Penguji :
dr. Burhanudin Ichsan, M.Med. Ed, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP NY. S
DALAM PENATALAKSANAAN DAN MANAGEMENT
DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI
1) Identitas penderita
A Nama : Ny.S
N Umur : 53 tahun
A Jenis kelamin : Perempuan
M Pekerjaan : tidak bekerja
N Pendidikan : tidak lulus SD
E Agama : Islam
S Alamat : Gumpang, Sukoharjo
I Suku : Jawa
S
TAHAP II STATUS PENDERITA
A
N
A 2) Tanggal periksa : 13 Juni 2017
M
N
E 3) Keluhan Utama : tangan sering jimpe-jimpe
S
I
S
TAHAP II STATUS PENDERITA
A
N 4) Riwayat penyakit sekarang
A
M Keluhan tambah berat ketika pasien tidak meminum
N obat secara teratur dan membaik saat pasien
E beristirahat. Selain keluhan jimpe-jimpe pasien juga
S mengeluhkan kedua kaki bengkak sudah sekitar 6
I bulan, tapi terkadang kempes sendiri dan tanpa obat.
S
TAHAP II STATUS PENDERITA
A
N 4) Riwayat penyakit sekarang
A
M Sudah hampir 2 bulan terakhir keluhan bengkak pada
N kedua tungkai pasien tidak berkurang dan pasien
E tidak mau memeriksakan diri ke puskesmas dengan
S alasan tidak ada yang mengantar dan malas untuk
I antre di puskesmas.
S
TAHAP II STATUS PENDERITA
A
N
A 6) Riwayat kebiasaan
M
N Riwayat merokok : disangkal
E Riwayat minum minuman keras : disangkal
S Riwayat olah raga teratur : disangkal
I
S
TAHAP II STATUS PENDERITA
A
N 7) Riwayat penyakit keluarga
A
M Riwayat DM : disangkal
N Riwayat HT : diakui kakak dan adik pasien
E Riwayat jantung : disangkal
S Riwayat ginjal : disangkal
I Riwayat alergi : disangkal
S
TAHAP II STATUS PENDERITA
A 8) Riwayat gizi
N
A Pasien sehari-harinya makan sebanyak 2x, dengan
M nasi merah, sayur dan lauk pauk seperti telur, tahu,
N tempe, kadang-kadang pasien makan 1x sehari dan
E ditambah dengan buah. Pasien tidak suka ngemil
S atau minum manis setelah pasien tahu kalau
I memiliki sakit gula.
S
TAHAP II STATUS PENDERITA
A
N
Kepala : nyeri kepala (-), pusing (-), rambut hitam
A tidak rontok dan tidak mudah dicabut
M Leher : Leher terasa kaku/cengeng (-)
N
E
Sistem Gastrointestinal : nyeri perut (-), diare (-),
S sulit BAB (-)
I Sistem Respirasi : sesak (-), batuk (-), nyeri dada (-),
S
berdebar-debar (-)
S Sistem Urinaria : BAK (+) banyak saat malam hari,
I nyeri BAK (-)
S
T
Sistem muskuloskletal dan ekstremitas: jimpe-
E jimpe (+) pada kedua tangan, bengkak (+) pada
M ekstremitas bawah.
TAHAP II STATUS PENDERITA
P
E
Keadaan umum: tampak baik, compos mentis, gizi
M kesan cukup.
E Status gizi:
R
I
BB = 74 kg
K TB = 155 cm
S BMI = 30,80 kg/m2
A
A
Kesan = obesitas
N Tanda Vital:
TD : 180/90 mmHg
F
I
N : 88 x/m
S RR : 20 x/m
I T : 36.6 0C
K
TAHAP II STATUS PENDERITA
P
E Pemeriksaan Psikiatri
M
E
Penampilan : Perempuan sesuai umur,
R perawatan diri cukup
I Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
K
S
Afek : appropriate
A Psikomotor : normoaktif
A Proses pikir :
N
bentuk : realistik
F Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
I arus : koheren
S
I
Insight : baik
K
TAHAP II STATUS PENDERITA
P Pemeriksaan Neurologis
E
M
Fungsi Luhur : Dalam batas normal
E Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal
R Fungsi Sensorik : Dalam batas normal
I
K
n
S
A
A
N
F
I
S
I
K
TAHAP II STATUS PENDERITA
D
I
A Biologis : Diabetes Melitus dan Hipertensi
G
N
O Psikologis : -
S
I Sosial : Kondisi lingkungan dan rumah
S
cukup sehat, hubungan dengan tetangga
H berlangsung baik, pasien kurang peduli dengan
O penyakitnya, meskipun pasien mengetahui bahwa
L
I penyakitnya membutuhkan pengobatan dan harus
S rutin memeriksakan diri. Status ekonomi pasien,
T tingkat kesejahteraan pasien cukup.
I
K
TAHAP II STATUS PENDERITA
P
Non-medikamentosa
E
N Diabetes Melitus
A Pola hidup sehat
T Pengaturan diet seimbang karbohidrat, protein,
A lemak.
L
Pengaturan pola makan dengan 3J (Jumlah,
A
K Jadwal dan Jenis).
S Olahraga ringan seperi jalan santai, senam
A aerobic, bersepeda teratur.
N Mengurangi stress
A
Rajin melakukan pemeriksaan dan minum obat
A
N teratur
TAHAP II STATUS PENDERITA
P
E
N
A
T
Non-medikamentosa
A Hipertensi
L Diet rendah garam, rendah kolesterol
A Pola hidup sehat
K
Mengurangi stress
S
A Rajin melakukan pemeriksaan dan minum
N obat teratur
A
A
N
TAHAP II STATUS PENDERITA
P
E
N
A Medikamentosa
T
A
Diabetes Melitus
L Pasien mengkonsumsi Glimepiride 2
A mg 2x1
K
S Hipertensi
A Pasien mengkonsumsi Amlodipin 5 mg
N
A
2x1
A
N
TAHAP II STATUS PENDERITA
F
L
O
W
S
H
E
E
T
TAHAP II STATUS PENDERITA
F
L
O
W
S
H
E
E
T
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
F
U Fungsi Biologis :
N Merupakan nuclear family
G
S
I Fungsi Psikologis :
Hubungan serumah terjalin kurang baik. Dalam
H menyelesaikan masalah sangat jarang melakukan
O musyawarah. Istri dan suami merasa lebih nyaman
L
menyelesaikan masalah sendiri-sendiri tanpa
I
S membebani. Suami dan anak ketiga sangat jarang
T ada di rumah, Istri lebih sering di rumah sendirian.
I
K
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
F
U Fungsi Sosial : Pasien suka mengikuti kegiatan
N masyarakat dan komunikasi cukup baik, pasien
G sering datang ke posyandu lansia.
S
I
Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:
H Penghasilan keluarga sekitar. Rp. 4.000.000,- /
O bulan. Penderita sehari-harinya makan sebanyak
L
I 2x, dengan nasi, sayur dan lauk pauk seperti
S telur, tahu, tempe, kadang-kadang sekali sehari
T ditambah dengan buah. Pasien tidak suka ngemil
I
K dan minum manis.
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
F
U
N
G
S Kesimpulan:
I Keluarga Ny.S yang berbentuk nuclear
H
family, pasien sebagai ibu rumah tangga dan
O tidak bekerja, memiliki DM dan Hipertensi,
L perilaku kesehatan pasien kurang baik
I
S dengan kondisi psikososial cukup baik.
T
I
K
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
F
U
N
G
S
I
F
I
S
I Kesimpulan : Fungsi fisiologis Ny. S sama
O sekali tidak sehat, sangat memerlukan
L
O
banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan
G hubungan antar keluarga.
I
S
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
F
U
N
G
S
I
P
A
T
O
O
L
O
G
I
S
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
G
E
N
O
G
R
A
M
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
P
O
L
A
I
N
T
E
R
A
K
S
I
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
F
A
K
T
O
R
P
R
I
L
A
K
U
&
N
O
N
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
F
A
K
T
O
R
I
N
&
O
U
T
D
O
O
R
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
S
I
M
P
U
L
A
N
F
U
N
G
S
I
TAHAP III IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
P
R
I
O
R
I
T
A
S LAMPIRAN
M
A
S
A
L
A
H
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
P
R
I Masalah Medis
O Diabetes Melitus dan Hipertensi
R
I
T
A
Masalah Non Medis
S • Faktor perilaku :
M pasien malas untuk melakukan pemeriksaan
A rutin di puskesmas dengan alasan antri
S
A terlalu lama dan tidak ada yang
L mengantarkan ke puskesmas.
A
H
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
P
R
I Hubungan Prioritas Masalah dengan Hipertensi yang Diderita
O Ny. S
R Pasien memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tetapi pasien
I memiliki kesadaran dan pemahaman tentang penyakit yang di
T deritanya. Pasien sudah mengetahui dan sadar sejak 4 tahun yang
A lalu didiagnosis dengan diabetes melitus dan hipertensi. Pasien
S
mengerti kalau pasien harus memeriksakan dirinya teratur dan
M
meminum obat dengan rutin. Tetapi pasien sendiri tidak bisa
A berbuat banyak. Pasien setiap harinya di rumah sendirian, suami
S dan anak nomer 3 pasien berangkat kerja mulai dari pagi sampai
A dengan malam hari, sehingga pasien sangat jarang membagikan
L keluhannya dengan anggota keluarga yang lain.
A
H
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
P
R Hubungan Prioritas Masalah dengan
I
O Hipertensi yang Diderita Ny. S
R Pasien memiliki faktor resiko DM dan
I
T Hipertensi berupa obesitas sejak beliau muda
A sampai dengan saat ini. Saat muda dulu pasien
S
juga memiliki pola hidup yang tidak baik serta
M pasien juga memiliki riwayat keluarga kandung
A
S dengan hipertensi. Kemungkinan orang tua
A
L
pasien juga memiliki riwayat penyakit yang
A sama tetapi tidak terdiagnosis.
