Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus

HIPERTENSI

PEMBIMBING
dr. I Njoman Widajadnja M.Kes

PEMBIMBING LAPANGAN
dr. Ketut Sujana
Pendahuluan

• Hipertensi adalah faktor risiko ketiga terbesar yang


menyebabkan kematian dini, hipertensi berakibat
terjadinya gagal jantung serta penyakit cerebrovasculer.
Gejala-gejalanya antara lain pusing, sakit kepala, keluar
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal,
dan lain-lain. Penyakit ini dipengaruhi oleh cara dan
kebiasaan hidup seseorang.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Pasien : Ny. Jr
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : -
Alamat : Jl. Bangi
Status : Sudah menikah
Tanggal Pemeriksaan : 9 Desember 2017s
• Keluhan utama:
Nyeri pada leher bagian belakang

• Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien Ny. Jr berusia 68 tahun mengeluh nyeri pada
tengkuk sejak tiga hari yang lalu, keluhan kadang disertai
dengan adanya nyeri kepala, pusing, nyeri kepala terutama
dirasakan pada seluruh bagian kepala. pasien mengatakan
dirinya merasakan keluhan tersebut sejak 6 bulan yang lalu
dan merasa sangat sering muncul sejak 2 bulan terakhir.
pasien mengeluh sering mengalami gangguan tidur di
malam hari dan badan pegal-pegal saat pagi hari. Keluhan
yang dirasakan sangat menganggu aktivitasnya sehari-hari,
pasien tidak merasa mual atau sampai muntah. Jantung
berdebar-debar (-),tidak ada batuk, BAB dan BAK kesan
normal.
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien menyampaikan sebelumnya pasien pernah sering
mengalami hal yang serupa

• Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak terdapat Tidak terdapat riwayat hipertensi pada
keluarga pasien. Orang tua pasien telah meninggal
sehingga pasien tidak mengetahui apakah orang tuanya
sempat mengalami hipertensi atau tidak.
Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan
• Pasien tinggal bersama 1 orang suami dan dan tidak memililki
anak ataupun saudara. Mereka di rumah semi permanen,
berdinding setengah tembok dan setengah papan. berlantai
semen dan atap rumah terbuat dari seng. Rumah terdiri dari 1
ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 dapur, Jarak rumah pasien
dengan rumah tetangga sekitar 2-3 meter.
• Rumah pasien tidak memiliki kamar mandi ataupun WC,
kegiatan mencuci ataupun mandi dilakukan di sungai yang
jaraknya sekitar 100 meter dari belakang rumah pasien.
• Sumber air yang digunakan untuk semua aktivitas
menggunakan air sungai yang digunakan untuk mencuci dan
memasak dan mandi sedangkan untuk diminum menggunakan
air galon.
• Terdapat 1 tempat pembuangan sampah, yaitu di halaman
belakang rumah sekaligus sebagai tempat pembuangan
sampah akhir yang jaraknya ± 5 meter dari rumah pasien dan
sampah tersebut dibakar oleh anggota keluarga pasien.
• Sumber listrik dari PLN,
• Pasien makan teratur. Sehari pasien makan 3 tiga kali
sehari. Porsi sepiring 2-3 sendok nasi. Lauk yang sering
dimakan adalah ikan goreng, ikan asin dan sayur kelor
berkuah santan serta lauk lain yang sering digoreng.
• Pasien tidak ada riwayat mengkonsumsi alkohol.
• Suami pasien merupakan perokok aktif dan basanya
merokok didekat pasien.
• Pasien sering makan makanan yang bersantan, asin ,
goreng-gorengan dan daging
• Pasien jarang mengkonsumsi buah dan susu. Selain itu,
pasien juga malas minum selama sakit.
Aktivitas sehari-hari :
• - Aktivitas sehari-hari membersihkan
rumah,mencuci,memasak

Sosial Ekonomi :
• - Saat ini, pasien bekerja sebagai IRT(ibu rumah tangga). Baik
keluarga pasien, maupun pasien belum memiliki kartu BPJS.
Status ekonomi keluarga pasien tergolong dalam ekonomi
kebawah, pasien dan anggota keluarga pasien aktif dalam
bersosialisasi/berinteraksi serta menjalin hubungan yang baik
dengan masyarakat lingkungan tempat tinggal.
• - Suami pasien bekerja sebagai buruh di pelabuhan pantoloan
yang mempunyai penghasilan tidak tetap. Kurang lebh
Rp.300.000 – Rp. 500.000 setiap bulannya.
• PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaaan umum : Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 160/90 mmHg
• Frek. Nadi : 84 x/menit
• Frek. Nafas : 24 x/menit
• Suhu : 36,7 º C
• Umur : 68 thn
• Tinggi Badan : 154 cm
• Status Gizi : Baik
Pemeriksaan Penunjang
• Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
Diagnosis Kerja
• Hipertensi stage 2
Penatalaksanaan
MEDIKA MENTOSA
• Amlodipin tablet 5 mg 0-0-1
• Vit B Comp 1x1
Non medikamentosa
• Penyakit yang diderita adalah penyakit hipertensi yang tidak
menular dan tidak bisa sembuh dan hanya bisa dikontrol.
• Menjelaskan kepada os tentang gejala-gejala pada penyakit
hipertensi dan resiko penyulit yang mungkin terjadi.
• Menganjarkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan
yang asin serta mengurangi konsumsi makanan yang digoreng
dan makanan yang berlemak.
• Menjelaskan kepada os agar tekun meminum obat dan rutin
memeriksakan dirinya di posbindu dan Puskemas, meskipun
os sudah merasa sehat.
• Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-
buahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
• Menganjurkan pasien untuk sering menjalankan pola hidup
yang sehat seperti berolahraga setiap harinnya
PEMBAHASAN

