Anda di halaman 1dari 16

Oleh Dr. dr. Titus Tambaip, M.

Kes
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh
dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
brehubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses-
prosesnya.
A. Definisi
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial
yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, dalam pengertian fisik,
mental maupun sosial diperlukan beberapa prasyarat :
1. Pertama :

a. Agar tidak ada kelainan anatomi dan fsikologis baik pada perempuan
maupun laki-laki. Antara lain seorang perempuan harus memiliki rongga
pinggul yang cukup besar untuk mempermudah kelahiran bayinya kelak
b. Perkembangan-perkembangan tersebut sudah berlangsung sejak usia
yang sangat muda. Tulang pinggul berkembang sejak anak belum
menginjak remaja dan berhenti ketika anak itu mencapai usia 18 tahun.
Agar semua pertumbuhan itu berlangsung dengan baik, ia memerlukan
makanan dengan mutu gizi yang baik dan seimbang.
2. Kedua :

a. Baik laki-laki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang


memadai agar perkembangan emosinya berlangsung dengan baik. Hal
ini harus dumulai sejak anak-anak, bahkan sejak bayi.
b. Sentuhan pada kulitnya melalui rabaan dan usapan yang hangat,
terutama sewaktu menyusu ibunya, akan memberikan rasa terima kasih,
tenang, aman dan kepuasan yang tidak akan ia lupakan sampai besar
kelak.

3. Ketiga :

a. Setiap orang hendaknya terbebas dari kelainan atau penyakit, baik


langsung maupun tidak langsung mengenai organ reproduksinya.
b. Setiap kelainan atau penyakit pada organ reproduksi, akan dapat pula
mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas
reproduksinya.
c. Termasuk disini adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual-misalnya AIDS dan hepatitis B, infeksi pada organ reproduksi,
infeksi lain yang mempengaruhi perkembanhan janin dan gangguan
hormonal terutama hormon seksual
4. Keempat :

a. Seorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat


melewati masa tersebut dengan aman.
b. Kehamilan bukanlah penyakit atau kelainan . Kehamilan adalah
sebuah proses fisiologis
c. Kehamilan dapat menimbulkan kenaikan tekanan darah tinggi,
pendarahan dan bahkan kematian.
d. Ibu juga merasa cemas akan menghadapi rasa sakit ketika
melahirkan, dan cemas tentang apa yang terjadi pada bayinya.
e. Perawatan kehamilan yang baik seharusnya dilengkapi dengan
konseling yang dapat menjawab berbagai kecemasan tersebut.
B. Ruang lingkup masalah kesehatan
Definisi kesehatan reproduksi mencakup kesehatan
seksual yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup
dan hubungan antar individu, jadi bukan hanya
konseling dan pelayanan untuk proses reproduksi dan
PMS.
Fungsi dan proses reproduksi tercermin dari
kondisi kesehatan selama siklus kehidupannya, mulai
dari saat konsepsi, masa anak, remaja, dewasa hingga
masa pasca usia reproduksi.
C. faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi ( terutama
kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan
ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses
reproduksi)
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya praktek-praktek
tradisional yang berdampak buruk pada ksehatan
reproduksi)
3. Faktor psikologis (dampaknya pada keretakan orang tua
pada remaja, deperesi karena ketidakseimbangan
hormonal)
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran
reproduksi pasca penyakit menular seksual, dsb)
Masalah kesehatan reproduksi ditinjau dari pendekatan suklus
kehidupan keluarga, meliputi :
1. Praktek tradisional yang 4. Mortalitas dan morbiditas ibu dan
berakibat buruk semasa anak- anak (sebagai kesatuan) selama
kehamilan, persalinan dan masa nifas
anak ( seperti mutilasi, yang diikuti dengan malnutrisi,
deskriminasi nilai anak, dsb) anemia, berat bayi lahir rendah.
2. Masalah kesehatan reproduksi 5. Infeksi saluran reproduksi yang
remaja (kemungkinan besar berkaitan dengan penyakit menular
seksual.
dumulai sejak masa kanak- 6. kemandulan, yang berkaitan erat
kanak yang seringkali muncul dengan infeksi saluran reproduksi dan
dalam bentuk kehamilan penyakit menular seksual.
remaja,kekerasan/pelecehan 7. Sindrom pre dan post menopause
seksual dan tindakan seksual dan peningkatan resiko kanker organ
yang tidak aman. reproduksi
8. Kekurangan hormon yang
3. Tidak terpenuhinya kebutuhan menyebabkan osteoporosisi dan
ber-KB, biasanya terkait dengan masalah ketuaan lainnya
isu aborsi tidak aman
Masalah kesehatan reproduksi mencakup area yang jauh
lebih luas dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Masalah reproduksi

a. Kesehatan, morbiditas b. Peranan atau


(gangguan kesehatan) dan kendali sosial
kematian perempuan yang budaya terhadap
berkaitan dengan masalah reproduksi.
kehamilan.

d. Tersedianya
c. Intervensi pelayanan kesehatan
pemerintah dan reproduksi dan
negara terhadap keluarga, serta
masalah reproduksi terjangkaunya secara
ekonomi

e. Kesehatan bayi dan f. Dampak


anak-anak terutama pembangunan
bayi dibawah umur ekonomi,
lima tahun industrialisasi dan
perubahan lingkungan
2. Masalah grender dan seksulaitas

a. Pengaturan negara terhadap masalah seksualitas,


maksudnya dalah peraturan dan kebijakan negara

b. Pengendalian sosio- budaya terhadap masalah seksualitas, bagaimana


norma-norma sosial yang berlaku .

c. Seksualitas dikalangan remaja.

d. Status dan peran


perempuan

e. Perlindungan terhadap perempuan pekerja.


3. Masalah kekerasan dan 4. Masalah penyakit yang
perkosaan terhadap perempuan ditularkan melalui hubungan
a. Kecenderungan pengguanaan seksual
kekerasan secara sengaja a. Masalah penyakit menular
kepada perempuan, seksual yang lama, seperti
perkosaan, serta dampaknya sipilis, dan honorhea
terhadap korban
b. Masalah penyakit menular
b. Norma sosial mengenai seksual yang relatif baru
kekerasan dalam rumah seperti clamydia, dan herpes
tangga, serta mengenai
berbagai tindakan kekerasan c. Masalah HIV/AIDS
terhadap perempuan d. Dampak sosial dan ekonomi
c. Sikap masyarakat terhadap dari penyakit menular seksual
kekerasan perkosaan terhadap e. Kebijakan dan program
pelacur pemerintah dalam mengatasi
d. Berbagai langkah untuk masalah tersebut
mengatasi masalah-masalah f. Sikap masyarakat terhadap
tersebut penyakit menular seksual.
5. Masalah pelacuran 6. Masalah sekitar teknologi
a. Demografi pekerja a. Terknologi reproduksi
seksual komersial atau dengan bantuan (
pelacuran inseminasi buatan dan
b. Faktor-faktor yang bayi tabung).
mendorong pelacuran b. Pemilihan bayi
dan sikap masyarakat berdasarkan jenis
terhadapnya. kelamin
c. Dampak terhadap c. Pelapisan genetik
kesehatan reproduksi, d. Keterjangkauan dan
baik bagi pelacur itu kesamaan kesempatan
maupun bagi e. Etika dan hukum yang
konsumennya dan berkaitan dengan
keluarganya masalah teknologi
reproduksi ini
D. Tujuan dan sasaran kesehatan
reproduksi
1. Tujuan Utama
Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran
kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk
kehidupan seksualitasnya sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya.
b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menetukan
kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan
c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari
perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan.
d. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang
berkaitan dengan proses reproduksi, berupa pengadaan informasi dan
pelayanan.
3. Sasaran

a. Penurunan 33% angka prevalensi anemia pada wanita

b. penurunan angka kematian ibu hingga 59%, semua wanita hamil mendapatkan akses
pelayanan prenatal.

c. peningkatan jumlah wanita yang bebas dari kecatatan/gangguan sepanjang hidupnya


sebesar 15% diseluruh lapisan masyarakat.

d. penurunan proporsi bayi berat lahir rendah (<2,5 Kg) menjadi kurang dari 100%

e. pemberantasan tetanus neonatarum (angka insiden diharapkan kurang dari satu kasus
per 1000 kelahiran hidup) disemua kabupaten.

f. semua individu dan pasangan mendapatkan akses informasi dan pelayanan


pencegahan kehamilan yang terlalu dini .

g. proporsi yang memanfaatan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan dan pengobatan


PMS minimal mencapai 70%
E. Pelayanan kesehatan reproduksi
Komponan intervensi pada kesehatan reproduksi di indonesia menjadi
lengkap, seperti :
1. Paket kesehatan reproduksi esensial
a. Kesejahteraan ibu dan Bayi
b. Keluarga berencana
c. Pencegahan dan penanganan ISR/PMS/HIV
d. Kesehatan reproduksi remaja

2. Paket kesehatan reproduksi komprehensif


Paket kesehatan reproduksi essensial + pencegahan dan penanganan
masalah usia lanjut.
Strategi kesehatan reproduksi menurut komponen pelayanan
kesehatan reproduksi komprehensif dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Komponen kesehatan ibu dan anak
2. Komponen keluarga berencana
3. Komponen pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi (ISR)
4. Komponen kesehatan reproduksi remaja
5. Komponen usia lanjut
E. Siklus kehidupan wanita

Balita

Remaja

Reproduksi

Perimenopause

Post Menopause

Anda mungkin juga menyukai