H
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
P
Hubungan Prioritas Masalah dengan Hipertensi yang
R
I Diderita Ny. S
O
R
I
Dikarenakan alasan diatas psien hampir tidak pernah
T memeriksakan kesehatan dirinya dan hanya meminum
A obat yang dibeli setiap bulan di apotek. Saat usia muda
S Ny.S juga menjalani pola hidup yang kurang baik, yaitu
jarang berolahraga, suka mengkonsumsi gorengan dan
M
A makanan asin, serta manis yang dapat menjadi faktor
S risiko terjadinya DM dengan hipertensi (ADA, 2015).
A Asupan makanan yang banyak mengandung kadar glukosa
L yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
A
H
kadar glukosa darah.
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
P
R Hubungan Prioritas Masalah dengan Hipertensi yang
I
O
Diderita Ny. S
R
I
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang
T
A timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena
S adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
penurunan sekresi insulin yang progresif. Diabetes
M
A melitus merupakan suatu kelompok penyakit
S metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
A
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
L
A atau kedua-duanya (Perkeni, 2015).
H
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
P
R
I
O Hubungan Prioritas Masalah dengan Hipertensi yang
R Diderita Ny. S
I Penyandang diabetes melitus mempunyai risiko 2 kali
T
A
lebih besar untuk mengalami penyakit jantung
S koroner dan penyakit pembuluh darah otak, 5 kali
lebih mudah menderita ulkus/gangren, 7 kali lebih
M
A
mudah mengidap gagal ginjal terminal, dan 25 kali
S lebih mudah mengalami kebutaan akibat kerusakan
A retina daripada pasien non diabetes (Perkeni, 2015).
L
A
H
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
P
R
I
O Hubungan Prioritas Masalah dengan Hipertensi yang
R
I Diderita Ny. S
T
A Kondisi hiperglikemia yang berkembang secara
S
bertahap dan pada tahap-tahap awal dan sering
M tidak cukup berat bagi pasien (ADA, 2015). Secara
A fisiologi terjadinya peningkatan tekanan darah
S
A
seperti digambarkan pada bagan dibawah ini :
L
A
H
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
M
A
S
A
L
A
H
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
P
R Hubungan Prioritas Masalah dengan Hipertensi yang
I
O Diderita Ny. S
R Pada individu tanpa diabetes, nitrit oksida membantu
I menghambat atherogenesis dan melindungi
T
A pembuluh darah. Namun bioavailabilitas pada
S endothelium yang diperoleh dari nitrit oksida
diturunkan pada individu dengan diabetes mellitus.
M
A Hiperglikemia menghambat produksi endothelium,
S mesintesis aktivasi dan meningkatkan produksi
A superoksid anion yaitu sebuah spesies oksigen reaktif
L
A yang merusak formasi nitrit oksida.
H
TAHAP IV HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH
P
R Hubungan Prioritas Masalah dengan Hipertensi yang
I Diderita Ny. S
O Tatalaksana menurut ADA tahun 2015 penderita diabetes
R disarankan memulai terapi farmakologis untuk menurunkan
I tekanan darah pada tekanan darah sistolik (SBP) ≥140 mmHg
T
atau tekanan darah diastolik (DBP) ≥80 mmHg dan memberi
A
S
terapi hingga target SBP kurang dari 140 mmHg dan target DBP
kurang dari 80 mmHg (ADA, 2015). Kontrol tekanan darah ketat
M pada penderita hipertensi dengan diabetes tipe 2 menghasilkan
A penurunan bermakna risiko kematian terkait diabetes,
S komplikasi diabetes, perkembangan menjadi retinopati
A diabetes, perburukan tajam visus (Njoto, 2014). Selain itu
L tatalaksanan non-farmakologi juga dilakukan bertujuan untuk
A mengurangi morbiditas dan mortalitas.
H
TAHAP VA SIMPULAN (DIAGNOSIS HOLISTIK)
Diagnosis Psikologis : -
R
E Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani
H secara teratur (3-5 hari seminggu selama sekitar
A 30-45 menit , dengan total 150 menit perminggu,
B dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari
I berturut-turut. Latihan jasmani yang dianjurkan
L berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik
I dengan intensitas sedang (50-70% denyut jantung
T maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda santai,
A jogging, dan berenang. Denyut jantung maksimal
T dihitung dengan cara = 220-usia pasien.
I
F
TAHAP VB SARAN ( KOMPREHENSIF)
R
E
H Terapi farmakologis diberikan bersama
A
B
dengan pengaturan makan dan latihan
I jasmani (gaya hidup sehat).
L Metformin 500 mg 3 x 1
I Glimepiride 2 mg 2 x 1
T Captopril 12.5 mg 1 x 1
A
T
I
F
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP NY. S
DALAM PENATALAKSANAAN DAN MANAGEMENT
DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI
TAHAP I
TAHAP II
TAHAP III
TERIMA KASIH
TAHAP IV
TAHAP VA
TAHAP VB