Faktor genetik

Faktor perilaku

Faktor Lingkungan

Faktor pelayanan kesehatan


Faktor Perilaku

Pola diet tinggi garam yang dilakukan oleh masyarakat di


wilayah kerja puskesmas pantoloan, telah menunjukkan
tingginya angka hipertensi, saat melakukan observasi
langsung di lapangan khususnya pada saat melaksanakan
Posyandu lansia sebagian besar masyarakat yang datang di
Posyandu sering mengkonsumsi makanan-makanan tinggi
kadar garam, seperti ikan asin dan sayur bersantan yang
merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi.
Makanan yang digoreng dan bersantan mengandung kadar
lemak yang tinggi yang dapat menyebabkan tingginya
kadar lemak dalam darah dan memudahkan terbentuknya
plak dalam pembuluh darah yang menyebabkan gangguan
aliran darah. Sedangkan makanan ikan asin mengandung
kadar garam yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
retensi cairan dalam darah yang menyebabkan hipertensi.
Faktor Lingkungan
Pasien tinggal bersama 1 orang suami dan dan tidak
memililki anak ataupun saudara. Mereka di rumah semi
permanen, berdinding setengah tembok dan setengah
papan berlantai semen dan atap rumah terbuat dari atap
rumbia. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1
dapur, Jarak rumah pasien dengan rumah tetangga sekitar
2-3 meter. Rumah pasien tidak memiliki kamar mandi
ataupun WC, kegiatan mencuci ataupun mandi dilakukan di
sungai yang jaraknya sekitar 100 meter dari belakang
rumah pasien. pasien tergolong dalam status ekonomi
mengengah kebawah
Faktor Pelayanan Kesehatan

Kegiatan Pelayanan kesehatan untuk menangani hipertensi,


sudah termasuk dalam program kerja Penyakit Tidak Menular
(PTM) Dari segi pelayanan kesehatan terkait kinerja Puskesmas
untuk menanggulangi penyakit hipertensi mulai dari pelayanan
di poli lansia, posyandu lansia, serta pelayanan dalam meberikan
obat telah dianggap cukup dalam penanggulangan penyakit
hipertensi.
• Masyarakat perlu tahu dan diberikan informasi mengenai
hipertensi karena seringkali hal seperti ini justru diabaikan
oleh masyarakat. Penyakit-penyakit tidak menular seperti
hipertensi seringkali terabaikan padahal melihat tren yang
terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini, jumlah kasus
penyakit tidak menular seperti hipertensi justru semakin
meningkat.
Kesimpulan
Berdasarkan atas pengamatan dan pemantauan dari kasus
tersebut, dapat ditarik kesimpulan, antara lain:

• Hipertensi merupakan kasus tersering yang terjadi pada usia


produktif dan lansia di wilayah puskesmas Pantoloan
• Ada 4 faktor yang bersama-sama mempengaruhi tingkat
kesehatan masyarakat penyakit Hipertensi pada kasus ini,
yaitu berturut-turut: faktor perilaku, faktor lingkungan, dan
faktor pelayanan kesehatan.
Saran
five level prevention
• Peningkatan kesehatan (health promotion)
- Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga pola
makan yang baik dan benar serta diet rendah garam
- Memberikan informasi kepada masyarakat di setiap lokasi
Posyandu untuk melakukan aktivitas yang cukup serta cek
maupun kontrol tekanan darah di Puskesmas secara rutin
dengan harapan untuk menurunkan jumlah kasus Hipertensi
khususnya di puskesmas Pantoloan.
• Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit
tertentu (general and specific protection)
- Mencegah timbulnya komplikasi stroke komplikasi ke
jantung
• Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat
dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)
- Rutin mengontrol tekanan darah setiap bulannya setiap
selesai melakukan pengobatan rutin.
• Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
- Tidak melakukan aktivitas berat dan memicu kerja dari
jantung
• Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
- Selalu konsumsi obat dan rutin mengontrol tekanan darah
agar mencegah naiknya tekanan darah yang lebih tinggi.
DOKUMENTASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai