Anda di halaman 1dari 47

MATERI KEPERAWATAN

GERONTIK TK.3

BY. MINARNI. S.SiT, SKM


AS-KEP LANSIA YG MENGHADAPI
KEMATIAN
• Dlm mrwt lansia yg tdk ada harapan untuk
sembuh, sorg perawat profesionl hrs mmpunyai
keteramp[ilan yg multikompleks. Sesuai dgn
peran yg dimiliki & mampu memberikan pel-kep
dlm memenuhi keb fisik, mental, sosial, &
spiritual. Prwt juga dituntut utk membantu agt kel
dlm memenuhi keb klien lansia & hrs menyelami
hidup & mati.
• Pemberian As-kep pd lansia yg sedang
menghadapi sakaratul maut tdk selamax mudah.
Klien lansia akan memberi reaksi berbeda-beda,
bergantung pd kepribadian & cara klien lansia
menghadapi hidup. Prwt hrs dapt menguasai
siatuasi terutama keluarga klien.
• Biasax kel dlm yg keadaan kritis memerlu- kan
perhatian prwt krn kematian ssorg dpt terjadi scr
tiba2, dpt pula berlangsung berhari-hari,
kadang2 sblm tiba ajal tiba, klien lanjut usia
kehilangan kesadarannya terlebih dahulu.
• Pengertian sakit Gawat ad ; s/keadaan sakit yg
klien lansia tdk dpt lagi a/tdk ada harapan lagi
utk sembuh.
• Pengertian kematian/mati ad ; apabila ssorg tdk
lagi teraba denyut nadix, tdk bernafas selama
bbrp menit, & tdk menunjukkan segala refleks,
serta tdk ada kegiatan otak.
• Penyebab Kematian;
- Penyakit
- Kecelakaan (hematoma epidura)
Penyakit :
- Keganasan (karsinoma hari, paru, mammae)
- Penyakit kronis mis;
. CVD (Cerebrovascular Deseases)
. CRF (Chronic Renal Failure (gagal ginjal)
. Diabetes Melitus (Ggn Endokrin)
. MCI (Myocard Infarct (Ggn Kardiovaskular)
. COPD (Chronic Obstruction Pulmonary
Diseases).
Ciri/Tanda Klien Lansia Menjelang Kematian
• Gerakan & penginderaan menghilang scr
berangsur-angsur, biasax mulai pd anggta
badan, khususx kaki dan ujung kaki.
• Gerakan peristaltik usus menurun
• Tubuh klien lansia tampak mengembung
• Badan dingin & lembab, terutama pd kaki,
tangan, & Ujung hidungnya.
• Kulit tampak pucat, berwarna kebiruan/ kelabu.
• Denyut nadi mulai tidak teratur
• Nafas mendengkur berbunyi keras (stridor) yg
disebabkan o/adanya lendir pd saluran yg tdk
dapat dikeluarkan oleh klien lansia.
• Tekanan darah menurun
• Terjadi gangguan kesadaran (ingatan menjadi
kabur).
TANDA-TANDA KEMATIAN

• Pupil mata tetap membesar atau melebar dan


tidak berubah.
• Hilangnya semua refleks dan ketiadaan kegiatan
otak yg tampak jelas dalam hasil pemeriksaan
EKG dalam 24 jam.
TABAP-TAHAP KEMATIAN

