Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

PERITONITIS

Riri Anggreini

Pembimbing :
dr. Bernad Sp.B
BAB I
PENDAHULUAN

Peritonitis merupakan suatu kejadian mengancam


nyawa yang umumnya disertai
adanya bacteremia dan sindrom sepsis.

Tingkat mortalitas dari peritonitis yang terasosiasi


dengan perforasi ulkus, appendiks, dan
diverticulum dibawah 10% pada pasien tanpa
riwayat penyakit penyerta, namun tingkat mortalitas
sampai 40% dilaporkan pada pasien geriatrik,
pasien dengan riwayat penyakit penyerta, dan
apabila peritonitis sudah berlangsung lebih dari 48
jam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Peritonitis sendiri didefinisikan sebagai adanya


peradangan pada peritoneum baik lokal atau difus
(generalisata) dari lokasinya, akut atau kronik
dari natural history, dan infectious atau aseptik dari
patogenesisnya.
PRIMER KLASIFIKASI TERSIER

merupakan peradangan
SEKUNDER Adanya peritonitis
pada peritoneum yang
persisten atau rekuren
penyebabnya berasal
setelah penanganan
dari ekstraperitoneal dan
yang adekuat terhadap
umumnya
peritonitis primer atau
dari hematogenous
Peritonitis sekunder sekunder
dissemination
adalah peritonitis akibat
hilangnya integritas dari
traktus gastrointestinal
yang umumnya
disebabkan perforasi
traktus gastrointestinal
karena organ intra-
abdomen yang terinfeksi.
EPIDEMIOLOGI

Data mengenai tingkat insidensi


peritonitis sangat terbatas, namun yang
pasti diketahui adalah diantara seluruh
jenis peritonitis, peritonitis sekunder
merupakan peritonitis yang paling
sering ditemukan dalam praktik klinik.
Hampir 80% kasus peritonitis
disebabkan oleh nekrosis dari traktus
gastrointestinal
ETIOLOGI

Pada peritonitis primer, etiologi terjadinya


peritonitis tidak berasal dari traktus gastrointestinal
(infeksi yang nantinya terjadi tidak berhubungan
langsung dengan gangguan organ gastrointestinal),

sedangkan pada sekunder ditemukan adanya


kerusakan integritas traktus (perforasi) tersebut baik
akibat strangulasi maupun akibat infeksi. Pada
peritonitis sekunder terjadi kontaminasi rongga
peritoneum yang steril terhadap mikroorganisme
yang berasal dari traktus gastrointestinal
PATOFISIOLOGI

Kerusakan integritas dari traktus gastrointestinal


terjadi pada beberapa kondisi, seperti appendisitis perforasi,
perforasi ulkus peptikum (gaster atau duodenum), perforasi
colon (sigmoid) karena diverticulitis, sampai volvulus,
kanker, dan strangulasi (hernia inguinalis, femoralis, atau
obturator).
Akibat kontaminasi tersebut, flora normal usus
seperti Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae (serta
bakteri gram negatif dan anaerobik lainnya) masuk dalam
rongga peritoneum, menyebabkan reaksi peradangan
seperti yang mengaktifkan seluruh mekanisme pertahanan
peritoneum (dari eliminasi mekanik sampai pembentukan
eksudat), terjadi (bakteremia) yang pada akhirnya dapat
berlanjut menjadi sepsis, sepsis berat, syok sepsis, dan
MODS (Multiple Organ Dysfunction Syndrome).
MANIFESTASI KLINIS

Pada manifestasi lokal ditemukan


adanya nyeri perut hebat, nyeri tekan seluruh
lapang abdomen (pada peritonitis
umum), rebound tenderness, adanya muscle
guarding atau rigidity (perut papan), dan
manifestasi klinis akibat ileus paralitik (distensi
abdomen, penurunan bising usus),
sedangkan pada tanda klinis sistemik
dapat ditemukan adanya demam, takikardia,
takipnea, dehidrasi, oliguria, disorientasi, dan
syok (manifestasi SIRS).
DIAGNOSIS

ANAMENESIS -Berdasarkan gejala


- riwayat penyakit sekarang
-Riwayat operasi abdomen sebelumnya
PEM.FISIK - Pada peritonitis primer patut dicurigai pada
pasien-pasien dengan tanda klinis asites dan
riwayat penyakit liver kronis (terutama sirosis
hepatis)
PEM.PENUNJANG
DIAGNOSIS

ANAMENESIS

PEM.FISIK Pada pemeriksaan fisik ditemukan


keadaan pasien sakit berat, dengan temuan
tanda-tanda SIRS (tanda sistemik), dan tanda-
tanda lokal seperti dijelaskan pada manifestasi
PEM.PENUNJANG
klinis. Pada tanda-tanda lokal dapat dicari point
of maximal tenderness (daerah dimana terjadi
iritasi maksimal dari peritoneum) untuk
menentukan lokasi proses patologis awal
(etiologi dari peritonitis).
Pemeriksaan colok dubur umumnya
akan menunjukan adanya nyeri pada seluruh
lokasi
DIAGNOSIS

ANAMENESIS

PEM.FISIK

PEM.PENUNJANG
• pemeriksaan darah lengkap dengan hitung
jenis (ditemukan leukositosis,
• kimia darah dapat ditemukan kelainan seperti
peningkatan ureum dan kreatinin (tanda syok
hipovolemik atau sepsis berat),
• Radilogy
TATALAKSANA

Penanganan pada peritonitis primer


mencakup pemberian antibiotik broad
spectrum, seperti sefalosporin generasi ke-3
(cefotaxime intravena 3x 2 gram atau
ceftriaxone 1×2 gram), penicillin/?-lactamase
inhibitor (piperacillin/tazobactam 4x 3,375 gram.
penanganan peritonitis sekunder
adalah tindakan pembedahan dan bersifat life-
saving.
PROGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai