Anda di halaman 1dari 44

P E M A N TA U A N

S TAT U S G I Z I
(PSG)
KAB. PEKALONGAN
TA H U N 2 0 16
LATAR BELAKANG
Kegiatan PSG merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi
kegiatan pembinaan gizi,
Untuk mendukung kegiatan manajemen pengelolaan kegiatan
pembinaan gizi sebagai pengambilan keputusan dan tindakan,
Penentuan kebijakan dan penyusunan rencana kegiatan pembinaan
gizi di suatu wilayah secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan PSG juga dimasukkan untuk
memperoleh informasi pencapaian sasaran dan target kegiatan
pembinaan gizi masyarakat.
TUJUAN UMUM

Untuk memperoleh informasi tentang :


1. Status gizi
2. Capaian kinerja
3. Kegiatan pembinaan gizi
4. Secara cepat, akurat, teratur & berkelanjutan.
TUJUAN KHUSUS

• Untuk memperoleh informasi status gizi balita


• Untuk memperoleh informasi status gizi keluarga
• dan capaian kinerja pembinaan gizi
MANFAAT
Pelaksanaan PSG dimaksudkan untuk tersedianya data dan
informasi status gizi, konsumsi dan capaian sasaran serta
target kegiatan pembinaan gizi secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan untuk :
• Keperluan Penentuan Tindakan Intervensi
• Penetapan Kebijakan dan Keputusan Kegiatan gizi
• Perencanaan dan Penganggaran Kegiatan Gizi Khususnya
di Kab Pekalongan.
TINJAUAN PUSTAKA

Konsumsi
PSG (Pemantauan Vitamin A bagi
Status Gizi
Status Gizi) Balita Usia 6-59
Bulan

Konsumsi Garam
ASI Eksklusif
Beryodium
RUANG LINGKUP PENELITIAN

• Kabupaten Pekalongan yang dibagi dalam 19


Lokasi Kecamatan, dimana tiap Kecamatan mewakili 30
dukuh

• Pengambilan Data : November – Desember 2016


Waktu • Pengolahan dan Analisa : Januari – April 2017
• Penyusunan Laporan : April 2017
JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN
SUBJEK PENELITIAN

• Populasi dalam Pemantauan Status Gizi


Populasi (PSG) adalah semua rumah tangga yang
mempunyai balita usia 0-59 bulan.

• 5.700 rumah tangga yang memiliki


Sampel balita usia 0-59 bulan
PENENTUAN SAMPEL
• Tahap I: Pemilihan Sampel Klaster di Kecamatan
Pada setiap kecamatan dipilih 30 klaster
desa/dukuh. Pemilihan klaster di kecamatan
dilakukan cara dengan acak sistematik
berdasarkan Probability Proportional to Size (PPS).
• Tahap II: Pemilihan Sampel Rumah Tangga
dalam Klaster
Setelah 30 klaster dipilih, selanjutnya adalah
memilih sampel rumah tangga (yang memiliki
balita) sebagai responden sebanyak 10 rumah
tangga untuk setiap klaster,
dengan cara purposive dengan model lingkaran
obat nyamuk.
INSTRUMEN DAN PERALATAN

• Instrumen yang digunakan


Instrumen berupa kuesioner/formulir yang
berisi data balita

• Timbangan digital
Peralatan • Baby scale, dll
MANAJEMEN DATA
GAMBARAN UMUM
• Kab Pekalongan terletak di sepanjang pantai utara
Laut Jawa, memanjang ke selatan berbatasan dg
wilayah Ex-Karesidenan Banyumas.
• Sebelah timur berbatasan dg Kab Batang dan Kota
Pekalongan serta sebelah barat berbatasan dg Kab
Pemalang
• Luas wilayah Kab Pekalongan : ± 835,1 Km2.
Terdiri dari 19 Kecamatan dan 272
desa/kelurahan.
Dari 272 desa/kelurahan yang ada, 6 desa
merupakan desa pantai dan 266 desa bukan desa
pantai.
Menurut topografi desa, terdapat 60
desa/kelurahan (20%) yang berada di dataran
tinggi dan selebihnya 222 desa/kelurahan (80%)
berada di dataran rendah
53.6
46.4

49.6
50.4

32.1
30.4

53.7
46.3

49.6
50.4

48.5
51.5

46.4
53.6

53.5
46.5

52.9
47.1
Laki-Laki

55.1
44.9
2016

53.3
Perempuan

46.7

45.3
54.6

48.5
51.5

52.3
47.7

54
46

45.3
54.7

52
48

44
56
DISTRIBUSI JENIS KELAMIN SAMPEL DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN

48.8
51.2

49.3
50.7
Distribusi Prevalensi Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Indeks BB/U
di Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih


Distribusi Prevalensi Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Indeks TB(PB)/U
di Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
90

80

70

60

50

40

30

20

10

Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi


Prevalensi Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Indeks BB/TB(PB)
di Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk


PRESENTASE BALITA YANG MENDAPATKAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016
120

100 100 98.8 100


97.9 96.7
100
90.9 91.3 89.6
86.2
81.4 83.3 82.2
80 80 80.9
77 78.2
80

66.4
63.8
60

40 36.2
33.6

23 21.8
20 20 18.6 19.1
16.7 17.8
20 13.8
9.1 8.7 10.4

2.1 3.3
0 0 1.2 0
0

Ya Tidak
19.6
80.4

43.8
56.2

43.8
56.2

8.5
91.5

68.9
31.1

36.8
63.2

51.6
48.4

53.7
46.3

58.1
41.9
Ya

73.6
26.3
Tidak

11.1
88.9
TAHUN 2016

92.8
7.2

4.8
95.2

3
97

29
71

38.5
61.5

12.1
87.9
AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI KABUPATEN PEKALONGAN

92.2
7.8
PRESENTASE BALITA KURANG DARI 6 BULAN YANG MENDAPATKAN

70.5
29.5

42.7
57.3
PRESENTASE BALITA YANG MEMPUNYAI BUKU KIA/KMS DI KABUPATEN
PEKALONGAN
TAHUN 2016
120

99.3 98.1 98.3 99.3 99.6 98.6 98.9 100 100 99.3 99.3 99.3
97.3 96.3 96.7 97.8
100 94.8 94 94.3 95.3

80

60

40

20

5.2 6 5.7 4.7


1.9 1.7 2.7 3.7 3.3 2.2
0.7 0.7 0.4 1.4 1.1 0 0 0.7 0.7 0.7
0

Ya Tidak
PRESENTASE BAYI USIA 6-11 BULAN YANG MENDAPATKAN KAPSUL VITAMIN A
DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016
120

98.5 99.1 99.2 98.6 100


100 95.9 97 97.5 96.9
95.7 94.8
93 93.5 93.7 93.1
91.9 90.9
89.8 89.9
87.1

80

60

40

20
12.9
10.2 9.1 10.1
8.1 7 6.5 6.9
6.3 5.2
4.1 3 4.3 3.1
1.5 0.9 0.8 1.4 2.5
0
0

Ya Tidak
PRESENTASE BALITA USIA 12-59 BULAN YANG MENDAPATKAN KAPSUL
VITAMIN A DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016
120

100 98.9 100 100 98.7 100


100 97 95.5
94.4 93.7 92.9 94.5 94.5
92 91.2 90.4 90.4 91.5
87.2 87.8

80

60

40

20
12.8 12.2
8 8.8 9.6 9.6 8.5
5.6 6.3 7.1 5.5 5.5
3 4.5
0 1.1 0 0 1.3 0
0

Ya Tidak
PRESENTASE BALITA YANG MENDAPAT PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
(PMT)
DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016
120

100 100 100 100 100 100 100 99.2 99.6


100 96.7 97.3
92.8
88.9 87.9 87.9
84.9

80
74.1
70.8
65.8

60 56.2

43.8

40
34.2
29.2
25.9

20 15.1
11.1 12.1
7.2
3.3 2.7
0 0 0 0 0 0 0 0.8 0 0.4
0

Ya Tidak
12.1
87.9
0
0

7.7
88.8
1.5
1.9

8.8
88.8
1.3
1.3

12.8
86.8
0.3
0

4.2
68.5
0.8
26.5

15.2
78.1
1.7
5.1
<4 kali menurut KMS

12.7
84.9
1.7
0.7

4.3
79.7
2.7
13.3

13.6
≥4 kali menurut KMS

70.1
4.2
12

8.1
80
2.2
9.7

35
58.3
5
1.7

4
93.4
0
<4 kali menurut pengakuan ibu

2.6

34.1
60.2
2.3
3.3

23.7
73
2
1.3
DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

15.1
64.3
6.3
14.3
≥4 kali menurut pengakuan ibu

13.3
86.3
0.3
0

20.5
PRESENTASE FREKUENSI PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU

74.8
1.3
3.4

12.6
81.5
0.3
5.6

44.5
51.2
0.7
3.9

15.9
76.7
1.8
5.6
PERSENTASE RUMAH TANGGA BALITA YANG MENGKONSUMSI GARAM
BERYODIUM
DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016
120

99.3 98.2 98.3 100 99.7 99.3


100 97.7 96.6 97.6
95.5
91.9 93.3
91
86 85.9
83.3 83.5
80 76.9
72.9 74.8

60

40

27.1 25.2
23.1
20 16.7 16.5
14 14.1
8.1 9
6.7
4.5 3.4
0.7 1.7 1.7 2.3 2.4 0.7
0 0.3
0