• Tahap ini tdk selamanya berurutan scr tetap,


tetapi dpt saling tindih.
• Kadang2 seorg klien lansia melalui 1 tahap ttt
utk kemudian kembali ke tahap itu.
• Lama stp tahap dpt bervariasi, mulai dr
beberapa jam sampai beberapa bulan.
• Apabila tahap ttt berlangsung sangat singkat,
bisa timbul kesan seolah-olah klien lansia
melompati satu tahap, kecuali perawat
memperhatikn secara saksama & cermat
• Tahap Pertama (Penolakan)
- Ad/tahap kejutan & penolakan. Biasanya, sikap
itu ditandai dgn komentar, “Saya? Tidak, itu tak
mungkin”. Selama tahap ini, klien lansia sesung-
guhx mengatakn bhw maut menimpa semua
orang, kecuali dirinya.
-Klien lansia biasax terpengaruh o/sikap penola-
kanx shg ia tdk memperhatikn fakta yg sedang
dijelaskn o/perawat
- Ia bahkan menekan apa yg telah didengar atau
mungkin akan minta pertolongan dr berbagai -
macam sumber profesional & nonprofesi-onal
dlm upaya melarikan diri dr kenyata-an bhw
maut sdh berada di ambang pintu.

• Tahap Kedua (Marah)


- Tahap ini ditandai o/rasa marah & emosi yg tdk
terkendali.
- Klien lansia itu berkata, “Mengapa saya?”
sering kali klien lansia akan selalu mencela stp
org dlm segala hal.
- Ia mudah marah thdp prwt & petugas kes
lainnya. Tentang apa yg mereka lakukan.
- Pd tahap ini, klien lansia lbh mengaggap hal ini
mrpk hikmah, drpd kutukan.
- Kemarahan disini mrpk mekanisme pertahanan
diri klien lansia.
- Akan tetapi, kemarahan yg sesungguhx tertuju
kpd kesehatan & kehidupan.
- Pd saat ini, prwt kes hrs hati2 dlm memberi
penilaian sbg reaksi yg normal thdp kematian yg
perlu diungkapkan.
• Tahap Ketiga (Tawar-menawar).
- Pd tahap ini, klien lansia pd hakekatx berkata,
“Ya, benar aku, tetapi ….”.
- Kemarahan biasax mereda & klien lansia dpt
menimbulx kesan sdh dpt menerima apa yg
sedang terjadi dgn dirinya.
- Akan ttp pd tahap tawar-menawar ini banyak
org cenderung utk menyelesaikan urusan RT
mrk sblm maut tiba, & akan menyiapkan bbrp
hal misalnya; membuiat surat & mempersiapkan
jaminan hidup bg org tercinta yg ditinggalkan.
- Selama tawar-menawar, ppermohonan yg di
kemukakan hendakx dpt dipenuhi krn mrpk
urusan yg blm selesai & hrs diselesaikan sblm
mati.
- Mis: klien lansia mempunyai permintaan
terakhir utk melihat pertandingan olahraga,
mengunjungi kerabat, melihat cucu terkecil, atau
makan direstoran.
- Perawat dianjurkan memenuhi permohonan
itu karena membantu klien lansia memasuki
tahap berikutnya.
• Tahap Ke empat (Sedih/Depresi)
- Pd tahap ini, klien lansia pd hakikatx berkata,
“Ya benar aku.” Hal ini biasax mrpk saat yg me-
nyedihkan krn klien lansia sedang dlm suasana
berkabung.
- Dimasa lampau, ia sdh kehilangan org yg
dicintai & skrg ia akan kehilangan nyawanya
sendiri.
- Bersamaan dgn itu, ia hrs meninggalkn semua
hal menyenangkn yg tlh dinikmatinya.
- Selama tahap ini, klien lansia cenderung tdk -
banyak bicara & sering menangis. Saatnya bagi
prwt utk duduk dgn tenang di samping klien
lansia yg sedang melalui masa sedihnya
sebelum meninggal.

• Tahap Kelima (Menerima/asertif)


- Tahap ini ditandai o/sikap menerima kematian.
Menjelang saat ini, klien lansia tlh membereskan
sgl urusan yg blm selesai & mungkin tdk ingin
berbicara lagi karena sudah menyatakan segala
sesuatunya.
- Tawar-menawar sdh lewat & tibalah saat keda-
maian & ketenangan.
- Seseorg mungkin saja lama ada dlm tahap
menerima, ttp bukan tahap pasrah yg berarti
kekalahan. Dengan kata lain, pasrah pada maut
tdk berarti menerima maut.
Pengaruh Kematian Terhadap Keluarga
Klien Lansia
• Bersikap kritis thdp cara perawatan
• Keluarga dpt menerima kondisinya
• Terputusx komunikasi dgn org yg menjelang
maut.
• Penjelasan keluarga dpt mengakibatx org yg
bersangkutan tdk dpt mengatasi rasa sedih.
• Pengalihan tanggung jawab & beban ekonomi
• Keluarga menolak diagnosisi. Penolakan tsbt
dpt memperbesar beban emosi keluarga.
• Mempersoalkan kemampuan tim kesehatan

Pengaruh Kematian Terhadap Tetangga/Teman


• Simpati & dukungan moril
• Meremehkan/mencela kemampuan tim kes
Saat Kematian Merupakan S/Proses
Berlangsungnya Kematian, Yg Meliputi 5
Tahap/ Pemenuhan Keb Klien menjelang
Kematian

• Kebutuhan Jasmani
Kemampuan toleransi thdp pada stp org sakit
berbeda. Tindkakan yg memungkinkan rasa
nyaman bagi klien lansia (mis: sering mengubah
tidur, perawat fisik, dsb).
• Kebutuhan Emosi
utk menggambarkn ungkapan sikap & perasaan
klien lansia dalam menghadapi kematian:
a. Mungkin klien lansia mengalami ketakutan yg
hebat (bhw dirinya tdk mampu mencegah
kematiannya).
b. Mengkaji hal yg diinginkn klien selama men-
dampinginya mis: lansia ingin membicarakan
masa lalunya & kemudian hari. (luangkan wkt
sejenak).
c. Mengkaji pengaruh kebudayaan a/agama
thdp klien.
Pertimbangan Khusus Dalam Perawatan

• Tahap I (Penolakan & rasa Kesendirian)


a. Beri kesempatan kpd klien lansia u/memper-
gunakan carax sendiri dlm menghadapi kemati-
an sejauh tidak merusak.
b. memfasilitasi klien lansia dlm menghadapi
kematian. Luangkn wkt 10 mt sendiri, baik dgn
bercakap-cakap maupun sekedar bersamanya.
• Tahap II (Marah)
Mengenal a/memahami tingkah laku serta tanda
tandanya.
a. Beri kesempatan kpd klien lansia u/mengung-
kapx kemarahanx dgn kata-kata.
b. Ingat, bhw dlm benakx bergejolak pertanyaan,
“Mengapa hal ini terjadi pada diriku”.
c. Sering kali perasaan ini dialihx kpd org lain a/
Anda sbg cara klien lansia bertingkah laku.

• Tahap III (Tawar-menawar), menggambarnya


proses seseorg yg berusaha menawar waktu.
a. Klien lansia akan mempergunakan ungkapan
sperti seandainya “saya” ……….
b. Beri kesempatan pd klien lansia u/mengha-
dapi kematian dengan tawar-menawar.
c. Tanyakan kepentingan yg msh ia inginkan.
Cara demikian dpt menunjukkan perawat u/
mendengarkn ungkapan perasaannya.

Tahap IV (Depresi)
lansia memaqhami bhw tdk mgkin menolak lagi
kematian yg tdk dpt dihindarkan itu, & kini
kesedihan akan kematian itu sdh membayangix.
a. Jangan mencoba menyenangkan klien lansia
Ingat bhw tindakn ini sebenarx hanya memenuhi
memenuhi keb petugas. Jangan takut menyaksi
kan klien lansia a/kelx menangis. Hal ini mrpk
ungkapan pengekspresian kesedihanx. Anda
boleh saja ikut berduka cita.
b. “Apakah saya akan mati”. Sebab sebetulnya
pertanyaan klien lansia tsb hanya sekedar
mengisi & menghabisx wkt u/memperbincangx
perasaanx, bukan mencari jawaban. Biasanya
klien lansia menanyakan ssuatu, ia sebenarx
sdh tahu jawabannya. Apakah Anda merasa
akan meninggal dunia?.
• Tahap V (Menerima):
Membedakan antara sikap menerima kematian
& penyerahan thdp kematian yg akan terjadi.
Sikap Menerima: klien lansia tlh menerima, dpt
mengatakn bhw kematian akan tiba & ia tak
boleh menolak.
Sikap Menyerah: sebenarx klien lansia tdk
menghendaki kematian ini terjadi, ttp ia tahu
bhw hal itu akan terjadi. Klien lansia tdk merasa
tenang dan damai.
a. Luangkan wkt u/klien lansia (mgkn dlm bbrp
kali dlam sehari).
sikap kel akan berbeda dgn sikap klien lansia.
Oki, sediakan wkt u/mendiskusikan perasaan
mereka.
b. Beri kesempatan kpd klien lansia u/menga-
rahkan perhatianx sebanyak mungkin. Tindakan
ini akan memberi ketenangan & perasaan aman.
.
Hak Asasi Pasien Menjelang Ajal

Lansia berhak u/diperlakukan sbg mc yg hidup


sampai ia mati.
1. Berhak u/ttp merasa mempunyai harapan,
meskipun fokusx dpt saja berubah.
2. Berhak u/dirawat o/mrk yg dpt menghidupkn
terus harapan, walaupun dpt berubah.
3. Berhak u/merasakan perasaan & emosi
mengenai kematian yg sdh mendekat dgn carax
sendiri.
4. Berhak u/berpatisipasi dlm pengambilan
keputusan mengenai perawatannya.
5. berhak u/mengharapkn terus mdpt perhatian
medis & perawatan, walaupun tujuan
penyembuhan hrs diubah menjadi tujuan
memberi rasa nyaman.
6. Berhak u/tdk mati dalam kesepian
7. Berhak u/bebas dalam rasa nyeri
8. Berhak u/memperoleh jawabab yg jujur atas
pertanyaan.
9. Berhak u/tdk ditipu
10. Berhak u/mdp bantuan dr & u/keluarganya
dalam menerima kematian.
11. Berhak u/mati dgn tenang & terhormat
12. Berhak u/mempertahankn individualitas &
tdk dihakimi atas keputusan yg mungkin saja
bertentangan dgn orang lain.
13. Membicarakan & memperluas pengalaman
keagamaan & kerohanian.
14. Berhak u/mengharapkn bhw kesucian tubuh
manusia akan dihormati sesudah mati.
Proses Keperawatan

• Pengkajian
Sblm prwt dpt merencanakan As-Kep pd ps yg
tdk ada harapan sembuh, prwt hrs mengidenti-
fikasi & menetapkn mslh ps terlebih dahulu. Oki
tahap ini meliputi: pengumpulan data, analisa
data mengenai status kes, berakhir dgn penega-
kan diagnosis kep.

• Diagnosa Keperawatan
• Pengumpulan data dimulai dgn upaya u/menge-
nal ps & keluargax.
• Siapa ps itu & bgmn konsix akan membahaya-
kan jiwanya.
• Rencana pengobatan apa yg tlh dilaksanakan ?
• Tindakan apa saja yg telah diberikan ?
• Adakah bukti mengenai pengetahuanx, proknosi
nya, & pd tahap proses kematian yg mana ps
berada?.
• Apakah ia menderita rasa nyeri?
• Apakah anggota kel mengetahui prognosisnya &
bgmn reaksi mereka?
• Filsafat apa yg dianut o/ps & kelx mengenai
hidup & mati.
• Pengkajian keadaan, kebutuhan, & mlsh kes/kep
ps khususx.
• Sikap ps thdp pnyx, antara lain apakah ps tabah
thdp penyakitx, apakah ps menyadari ttg pnyx?.
1. Perasaan takut :
disebabx o/penyakit yg ganas shg muncul takut
thdp rasa nyeri, wlpn scr teori nyeri tsbt dpt di
atasi dgn obat sep; aspirin, dehidrokodein, dsb.
kematian mrpk berhentix kehidupan. Dlm meng-
hadapi kematian ini pd umumx org merasa takut
dan cemas dpt membuat ps tegang & stres.
2. Emosi : yg muncul pd tahap menjelang kema-
tian, antara lain mencela & mudah marah.
3. Tanda Vital: Perubahan fgs tbh seringkali
tercermin pd: SB, DN, P, TD. Mekanisme fisiolo-
gis yg mengaturx berkaitan satu sama lain. Shg
setiap perubahan yg berlainan dgn keadaan yg
normal dianggap sbg indikasi yg penting u/me-
ngenalikeadaan kes seseorang.
4. Kesadaran : Yg sehat & adekuat dikenal sbg
awas waspada, yg mrpk ekspresi ttg apa yg
dilihat, didengar, dalami, & perasaan keseimba-
ngan, nyeri, suhu, raba, getar, gerak, gerak
tekanan & sikap, bersifat adekuat, yaitu tepat &
sesuai.
5. Fgs tubuh : tbh terbentuk atas banyak organ
& jaringan. Jadi setiap organ mempnyai fgs
khusus.
Tingkat Kesadaran :
1. Komposmentis : sadar sempurna
2. Apatis : tdk ada perasaan/kesadaran menurun
(masa bodoh).
3. Somnolen : kelelahan (mengantuk berat)
4. Soporus : tidur lelap patologis (tidur pulas)
5. Subkoma : kesadaran tdl sadar/hampir koma
6. Koma: keadaan pingsan lama disertai dgn
penurunan daya reaksi (tdk dpt disadarkan
walaupun dirangsang dgn apapun).
• Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah masalah
aktual/potensial yg dimiliki seseorg dalam
memenuhi atau kegiatan hidup sehari-hari &
yang berhubungan dengan kes.
• Perencanaan
Perencanaan ad/langkah kedua dlm proses kep.
Termasuk penentuan apa yg dapat dilakukan
perawat terhadap pasien dan pemilihan
intervensi keperawatan yg tepat.
Perawatan Palatif Pd Lansia Menjelang Ajal
• Dlm kpd lansiamemberi As-kep , yg menjadi
obyek ad/lansia (Core), disusul aspek peng-
obatan medis (Cure), & yg terakhir prwt dlm arti
yg luas (Care).
• Core, Cure, & Care mrpk 3 aspek yg saling
berkitan & saling berpengaruh.
• Kapanpun ajal menjemput, semua org hrs siap.
• Namun ternyata, semua org, tmsk lansia, akan
merasa syok berat saat dokter memvonis bhw
pny yg dideritax tdk bisa disembuhx a/tdk ada
harapan utk sembuh.
• Perawatan paliatif ad/semua tindakan aktif u/
meringankn beban penderita, terutama yg tdk
mungkin disembuhx.
• Yg dimaksud tindakan aktif al: mengurangi/
menghilangkan rasa nyeri & keluhan lain serta
memperbaiki aspek psikologis, sosial, & spiritual
Tujuan Perawatan Palitatif
. Mencapai kualitas hidup maksimal bagi si sakit
(lansia) & keluargax.
. Perwtn paliatif tdk hanya diberikn kpd lansia yg
menjelang akhir hayatx, ttp juga diberikn segera
stlh dokter mendiagnosis pny yg tdk ada
harapan sembuh (ps yg menderita kanker).
• Dlm memberi prwt palitatif tim hrs berpijak pd
pola dasar yg digariskan o/WHO; yaitu:
1. Meningkatx kualitas hidup & menganggap
kematian sbg proses yg normal.
2. Tdk mempercepat & menunda kematian
lansia.
3. Menghilangkn nyeri & keluahan lain yg
mengganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis & psiritual
5. Berusaha agar lansia yg sakit ttp aktif sampai
akhir hayatnya.
6. Berusaha membantu mengatasi suasana
duka cita keluarga klien lansia.
• Pola dasar tsbt hrs diterapkn langkah demi
langkah dgn mengikutsertakan keluarga,
pemuka agama, relawan, pekerja sosial, dokter,
psikolog, ahli gizi, ahli fisioterapi, ahli terapi
okupasi, dan perawat.
• Prinsip pemberian perawatan palitatif adalah
memberikan perawatan paripurna kepada klien
lanjut usia dengan pengawasan dari tim
profesional.
Bbrp kekhusussan ps lansia dlm stadium paliatif:
1. Lansia menghadapi kondisi yg penyakitx tdk
dpt disembuhx. Artix, terapi yg diberikn hanya
bersifat simtomatis a/paliatif (bukan kuratif).
2. Lansia cenderung mengalami kelemahan &
kerapuhan baik fisik maupun mental.
3. Dgn demikian, kemungkinan ps lansia tdk
mampu menghadapi stres fisik & mental yg
timbul dr luar atau dr lingkungannya.
4. Lansia berada diambang kematian yg terutama
akan menimbulx ketakutan & kegelisahan , yg
sdh tentu perlu mdpt simpati & dukungan
mental atau spiritual.
5. Bila proses kematian berlangsung lama (makan
wkt panjang), fktr etika dpt menjadi mslh yg hrs
diatasi.
Dr uraian tsb, fkt medis yg menjadi mslh besar,
jadi petugas/perawat, keluarga & kerabat
terdekat yg diharapkan dpt meringankn beban
penderitaan lansia.
• Tugas tim prwtn paliatif sbg penyeimbang di
antara keduanya.
• Kel ps (lansia yg menderita kanker) ad/subyek
suasana tegang & stres, baik fisik maupun scr
psikologis, disertai ketakutan & kekhawatiran
kehilangan org yg dicintainya.
• Dari pengamatan yg dilakukan, diperoleh hsl
bhw sikap/kebutuhan keluarga adalah:
1. Ingin membantu lansia sepenuhnya
2. Ingin mdpt informasi ttg kematian
3. Ingin selalu bersaa lansia
4. Ingin mdpt kepastian bhw ps ttp nyaman
5. Ingin mdpt informasi ttg perkembangan lansia
6. Ingin melepaskan/mencurahkan isi hati
7. Ingin mdpt dukungan & pendampingan
anggota kel/kerabat lain.
8. Ingin diterima, mdpt bimbingan, & dukungan
dr pd petugas medis/perawat.
• Kelelahan fisik & psikis pd anggota kel sering
mengakibatx penurunan kualitas pel-prwt di
rumah.
• Bila hal ini terjadi, sebaikx u/sementara wkt
lansia “dititipkan” di RS, memberi kesempatan
kpd kel u/beristirahat.
• Dukungan pd kel saat masa sulit sangan penting
1. Pd saat perawatan
2. Pd saat mendekati kematian
3. Pd saat kematian
4. Pd saat masa duka
Kiutipan Dame Cecely Saunders :
“You matter because are you, you matter to the
last moment of your life, and we will do all we
can, not only to help you die peacefully, but to
live until you die”
Artinya :
Pengertian BAHAGIA

B = BB berlebihan dihindari
A = Atur makanan yang seimbang
H = Hindari fktr resiko penyakit jantung iskemik &
situasi menegangkan.
A = Agar terus merasa berguna dgn mengembang
kan kegiatan/hobi yg bermanfaat.
G = Gerak badan teratur & sesuai kemampuan
I = Ikuti nasihat dokter
A = Awasi kes dgn pemeriksaan secara berkala

Anda mungkin juga menyukai