Anda di halaman 1dari 19

ANGINA PECTORIS

Anggota :
1. Muslikha Tsalasa M (1617000441)
2. Anggun Puspitasari (1617000561)
3. Ayu Atika (1617000571)
4. Nur Faizah (1617000651)
5. Bilqis tahna rizqina (1617000671)
6. Dian riski (1617000791)
DEFINISI
• Angina biasa disebut dengan angin duduk.
• Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan
terjadi sebagai respons terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke
sel – sel miokardium dibandingkan kenutuhan jantung akan oksigen,
nyeri angina menyebar kelengan kiri, kepunggung, kerahang, atau ke
daerah abdomen (Corwin, 2001).
• Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan
episode nyeri atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya
aliran darah koroner.
ETIOLOGI
Angina Pektoris berkaitan
dengan penyakit Jantung
koroner aterosklerosis, dan
merupakan kelanjutan dari
stenosis aorta berat. Sehingga
supplay oksigen dari jantung ke
tubuh terganggu.
Lanjutan..
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit
jantung koroner yang bisa memuculkan angina adalah:

• Kebiasaan merokok.

• Riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi.

• Kadar kolestrol jahat (LDL) dan trigliserida yang tinggi.

• Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga.

• Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak.

• Mengalami obesitas.

• Berusia di atas 45 tahun untuk laki-laki dan di atas 55 tahun untuk wanita.
PATOFISIOLOGI
Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung aterosklerosik dan

hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama.

Faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina adalah :

• Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan

oksigen jantung.

• Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan

tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.

• Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan

frekuansi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan peningkatan

tekanan darah, dengan demikian kerja jantung juga meningkat.


TANDA DAN GEJALA
Nyeri dan ketidaknyamanan
merupakan gejala utama, dengan
karakteristik sebagai berikut:

• Sering digambarkan sebagai tekanan,


rasa terbakar, berat pada dada.
Biasanya nyeri dimulai dibelakang
tulang dada.

• Dapat terjadi juga pada lengan, bahu,


leher, rahang, tenggorokan, atau
punggung.

• Bisa dirasakan seperti indigestion


JENIS-JENIS ANGINA
1. Angina Stable
Nyeri dan ketidaknyamanan memiliki karakteristik:
 Terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras, biasanya selama aktivitas fisik.
 Bisa diperkirakan datangnya, setiap episode nyeri memiliki kemiripan, atau
cenderung sama.
 Biasanya berlangsung singkat (5 menit atau kurang)
 Menurun atau hilang dengan istirahat atau obat angina. Terasa seperti
kembung atau indigestion
 Bisa dirasakan seperti nyeri dada yang menyebar ke lengan, punggung atau
tempat lain.
JENIS-JENIS ANGINA
2. Angina Unstable
Karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan meliputi:

 Sering terjadi saat istirahat, ketika tidur di malam hari, atau dengan
aktivitas ringan.

 Tidak bisa diperkirakan datangnya.

 Gejala lebih parah dan lebih lama (sekitar 30 menit) disbanding angina
stable.

 Biasanya tidak hilang dengan istirahat atau obat angina. Gejala dapat
semakin memburuk.

 Merupakan tanda bahwa serangan jantung (AMI) akan segera terjadi.


JENIS-JENIS ANGINA
3. Prinzmetal’s angina

Berbeda dengan kedua jenis angina yang dijelaskan sebelumnya,


Prinzmetal’s angina disebabkan oleh adanya kekakuan di arteri jantung,
sehingga terjadi penurunan jumlah aliran darah untuk sementara waktu.

Prinzmetal’s angina merupakan jenis angina yang cukup jarang


terjadi. Angina jenis ini biasanya muncul saat istirahat, pada malam hari,
ataupun di pagi hari. Intensitas nyerinya cukup berat namun biasanya bisa
mereda dengan pemberian obat-obatan.
FARMAKOTERAPI

NITROGEN ORGANIK

ANTAGONIS KALSIUM (CALCIUM CHANNEL BLOKER)

PENGHAMBAT ADRENORESEPTOR BETA (Β-BLOKER)


NITRAT ORGANIK
Mekanisme Kerja

NO (nitrogen oksida) mengaktifkan guanylate cyclase yang


menyebabkan pembentukan guanosine monophosphate yang berinteraksi
dengan protein otot, menyebabkan relaksasi pada otot halus. Hal ini
menyebabkan dilatasi pembuluh darah (pembuluh utama pada bantalan
vena), menempatkan darah pada pembuluh dan mengurangi preload jaringan
jantung. Hal ini kemudian mengurangi tekanan diastolik pada ventrikel kiri
dan menurunkan permintaan jaringan jantung pada oksigen.
Efek samping :

• Sakit kepala (penurunan tekanan darah)

• Wajah dan leher memerah( Vasodilatasi)

• Konstipasi (relaksasi otot polos pada sal cerna)

• Takikardia

Interaksi Obat

• Jika digunakan dengan dehydroergothamin atau dikombinasi dengan obat


peningkat ereksi sepeti tadalafil akan menyebabkan hipotensi akut.

• Jika dikombinasikan dengan m-choline blockers akan meningkatkan


tekanan intra ocular.
ANTAGONIS KALSIUM
NIFEDIPIN
1. Mekanisme Kerja
Nifedipine bekerja dengan menghambat jumlah kalsium yang menuju sel
di jantung dan pembuluh darah. Kondisi ini akan melebarkan pembuluh darah,
sehingga meningkatkan suplai darah dan oksigen ke sel otot, termasuk otot
jantung, sekaligus meringankan beban kerja jantung.
Merek obat: Nifedin, Farmalat, Calcianta, Adalat.
2. Dosis
Dosis awal 5 mg, 3 kali per hari. Dosis lanjutan 10-20 mg, 3 kali per hari.
2. ESO Nifedipin
Meliputi pusing, gelisah, mual
3. Interaksi Nifedipine

• Penggunaan nifedipine bersamaan dengan fentanyl selama prosedur bedah


bisa menyebabkan hipotensi parah.

• Efek antihipertensi nifedipine akan meningkat jika dikonsumsi bersama


dengan obat-obatan antipsikotik.

• Kadar nifedipine dalam darah akan meningkat jika digunakan bersama


dengan cimetidine, erythromycin, fluoxetine, atau obat antijamur golongan
azole.

4. Keamanan

Kategori C untuk ibu hamil dan Nifedipin dapat diserap ASI.


PENGHAMBAT ADRENORESEPTOR
BETA (Β-BLOKER)
1. Mekanisme Kerja

Bekerja dengan cara menekan efek dari hormon epinephrine atau

adrenalin, yaitu hormon yang berperan dalam mengalirkan darah, sehingga

membuat jantung berdenyut lebih lambat dan sedikit bekerja, serta tekanan darah

turun. Selain itu, obat ini juga membantu melebarkan pembuluh darah agar

sirkulasi darah berjalan lancar.

2. ESO

• Efek terhadap SSP: Nyeri kepala,vertigo

• Brakikardi, gelisah, lemas,


3. Dosis

a. Atenolol (BB selektif)


Dewasa: 50-100 mg, 2-3 kali sehari. Dosis tablet extended release adalah
100-200 mg, satu kali sehari.

b. Propanolol (Non Selektif)


Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 40 mg, 2-3 kali per hari, maksimal 320
mg per hari. Dosis kapsul extended release adalah 80-160 mg, satu kali
sehari. Dosis maksimal adalah 240 mg per hari.
4. Interaksi Obat
• Dikombinasikan dengan amiodarone dapat menyebabkan
perubahan irama dan detak jantung atau perubahan kekuatan otot
jantung.
• Dikombinasikan dengan reserpine dapat menimbulkan depresi dan
meningkatkan resiko brakikardi
• Dikombinasikan dengan OAINS dapat menurunkan obat
antihipertensi
5. Kemanan
tidak boleh digunakan untuk ibu hamil, menyusui, ataupun
yang merencanakan kehamilan.
Tambahan farmakoterapi
• Aspirin, β-bloker dengan prioritas iskemi miokardial.

• Inhibitor ACE untuk pasien dengan CAD (penyakit arteri koroner) dan
diabetes atau disfungsi sistole LV.

• Nitrogliserin sublingual untuk pertolongan cepat untuk angina.

• Calcium antagonist / long-acting nitrat dikombinasikan dengan β-bloker


jika pengobatan utama dengan β-bloker tidak berhasil.

• Calcium antagonist / long-acting nitrat sebagai pengganti β-bloker jika


pengobatan utama dengan β-bloker mempunyai efek samping yang tidak
dapat diterima.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
1. Hindari faktor resiko seperti merokok,
menurunkan berat badan.
2. Olahraga teratur
3. Membatasi minum kopi dan alkohol
4. Menghindari beban berat baik mental maupun
fisik.
(Tjay Hoan tan, 2007)

Anda mungkin juga menyukai