Ya Tidak
KESIMPULAN
• Sampel balita yg berjenis kelamin perempuan (50.7%) lebih
banyak daripada yang berjenis kelamin laki-laki (49.3%).
• Presentase status gizi balita berdasarkan indeks BB/U, balita
dengan status gizi buruk dan gizi kurang masing-masing
sebesar 14,3% dan 28,7% yaitu pada Kec Buaran.
• Status gizi baik sebesar 92,9% yaitu pada Kec Kandangserang
sedangkan sebesar 3,1% balita dg status gizi lebih yaitu pada
Kec Talun.
•Presentase status gizi balita
berdasarkan indeks TB(PB)/U, balita dg
status gizi sangat pendek sebesar 35,0%
yaitu pada Kec Talun
•Sebanyak 25,0% dg status gizi pendek
yaitu pada Kec Buaran.
•Status gizi normal sebesar 82,5%
yaitu pada Kec Karanganyar
•Sebesar 9,6% balita dg status gizi
tinggi yaitu pada Kec Talun.
• Presentase status gizi balita berdasarkan indeks
BB/TB(PB), balita dg status gizi sangat kurus
sebesar 11,7% yaitu pada Kec Siwalan
• Sebanyak 14,3% dg status gizi kurus yaitu pada Kec
Buaran.
• Sementara status gizi normal sebesar 90,8% yaitu
pada Kec Paninggaran dan sebesar 27,1% balita dg
status gizi gemuk yaitu pada Kec Kandangserang.
•Persentase balita yang mendapat Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) sebesar 100%
yaitu pada Kec Kandangserang,
Paninggaran dan Buaran
•Sebesar 36,2% balita tidak
mendapatkan IMD yaitu pada Kec Tirto.
•Persentase balita 0-6 bulan yang
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif
sebesar 92,8% yaitu pada Kecamatan
Bojong
•Sebanyak 97% tidak mendapat ASI Ekslusif
yaitu pada Kec Kedungwuni.
• Persentase balita yang mempunyai buku KIA/KMS
sebesar 100% yaitu pada Kec Bojong dan sebesar
6,0% balita yang tidak / belum memiliki buku
KIA/KMS yaitu pada Kec Siwalan.
• Persentase balita 6-11 bulan yang mendapatkan
kapsul vitamin A sebesar 99,2% yaitu pada Kec
Doro
• Sebesar 12,9% tidak mendapatkan kapsul Vitamin
A yaitu pada Kec Karanganyar.
•Sebanyak <4 kali penimbangan menurut
pengakuan ibu sebesar 5,0% yaitu pada Kec
Siwalan
•>4 kali penimbangan menurut buku
pengakuan ibu sebesar 26,5% yaitu pada
Kec Talun.
• Persentase balita 12-59 bulan yang
mendapatkan kapsul vitamin A sebesar 100%
yaitu pada Kec Petungkriyono, Siwalan,
Wonopringgo dan Tirto
• Sbesar 12,2% tidak mendapatkan kapsul
Vitamin A yaitu pada Kec Wonokerto.
• Persentase balita yang mendapat Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) sebesar 100%
yaitu pada Kec: Kandangserang, Paninggaran,
Petungkriyono, Karanganyar, Siwalan,
Wonopringgo dan Kedungwuni
• Sebesar 65,8% balita tidak mendapat PMT
yaitu pada Kec Wiradesa.
• Persentase balita yang datang dan ditimbang
6 bulan terakhir sebanyak <4 kali
penimbangan menurut buku KIA/KMS
sebesar 44,5% yaitu pada Kec. Wonokerto,
• >4 kali penimbangan menurut buku
KIA/KMS sebesar 93,4% yaitu pada Kec
Bojong,
•Sebanyak <4 kali penimbangan
menurut pengakuan ibu sebesar 5,0%
yaitu pada Kec Siwalan
•>4 kali penimbangan menurut buku
pengakuan ibu sebesar 26,5% yaitu
pada Kec Talun.
• Persentase rumah tangga balita yang
mengkonsumsi garam beryodium
sebesar 99,7% yaitu pada Kec. Buaran
• Sebesar 27,1% rumah tangga balita
yang tidak menggunakan garam
beryodium yaitu pada Kec.
Kandangserang.
SARAN
• Bagi pihak Dinas Kesehatan perlu adanya
Pemantauan Status Gizi secara periodik dan
berkelanjutan untuk memonitoring dan
mengevaluasi program gizi yang dijalankan.
• Bagi pihak yang terkait perlu adanya perhatian
terhadap masalah gizi di Kab Pekalongan terkait
ditemukannya masalah ganda untuk gizi kurang
dan gizi lebih.
•Perlu adanya penyuluhan dan informasi
tentang pentingnya ASI Eksklusif.
•Perlu adanya penyuluhan dan informasi
tentang pentingnya datang dan melakukan
penimbangan bagi balita.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai