis kontak, staphylococcal scalded skin syndrome,
pemfigoid bulosa, pefigus vulgaris, eritema multiforme &
dermatitis herpetiformis
PENGOBATAN

Hanya beberapa vesikel/bula


• dipecahkan lalu diberi salap
antibiotic atau cairan antiseptic.
Banyak vesikel/bula
• diberi pula antibiotic sitemik.

Faktor predisposisi dicari


• jika karena banyak keringat, ventilasi
diperbaiki.
4. IMPETIGO NEONATORUM

• Varian impetigo bulosa pada neonatus


• Lesi impetigo bulosa tetapi generalisata
( eritema, bula, bula hipopion)
• Disertai demam
• DD/ Sifilis kongenital
• Bula bisa terdapat telapak tangan dan kaki,
terdapat pula snuffle nose, saddle nose, dan
pseudo paralisis parrot
PENGOBATAN

Antibiotic
sistemik.

Topical dapat
diberikan bedak
salisil 2%.
4. EKTIMA
Ulkus superfisial dg krusta di atasnya
Etiologi : Streptococcus ß haemolyticus
Epidemologi : anak, dewasa, pasien dengan
penyakit DM
Predileksi : Tungkai bawah
Efluoresensi :
Krusta tebal kuning jika diangkat
tampak ulkus dangkal di bawahnya. Tepi
ulkus indurasi, meninggi, berwarna
lembayung dengan dasar granulasi mencapai
dermis.
DD : Impetigo krustosa (sering terjadi pada anak
anak, dasar erosi)
Pengobatan : Krusta diangkat lalu diberi salep
antibiotik. Jika banyak gunakan antibiotik sistemilk
5. FOLIKULITIS
Radang folikel rambut

Etiologi : Staphylococcus aureus


Klasifikasi
Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart): kulit kepala anak,
area janggut, axila, tungkai bawah; makula eritem dengan
papul/pustul dgn rambut di tengah; multipel
Klasifikasi
Folikulitis profunda: sampai ke subkutan; infiltrate subkutan (+). Contoh
Sikosis Barbae Lokasi bibir atas, dagu, bilateral

Pengobatan: Antibiotic sistemik/ topical. Cari factor predisposisi

DD/ Tinea barbe (lokasinya di mandibula/ submandibula, unilateral. KOH


positif)
6. FURUNKEL
Radang folikel rambut dan jaringan di sekitarnya
Multipel = furunkulosis
Etiologi : Staphylococcus aureus
Gejala Klinis :
Sakit dan nyeri pada daerah lesi.
Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil nodula eritematosa
berbentuk kerucut supurasi abses pecah melalui muara
folikel rambut rontok.
PEMERIKSAAN KULIT
Predileksi
Tempat yang banyak friksi
wajah, leher, axila, bokong.

Efloresensi
makula eritematosa lenticular-
numular setempat, kemudian
menjadi nodula lenticular-numular
berbentuk kerucut.
PENGOBATAN

Antibiotic sistemik.

Topical dapat
diberikan salep
antibiotic.
7. KARBUNKEL
Gabungan beberapa furunkel yang dibatasi oleh trabekula
fibrosa yangberasal dari jaringan subkutan yang padat.
Perkembangan furunkel menjadi karbunkel bergantung
pada status imunologis penderita.
Etiologi : Staphylococcus aureus
Gejala Klinis :
makula eritema  Nodus eritematosa kerucut yg nyeri dengan
pustul di tengah  abses  pecah  fistula mengeluarkan sektret
putih kental
PEMERIKSAAN KULIT
Predileksi
Tengkuk, belakang, bokong

Efloresensi
Makula eritematosa kemudian
menjadi nodula lentikular hingga
numular, regional, bentuk teratur
dan tampak fistula mengeluarkan
sekret putih/kental.

Pengobatan
• Topikal; jika masih infiltrat diberi salep iktiol I0%; jika lesi
matang,lakukan insisi dan aspirasi, dipasang drainase, lalu
dikompres.
• Antibiotik sistemik
8. PIONIKIA
Radang sekitar kuku oleh piokokus. Penyebabnya biasanya
Staphylococcus dan/atau Streptococcus B hemolyticus.

Gejala klinis dari penyakit ini adalah didahului trauma, mulai


infeksi pada lipatan kuku, terlihat tanda-tanda radang dan
menjalar ke matriks dan lempeng kuku, dapat terbentuk
abses subungual.

Pengobatan kompres dengan larutan antiseptic dan berikan


antibiotic sistemik. Jika terjadi abses subungual, kuku diekstraksi.
PIODERMA PROFUNDA
1. ERISIPELAS

Infeksi akut streptokokus di epidermis &


dermis
Etiologi : Streptococcus B-hemolyticus
Gejala konstitusi : Demam & malaise
Lesi dimulai dengan luka-luka kecil di
kulit yang menjadi merah cerah,
berbatas tegas, edema dan nyeri tekan.
Terasa panas pada perabaan, di
bagian tengah terkadang ditemukan
vesikel atau bula, pada tempat masuk
kuman
PEMERIKSAAN KULIT
Efloresensi Predileksi
Wajah, kaki, tangan
Eritema merah cerah, batas tegas,
tepi meninggi, tanda-tanda radang
akut
Dapat timbul edema, vesikel, bula

Pengobatan
• Istirahan tungkai bawah, kaki elevasi sedikit lebih tinggi dari letak
jantung
• Topikal; kompres terbuka dengan larutan aseptik
• Antibiotik sistemik
Diagnosa Banding
Selulitis, pada penyakit ini terdapat infiltrate di subkutan
2. SELULITIS
Serupa dgn erisipelas tetapi juga
mengenai subkutis
Epidemologi :
Pria > wanita
Efloresensi : eritema, merah cerah,
batas tidak tegas, tanda radang akut
Bila mengalami supurasi menjadi
flegmon
3. FLEGMON
Selulitis yang mengalami supurasi
Terapi sama dengan selulitis, bila
perlu lakukan insisi
4. ABSES MULTIPEL KELENJAR
KERINGAT
Infeksi kelenjar keringat oleh
Staphylococcus aureus
Anak
Efloresensi : Nodus eritematosa,
multipel, bentuk kubah, fluktuasi dan
nyeri
Predisposisi: keringat , imunitas 
DD/ furunkulosis
Pengobatan : Antibiotik topikal dan sistemi
tergantung faktor predisposisi
5. ULKUS PIOGENIK
Bentuk ulkus yang gambaran klinisnya tidak khas disertai pus
diatasnya.
Dibedakan dengan ulkus lain yang disebabkan oleh kuman gram
negatif, oleh karena itu butuh dilakukan kultur

33
6. HIDRAADENITIS
Infeksi kelenjar apokrin
Etiologi :Staphylococcus aureus
Epidemologi :
Pubertas, dewasa muda
Predisposisi: trauma/mikrotrauma,
hiperhidrosis, deodorant
Gejala konstitusi demam malaise,
leukositosis
Predileksi : Ketiak, perineum
Efloresensi : Nodus meradang  abses 
fistula  sinus multipel
DD/ skrofuloderma
7. S4 (STAPHYLOCOCCAL
SCALDED SKIN SYNDROME)
Defenisi
Infeksi kulit oleh staphylococcus aureus dengan ciri khas terdapat
epidermolisis.
Epidemologi
Anak di bawah 5 tahun. Pria > wanita.
Etiologi
Staphylococcus aureus group II
Patogenesis.
Sumber infeksi ialah infeksi pada mata, hidung, tenggorok, dan telinga.
Eksotoksin yang dikeluarkan bersifat epidermolitik (epidermolin,
eksofoliatin) yang beredar di seluruh tubuh sampai pada epidermis dan
menyebabkan kerusakan.
pada bayi diduga fungsi ginjal belum sempurna sehingga penyakit ini
terjadi pada golongan usia tersebut.
Gejala Klinis
Demam yang tinggi, ISPA
Kelainan kulit yang pertama timbul adalah eritema, yang
timbul mendadak pada muka, leher, ketiak dan lipat
paha, kemudian menyeluruh dalam waktu 24 jam.
Dalam waktu 1-2 hari akan muncul bula-bula
berdinding kendur, tanda nikolsky positif.

Pasien yang
sama 24 jam
kemudian
Akibat epidermolisis gambaran mirip kombustio.
Daerah akan mengering dalam beberapa hari
dan terjadi deskuamasi. Deskuamasi pada
daeran yang tidak eritematos yang tidak
mengelupas terjadi dalam 10 hari. Penyembuhan
terjadi 10-14 hari tanpa sikatriks.
Komplikasi. Meskipun dapat sembuh spontan, dapat pula terjadi
komplikasi seperti selulitis, pneumonia dan septicemia.
Pemeriksaan bakteriologi. Jika terdapat infeksi ditempat lain maka
dapat dilakukan pemeriksaan bakteriologi. Dilihat tipe kuman
karena tidak semua Staphylococcus aureus dapat menyebabkan
penyakit ini.
Histopatologi. Terdapat gambaran yang khas yaitu terlihat lepuh
intraepidermal, celah terdapat di stratum granulosum, meskipun
ruang lepuh sering mengandung sel-sel akantolitik, epidermis sisanya
tampaknya utuh tanpa disertai nekrosis sel.
Diagnosis banding.
N.E.T (Nekrolisis Epidermal Toksik, bahkan pada awalnya disebut
N.E.T sebelum dilaporkan oleh Ritter).
Pengobatan.
Antibiotic : Penisilin cukup efektif, misalnya kloksasillin dengan
dosis 3x250 mg untuk orang dewasa/hari/os. Pada neonatus,
dosisnya 3x50 mg/hari/os. Perhatikan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
TERIMAKASIH….

Anda mungkin juga menyukai