Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN HIPERTENSI

NAMA : FIRMANSYAH LABANU


STAMBUK : N 111 16 030

PEMBIMBING:
DR. I NJOMAN WIDAJADNJA, M.KES

PEMBIMBING LAPANGAN
DR. KETUT SUJANA
PENDAHULUAN

Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular (PTM). Peningkatan pevelensi PTM menjadi
akibat gaya hidup tidak sehat, yang di pacu oleh urbanisasi, modernisasi dan
globalisasi. Bertabahnya usia harapan hidup sejalan dengan perbaikan sosio-
ekonomi dan pelayanan kesehatan , membawa konsekuensi peningkatan
penyakit degeneratif.
Gambaran kejadian Hipertensi di pusekesmas pantoloan sampai saat ini masih
cukup tinggi dalam kasus penyakit tidak menular (PTM). Dimana didapatkan
kunjungan kasus baru pada semester 1 tahun 2017 hipertensi menduduki
peringkat pertama PTM dengan 115 kasus baru. pada kunjungan kasus lama,
hipertensi masih menempati peringkat pertama dengan 603 kasus. Serta kasus
kematian akibat hipertensi menempati peringkat ketiga dengan 3 kasus
kematian. Hal ini yang menjadi dasar mengapa penulis ingin membahas
tentang manajemen hipertensi di puskesmas pantoloan.
GAMBARAN UMUM PKM
PANTOLOAN

Puskesmas Perawatan Pantoloan merupakan Puskesmas yang keberadaannya


sekitar 23 km di kelurahan Pantoloan kecamatan Tawaeli. Letak Puskesmas
Pantoloan kurang lebih 23 km sebelah utara kota Palu. Batas wilayah
Puskesmas Pantoloan yaitu : Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan
lambara dan kelurahan panau, sebelah selatan berbatasan dengan desa wani
kecamatan tana ritovea, sebelah barat berbatasan dengan teluk Palu, dan
sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Parimo. Ada pun wilayah kerja
Puskesmas Perawatan Pantoloan memiliki luas wilayah 50,85 km 2, yang terdiri
dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Pantoloan, Kelurahan Pantoloan Boya dan
Kelurahan Baiya.
JUMLAH PENDUDUK

Tahun 2017 kelurahan Baiya


5.140 jiwa

kelurahan Pantoloan
5.740 jiwa

kelurahan Pantoloan
Boya 3.193 jiwa
Identifikasi Masalah

Pada laporan manajemen ini, permasalahan terkait


program penanggulangan hipertensi yang akan dibahas
antara lain :
 Menentukan Prioritas Masalah
 Menentukan Akar Penyebab Masalah
 Menentukan Alternatif Masalah
PELAKSANAAN PROGRAM

Input Proses Output


INPUT

Man

Machine Money

Material Method
Man
• Dalam hal ini Man merupakan SDM yang bertanggung jawab atas
terlaksananya program PTM khususnya dalam hal hipertensi. Saat
ini, SDM yang bertanggung jawab atas program PTM di Puskesmas
pantoloan masih sangat kurang. Hal ini menyebabkan munculnya
kendala pada saat pelaksanaan program tersebut.

Money
• Program ini tidak mengalami kendala dalam proses pendanaan
METHOD

Penemuan
subjek

Germas
(Gerakan Diagnosis
masyarakat
Sehat)

Promosi
Pengobatan
kesehatan

Pos
Pelayanan
Terpadu
Penemuan subjek
Penemuan subjek di puskesmas singgani dilaksanakan secara pasif. Secara
pasif, pasien ditemukan karena datang ke puskesmas atas kemauan sendiri atau
saran orang lain dan dicurigai sebagai penderita hipertensi. Pada tahun 2017
penemuan penderita hipertensi mencapai 173 0rang
Diagnosis
Penegakan diagnosis hipertensi di puskesmas singgani berdasarkan
pemeriksaan fisik yang dilakukan saat pasien datang berobat ke poliklinik.
Yaitu dengan cara mengukur tekanan darah menggunakan alat
spygmomanometer.
Pengobatan
Pasien yang terjaring dan telah didiagnosis dengan hipertensi maka akan
diterapi dengan pemberian obat penurun tekanan darah yang tersedia di
Puskesmas. Pasien diedukasi tentang jenis obat, waktu minum obat. Pasien
kemudian dianjurkan untuk datang kembali setiap 1 bulan/saat obat habis
diminum.
Promosi kesehatan
Promosi kesehatan tentang Hipertensi dilakukan pada saat melakukan
kegiatan kunjungan rumah pada ,posyandu lansia, senam lansia atau Prolanis.
Salah satu bentuk promosi kesehatan yaitu dengan membagikan pamflet
tentang penyakit Hipertensi dan menjelaskannya kepada masyarakat.

GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat)


GERMAS adalah gerakan bersama yang memiliki beberapa tujuan mulai
menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik
kematian maupun kecacatan; menghindarkan terjadinya penurunan
produktivitas; menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena
meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan.
Pos pembinaann Terpadu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia dengan sasaran
langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung yaitu pralansia 45-59
tahun, lansia 60-69 tahun, dan lansia resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70
tahun. Dalam kegiatan ini di lakukan dengan pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan tekanan darah dan pemberian obat.
• Machine
• Tidak ada kendala dalam pengadaan alat dan bahan pada program
PTM khususnya hipertensi

• Material
• Tidak ada kendala dalam pendistribusian alat dan bahan dalam
menjalankan program ini, semua akomodasi dalam kegiatan program
menggunakan kendaraan operasional puskesmas pantoloan.
Planing

Controlling Proses Organization

Actuating
PLANING

Perencanaan program telah diatur dalam


Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan.
ORGANIZATION

Pelaksanaan program dipipimpin langsung oleh


kordinator manajemen PTM dibantu dan oleh beberapa
staff, dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala seperti
tidak seimbangnya jumlah petugas dan jumlah peserta
sehingga hal tersebut berdampak pada kurangnya
efisiensi pelaksanaan program tersebut
ACTUATING

Pengunjung datang secara langsung ke Puskesmas atau


berdasarkan rujukan Posbindu/Posyandu Lansia yang
tentunya telah terdiagnosa Hipertensi setelah dilakukan
pemeriksaan. Setelah dipuskesmas pasien diperiksa
kembali oleh dokter yang bertugas di Poli. Setelah
dipastikan pasien mengalami hipertensi, maka akan
diberikan terapi untuk mengontrol tekanan darah dan
dilakukan konseling kepada pasien mengenai pola hidup
yang sehat.
CONTROLING

Dalam proses follow up, pasien disarankan untuk rutin


memeriksakan tekanan darahnya di puskesmas maupun
posyandu. Namun seiring dengan perjalanan proses
pemantauan tersebut, ada beberapa kendala yang
ditemukan yaitu kurangnya kesadaran pasien untuk
memeriksakan tekanan darahnya serta kurangnya
kepatuhan dalam meminum obat serta belum tidak
terbiasa untuk menjalankan pola hidup sehat
OUTPUT
Output yang diharapkan dari program Manajemen PTM
khususnya hipertensi yaitu menurunnya angka kejadian
hipertensi di wilayah kerja puskesmas pantoloan.
Namun, berdasarkan laporan beberapa bulan terakhir
terus terjadi peningkatan angka kejadian hipertensi. Hal
ini diduga terjadi akibat beberapa faktor seperti SDM
yang kurang memadai, ketidakpatuhan pasien untuk
minum obat serta kurangnya kesadaran untuk
menjalankan pola hidup yang sehat.
KESIMPULAN

1. Dalam menjalankan kegiatan program kerja penanggulangan


hipertensi di Puskesmas Pantoloan hampir seluruh program
kerja penanggulangan hipertensi di Puskesmas Pantoloan telah
dilakukan tanpa ada hambatan.
2. Permasalahan yang menjadi kendala dalam menjalankan
program penanggulangan hipertensi di Puskesmas Pantoloan
adalah kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan yang
akan berlangsung seumur hidupnya, kurangnya SDM dalam
memonitoring pasien hipertensi, dan tidak adanya kesadaran
untuk menjalani pola hidup sehat
SARAN

1. Lebih sering melakukan kegiatan penyuluhan berupa


penyuluhan perorang untuk mengedukasi masyarakat tentang
pentingnya berobat secara rutin
2. Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan mengenai faktor
resiko hipertensi seperti penanggulangan masalah rokok,
peningkatan gizi seimbang (diet untuk hipertensi) dan
peningkatan aktivitas fisik.
3. Kegiatan penemuan pasien harus lebih sering dilakukan secara
aktif untuk menjaring pasien-pasien yang tidak terdeteksi
dengan penjaringan pasif.
4. Jumlah sumber daya manusia dalam hal ini petugas program
penanggulangan hipertensi harus ditambah agar dapat disebar
ke seluruh wilayah kerja Puskesmas Pantoloan

Anda mungkin juga menyukai