Anda di halaman 1dari 21

PENGATURAN ASURANSI

(Kitab Undang-undang Hukum Dagang)


USAHA PERASURANSIAN
(Di Luar Kitab Undang-undang Hukum
Dagang)

KELOMPOK 1

DOSEN PEMBIMBING : HERRY IMRAN , SKM, M.Pd


Pengertian Dan Pengaturan
Pertanggungan Asuransi
• Pengertian Pertanggungan Asuransi tercantum di dalam Buku
Kesatu Bab IX Pasal 246 dalam KUHD sbb:
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan
mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
menberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak
tentu.
Definisi pasal 1 angka(1) undang-undang nomor 2 tahun 1992
tentang usaha perasuransian menyatakan bahwa :

• Asuransi atau pertanggungan adalah


prjanjian antara kedua belah pihak atau
lebih dgn mana pihak penanggung
mengikatkan diri kpd tertanggung dgn
menerima suatu premi asuransi, utk
memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yg
diharapkan, atau tanggungjawab hukum
kpd pihak ketiga yg mungkin akan diderita
pihak tertanggung, yg timbul dari
peristiwa yg tdk pasti, atau utk
memberikan suatu pembayaran yg
didasarkan atas meninggalnya atau
hidupnya seseorang yg dipertanggungkan.
Sifat-sifat perjanjian asuransi berdasarkan batasan dari pasal 246
KUHD :
1. Perjanjian asuransi pada dasarnya adalah suatu perjanjian
penggantian kerugian.
2. Perjanjian asuransi adalah perjanjian yang bersyarat. Kewajiban
mengganti rugi dari penanggung hanya dilaksanakan kalau
peristiwa yang tidak tertentu atas mana diadakan pertanggungan
itu terjadi.
3. Perjanjian asuransi adalah perjanjian timbal balik. Kewajiban
penanggung mengganti rugi diharapkan dengan kewajiban
tertanggung membayar premi.
4. Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang
tidak tertentu atas nama diadakan pertanggungan.
Pengaturan asuransi ada 2 tempat yaitu:

1. Di dalam KUHD
• Buku I Bab IX tentang pertanggungan pada
umumnya (Pasal 246- 268).
• Buku II Bab X tentang pertanggungan kebakaran
dan bahaya hasil panen dan pertanggungan jiwa
(Pasal 287-308).
• Buku II Bab IX tentang pertanggungan terhadap
bahaya laut (Pasal 592-685).
• Buku II Bab X tentang pertanggungan terhadap
bahaya dalam pengangkutan darat dan perairan
darat (Pasal 686-695).
2. Di luar KUHD
• UU Nomor 2 Tahun 1992 ttg Usaha Perasuransian
• Peraturan Pemerintah No 73 Tahun 1992 ttg Penyelesaian Usaha
Perasuransian.
• Kepres No 230 Tahun 1968 dan No 13 Tahun 1981 ttg Kesehatan Pegawai
Negeri dan Penerima Pensiunan Beserta Keluarganya
• UU No 33 Tahun 1964 ttg Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan
Penumpang (Askep)
• UU No 34 Tahun 1964 ttg Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Askel)
• UU No 3 Tahun 1992 ttg Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Astek)
• Peraturan Pemerintah No 25 Thn 1981 ttg Asuransi Sosial Pegawai Negeri
Sipil
• Peraturan Pemerintah No 67 Tahun 1991 ttg Asuransi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ASABRI)
• Peraturan Pemerintah No 69 Tahun 1991 ttg Pemeliharaan Kesehatan
Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis kemerdekaan,
beserta keluarganya.
Jenis Dan Macam Asuransi
Jenis asuransi menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang terdapat dua jenis
asuransi yaitu:
1. Asuransi Kerugian Umum
• Asuransi Pengangkutan
• Asuransi Kebakaran
• Asuransi Kredit
• Asuransi Kendaraan Bermotor.

2. Asuransi Sejumlah Uang (Asuransi Jiwa)


• Asuransi Hari Tua
• Asuransi Beasiswa
• Asuransi Dwiguna
• Asuransi Sosial (Diselenggarakan oleh Pemerintah)
• Asuransi Kecelakaan Penumpang
• Asuransi Korban Lalu Lintas
• Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri
• Asuransi Sosial Tenaga Kerja
Menurut ketentuan pasal 247 KUHD bab IX,
pertanggungan atau asuransi itu antara lain dapat
mengenai :
1. Bahaya Kebakaran.
2. Bahaya yang mengancam hasil-hasil pertanian
yang belum dipanen.
3. Jiwa satu atau beberapa orang.
4. Bahaya laut dan perbudakan.
5. Bahaya yang mengancam pengangkutan , di
daratan, sungai-sungai dan perairan darat.
Secara garis besar asuransi terdiri dari tiga kategori, yaitu:
1. Asuransi Kerugian
 Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan),
kepentingan keungan (pecuniary), tanggung jawab hokum (liability),
dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan).
2. Asuransi Jiwa
 Suatu bentuk kerjasama antara orang-orang yang menghindarkan atau
minimal mengurangi resiko yang diakibatkan oleh resiko kematian
(yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya), resiko hari tua
(yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya, tetapi
tidak pasti berapa lama) dan resiko kecelakaan (yang tidak pasti
terjadi, tetapi tidak mustahil terjadi).
3. Asuransi Sosial
 Program asuransi yg wajib diselenggarakan oleh pemerintah
berdasarkan UU. Tujuannya yt menyediakan jaminan dasar bagi
msyrkt yg tdk bertujuan untuk mendapat keuntungan komersialnya.
Pembagian jenis asuransi atau pertanggungan
yang lainnya sbb :
st perusahaan asuransi di satu pihak
yg mengadakan persetujuan asuransi
Asuransi dgn masing-masing pihak terjamin.
secara • maksudnya Mis Asuransi ganti kerugian
(asuransi pengangkutan, asuransi
premi kebakaran, dll), asuransi sejumlah
uang, asuransi campuran antara
asuransi ganti kerugian dan asuransi
sejumlah uang.
Asuransi Dalam asuransi ini ada suatu
saling • maksudnya persetujuan perkumpulan yang
menjamin terdiri dari semua para pihak
terjamin selaku anggota.
Premi Asuransi

• Premi asuransi adalah pembayaran


dari tertanggung kepada penanggung
sebagai imbalan jasa atas pengalihan
resiko kepada penanggung, dan premi
tersebut merupakan pengganti
kerugian atau jaminan perlindungan
dari penanggung kepada tertanggung.
Fungsi Premi Asuransi Premi merupakan hal yang
paling penting dalam asuransi, yt sbb:
1. Mengembalikan tertanggung pd posisi
(ekonomi) spt sebelum terjadi kerugian (resiko).
2. Menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan,
shg tertanggung mampu berdiri pd posisi
semula spt sebelum terjadinya kerugian.
3. Aktuaria dan Penentuan Tarif Aktuaria
merupakan bagian khusus dlm perusahaan
asuransi yang menangani atau menghitung
premi asuransi.
Komponen Premi Asuransi

Premi Premi
Dasar Tambahan

Reduksi Tarif
Premi Kompeni
1. Premi Dasar
 yt premi asuransi yang dibebankan kepada
tertanggung ketika polis dibuat atau dikeluarkan,
dimana perhitungannya berdasarkan pada :
• Data dan keterangan yang diberikan oleh
tertanggung kepada penanggung pada waktu
penutupan asuransi pertama.
• Luasnya resiko yang dijamin oleh penanggung
sebagaimana yang dikehendaki tertanggung.
2. Premi Tambahan
yt data atau keterangan disampaikan oleh
tertanggung kpd penanggung ketika menutup
asuransi atau interestnya tdk selalu sama dgn
keadaan yg sebenarnya atau pd waktu polis
ditanda tangani, disebabkan pd saat itu data
atau informasinya belum lengkap dan
tertanggung menghendaki perubahan kondisi
pertanggungan.
3. Reduksi Premi
yt penanggung dpt memberikan reduksi thd
premi yg dikenakan, dan Dewan Asuransi
Indonesia menentukan bahwa dapat diberikan
potongan 50 % atas premi dasar dan 20 % atas
premi tambahan untuk pengangkutan dengan
tujuan negeri Belanda, Belgia dan Inggris..
4. Tarif Kompeni
yt di Indonesia tarif kompeni disusun oleh
Dewan Asuransi Indonesia, yang bertujuan
standarisasi tarif premi & syarat-syarat
pertanggungan, disamping utk menghindari
persaingan yang tidak sehat.
Tujuan Asuransi
 Mengalihkan sgl resiko yg ditimbulkan peristiwa-peristiwa yg tidak
diharapkan tjd kpd org lain yg mengambil resiko utk mengganti
kerugian.
 Lebih ringan & mudah apabila yg menanggung resiko dari
kekurangan nilai benda-benda itu beberapa orang daripada satu
orang sj.
 Akan memberikan suatu kepastian mengenai kestabilan dari nilai
harta bendanya, jk ia akan mengalihkan resiko itu kpd suatu
perusahaan, yg dia sndiri tidak berani menanggungnya.
 Yg disebut penanggung bukanlah semata-mata melakukan itu
demi prikemanusiaan sj & bukanlah pula bhw dgn tindakan itu
kepentingan-kepentingan mereka yg mjd korban utk membayar
sejumlah uang yang besar mengganti kerugian-kerugian yang
ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa itu.
Terjadinya Asuransi
• Untuk menyatakan kapan perjanjian asuransi yang dibuat dari sudut
pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori perjanjian tersebut:

Teori Tawar- Teori Penerimaan


menawar (Acceptance
(Bargaining Theory)
Thoery).

Menurut teori ini, setiap perjanjian Menurut teori penerimaan, perjanjian


hanya akan terjadi antara kedua asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak
belah pihak apabila penawaran pada saat penawaran sungguh-sungguh
(offer) dari pihak yang satu diterima oleh tertanggung.
dihadapkan dengan penerimaan
(acceptance) oleh pihak yang lainnya
dan sebaliknya.
Berakhirnya Asuransi

Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian


asuransi berakhir, antara lain sebagai berikut:
1. Karena Terjadi Evenemen
2. Karena Jangka Waktu Berakhir
3. Karena Asuransi Gugur
4. Karena Asuransi Dibatalkan
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai