Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH EJAAN

KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA: M.HAKIM WINDRA
ZIKIR MAULANA PUTRA
AFIQA DHAIFINA
NIZRINA YUNDA PUTRI
NANDA ANSHAR
JEFRY ANJAS RAINTAMA
MUHAMMAD RISKY
Pengertian Ejaan
■ Ejaan bisa kita anggap peraturannya tulis menulis. Maksudnya adalah
sebuah peraturan yang mana bunyi-bunyi yang diucapkan bagaimana bisa
disimbolkan dalam bentuk lambang bunyi tersebut beserta menentukan
pemisahan dan penggabungan bahasa tersebut.
■ Simpelnya adalah aturan tentang penulisan dan pemakaian huruf, kata,
unsur serapan, dan tanda baca.
Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia di
Abad 7
■ Ejaan bahasa Indonesia sudah digunakan semenjak kerajaan Sriwijaya
berdiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya prasasti yang
bertulisan bahasa Melayu kuno dengan menggunakan huruf Pallawa yang
sudah dipengaruhi bahasa Sansekerta.
■ Di abad itu juga sudah lahir bahasa Jawa namun belum menggunakan
huruf latin dalam penulisannnya.
■ Melayu kuno begitu cepatnya perkembangannya di sana, karena para
pedagang baik dari asing maupun lokal sama-sama menggunakan bahasa
Melayu kuno dalam bertransaksi.
■ Seiring berjalannya waktu dan masuknya budaya asing yang dibawa oleh
para pedagang dari luar, bahasa Melayu juga mengalami perubahan dalam
pengejaannya.
■ Bahasa melayu kemudian di tulis dengan menggunakan Arab sehingga
lahirlah huruf Arab-Melayu. Kemudian banyak karya sastra berhuruf
Arab-Melayu yang secara resmi digunakan untuk panduan ejaan dan
penulisan sebelum digunakannya huruf latin.
■ Kemudian ada tokoh dari Belanda yaitu Pigafetta, de Houtman, Casper
Wiltens, Sebastianus Dancaert dan Joannes Roman yang mulai menulis
dan mengeja bahasa Melayu tersebut dengan menggunakan huruf latin.
■ Memasuki abad ke 20, masyarakat Indonesia mulai menaruh perhatian
serius terhadap ejaan tersebut, dari lahirnya ejaan Ophuijsen sampai EYD
yang kita kenal sampai sekarang, berikut materinya.
Sejarah Ejaan Ophuijsen
■ Pada tahun 1901, Charles Van Ophuijsen seorang ahli dari Belanda berhasil
mengumpulkan dan merevisi ejaan dari ejaan abad ke7, kemudian dinamakan dengan
Ejaan Van Ophuijsen sesuai dengan bukunya yang berjudul kitab loegat Melayou.
Ciri-ciri Ejaan Van Ophuijsen:
1.Modelnya hanya dimengerti oleh orang Belanda
2.Menggunakan huruf latin
3.Bunyi huruf dan kata mirip logat belanda
4.Huruf j mewakili bunyi ‘y’, contonya jang, pajang, sajang
5.Huruf oe mewakili bunyi ‘u’, contohnya doeloe, goeroe, itoe
6.Masih ada pengaruh arab, misalnya ada koma ‘ain dan tanda trema seperti ma’moer,
dinamaï
7.huruf hidupnya jika ada titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö menandakan kalau dibaca
sebagai satu kata
8.menggunakan huruf tj untuk menuliskan kata: tjinta, tjoekoer, pantjar
9.menggunakan huruf dj untuk menuliskan kata: moedjoer, djoedjoer, wadja
Sejarah Ejaan Soewandi
■ 37 tahun kemudian tepatnya 1938 Masehi, diadakanlah kongres Bahasa
Indonesia di Solo membahas tentang rencana penyempurnaan ejaan Van
Ophuijsen. Penyempurnaan tersebut berhasil diselesaikan dan dinamakan
Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik.
■ Ejaan tersebut diresmikan berdasarkan Putusan Menteri Pengadjaran
Pendidikan dan Kebudajaan pada 15 April 1947 dalam penetapan
perubahan ejaan baru dan mulai berlaku semenjak penetapan tersebut.
Berikut beberapa revisi ejaan yang
dirubah:
Tidak hanya itu, berikut beberapa
Van Ophuijsen 1901 Soewandi 1947 perubahan pada ejaan Soewandi:
■ Tanda petik dihilangkan dan
menggunakan huruf k untuk
Boekoe buku menggantikannya, contohnya ra’yat
menjadi rakyat
ma’lum maklum
■ Diperbolehkan menulis dengan angka
’adil adil 2 untuk kata ulang, contohnya
bermain-main menjadi ber-main2
mulai mulai ■ Tanda trema dihilangkan. Misalnya:
taät menjadi taat
masalah masalah
■ Penghilangan garis diatas huruf e
tida’ tidak yang sebelumnya untuk membedakan
contohnya kata sehat dan beras
pende’ pendek ■ Penghilangan e pepet, contohnya
yang tadinya sastera menjadi sastra.
Sejarah Ejaan Pembaharuan Sejarah Ejaan Melindo
➡Di tahun 1954 dilakukan kembali ■ ➡Tahun 1956 diadakan kembali
revisi dengan diadakannya kongres kongres di Singapura dengan sebab
bahasa Indonesia II di Medan. Berikut penilaian Ejaan Pembaharuan yang
beberapa keputusan Menteri Pendidikan belum praktis. Mereka kemudian
dan Kebudajaan pada saat itu, Mr. Muh. merevisi konsep ejaan tersebut
Yamin. menjadi ejaan bahasa Indonesia di
1.Ejaan sedapat-dapatnya Indonesia. Akhirnya lahirlah
menggambarkan satu fonem dengan satu konsep Ejaan Melindo(Ejaan
huruf Melayu-Indonesia).
2.Penetapan ejaan hendaknya dilakukan
oleh satu badan yang kompeten
3.Ejaan itu hendaknya praktis tetapi
tetap ilmiah.
Dari kongres tersebut akhirnya
menghasilkan nama Ejaan
Pembaharuan.
Sejarah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD)
Karena terjadinya perselisihan dengan Malaysia, akhirnya Pada tahun 1972 diadakanlah
pertemuan antara Menteri Pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn dengan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mashuri.Mereka berunding dan mendapatkan
beberapa hasil kesepakatan, berikut poin-poinnya:
■ 1.berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972, berlaku sistem ejaan
Latin bagi bangsa Malaysia dan Indonesia.
■ 2.Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972 melahirkan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) yang merupakan revisi dari Ejaan Suwandi atau ejaan
Republik.
■ 3.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku “Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.
■ 4.Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor
0196/U/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan” dan “Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.
Perbedaan EYD Dengan Ejaan
Sebelumnya
Berikut beberapa perbedaan EYD yang merupakan
Ejaan sekarang dengan Ejaan terdahulu:
■ Adanya huruf ‘c’ yang menggantikan huruf ‘tj’
■ adanya huruf ‘j’ untuk menggantikan huruf ‘dj’
■ adanya huruf ‘ch’ untuk menggantikan huruf
‘ch’, contohnya achir menjadi akhir
■ adanya huruf ‘y’ untuk menggantikan huruf ‘j’
■ adanya huruf ‘ny’ untuk menggantikan huruf
‘nj’
■ adanya huruf ‘sy’ untuk menggantikan huruf
‘sj’
■ adanya huruf ‘j’ untuk menggantikan huruf ‘dj’
Beberapa ketetapan baru:
■ Memasukkan huruf f, v, dan z dalam huruf resmi bahasa Indonesia yang mana huruf tersebut
berasal dari bahasa asing
■ Awalan “di-” dan kata depan “udi” dibedakan penulisannya. Kata depan “di” pada contoh di
rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara “di-”
pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
■ Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai
penanda perulangan.
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:
■ Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
■ Penulisan kata.
■ Penulisan tanda baca.
■ Penulisan singkatan dan akronim.
■ Penulisan angka dan lambang bilangan.
■ Penulisan unsur serapan.
Fungsi diadakannya Ejaan Bahasa Indonesia
■ Keberadaan ejaan terhadap suatu bangsa perannya sangat penting.
Dengan dibuatkannya Ejaan, maka suatu bangsa memiliki suatu landasan
untuk pembakuan tata bahasa, kosakata dan peristilahan.
■ Zaman sekarang seiring canggihnya teknologi juga memungkinkan
masuknya unsur-unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia, nah
fungsi ejaan sendiri adalah sebagai penyaring.

Anda mungkin juga menyukai